| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: ANGGOTA TIDAK SEMPURNA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 243

Seri Katekismus
ANGGOTA TIDAK SEMPURNA

Syalom aleikhem.
Sejak semula didirikan oleh-Nya, Gereja Kristus itu satu. Kesatuan itu dikehendaki Sang Kristus. Lagipula, Roh Kudus adalah roh pemersatu, bukan roh pemecah belah. Namun, karena satu dan lain sebab, dalam perjalanan sejarahnya Gereja yang satu itu retak lalu terpecah-pecah. Kenyataannya, dewasa ini orang-orang tergabung dalam “gereja” atau “persekutuan gerejawi” yang berbeda-beda.

Ajaran iman yang dalam gereja A bisa berbeda dengan ajaran iman dalam gereja yang lain, demikian juga perihal pengakuan akan kepemimpinan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Sri Paus. Ada yang mengakui Sri Paus, ada yang tidak, bahkan ada yang menilai itu bukan perkara penting. Mengenai ajaran iman, contohnya, ada yang percaya kehadiran nyata Kristus dalam roti perjamuan, ada yang percaya simbolis, ada lagi yang tak percaya. Beda-beda.

Meski beda-beda, pada umumnya semuanya sama-sama dibaptis, artinya menjadi Kristen, meski cara pembaptisan dan rumusannya berbeda-beda pula. Namun, jelas bahwa semuanya dibaptis dan karena itu menjadi murid Kristus. Semuanya juga mengakui Alkitab sebagai tolok ukur iman dan kehidupan meski jumlah kitab di dalamnya bisa beda-beda juga. Dengan dibaptis, semuanya terhubung dengan Sang Kristus.

Melihat kenyataan itu, Gereja Katolik mengajarkan apa? Dalam ajaran yang dituangkan dalam dokumen hasil Konsili Vatikan II yang bernama Unitatis Redintegratio, Gereja Katolik menyatakan bahwa “siapa yang beriman kepada Kristus dan dibaptis dengan sah berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik walaupun persekutuan itu tidak sempurna” (cf. UR no. 3).

Itulah ajaran Gereja Katolik mengenai orang-orang Kristen non-Katolik. Tolok ukurnya adalah iman kepada Kristus dan baptisan yang sah. Ketika orang beriman kepada Kristus lalu ia dibaptis, orang itu menjadi “semacam anggota” Gereja Katolik meski dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Tak mudah membayangkan ini, tapi begitulah ajaran Gereja Katolik.

Contohnya, seseorang yang dibaptis secara protestan sesungguhnya adalah “semacam anggota Gereja Katolik” dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Semacam keanggotaan itu “didapat” karena iman akan Kristus dan baptisan yang diterima orang itu. Jadi, orang protestan pun “anggota Gereja Katolik”? Tepatnya: semacam anggota, keanggotaan yang tidak sempurna. Entah bagaimana itu dibayangkan, demikianlah Gereja Katolik mengajarkan.

Katekismus punya catatan khusus untuk Gereja-Gereja Ortodox. Persekutuan Gereja Katolik dengan Gereja-Gereja Ortodox begitu mendalam, dan Ortodox hanya kekurangan sedikit saja untuk sampai pada persekutuan penuh.

Apa artinya “begitu mendalam”? Dengan simplifikasi, boleh disebut bahwa dalam segala hal, secara khusus: pengakuan iman dan sakramen-sakramen, Ortodox itu sama dengan Katolik. “Kekurangan sedikit” yang dimaksud adalah pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma. Bedanya Ortodox dan Katolik saat ini “hanyalah” pada pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma saja.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 838

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 20 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 20 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XV

“Sebelum diberkati dengan sabda surgawi, namanya roti. Tetapi setelah konsekrasi roti itu merupakan Tubuh Kristus” (St. Ambrosius)

Antifon Pembuka (Mzm 136:1)

Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahakuasa, kedamaian sudah semakin mendekat bila kami tidak memetahkan gelagah yang terkulai ataupun tidak memadamkan sumbu yang berkedip-kedip. Semoga kebaikan-Mu dan kasih setia-mu semakin berkembang dengan subur di dunia ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Orang-orang Israel dengan perbekalan yang telah mereka persiapkan, bergerak meninggalkan Mesir. Allah pun ada bersama-sama mereka untuk menjaga dan melindungi perjalanan mereka.

        
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:37-42)
   
"Malam itulah Tuhan membawa umat Israel keluar dari tanah Mesir."
   
Pada waktu itu berangkatlah orang-orang Israel dari Raamses ke Sukot. Mereka berjumlah kira-kira 600.000 orang laki-laki berjalan kaki tidak termasuk anak-anak. Juga banyak orang dari berbagai bangsa turut dengan mereka, lagi sangat banyak kambing domba dan lembu sapi. Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakar menjadi roti bundar tak beragi. Adonan itu tidak beragi karena mereka diusir dari Mesir, sehingga tak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak menyediakan bekal bagi dirinya. Orang Israel tinggal di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun. Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan Tuhan dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga bagi Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itu pun malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel turun temurun untuk kemuliaan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadi kasih setia-Nya
Ayat. (Mzm 136:1.10-12.13-15)
* Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
R : Kekal abadi kasih setia-Nya.
* Dia mengingat kita dalam kerendahan kita.
R
* Dia membebaskan kita dari para lawan kita.
R
* Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir.
R
* Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka..
R
* Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang perkasa!
R
* Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan.
R
* Dan menyeberangkan Israel di tengah-tengahnya.
R
* Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
R

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Penyembuhan-penyembuhan yang dikerjakan Yesus menjadi tanda besar keilahian-Nya. Cara-Nya mengerjakan penyembuhan-penyembuhan menjadi penggenapan pesan Nabi Yesaya karena Yesus penuh Roh Kudus dan melayani setiap orang yang membutuhkan dengan kelembutan kasih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
  
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
   
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya. “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Yesus, Hamba Allah, menyadari sepenuhnya perlawanan yang semakin gencar terhadap diri-Nya. Tetapi Ia tetap berlaku sederhana dan lembut dalam menghadapi musuh. Ia tidak suka kekerasan untuk melawan orang Farisi. Ia tidak mau mewahyukan diri-Nya secara terbuka. Ia tidak mau mengeluh dan berteriak. Inilah Dia, sang Hamba Allah. Apakah kita rela mengikuti Hamba Allah yang lembut ini? Apakah kita juga mau berjuang tanpa kekerasan?

Doa Malam

Allah Bapa Mahabaik, kami bersyukur telah menerima rezeki untuk bekal dalam perjalanan kami. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi rezeki pula bagi semua orang di dunia dan semoga lalu menumbuhkan harapan dalam hati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 4:30-34


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 239

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:30-34

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:30
Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
Et dicebat: “ Quomodo assimilabimus regnum Dei aut in qua parabola ponemus illud?

Sepintas kalimat ayat ini pertanyaan, namun bukan. Ini pertanyaan retoris, tak butuh jawaban. Bagian ini awal yang baru, pemaparan perumpamaan yang lain lagi oleh Tuhan Yesus. Kalau diparafrasakan, jadilah: “Aku akan menceritakan perumpamaan lain mengenai Kerajaan Allah.”

Mrk. 4:31
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
Sicut granum sinapis, quod cum seminatum fuerit in terra, minus est omnibus seminibus, quae sunt in terra;

Kata yang diterjemahkan “sesawi” adalah istilah untuk menyebut sejenis tanaman yang dapat tumbuh tinggi hingga 3-5 meter di Israel-Palestina sana. Jadi, pohonnya bisa tinggi. Namun, bijinya begitu kecil, kira-kira seukuran biji bayam, lebih kecil daripada chia seed.

Mrk. 4:32
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”
et cum seminatum fuerit, ascendit et fit maius omnibus holeribus et facit ramos magnos, ita ut possint sub umbra eius aves caeli habitare ”.

Terjemahan “sayuran” di sini bisa mengecoh. Latinnya “holeribus”, Yunaninya “lakhanon”. Ini bukan sayur-mayur seperti yang kita kenal, bukan itu maksudnya. Mungkin lebih tepat diterjemahkan “tumbuhan taman”, jadi bukan tanaman yang terlampau besar dan menahun, tapi juga bukan tanaman kecil serupa semak.

Kata “sayuran” dalam terjemahan ini memang bisa membingungkan pembaca. Di satu sisi ada fakta bahwa sesawi yang dimaksud adalah pohon setinggi 3-5 meter, di sisi lain kok itu jenis sayuran. Semoga penjelasan di atas mendudukkan perkara dengan baik. Clear sudah!

Mrk. 4:33-34
Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Et talibus multis parabolis loquebatur eis verbum, prout poterant audire; sine parabola autem non loquebatur eis. Seorsum autem discipulis suis disserebat omnia.

Frasa “sesuai dengan pengertian mereka” artinya ‘menurut kemampuan rata-rata orang memahami’. “Mereka” yang dimaksud di sini adalah orang banyak, bukan para murid-Nya, sebab untuk para murid dikatakan bahwa ada uraian tersendiri. Memang begitu biasanya Tuhan mengajar: untuk orang banyak ada ajaran yang lebih umum, untuk para murid ada ajaran yang lebih khusus disertai penjelasan lebih dalam. Perhatikan bahwa dalam beberapa kesempatan Tuhan mengajar para murid (Para Rasul) secara terpisah.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 19 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 19 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XV

Tuhan sedang mengetuk pintu hati kita. Apakah kita menaruh tanda pada pintu hati kita: 'Jangan ganggu aku?'" (Paus Fransiskus)


Antifon Pembuka (Mzm 115:17-18)

Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu sambil menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik, sebagai bekal dalam perjalanan Engkau telah memberi kami rezeki, yaitu Yesus, Anak Domba Paskah baru. Semoga Engkau berkenan datang dan mencipta baru kami pada waktu kami berkumpul memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
    
 
"Hendaklah kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka Aku akan melewati kalian!"
 
Musa dan Harun telah melakukan segala mukjizat di depan Firaun. Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun, boleh domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kalian kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Dan darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah tempat orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus makan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti tak beragi dan sayuran pahit. Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air; tetapi hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya. Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi. Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api. Beginilah kalian memakannya: pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kalian memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah, Tuhan. Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kalian tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
       
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Hukum Tuhan seperti Sabat itu dibuat untuk manusia. Adapun tujuannya adalah mengangkat manusia menjadi menjadi lebih ilahi. Dalam Injil hari ini Yesus menegaskan sisi lain yang mesti kita perhatikan: belas kasih. Disiplin dan taat peraturan itu baik. Tetapi, kalau demi peraturan kita menyakiti hati orang, ini menjadi tidak baik. Apalagi kalau kita mengorbankan orang demi peraturan yang tidak sangat penting.  Aneka tata tertib atau aturan tertulis dibuat dan diberlakukan demi dan untuk kasih, dengan kata lain yang utama adalah belas kasih bukan tata tertib atau aturan. Memang jika orang merasa masih berat atau sulit menaati dan melaksanakan tata tertib atau aturan dengan setia, pada umumnya yang bersangkutan juga buta atau tidak tahu belas kasih. 
 
Ketika kita tidak merasa sulit dan berat dalam pelaksanaan aturan atau tata tertib, maka kita akan berani mengambil kebijakan dalam situasi yang memang tak mungkin diselesaikan hanya berdasarkan aturan atau tata tertib, tetapi hanya dengan belas kasih. Maksud semula aturan Sabat adalah untuk mengambil ‘jeda waktu kosong’ dari kerja, untuk beribadat kepada Allah. Ibadat yang baik selalu mengalir kepada tindakan nyata. Mengatasi kelaparan adalah tindakan ibadat yang nyata. Itu juga bentuk penghayatan Sabat. [RENUNGAN PAGI]

  
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)

Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan kepadaku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan. 

Kamis, 18 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 18 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XV

"Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada para lawannya." (Mzm 105:24)


Antifon Pembuka (Mat 11:29)

Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lembut dan rendah hati; maka hatimu akan tenang.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahaluhur, bagaimana kami dapat menyapa nama-Mu, andaikata Yesus Putra-Mu tidak membicarakan Dikau? Kami mohon, berilah kami semangat-Nya, agar dalam sengsara dan sakit, dalam suka dan duka, kami selalu ingat bahwa Engkau mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah meneguhkan perutusan Musa untuk membebaskan orang-orang Israel. Allah sendiri akan menyertai dan membimbing perjalanan Israel menuju tanah terjanji.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:13-20)
    
 
"'Sang 'Aku' telah mengutus aku kepadamu."

Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah, “Apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’ dan mereka berkata, ‘Siapakah nama-Nya?’ Apa yang harus kukatakan kepada mereka?” Sabda Tuhan kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’. Lalu dilanjutkan, “Katakanlah begini kepada orang Israel, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.” Sabda Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’, itulah nama-Ku untuk selamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel, dan katakanlah kepada mereka, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta bersabda, Aku sudah mengindahkan kalian, dan juga apa yang dilakukan di Mesir terhadapmu. Maka Aku telah bersabda, Aku akan menuntun kalian keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya’. Setelah mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau bersama para tua-tua Israel harus menghadap raja Mesir. Kalian harus berkata kepadanya, ‘Tuhan, Allah orang Ibrani, telah menemui kami. Oleh sebab itu izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah kami.’ Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. Maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya. Sesudah itu raja Mesir akan membiarkan kalian pergi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya; Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.
4. Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mukjizat-mukjizat-Nya di tanah Ham.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Yesus menjanjikan pembebasan yang melegakan dan menenangkan. Kita pun diundang untuk masuk dalam pemenuhan janji tersebut. 
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
      
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus menawarkan keselamatan kepada manusia. Oleh karena dosa-dosanya, manusia senantiasa hidup dalam derita dan sengsara. Yesus justru hadir di dunia untuk melepaskan manusia dari belenggu derita dan sengsara itu. Jika manusia bersandar pada Yesus, maka dipastikan dia akan menerima rahmat-Nya yang berlimpah. Barangsiapa senantiasa terbuka pada Yesus pasti dia akan mendapatkan kelegaan dan keselamatan dari pada-Nya. Apakah Anda selalu membuka hati untuk menerima tawaran keselamatan-Nya?

Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)

Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan menyegarkan kalian.
   
Doa Malam
  
Allah Bapa Mahasetia, Engkau memberikan janji kedamaian kepada siapa pun yang mengikuti Putra-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami mengangkat beban kami dan dengan demikian dapat mempersiapkan kedamaian bagi sesama di sekitar kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



RUAH

Rabu, 17 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 17 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XV 
   
Melalui kekayaan duniawi kita harus mendapatkan bagi diri kita sendiri kekayaan yang sejati dan abadi itu: sungguh, jika ada orang-orang yang siap untuk mengambil segala bentuk cara ketidakjujuran demi menjamin keadaan jasmani mereka sendiri yang senantiasa tak terduga, betapa terlebih lagi kita umat Kristiani harus peduli untuk mempersiapkan kebahagiaan kekal kita dengan barang-barang dari dunia ini (bdk. Risalat, 359, 10). Sekarang, satu-satunya cara untuk menghantarkan bakat-bakat dan kecakapan pribadi kita serta kekayaan yang kita miliki pada tujuan akhir kekekalan adalah dengan membagikannya pada sesama, dengan demikian menunjukkan bahwa kita adalah bendahara-bendahara yang baik dari apa yang Allah percayakan kepada kita. Yesus bersabda: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar" (Lukas 16:10). (Paus Benediktus XVI, bdk. St. Agustinus)
    
Antifon Pembuka (Kel 3:5)

Tuhan bersabda, "Jangan mendekat! Tanggalkan kasutmu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu tanah kudus."

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahakuasa, sungguh kuduslah Engkau dan tak terhampiri bagaikan api menyala pada masa apa pun. Namun, sebenarnya Engkau lebih dekat daripada anggapan kami. Semoga misteri ini Kautanam dalam-dalam di hati kami sebagai sumber sukacita kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)
   
"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."
    
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya, Allah!” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan mendekat! Tanggalkanlah kasutmu dari kaki, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus.” Tuhan bersabda lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan bersabda, “Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku. Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Maka sekarang pergilah! Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini, maka aku harus menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu Tuhan bersabda, “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
atau: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
  
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
  Kebijaksanaan, pengetahuan dan pengertian terdiri dari tiga dari tujuh karunia Roh Kudus.  Di sini Yesus berbicara tentang mereka yang  memiliki tingkat kesombongan dan egoisme yang meningkat membuat mereka menjadi bijak dan terpelajar dalam estimasi mereka sendiri dan untuk tujuan mereka sendiri. Misteri-misteri Tuhan dengan demikian disembunyikan dari mereka justru karena mereka telah memfokuskan hati dan pikiran mereka pada diri mereka sendiri sebagai kebaikan tertinggi: "Semakin besar suatu makhluk, semakin ia ingin menentukan hidupnya sendiri. Ia ingin semakin lama semakin tidak bergantung dan, dengan demikian, semakin banyak itu sendiri semacam dewa, tidak membutuhkan orang lain sama sekali. Inilah bagaimana keinginan muncul untuk menjadi bebas dari semua kebutuhan, apa yang kita sebut kesombongan" (Kardinal Joseph Ratzinger, God and the World, hlm. 125). Pada akhirnya, merekalah yang telah menutup pintu bagi Tuhan, namun Tuhan tidak akan pernah menutup pintu pada kita.
 
Kami tambahkan dari katolisitas.org yang diterjemahkan dari The Navarre Bible tentang Mat 11:25-26: “Mereka yang bijak dan pandai dari dunia ini, yaitu, mereka yang mengandalkan pemahamannya sendiri, tidak dapat menerima wahyu yang dibawa oleh Kristus kepada kita. Pandangan/ pemahaman adikodrati selalu berhubungan dengan kerendahan hati. Orang yang rendah hati, yang tidak menganggap dirinya penting, dapat melihat/ memahaminya; [sedangkan] orang yang penuh dengan kepercayaan/ keyakinan diri gagal untuk memahami hal- hal yang adikodrati.”    
 
Dan menurut A Catholic Commentary on Holy Scripture, Dom Orchard, ed.:
“…. Yesus mengucap syukur kepada Bapa-Nya di surga, sebab Ia telah menyatakan rahasia tentang kedatangan-Nya kepada para murid-Nya, yang menurut pandangan umum yang keliru, adalah mereka yang kecil dan bodoh; dan Bapa telah menyembunyikannya dari para ahli Taurat dan orang- orang Farisi, yang disindir-Nya sebagai orang- orang yang bijak. Melalui doa ini, Yesus memohon kepada Bapa-Nya agar menyelesaikan apa yang telah dimulai-Nya di dalam diri para murid-Nya (St. Hieronimus).— Kristus tidak bersuka cita bahwa hal itu tidak dinyatakan kepada mereka yang bijak, tetapi karena hal itu dinyatakan kepada para pengikutNya yang kecil dan sederhana (St. Thomas Aquinas).”
  
St. Yohanes Krisostomus menafsirkan perikop ini, sepertinya Kristus akan mengatakan, “Teruskanlah Bapa, sebagaimana yang sudah Kau mulai”; atau mungkin, “Aku berterima kasih kepada-Mu, O Bapa, bahwa hal ini telah menyenangkan hati-Mu, bahwa karena orang- orang bijak dari dunia ini telah menolak Injil, Engkau telah berkenan menyatakannya kepada orang- orang kecil ….” (RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Mzm 103:1)
 
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! 
 
 
 

Seri Liturgi: DITATA dan DIATUR

Ilustrasi: Missale Romanum tahun 1920
Jumat, 17 Mei 2019
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 238

Seri Liturgi
DITATA & DIATUR

Syalom aleikhem.
Perayaan Ekaristi alias Perjamuan Tuhan bukan kegiatan spontan tanpa tata cara. Ada aturannya. PUMR no. 17 menyatakan nilai pentingnya mengatur Perayaan Ekaristi. Mengapa? Sebab, itu dikehendaki Sang Kristus sendiri. Sejak Ekaristi yang pertama di dunia, yaitu Perjamuan Malam Terakhir, Kristus telah menetapkan adanya tata cara. Beliau mengatur rinci bagaimana Perjamuan akan dilaksanakan. Jika Ekaristi pertama saja ditata, maka Ekaristi kedua, ketiga dan seterusnya pun ada tata caranya.

Apa tujuan pengaturan itu? Ada dua: pertama, supaya para pelayan dan umat beriman dapat berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi menurut tugas dan perannya; kedua, supaya Umat Allah dapat memetik buah-hasil Ekaristi sepenuh-penuhnya.

Pengaturan memungkinkan partisipasi. Tanpa pengaturan, semua akan acak-acakan. Ekaristi tentu bukan hal seperti itu. Ada tugas dan peran masing-masing yang terlibat. Ada pemimpin, ada pembaca, ada penyanyi, dsb. Semuanya dilaksanakan bukan demi perayaan itu sendiri, melainkan demi buah-hasil Ekaristi bagi Umat Allah.

Demi buah-hasil itulah, meski ada aturan untuk Ekaristi, sebaiknya itu diterapkan sesuai dengan keadaan umat setempat. Artinya, ada penyesuaian di sana-sini. Contohnya, umat di kampung pedalaman yang tak pandai menyanyi, ya tak usah disuruh bernyanyi polifoni. Demikianlah kita memahami mengapa Ekaristi “ditata” dan “diatur”. Sejak Ekaristi pertama, sudah demikian adanya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Darin

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy