Sabtu, 11 Mei 2019
Hari Biasa Pekan III Paskah
Pernyataan pertama mengenai Ekaristi, memisahkan murid-murid-Nya dalam
dua kelompok, sebagaimana juga penyampaian mengenai sengsara-Nya
menimbulkan reaksi menolak pada mereka: "Perkataan ini keras, siapakah
sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60). Ekaristi dan salib adalah
batu-batu sandungan. Keduanya membentuk misteri yang sama, yang tidak
berhenti menjadi sebab perpecahan. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
(Yoh 6:67). Pertanyaan Tuhan ini bergema sepanjang masa; melalui
pertanyaan ini cinta-Nya mengundang kita, supaya mengakui bahwa hanya
Dialah memiliki "perkataan hidup kekal" (Yoh 6:68) dan bahwa siapa yang
menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh iman, menerima Dia sendiri.
(Katekismus Gereja Katolik, 1336)
Antifon Pembuka (lih. Kol 2:12)
Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama
dengan Dia pula berkat kepercayaan kita akan kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Kristus dari alam maut. Alleluya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahabaik, dalam pembaptisan Engkau memberi hidup baru bagi
orang yang percaya kepada-Mu. Lindungilah kami semua, yang dilahirkan
kembali dalam Kristus dan dibebaskan dari kesesatan. Semoga kami semakin
setia memelihara rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:31-42)
"Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus."
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea,
Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan
hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh
pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan
keliling, mengadakan kunjungan kemana-mana. Dalam perjalanan itu ia
singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya
seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat
tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus
menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika
itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat
dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid
perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu
banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia
sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di
ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid
mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya
dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.” Maka berkemaslah
Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana,
ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya.
Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan
pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh
mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kmudian ia berpaling ke
mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka
matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus
memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil
orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka,
bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan
banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus
tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon,
seorang penyamak kulit.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?
Ayat. (Mzm 116:12-13.14-15.16-17; Ul: 1Kor 10:lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku
akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang
dikasihi-Nya.
3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau
telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur
kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:63b.68b)
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:60-69)
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal."
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari
murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?” Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka,
“Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau
kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna!
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi
di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia
berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun
dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi
mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah
kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan,
kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup
yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus
dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Akal budi memampukan
manusia untuk berpikir secara jernih. Berkat akal budinya, manusia bisa
membedakan antara yang baik dan yang jahat. Lebih dari itu, manusia bisa
mengambil keputusan dengan benar, tepat dan bijaksana. Misalnya, dalam
hal mengikuti Kristus. Menjadi pengikut Kristus adalah sebuah keputusan
iman. Artinya, seorang pengikut Kristus mesti siap sedia melaksanakan
kehendak-Nya, walau terasa berat. Percakapan tentang Roti Hidup membawa banyak pengikut Yesus meninggalkan Dia. Yesus lalu menantang keduabelas Rasul-Nya apakah mereka juga mau pergi. Petrus, atas nama para Rasul lainnya, menyatakan iman. Pada hari ini Yesus
juga bertanya hal yang sama kepada kita. Maka, saatnya kita mulai
bertanya pada diri kita sendiri, "Mengapa aku masih di sini?" Apakah
sekadar karena aku terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas
dan kemudahan yang kudapatkan? Apakah hanya untuk menjaga suasana damai
dalam keluarga yang semuanya Katolik? Kalau masih semacam itu alasannya,
barangkali akhirnya kita pun akan seperti para murid yang meninggalkan
Yesus. Kalau kita ingin bisa berkata seperti
Petrus dan para rasul yang setia, "Tuan, kepada siapa kami akan pergi?
Sabda-Mu adalah sabda hidup abadi!" maka kita perlu menghayati dan
menghidupi Sabda Tuhan, serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati.
Antifon Komuni (Yoh 17:20-21)
Tuhan bersabda, "Ya Bapa, Aku
berdoa bagi mereka, semoga mereka bersatu dalam Kita, agar dunia
percaya, bahwa Engkau telah mengutus Aku." Alleluya.
Doa Malam
Tuhan Yesus, buatlah aku
setia untuk hidup dalam iman kepercayaan kepada-Mu, walau rintangan
selalu ada. Sebagaimana roti yang dipecah-pecah bagi banyak orang, aku
percaya bahwa Engkau selalu memberi jalan yang terbaik bagiku untuk
berbagi dengan sesama. Semoga pengalaman iman akan Ekaristi di mana
Engkau memberikan Diri-Mu bagiku, aku pun siap berbagi dengan sukacita
dengan orang-orang sekitarku. Amin.
RENUNGAN PAGI