Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Ekaristi adalah perayaan umat, artinya perayaan umat beriman secara bersama-sama, bukan perayaan “milik” pribadi. Namun, tak selalu umat bisa hadir, contohnya pada hari kerja karena terbatasnya waktu dsb. PUMR no. 19 menjelaskan, Misa tetap mengandung penebusan dan nilai luhur meski tak dihadiri umat.
Hadirnya umat memang penting dalam Misa, namun ketidakhadiran umat tak membuat nilai suatu Misa berkurang sebab pada hakikatnya Misa adalah tindakan Kristus dan Gereja. Kristuslah yang bertindak melalui Gereja-Nya. Dalam bahasa simpel, Misa itu “milik” Kristus yang dilaksanakan oleh Gereja-Nya.
Karena Misa adalah milik Kristus dan Gereja, ada tata cara menurut Kristus dan Gereja. Apakah boleh ada penyesuaian atas tata cara itu? Boleh, namun ada batasnya, yaitu pemilihan teks dan ritus saja. Penyesuaian boleh dilakukan dengan mengacu pada buku induk, yaitu Misale Romawi (MR). Mengenai hal ini, PUMR no. 24 memberi penegasan bahwa “imam adalah pelayan liturgi kudus” dan karena itu “imam tak diizinkan menambah, mengurangi, atau mengubah sesuatu dalam Perayaan Ekaristi atas kemauannya sendiri”.
Terbatas pada pemilihan ritus dan teks maksudnya di beberapa bagian MR memberi beberap pilihan ritus dan teks. Itulah yang boleh disesuaikan, bukan menambahkan yang tak ada dan mengurangi yang sudah ada. Mengubah tak diizinkan sebab imam itu pelayan.
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan
untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1
Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang
tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka
perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk
15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga,
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena
sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan"
(Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya
"untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)
Antifon Pembuka (Kel 14:13a,14)
Janganlah takut! Tetaplah berdiri! Perhatikanlah keselamatan dari Tuhan.
Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Tinggi Luhur, Engkau telah menunjukkan daya kekuatan
sabda-Mu dengan membebaskan bangsa Israel dari kejaran tentara Mesir.
Semoga kami pun membuka diri untuk menerima sabda-Mu sehingga dibebaskan
dari maut. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (14:21-15:1)
"Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering."
Waktu
orang Mesir mengejar orang Israel, Musa mengulurkan tangannya ke atas
laut. Maka, semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan
perantaraan angin
timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka terbelahlah air
laut itu, dan orang Israel masuk dan berjalan di tengah-tengah laut
yang kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok
bagi mereka. Orang Mesir pun mengejar dan menyusul mereka. Semua kuda
Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel masuk
ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi, Tuhan memandang
tentara Mesir dari dalam tiang api dan awan, lalu mengacau-balaukan
tentara Mesir. Tuhan membuat roda kereta mereka berjalan miring dan
maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata, “Marilah kita lari
meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka
melawan Mesir!” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu
ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta
mereka, dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke
atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya
semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan
mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Jadi berbaliklah
segala air itu, lalu menimbun kereta dan orang berkuda dari seluruh
pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada
seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel
berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri dan
kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari
itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan
orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika
orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang
Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan; mereka
percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itulah
Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan madah ini bagi
Tuhan.
"Bacaan ini tidak ditutup dengan 'Demikianlah sabda Tuhan', tetapi langsung ditanggapi dengan kidung berikut:"
Kidung Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Ya Tuhan, karena napas murka-Mu segala air naik bertimbun-timun,
segala alirannya berdiri tegak seperti bendungan, dan air bah membeku di
tengah laut. Musuh berkata, "Mari aku kejar, aku capai mereka, aku
bagi-bagi jarahan. Nafsuku kulampiaskan kepada mereka, pedangku akan
kuhunus. Tanganku akan menumpas mereka."
2. Tetapi Engkau meniupkan napas-Mu
dan laut pun menutupi mereka. Seperti timah mereka tenggelam dalam air
yang dahsyat. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu, maka bumi pun menelan
mereka.
3. Engkau membawa umat-Mu dan
mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang
telah Kaujadikan kediaman-Mu di tempat kudus yang didirikan tangan
kanan-Mu, ya Tuhan. Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya, alleluya Ayat. (Yoh 14:23) Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:46-50)
"Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Yesus bersabda, "Inilah ibu-Ku, inilah saudara-Ku."
Sekali
peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan
saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka
berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan
saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi
Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku?” Dan siapakah
saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia
bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun
yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah
saudari-Ku, dialah ibu-Ku.” Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Dalam
bacaan pertama hari ini, kitab Keluaran yang menceritakan bangsa Israel
yang menyeberangi laut. Kita akan mendengar kata "air" beberapa kali
disebutkan. Air yang kita dengarkan di sini mempunyai kekuatan
menghancurkan. Peristiwa itu mengingatkan kita akan pembaptisan di mana
air digunakan. Dalam pembaptisan atau dalam karya penyelamatan, ada hal
yang perlu dihancurkan yaitu dosa. Tuhan tidak pernah kehabisan akal
menawarkan keselamatan kepada kita, meskipun kita sepertinya buntu atau
kehilangan harapan di hadapan dosa. Orang Israel yang telah diselamatkan
oleh Tuhan dari perbudakan, sekarang panik bahkan ingin kembali ke masa
lalu karena orang Mesir yang menindas mereka semakin dekat. Untuk
selamat mereka harus melewati lautan air. Sarana yang Tuhan telah
berikan kepada kita ketika berhadapan dengan dosa adalah Sakramen
Baptis, Ekaristi, dan Tobat. Ketika kita dibaptis, sudah ada jaminan
bahwa kita mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus. Meskipun
demikian, karena kita masih bersiarah dalam dunia ini dan kita adalah
ibarat bejana tanah liat yang rapuh, kita bisa melepas jaminan itu.
Bagaimana supaya jaminan itu abadi sifatnya bagi kita? Tuhan sudah
memberikan dua sakramen lain yang bisa membantu kita yaitu Sakramen
Ekaristi dan Sakramen Tobat. Menerima kedua sakramen ini secara teratur
akan mengabadikan jaminan yang kita terima dalam pembaptisan kita.
Injil
hari ini mengisahkan ajaran Yesus tentang sanak saudara-Nya. Kata-kata
Yesus sangat keras bagi mereka (keluarga-Nya) yang mencari Dia hanya
untukurusan kebutuhan jasmani dan popularitas dengan nebeng pada nama
Yesus yang lagi populer. Perikop ini berisikan kritikan kepada keluarga.
Keluarga Yesus hanyalah bagi mereka yang setia menaati dan melakukan
kehendak Allah. Maka kriteria keluarga Yesus adalah melakukan kehendak
Allah seperti dikatakan Yesus, "Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga, mereka itu adalah keluarga-Ku".
Di sini Yesus juga tidak bermaksud menghina ataupun menyangkal ibu-Nya
dan saudara-saudara-Nya. Sebaliknya Yesus mengajarkan bahwa barangsiapa
yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah anggota keluarga-Nya dalam
kerajaan Allah. Maka yang Yesus ajarkan adalah keutamaan agar seseorang
melakukan kehendak Allah. Dengan demikian ungkapan ini bahkan dapat
bermaksud sebagai pujian kepada Bunda Maria, sebab Yesus mengakui bahwa
Bunda Maria pertama-tama adalah seseorang yang melakukan kehendak Allah
Bapa. Jadi persaudaraan terjadi bukan hanya karena ikatan darah
melainkan
juga karena iman dan perbuatan baik yang dipersatukan oleh kehendak
Allah. Semoga kita senantiasa mengusahakan hidup persaudaraan atau
persahabatan sejati. Kita perangi dan berantas secara tuntas aneka
gerakan yang berusaha memecah belah atau merusak persaudaraan atau
persahabatan sejati(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Kel 15:6)
Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.
Syalom aleikhem. Siapa sesungguhnya pemimpin Ekaristi? Sang Kristus. Beliau adalah imam sekaligus kurban. Secara jasmani, yang tampak memimpin adalah seorang imam, manusia. Namun secara rohani, seturut ajaran Gereja Katolik, si imam bertindak selaku pribadi Kristus (in persona Christi), dengan kata lain Kristuslah yang sebenar-benarnya memimpin. Kehadiran Kristus dalam Ekaristi tampak dalam diri si imam.
Apakah Kristus hanya hadir dalam diri si imam? Tidak, tentu saja. Kristus benar-benar hadir dalam jemaat yang berhimpun dalam nama-Nya, Kristus hadir dalam sabda-Nya, dan paling hakiki dan lestari hadir dalam Roti Suci Ekaristi. Lestari artinya terus-menerus hadir. Karena itu, Gereja Katolik memperlakukan Roti Suci dengan hormat karena itulah Tubuh Kristus, benar-benar Tubuh-Nya.
Roti Suci Ekaristi kita peroleh dalam Liturgi Ekaristi, bagian utama kedua Misa. Sementara itu, dalam bagian utama pertama, yaitu Liturgi Sabda, kita mendapatkan santapan rohani: Sabda. PUMR no. 29 menjelaskan, ketika Alkitab dibacakan dalam Misa, Allah sendiri yang berfirman. Itu bukan lagi suara lektor, melainkan suara Allah “meminjam” suara lektor/imam yang membaca.
Lebih lanjut, PUMR nomor yang sama mengajarkan, umat wajib mendengarkannya dengan penuh hormat. Ada dua unsur di sini: mendengarkan dan penuh hormat. Dalam hal ini, perlu ditelaah lagi sikap sebagian umat yang membaca sendiri sewaktu firman dibacakan. Apakah itu “mendengarkan penuh hormat”?
Senin, 22 Juli 2019
Pesta Santa Maria Magdalena
“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)
Peringatan Wajib St. Maria Magdalena mulai tahun 2016 ditingkatkan menjadi PESTA. Keputusan ini ditandatangani pada tanggal 3 Juni 2016 pada Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus. Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)
Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah
kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada
Allah-Ku dan Allahmu."
The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am
going to my Father and your Father, to my God and your God.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar
sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid
lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang
hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
"Impian mempelai perempuan."
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas
peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku
bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan
kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui
peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja
meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak
kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)
Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah
mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka
semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya
mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak
lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah
menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi
menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah
ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah
datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan
Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus,
yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat
kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada
hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi
nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku
bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu.
Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap,
pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah
diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil
menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua
orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan
yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata
malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab
Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di
mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang,
dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu
adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?
Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu
taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil
Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat
mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan
berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata
Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi
kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah
kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu,
kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada
murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang
mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Salah satu sumber ketidakbahagiaan dalam hidup ini adalah sikap
mendua atau ambigu. Mestinya dan normalnya, orang yang hidup dalam
perkawinan hanya mencintai pasangannya saja. Tetapi lihat saja: ketika
salah satu pasangan mulai tertarik dan bahkan memiliki hubungan dengan
orang ketiga, orang tersebut bersikap mendua, dan mulailah bahtera rumah
tangganya goyah. Begitu pula panggilan seorang yang hidup membiara akan
mulai goyah ketika ia hidup mendua. Itulah yang terjadi pada Maria
Magdalena pada awal Injil hari ini. Kalau kita membaca teks Kitab Suci
secara langsung, ayat 11 yang menjadi awal bacaan Injil hari ini dibuka
dengan kata-kata: “Tetapi Maria berdiri....” Dalam teks liturgi, kata
“tetapi” memang dihilangkan untuk kebutuhan redaksi pewartaan.
Pertanyaannya ialah mengapa ayat 11 dibuka dengan kata “tetapi”
itu? Jelaslah bahwa kata “tetapi” adalah kata hubung yang mau
mempertentangkan antara kalimat itu dengan kalimat sebelumnya (istilah
bahasa: konjungsi pertentangan). Nah, kalimatnya berbunyi: Maria berdiri
dekat kubur dan menangis. Sedangkan kalimat sebelumnya berkaitan dengan
Simon Petrus dan Yohanes yang masuk ke dalam kubur. Artinya, kedua
rasul itu masuk ke dalam kubur dan menyaksikan apa yang terjadi, yaitu
Tuhan bangkit, tetapi Maria Magdalena tidak masuk ke dalam kubur, karena
ia hanya berdiri di dekat kubur. Maria hanya menjenguk ke dalam,
tetapi kakinya tetap di luar, kemudian ia langsung membuat kesimpulan:
ada orang mengambil jenazah Yesus! Jelas kesimpulan yang salah, karena Maria Magdalena memang juga tidak sungguh masuk ke dalam kubur. Ia
mendua, karena kepala menjenguk ke dalam kubur, tetapi kakinya di
luar.
Begitulah bila orang bersikap mendua, orang tidak hanya tidak
bahagia tetapi juga dapat membuat kesimpulan atau keputusan yang tidak tepat. Hanya saja, Tuhan Yesus Yang
bangkit bersikap sabar dan menuntun Maria Magdalena. Karena kisahnya
berlanjut hingga kesadaran Maria Magdalena bahwa Tuhan Yesus bangkit.
Tetapi kesadaran Maria Magdalena itu ditolong oleh Tuhan sendiri.
Tuhanlah yang berinisiatif dan menyadarkan Maria Magdalena melalui
sapaan personal. “Maria!”. Okelah, barangkali kita
telah banyak bersikap mendua dalam iman kita ini, tetapi marilah kita
berhenti. Marilah kita menengok dan menghadap Tuhan yang selalu berada di
dekat kita dan mengajak kita untuk fokus memandang-Nya, mengasihi-Nya,
dan membiarkan diri untuk dikasihi dan diselamatkan Tuhan. (EM/INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)
Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup
untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.
The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer
for themselves, but for him who died for them and was raised.
“Siapa pun yang bermain-main dengan iblis tidak dapat bergembira bersama Kristus.” — St. Petrus Krisologus
Antifon Pembuka (Mzm 54:6-8)
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku
mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah
nama-Mu.
See, I have God for my help. The Lord sustains my soul. I will sacrifice
to you with willing heart, and praise your name, O Lord, for it is
good.
Ecce Deus adiuvat me, et Dominus susceptor est animæ meæ: averte mala
inimicis meis, in veritate tua a disperde illos, protector meus Domine.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau
berkenan untuk hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, bukalah hati
kami agar siap sedia menerima kehadiran-Mu yang senantiasa membawa
berkah bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-10a)
"Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini."
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon
tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di
kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang
berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu
kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata,
“Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini.
Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah
beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti,
agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan
perjalanan. Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab
mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera
pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga
sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu
Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk
dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang
segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak
lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang
itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara
mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di
manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka
berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan
engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak
laki-laki.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil
dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar
fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela
kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi
menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap
melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan
goyah selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-28)
"Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya."
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi
kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan
Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat
itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk
meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang
tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada
orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan
mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada
di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami
beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala
hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
"Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik."
Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah
kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita
itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat
kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk
sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan
peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau
kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu
saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Setelah Allah menampakkan diri kepada Abraham untuk
mengadakan perjanjian tentang keturunannya dan tentang harta warisan
(Tanah Kanaan), sekarang Allah datang menampakkan diri lagi kepada
Abraham dalam wujud orang asing. Allah yang menjelma menjadi tiga sosok
manusia datang mengunjungi Abraham, tidak jauh dari kemahnya. Mereka
dalam perjalanan menuju kota Sodom dan Gomora, tapi mampir sebentar
untuk istirahat dan makan siang di tempat kediaman Abraham, atas
permintaan Abraham. Bacaan yang kita dengar
dari Kitab Kejadian dalam teks Ibrani ada ketidakjelasan tentang
ketiganya yang muncul. Kemudian kisah ini menjadi dasar dari ikon besar
Rublev sebagai simbol dari Tritunggal Mahakudus.
Abraham dan Sarah
benar-benar memberikan diri mereka sendiri kepada ketiganya yang muncul
secara tak terduga. Mereka jelas dikirim dari Tuhan. Mereka mewakili
kesetiaan Allah pada janji-Nya kepada Abraham bahwa ia dan Sarah akan
memiliki seorang putra. Abraham tidak pernah meragukan bahwa Allah akan
menepati janji-Nya tetapi berpikir bahwa mungkin janji itu tidak seperti
yang ia pikirkan. Sarah hanya bisa tertawa ketika diberitahu bahwa dia
akan melahirkan seorang putra. Dia memiliki harapan ketika masih muda
tetapi tahu bahwa secara manusia sudah terlambat. Baik Abraham maupun Sarah adalah tuan rumah Allah dalam drama ini. Mereka mendengarkan dengan sopan
Bandingkan
narasi Alkitab ini dengan Injil Lukas hari ini. Penerimaan tamu ini bagi
Maria dan Marta berbeda. Maria menerima tamunya yang tak lain dan tak
bukan adalah Yesus. Maria selalu memperhatikan dan mendengarkan
kata-kata Yesus hingga Maria duduk dekat kaki Tuhan Yesus. Sedang Marta
sibuk dengan melayani makanan dan minuman buat Tamunya itu. Marta sibuk
dengan suguhan itu, akhirnya tidak mendengar kata-kata Yesus. Bagi
Yesus, maka yang penting adalah mendengarkan kata-kata-Nya. Kata-kata
Yesus memberikan hidup yang kekal. Kalau makanan paling ya lapar begitu
saja. Atau makanan bisa dicari atau disuguhkan paling belakang. Kalau
memang tidak ada ya makan saja di rumah. Tetapi kata-kata-Nya
didengarkan dengan sungguh-sungguh. Maria tidak pernah melayani Yesus
tetapi dengan mendengarkan, sungguh-sungguh telah memuaskan Yesus. Dia
duduk dekat kaki Yesus agar dengan cermat mendengarkan kata-kata Yesus.
Dia mengharapkan Maria tidak hanya mendengarkan saja, tetapi apa yang
sudah dihayatinya dinyatakan di dalam hidupnya. Demikianlah Maria
benar-benar menjadi murid Yesus yang sejati.
Ketika kita dapat
menerima orang lain sebagai orang-orang yang datang dalam nama Tuhan
kita dapat menghayati misteri yang dibicarakan oleh Santo Paulus dalam
bacaan kedua hari ini: Kristus ada
di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Santo Paulus
dalam Surat kepada jemaat Kolose menempatkan misteri ini di jantung
kehidupan Kristen kita. Menderita tetapi melakoninya dengan sukacita.
Itulah yang dilakukan oleh Rasul Paulus. Nilai pengorbanan, martiria
(melengkapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus
untuk tubuh-Nya, yaitu Jemaat) dan cinta akan Yesus memotivasi
penderitaannya.
Antifon Komuni (Mzm 111:4-5)
Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.
The Lord, the gracious, the merciful, has made a memorial of his wonders; he gives food to those who fear him.
atau (Why 3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jika ada yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, Aku akan
makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Behold, I stand at the door and knock, says the Lord. If anyone hears my
voice and opens the door to me, I will enter his house and dine with
him, and he with me.
Syalom aleikhem. Sejak semula didirikan oleh-Nya, Gereja Kristus itu satu. Kesatuan itu dikehendaki Sang Kristus. Lagipula, Roh Kudus adalah roh pemersatu, bukan roh pemecah belah. Namun, karena satu dan lain sebab, dalam perjalanan sejarahnya Gereja yang satu itu retak lalu terpecah-pecah. Kenyataannya, dewasa ini orang-orang tergabung dalam “gereja” atau “persekutuan gerejawi” yang berbeda-beda.
Ajaran iman yang dalam gereja A bisa berbeda dengan ajaran iman dalam gereja yang lain, demikian juga perihal pengakuan akan kepemimpinan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Sri Paus. Ada yang mengakui Sri Paus, ada yang tidak, bahkan ada yang menilai itu bukan perkara penting. Mengenai ajaran iman, contohnya, ada yang percaya kehadiran nyata Kristus dalam roti perjamuan, ada yang percaya simbolis, ada lagi yang tak percaya. Beda-beda.
Meski beda-beda, pada umumnya semuanya sama-sama dibaptis, artinya menjadi Kristen, meski cara pembaptisan dan rumusannya berbeda-beda pula. Namun, jelas bahwa semuanya dibaptis dan karena itu menjadi murid Kristus. Semuanya juga mengakui Alkitab sebagai tolok ukur iman dan kehidupan meski jumlah kitab di dalamnya bisa beda-beda juga. Dengan dibaptis, semuanya terhubung dengan Sang Kristus.
Melihat kenyataan itu, Gereja Katolik mengajarkan apa? Dalam ajaran yang dituangkan dalam dokumen hasil Konsili Vatikan II yang bernama Unitatis Redintegratio, Gereja Katolik menyatakan bahwa “siapa yang beriman kepada Kristus dan dibaptis dengan sah berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik walaupun persekutuan itu tidak sempurna” (cf. UR no. 3).
Itulah ajaran Gereja Katolik mengenai orang-orang Kristen non-Katolik. Tolok ukurnya adalah iman kepada Kristus dan baptisan yang sah. Ketika orang beriman kepada Kristus lalu ia dibaptis, orang itu menjadi “semacam anggota” Gereja Katolik meski dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Tak mudah membayangkan ini, tapi begitulah ajaran Gereja Katolik.
Contohnya, seseorang yang dibaptis secara protestan sesungguhnya adalah “semacam anggota Gereja Katolik” dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Semacam keanggotaan itu “didapat” karena iman akan Kristus dan baptisan yang diterima orang itu. Jadi, orang protestan pun “anggota Gereja Katolik”? Tepatnya: semacam anggota, keanggotaan yang tidak sempurna. Entah bagaimana itu dibayangkan, demikianlah Gereja Katolik mengajarkan.
Katekismus punya catatan khusus untuk Gereja-Gereja Ortodox. Persekutuan Gereja Katolik dengan Gereja-Gereja Ortodox begitu mendalam, dan Ortodox hanya kekurangan sedikit saja untuk sampai pada persekutuan penuh.
Apa artinya “begitu mendalam”? Dengan simplifikasi, boleh disebut bahwa dalam segala hal, secara khusus: pengakuan iman dan sakramen-sakramen, Ortodox itu sama dengan Katolik. “Kekurangan sedikit” yang dimaksud adalah pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma. Bedanya Ortodox dan Katolik saat ini “hanyalah” pada pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma saja.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 838
“Sebelum diberkati dengan sabda surgawi, namanya roti. Tetapi setelah
konsekrasi roti itu merupakan Tubuh Kristus” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 136:1)
Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, kedamaian sudah semakin mendekat bila kami tidak
memetahkan gelagah yang terkulai ataupun tidak memadamkan sumbu yang
berkedip-kedip. Semoga kebaikan-Mu dan kasih setia-mu semakin berkembang
dengan subur di dunia ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Orang-orang Israel dengan perbekalan yang telah mereka persiapkan,
bergerak meninggalkan Mesir. Allah pun ada bersama-sama mereka untuk
menjaga dan melindungi perjalanan mereka.
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:37-42)
"Malam itulah Tuhan membawa umat Israel keluar dari tanah Mesir."
Pada waktu itu berangkatlah orang-orang Israel dari Raamses ke Sukot.
Mereka berjumlah kira-kira 600.000 orang laki-laki berjalan kaki tidak
termasuk anak-anak. Juga banyak orang dari berbagai bangsa turut dengan
mereka, lagi sangat banyak kambing domba dan lembu sapi. Adonan yang
dibawa mereka dari Mesir dibakar menjadi roti bundar tak beragi. Adonan
itu tidak beragi karena mereka diusir dari Mesir, sehingga tak dapat
berlambat-lambat, dan mereka tidak menyediakan bekal bagi dirinya. Orang
Israel tinggal di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun. Sesudah
lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah
segala pasukan Tuhan dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga
bagi Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itu pun
malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel turun temurun untuk kemuliaan
Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadi kasih setia-Nya
Ayat. (Mzm 136:1.10-12.13-15)
* Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
R : Kekal abadi kasih setia-Nya.
* Dia mengingat kita dalam kerendahan kita.
R
* Dia membebaskan kita dari para lawan kita.
R
* Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir.
R
* Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka..
R
* Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang perkasa!
R
* Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan.
R
* Dan menyeberangkan Israel di tengah-tengahnya.
R
* Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
R
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Penyembuhan-penyembuhan yang dikerjakan Yesus menjadi tanda besar
keilahian-Nya. Cara-Nya mengerjakan penyembuhan-penyembuhan menjadi
penggenapan pesan Nabi Yesaya karena Yesus penuh Roh Kudus dan melayani
setiap orang yang membutuhkan dengan kelembutan kasih.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus.
Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang
mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia
melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang
telah disampaikan oleh Nabi Yesaya. “Lihatlah, itu hamba-Ku yang
Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan
Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian
bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya
tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan
diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya,
sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan
berharap.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Yesus, Hamba Allah, menyadari sepenuhnya perlawanan yang semakin gencar
terhadap diri-Nya. Tetapi Ia tetap berlaku sederhana dan lembut dalam
menghadapi musuh. Ia tidak suka kekerasan untuk melawan orang Farisi. Ia
tidak mau mewahyukan diri-Nya secara terbuka. Ia tidak mau mengeluh dan
berteriak. Inilah Dia, sang Hamba Allah. Apakah kita rela mengikuti
Hamba Allah yang lembut ini? Apakah kita juga mau berjuang tanpa
kekerasan?
Doa Malam
Allah Bapa Mahabaik, kami bersyukur telah menerima rezeki untuk bekal
dalam perjalanan kami. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi rezeki pula bagi
semua orang di dunia dan semoga lalu menumbuhkan harapan dalam hati.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati