| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 18 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Sabtu, 18 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Benda-benda yang digunakan dalam ibadat ilahi harus memiliki nilai seni yang pantas, tetapi ingatlah bahwa ibadat bukan untuk seni, melainkan seni untuk ibadat.” — St. Josemaria Escriva 
   
Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)

Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah memanggil kalian dari kegelapan ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Alleluya.

O chosen people, proclaim the mighty works of him who called you out of darkness into his wonderful light, alleluia.

Doa Pembuka


Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu atas Nabi yang paling agung, Yesus, Sabda-Mu yang hidup, yang telah berbicara kepada kami. Semoga Roh-Nya mendorong kami untuk mempersembahkan diri kepada-Mu demi keselamatan dan kesejahteraan sesama, agar dengan demikian dapat menemukan hidup. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Pewartaan Paulus dan Barnabas di Antiohkia ditolak oleh orang-orang Yahudi, sehingga mereka berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Justru pewartaan mereka diterima oleh bangsa-bangsa lain dan tersebar dengan cepat. Akhirnya, Paulus dan Barnabas diusir dari Antiokhia oleh orang-orang Yahudi di sana.
 

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)
  
"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
   
Waktu Paulus berada di Antiokhia di Pisidia pada hari Sabat datanglah hampir seluruh warga kota, berkumpul di rumah ibadat Yahudi untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota Antiokhia itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:31b-32)
Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.

Setelah sekian lama mengikuti Yesus, Filipus meminta Yesus menunjukkan Bapa kepadanya. Yesus menjawab, barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. Artinya, Yesus dan Bapa adalah satu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:7-14)
  
"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."
   
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

 
Allah Bapa dan Allah Putra itu satu. Bapa di dalam Putra, dan Putra di dalam Bapa. Segala kuasa telah Bapa serahkan kepada Putra-Nya. Persatuan ilahi ini sungguh menjadi misteri keselamatan Allah. Yesus membuka pikiran dan hati Filipus. Yesus mengajak Filipus dan murid lain untuk memahami misteri keselamatan ini dengan hati, bukan dengan otak. Hati yang tulus ikhlas akan melihat dan merasakan kehadiran Tuhan lewat karya-karya-Nya. Allah hadir dalam peristiwa hidup sehari-hari.

Antifon Komuni (Yoh 17:24)

Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, alleluya.

Father, I wish that, where I am,those you gave me may also be with me, that they may see the glory that you gave me, alleluia.

Doa Malam

Allah Yang Maharahim, aku bersyukur atas segala yang Kauberikan kepadaku setiap hari. Tambahkanlah iman kepercayaanku sehingga aku dapat membagikan kepada orang lain apa yang ada padaku dan dibutuhkan oleh sesama di sekitarku. Amin.
   
  
RUAH

Jumat, 17 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Jumat, 17 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Misteri sengsara Yesus disembunyikan dalam roti yang terbuat dari gandum tanah. Tepung, gandum yang sudah digiling, melambangkan kematian dan kebangkitan gandum. Yesus sendiri menyatakan misteri terdalam ini ketika Ia bersabda: ‘Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji sata: tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah’ (Yoh 12:24). Dalam proses ditampi dan dipanggang, gandum kembali membawa dalam dirinya misteri sengsara yang sama. Hanya melalui kematian, datanglah kebangkitan: buah datang dan demikianpun kehidupan baru. Namun, anggur juga berbicara mengenai sengsara: pokok anggur harus berulang kali dipangkas untuk memuluskan pertumbuhannya. Anggur harus matang di bawah matahari dan pertumbuhannya. Anggur harus matang di bawah matahari dan hujan dan harus diperas: hanya melalui sengsaralah anggur yang baik menjadi matang.” (Paus Benediktus XVI, Homili Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, 15 Juni 2006)

Antifon Pembuka (Why 5:9-10)

Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu dari setiap suku, bahasa, rakyat, dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa, alleluya.

You have redeemed us, Lord, by your Blood, from every tribe and tongue and people and nation, and have made us into a kingdom, priests for our God, alleluia.

Doa Pembuka

Allah Bapa pokok kebebasan dan keselamatan kami, Engkau telah menebus kami dengan darah Putra-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, supaya kami memperoleh hidup dalam diri-Mu dan menikmati keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:26-33)
   
 
"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."

Dalam perjalanannya Paulus sampai di Antiokhia di Pisidia. Di rumah ibadat Yahudi di sana Paulus berkata, "Hai saudara-saudaraku baik yang termasuk keturunan Abraham maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan sudah disampaikan kepada kita. Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Yesus, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Yesus dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.
Ayat. (Mzm 2:6-7.8-9.10-11)
1. "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."
2. "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
3. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa, dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-6) 
 
"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup."

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana." Kata Tomas kepada-Nya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?" Kata Yesus kepada-Nya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
  
   
 Beberapa hari ini kita merenungkan perikop Injil Yohanes, yang menjabarkan berbagai gambaran akan Kristus. Kristus digambarkan sebagai gembala yang baik (Yoh 10:11,14) dan umat beriman digambarkan sebagai kawanan domba dalam sebuah kandang. Yesus juga digambarkan sebagai pintu kepada domba-domba itu (Yoh 14:7,9). Pada hari ini kita diajak untuk merenungkan kelanjutannya, yaitu bahwa Yesus bukan hanya adalah pintu, tetapi juga adalah jalan. Sebuah jalan untuk diikuti dalam menempuh kehidupan kita. Ada banyak jalan terpampang di hadapan kita, mungkin jalan-jalan itu nampak menarik, lebih menguntungkan, tetapi jika itu bukan Yesus, jalan  itu tidak benar. “Jalan satu-satunya adalah Yesus, Ia adalah Pintu, Ia adalah Jalan,” demikian kata Paus Fransiskus. Dalam homilinya tentang perikop ini, Paus mengatakan, “Sejumlah dari kalian mungkin berkata: “Bapa, engkau adalah seorang fundamentalis!” Bukan. Sederhananya, inilah yang dikatakan Yesus: ‘Akulah pintu. Akulah jalan’. Ia memberikan kehidupan kepada kita. Sederhana. Ini adalah sebuah pintu yang indah, pintu kasih, sebuah pintu yang tidak menipu, yang tidak salah. Ia yang selalu mengatakan kebenaran, tetapi dengan kelemahlembutan dan cinta kasih…” (Paus Fransiskus, Homili, 23 April 2013).
   
St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.” (St. Agustinus, In Ioann. Evang., 66,2) Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Dewasa ini, ada beberapa pihak yang berusaha mengubah kebenaran tentang perkataan Yesus tersebut. Bukannya berpegang teguh pada kebenaran bahwa hanya terdapat satu jalan kepada keselamatan, yaitu Yesus Kristus yang adalah “Jalan, Kebenaran dan Hidup”, mereka malah menciptakan suatu ilusi bahwa ada banyak jalan menuju keselamatan.
  
Kesesatan pengajaran ini akhirnya melahirkan mentalitas “semua agama sama saja, sama-sama membawa seseorang kepada Tuhan”; “semua agama sama-sama mengajarkan hal yang baik”, atau “semua agama itu sama benarnya”. Sebuah pola pikir yang sangat bertentangan dengan perkataan Kristus sendiri. Kesesatan yang jahat ini – entah disadari atau tidak disadari oleh mereka yang mengajarkannya – sebenarnya merupakan pengulangan kesesatan yang disebut indiferentisme, yang sudah dikecam oleh Paus Gregorius XVI dalam ensiklik Mirari Vos. Tidakkah hal ini mengingatkan kita pada hasutan si ular yang seakan-akan memberikan jaminan keamanan bagi manusia pertama, namun di balik itu sebenarnya ia hendak mengubah pola pikir manusia akan perintah Allah yang telah dinyatakan dengan jelas dan pasti?. Hanya melalui Yesus, manusia dapat masuk ke kedamaian kawanan dan keluar ke kebahagiaan padang rumput yang hijau. Bagi kita orang Katolik, pemahaman Yesus sebagai Gembala sejati, yang menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan menjaga kita dari segala marabahaya, serta sebagai Pintu, yang menjadi jalan satu-satunya menuju Kerajaan Allah, harus berurat-berakar kuat di dalam iman kita. Hanya dengan mengimani Yesus seperti itulah, kita akan bertahan dari segala godaan pencuri dan penyamun.   (RENUNGAN PAGI, sebagian disarikan dari Luxveritatis7.wordpress.com)

Antifon Komuni (Rm 4:25)

Kristus, Tuhan kita diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita, alleluya.

Christ our Lord was handed over for our transgressions and was raised again for our justification, alleluia. 

Seri Katekismus ARTINYA KATOLIK


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 234

Seri Katekismus
ARTINYA KATOLIK

Syalom aleikhem.
Gereja kita bernama “Gereja Katolik”. Tahukah anda apa arti kata “katolik”? Katolik, sebelum menjadi sebuah nama, adalah kata sifat. Katolik itu suatu sifat. Kata itu berarti “merangkul semua”. Juga, berarti “seluruhnya” atau “lengkap”. Sebagai kata yang ditinjau dari asal-muasalnya, katolik itu suatu sifat yang merangkul keseluruhan.

Belum terlalu jelas? Mari perdalam. Santo Ignasius dari Antiokhia dalam suratnya kepada Gereja Smirna mengatakan, “Di mana ada Yesus Kristus, di situ ada Gereja Katolik”. Memang, pernyataan ini belum merujuk pada katolik sebagai nama, melainkan sebagai sifat, yaitu bahwa Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik – waktu itu benar-benar utuh dalam kesatuan, belum ada perpecahan – merangkul seluruh bangsa.

Katolik: Merangkul Segala Suku dan Bangsa

Hal itu terbukti sejak dari Pentakosta. Gereja Kristus sudah katolik sejak hari Pentakosta. Silakan dilihat betapa banyaknya orang dari aneka suku dan bangsa yang mendengarkan pewartaan Para Rasul yang diwakili oleh Rasul Santo Petrus yang bicara di depan umum. Kitab Kisah Para Rasul mencatat suku dan bangsa itu satu demi satu. Dan, mereka itu menerima ajaran yang disampaikan Rasul Petrus, lalu mereka – dari berbagai suku dan bangsa – dibaptis. Gereja memang sudah katolik sejak hari lahirnya.

Itulah alasannya mengapa sering disebut Pentakosta adalah hari lahir Gereja Katolik – nama lengkapnya: Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. Gereja Katolik menerima kepenuhan sarana keselamatan, yaitu pengakuan iman yang benar dan utuh, kehidupan sakramental yang lengkap, dan tugas pelayanan yang tertahbis dalam suksesi apostolik.

Sekali lagi, Gereja kita disebut Gereja Katolik karena sejak mula lahirnya, yaitu hari Pentakosta, sudah merangkul di dalam dirinya pelbagai suku dan bangsa yang waktu itu mendengarkan pewartaan dari Para Rasul. Sejak hari lahirnya, Gereja Katolik bukan gereja kesukuan atau kebangsaan, bukan gereja milik suku atau bangsa tertentu, melainkan gereja “milik” seluruh dunia. Sejak hari lahirnya, Gereja Katolik sudah benar-benar katolik, dalam arti bersifat merangkul seluruhnya.

Kekatolikan itu tampak juga dalam pengakuan iman yang benar dan utuh. Benar artinya sesuai dengan iman Para Rasul yang diterima dari Yesus Kristus. Utuh artinya tak memilih bagi dirinya apa yang cocok saja, segala yang diajarkan Para Rasul itulah yang diteruskan. Semuanya terjaga dan lestari oleh suksesi apostolik. Kepemimpinan Para Rasul diteruskan oleh orang-orang yang dipercaya dan ditunjuk untuk menggantikan peran dan karya mereka.

Katolik: Diutus kepada Segala Suku dan Bangsa

Gereja bersifat katolik juga karena diutus kepada seluruh umat manusia. Semua orang dipanggil menjadi Umat Allah yang baru. Karena itu, Gereja Katolik harus disebarluaskan ke seluruh dunia.

Begitulah secara singkat padat artinya katolik: pertama, Gereja sudah katolik karena sejak hari lahirnya sudah memiliki anggota dari aneka suku dan bangsa; kedua, Gereja diutus kepada seluruh suku dan bangsa di dunia.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 830 – 831

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 16 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Kamis, 16 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah

“Yesus yang bangkit, setelah menampakkan diri kepada para rasul, lalu menampakkan diri kepada St. Thomas yang tidak percaya bahwa Dia telah bangkit, dan Dia bersabda kepadanya: ‘Lihatlah tangan-Ku, dan taruhlah jarimu di sini. Ulurkan tanganmu dan taruhlah di lambung-Ku. Jangan ragu-ragu lagi, tetapi percayalah!’ (Yoh 20:27). Mendengar Sang Sabda dan menerima tubuh Tuhan dengan cara ini, kita pun dapat menatap Tuhan Yesus yang bangkit yang hadir dalam ‘tanda-tanda suci’ ini dan kita dapat mengaku bersama Rasul Thomas: ‘Tuhanku dan Allahku!’ (Yoh 20:28).” (Paus St. Yohanes Paulus II, Dies Domini No.29)

  
Antifon Pembuka (Mzm 68:8.9.20)

Ya Allah, ketika Engkau tampil di depan umat-Mu, melangkah mendahului dan tinggal di tengah mereka, maka bumi goncang dan langit bergetar, alleluya.

O God, when you went forth before your people, marching with them and living among them, the earth trembled, heavens poured down rain, alleluia.

Doa Pembuka


Allah yang berbelas kasih, Putra-Mu telah Kauanugerahkan kepada kami sebagai Juruselamat. Limpahkanlah berkat-Mu atas kami agar tetap setia pada iman akan Dia di saat mengalami tawaran-tawaran dunia yang dapat membuat kami mengingkari Dia dan meninggalkan Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:13-25)
 
"Allah telah membangkitkan Juruselamat dari keturunan Daud."
   
Dalam perjalanannya Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. Dari Perga Paulus dan kawan-kawannya melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat bertanya kepada mereka, “Saudara-saudara, jikalau Saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakan!” Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar. Ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberi mereka hakim-hakim sampai pada zaman Nabi Samuel. Kemudian mereka meminta seorang raja, dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Atau Kasih setia-Mu, ya Tuhan, hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.21-22.25.27)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetian-Mu turun temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya, kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus. Maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.”

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5ab)
Ya Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati; Engkau mengasihi kami dan telah melepaskan kami dari dosa kami oleh darah-Mu.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:16-20)
 
"Barangsiapa menerima orang yang Kauutus, ia menerima Aku."
   
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Sesudah itu Ia berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Umumnya orang suka hiburan. Hiburan model tradisional adalah Pasar Malam. Orang modern lebih suka menghibur diri dengan jalan-jalan di mal-mal atau supermarket untuk belanja sambil cuci mata. Anak-anak zaman dulu bermain bersama di pelataran rumah untuk main petak umpet dan sepak sekong. Namun sekarang, anak-anak lebih suka main game di komputer atau malah di game online. Semua mencari hal yang sama dari dulu sampai sekarang: hiburan dan relaksasi.

 Hiburan dalam rangka iman dan ibadat itu berbeda lagi. Pada bacaan pertama hari ini, pejabat di rumah ibadat berkata: Jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakan! Paulus yang hadir di rumah ibadat itu bangkit berdiri dan langsung menggunakan kesempatan itu untuk mewartakan Injil. Kali ini, Paulus menguraikan sejarah keselamatan Allah dalam bangsa Israel hingga puncaknya pada Yesus Kristus. Paulus ingin menghibur umat dengan cara mewartakan Kabar Baik, yakni berita mengenai Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia. Ketika orang menerima Paulus sebagai yang diutus Tuhan, maka orang juga menerima Tuhan sendiri yang mengutusnya. Yesus menjamin dalam Injil: Barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku. Maka, hiburan dalam arti rohani ialah menerima Tuhan dalam hidupnya dan memberikan Tuhan melimpahkan sukacita sejati kepadanya.

Marilah kita renungkan ini: apakah mungkin ya, kita mencari penghiburan tidak hanya dari hal-hal duniawi saja, seperti shopping atau pergi ke Skin Care dst, tetapi justru mencari penghiburan yang lebih mendalam melalui berbagai acara doa, bacaan Kitab Suci, rekoleksi, retret, ataupun berbagai pertemuan dan pendalaman iman? (Rm. E. Martasudjita, Pr/ARSIP INSPIRASI BATIN)


Antifon Komuni (Mat 28:20)

Sesungguhnya, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, alleluya.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, alleluia.

Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, berkat kebangkitan Putra-Mu, Engkau memulihkan kami untuk hidup abadi. Semoga rahmat Paskah semakin tampak dalam hidup kami dan memberi kekuatan untuk mencapai keselamatan abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:22-24


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 233

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:22-24

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:22
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
Non enim est aliquid absconditum, nisi ut manifestetur, nec factum est occultum, nisi ut in palam veniat.

Ada dua kalimat dalam ayat ini, keduanya punya makna sama. Menulis dua kalimat serangkai dengan arti sama adalah kebiasaan sastra Ibrani. Puisi-puisi dalam kitab-kitab hikmat dalam Alkitab cukup banyak memuat kalimat serupa.

Kata “tersembunyi” artinya tak terlihat. Tiada keterangan apakah itu disengaja atau tidak sebab fokusnya bukan itu, melainkan pada perihal tak kelihatan. Sementara itu, kata “rahasia” merujuk pada sesuatu yang dengan sengaja tak diperlihatkan atau dirahasiakan. Kedua kata saling melengkapi, ada sesuatu yang begitu saja tak tampak di depan umum, ada sesuatu yang sengaja tak ditampakkan. Persamaan keduanya adalah perihal tidak diketahui umum.

Susunan kalimat dalam ayat ini memang kurang lazim dalam bahasa kita. Jika dilazimkan, jadilah: “Apa yang tersembunyi akan diberitahukan, apa yang dirahasiakan akan diperlihatkan.” Bisa juga: “Apa yang tak dapat dilihat orang, nanti akan bisa dilihat; apa yang tak diketahui orang, nantinya akan diketahui.”

Ayat ini menyiratkan Kerajaan Allah yang pada suatu waktu masih belum diketahui orang banyak. Suatu saat, pada waktu yang tepat menurut pandangan Allah, Kerajaan Allah akan diberitahukan keberadaannya. Ayat ini melanjutkan perumpamaan tentang lampu dalam ayat sebelumnya. Ajaran Kerajaan Allah akan menerangi orang yang mendengarnya. Itulah mengapa ayat berikut ini bicara mengenai mendengar; maksudnya secara khusus “mendengar ajaran Kerajaan Allah”.

Mrk. 4:23
Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Si quis habet aures audiendi, audiat ”.

Ayat ini pernah muncul di 4:9. Penjelasannya sama.

Mrk. 4:24
Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
Et dicebat illis: “ Videte quid audiatis. In qua mensura mensi fueritis, remetietur vobis et adicietur vobis.

Apa artinya “ukuran” di sini? Banyak pakar Alkitab menyatakan bahwa ukuran ini maksudnya sejauh mana kita taat kepada ajaran Tuhan Yesus. Menurut tafsiran ini, makna ayat ini menjadi: “Makin sungguh-sungguh kamu menaati yang Kuajarkan kepadamu, makin kamu mengerti firman Allah, dan akan makin mengerti lagi.”

Terdapat tafsiran lain, yaitu mengenai menghakimi orang lain. Jika tafsiran ini diikuti, maknanya: “Aturan yang kamu pakai untuk menghakimi orang lain akan dipakai Allah untuk menghakimi kamu, bahkan lebih keras lagi.”

Dalam hal ini, tafsiran pertamalah yang lebih sesuai konteks ayat-ayat yang sinambung. Ukuran yang dimaksud adalah sejauh mana kita menaati ajaran Tuhan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 15 Mei 2019 Hari Biasa Pekan IV Paskah

Rabu, 15 Mei 2019
Hari Biasa Pekan IV Paskah
  
“Betapa baiknya Kristus yang telah memberikan sakramen-sakramen bagi Gereja-Nya! Sakramen-sakramen itu merupakan obat bagi segala keperluan kita. Muliakanlah sakramen-sakramen itu dan bersyukurlah kepada Allah dan Gereja-Nya.” — St. Josemaria Escriva
   

Antifon Pembuka (Mzm 18:50; 22:23)

Aku hendak memuji Engkau, Ya Tuhan, dan mewartakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku, alleluya.
    
Doa Pembuka
  
Allah Bapa kami, Engkaulah kehidupan umat beriman, kemegahan orang-orang kecil dan kebahagiaan orang-orang saleh. Dengarkanlah kami yang haus akan janji-Mu dan puaskanlah kami dengan kelimpahan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:24 - 13:5a)
   
 
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku."
  
Pada waktu itu firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem ke Antiokhia. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya
atau Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan; kiranya bangsa-bangsa semua bersyukur kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:44-50)
  
"Aku telah datang ke dunia sebagai terang."
    
Sekali peristiwa, Yesus berseru di hadapan orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan Aku yang menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan; itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
  
Seorang utusan biasanya tidak berbicara atas namanya sendiri, tetapi atas nama orang yang mengutusnya. Demikian juga Yesus, Ia datang ke dunia karena diutus Bapa-Nya. Yesus bersabda: “Bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus aku. Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan aku sampaikan” ( Yoh.12:49 ).
   
Barangsiapa percaya kepada Yesus, ia percaya kepada Bapa, dan barangsiapa melihat Yesus, ia melihat Bapa. Yesus datang sebagai utusan Bapa-Nya untuk membawa terang, supaya orang yang percaya kepada-Nya tidak hidup dalam  kegelapan, melainkan memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal.
  
Bacaan pertama hari ini mengisahkan dengan bagus bagaimana jemaat perdana di Antiokhia gemar berdoa dan berpuasa. Justru saat berdoa dan berpuasa itulah Tuhan mengutus Barnabas dan Saulus untuk karya misi, pewartaan Injil ke segala bangsa. Dengan doa dan puasa, mereka menjadi komunitas yang subur dalam hidup iman dan kesaksian, komunitas yang siap untuk diutus! Berdoa itu selalu membutuhkan waktu. Jadi tidak bisa praktis-praktis saja. Ada orang yang berdoa sambil mulutnya memakan krupuk atau mengulum permen. "Lho, aku kan berdoa sambil bekerja!" Berdoa juga tidak bisa cepat-cepat karena berdoa itu bukan hanya soal memejamkan mata dan tangan terkatub, tetapi juga masalah hati dan perasaan yang memerlukan waktu untuk hening dan konsentrasi.  (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (1Yoh 1:7)

Jika kita berjalan dalam terang sama seperti Allah berada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa, alleluya.

If we walk in the light, as God is in the light, then we have fellowship with one another, and the blood of his Son Jesus Christ cleanses us from all sin, alleluia.

Seri Katekismus KUDIS KUDUS SEKALIGUS


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 231

Seri Katekismus
KUDIS KUDUS SEKALIGUS

Syalom aleikhem.
Judul di atas kiasan: kudis lambang adanya dosa, kudus suci. Apakah Gereja berdosa atau kudus? Tentu saja, Gereja Kristus itu kudus, tak dapat kehilangan kekudusannya sebab Kristus Sang Kepala adalah kudus dan menguduskan Gereja-Nya senantiasa. Dengan demikian, Gereja selalu kudus sebagai “Umat Allah yang kudus”, “persekutuan kudus”.

Namun, sekaligus ada ketidaksempurnaan dalam diri para anggota Gereja karena mereka pun berdosa, bahkan para pemimpin Gereja pun adalah orang (yang bisa) berdosa. Gereja menerima semua yang berdosa itu di dalam dirinya, tapi Gereja tak kehilangan kekudusan dengan melakukan itu sebab Kristus sendiri yang menguduskannya; Kristus yang suci, tanpa kesalahan, tanpa noda.

Dapat dikatakan, Gereja itu kudus meski di tengah-tengahnya terdapat orang berdosa, yaitu putra-putrinya sendiri, para anggota Gereja. Gereja tak bisa lain kecuali hidup dalam rahmat pengudusan Kristus dan dengan itu Gereja membagikan rahmat. Dosa-dosa memang menghalangi sinar kekudusan Gereja, tapi tak pernah bisa memadamkannya.

Konkretnya, kalau ada anggota-anggota Gereja yang berbuat dosa, Gereja pun tercemar karenanya, tapi tak pernah Gereja kehilangan martabatnya sebagai Mempelai Kristus dan sebagai Tubuh Mistik Kristus. Gereja menderita kalau ada anggotanya yang berdosa, juga Gereja membuat silih, memohonkan pertobatan dan pengampunan bagi para pendosa itu.

Di samping ada anggotanya yang berdosa, Gereja juga punya anggota-anggota yang hidup dalam kesucian. Ketika telah meninggal dunia, orang-orang benar yang hidup sesuai dengan rahmat dan firman Kristus itu digelari “santo-santa” a.k.a. “para kudus”.

Gereja menyatakan secara resmi dalam bimbingan Roh Kudus bahwa orang beriman tertentu telah menjadi orang kudus. Dengan itu, Gereja mengakui bahwa mereka telah menjalankan kebajikan-kebajikan sesuai dengan Injil dan telah setia kepada rahmat Allah selama hidup di dunia ini. Gereja, dengan itu, menguatkan harapan umat beriman yang masih berjuang bahwa para kudus adalah teladan dan perantara.

Sebagai teladan, para kudus telah menaati firman ilahi dan kita diajak mengikuti perbuatan mereka. Sebagai perantara, orang-orang kudus mendoakan umat beriman yang masih ada di bumi ini. Di antara para kudus, Santa Perawan Maria adalah yang paling sempurna, tanpa cacat atau kerut, dalam hal mengalahkan dosa. Dari dirinya terpancar kekudusan Gereja sepenuhnya.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 823 – 829

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy