| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 24 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XVI

Rabu, 24 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XVI
 
“Banyak orang memasuki gereja dan dengan lidah mereka mempersembahkan banyak ayat-ayat doa, tetapi ketika mereka meninggalkan gereja, mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka katakan; bibir mereka bergerak, tetapi telinga mereka tidak mendengarkan. Hai manusia, kamu sendiri tidak mendengar doamu, namun kamu ingin supaya Allah mendengarkanmu.” — St. Yohanes Krisostomus 

  
Antifon Pembuka (Mzm 78:24-25)

Tuhan menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
  
Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan, Engkau menyediakan rezeki bagi jiwa raga kami. Semoga kami selalu bersyukur atas kemurahan-Mu dan tetap setia memuji-Mu dalam setiap peristiwa hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.. Amin.
         
Bacaan dari Kitab Keluaran (16:1-5.9-15)

"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!"

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
Ayat. (Mzm 78:18-19.23-28)
1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Lih. Mat 13:19-37) 
Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)

"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



Allah menabur sabda-Nya tidak hanya pada saat tanah hidup kita sedang mujur atau subur. Ia tidak pilih-pilih tanah dalam menabur benih sabda-Nya. Benih yang ditabur dalam karakter Kristus, Roh Kristus. Tentu cocok dan siap tumbuh di mana saja. Hanya masalahnya, bisa tumbuh subur apa tidak.  Hati kita menjadi seumpama tanah yang berbatu-batu yang menerima benih itu, yang segera tumbuh, namun karena tanahnya tipis, maka benih itu tak dapat berakar kuat sehingga lekas mati. Demikian pula kita, jika iman kita hanya di permukaan saja, yang mengharapkan segala kemudahan di dalam hidup. Datangnya kesulitan dan ujian hidup dapat membuat kita tidak mampu bertahan, ataupun tak mau berjuang keras dan berkorban demi melaksanakan ajaran iman. St. Yohanes Salib juga menghubungkan keadaan ini dengan keadaan jiwa yang malas untuk mencari Tuhan. Padahal kalau kita benar-benar mencintai Tuhan, kita akan dengan sungguh-sungguh melakukan bagian kita untuk menemukan Dia dalam segala sesuatu yang kita alami dalam hidup ini. Betapa kita perlu memohon kepada Tuhan, agar kita diberi semangat dan hati yang tekun mencari Dia dengan kerinduan dan cinta! Untuk itu, kita diharapkan mampu mengolah semua situasi hidup kita menjadi tanah yang subur, sehingga karakter Kristus dapat tumbuh dan berkembang di dalam diri kita. Allah merencanakan, agar kita makin hari makin dapat menjadi serupa dengan Kristus. Peristiwa-peristiwa dalam hidup kita turut bekerja di dalam rencana Allah.
      
Antifon Komuni (lih. Mat 13:1-9)
Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya Kristus. Siapa pun yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.
Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahapengasih, Engkau telah menabur sabda-Mu dan menguatkan kami dengannya. Semoga sabda-mu menjadi bekal kehidupan kami yang menyatukan kami dalam Kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


LW/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Liturgi: DILARANG MENGUBAH


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 241

Seri Liturgi
DILARANG MENGUBAH

Syalom aleikhem.
Ekaristi adalah perayaan umat, artinya perayaan umat beriman secara bersama-sama, bukan perayaan “milik” pribadi. Namun, tak selalu umat bisa hadir, contohnya pada hari kerja karena terbatasnya waktu dsb. PUMR no. 19 menjelaskan, Misa tetap mengandung penebusan dan nilai luhur meski tak dihadiri umat.

Hadirnya umat memang penting dalam Misa, namun ketidakhadiran umat tak membuat nilai suatu Misa berkurang sebab pada hakikatnya Misa adalah tindakan Kristus dan Gereja. Kristuslah yang bertindak melalui Gereja-Nya. Dalam bahasa simpel, Misa itu “milik” Kristus yang dilaksanakan oleh Gereja-Nya.

Karena Misa adalah milik Kristus dan Gereja, ada tata cara menurut Kristus dan Gereja. Apakah boleh ada penyesuaian atas tata cara itu? Boleh, namun ada batasnya, yaitu pemilihan teks dan ritus saja. Penyesuaian boleh dilakukan dengan mengacu pada buku induk, yaitu Misale Romawi (MR). Mengenai hal ini, PUMR no. 24 memberi penegasan bahwa “imam adalah pelayan liturgi kudus” dan karena itu “imam tak diizinkan menambah, mengurangi, atau mengubah sesuatu dalam Perayaan Ekaristi atas kemauannya sendiri”.

Terbatas pada pemilihan ritus dan teks maksudnya di beberapa bagian MR memberi beberap pilihan ritus dan teks. Itulah yang boleh disesuaikan, bukan menambahkan yang tak ada dan mengurangi yang sudah ada. Mengubah tak diizinkan sebab imam itu pelayan.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 23 Juli 2019 Hari Biasa Pekan XVI

Selasa, 23 Juli 2019
Hari Biasa Pekan XVI

Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)

Antifon Pembuka (Kel 14:13a,14)

Janganlah takut! Tetaplah berdiri! Perhatikanlah keselamatan dari Tuhan. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Tinggi Luhur, Engkau telah menunjukkan daya kekuatan sabda-Mu dengan membebaskan bangsa Israel dari kejaran tentara Mesir. Semoga kami pun membuka diri untuk menerima sabda-Mu sehingga dibebaskan dari maut. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
            
Bacaan dari Kitab Keluaran (14:21-15:1)
 
"Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering."
  
Waktu orang Mesir mengejar orang Israel, Musa mengulurkan tangannya ke atas laut. Maka, semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka terbelahlah air laut itu, dan orang Israel masuk dan berjalan di tengah-tengah laut yang kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir pun mengejar dan menyusul mereka. Semua kuda Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel masuk ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi, Tuhan memandang tentara Mesir dari dalam tiang api dan awan, lalu mengacau-balaukan tentara Mesir. Tuhan membuat roda kereta mereka berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata, “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir!” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta mereka, dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Jadi berbaliklah segala air itu, lalu menimbun kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri dan kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan; mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itulah Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan madah ini bagi Tuhan.
 
"Bacaan ini tidak ditutup dengan 'Demikianlah sabda Tuhan', tetapi langsung ditanggapi dengan kidung berikut:"            
Kidung Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Ya Tuhan, karena napas murka-Mu segala air naik bertimbun-timun, segala alirannya berdiri tegak seperti bendungan, dan air bah membeku di tengah laut. Musuh berkata, "Mari aku kejar, aku capai mereka, aku bagi-bagi jarahan. Nafsuku kulampiaskan kepada mereka, pedangku akan kuhunus. Tanganku akan menumpas mereka."
2. Tetapi Engkau meniupkan napas-Mu dan laut pun menutupi mereka. Seperti timah mereka tenggelam dalam air yang dahsyat. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu, maka bumi pun menelan mereka.
3. Engkau membawa umat-Mu dan mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang telah Kaujadikan kediaman-Mu di tempat kudus yang didirikan tangan kanan-Mu, ya Tuhan. 

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

        

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:46-50)

"Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Yesus bersabda, "Inilah ibu-Ku, inilah saudara-Ku."

Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku?” Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

 

Renungan

    

Dalam bacaan pertama hari ini, kitab Keluaran yang menceritakan bangsa Israel yang menyeberangi laut. Kita akan mendengar kata "air" beberapa kali disebutkan. Air yang kita dengarkan di sini mempunyai kekuatan menghancurkan. Peristiwa itu mengingatkan kita akan pembaptisan di mana air digunakan. Dalam pembaptisan atau dalam karya penyelamatan, ada hal yang perlu dihancurkan yaitu dosa. Tuhan tidak pernah kehabisan akal menawarkan keselamatan kepada kita, meskipun kita sepertinya buntu atau kehilangan harapan di hadapan dosa. Orang Israel yang telah diselamatkan oleh Tuhan dari perbudakan, sekarang panik bahkan ingin kembali ke masa lalu karena orang Mesir yang menindas mereka semakin dekat. Untuk selamat mereka harus melewati lautan air. Sarana yang Tuhan telah berikan kepada kita ketika berhadapan dengan dosa adalah Sakramen Baptis, Ekaristi, dan Tobat. Ketika kita dibaptis, sudah ada jaminan bahwa kita mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus. Meskipun demikian, karena kita masih bersiarah dalam dunia ini dan kita adalah ibarat bejana tanah liat yang rapuh, kita bisa melepas jaminan itu. Bagaimana supaya jaminan itu abadi sifatnya bagi kita? Tuhan sudah memberikan dua sakramen lain yang bisa membantu kita yaitu Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Menerima kedua sakramen ini secara teratur akan mengabadikan jaminan yang kita terima dalam pembaptisan kita.
  
Injil hari ini mengisahkan ajaran Yesus tentang sanak saudara-Nya. Kata-kata Yesus sangat keras bagi mereka (keluarga-Nya) yang mencari Dia hanya untukurusan kebutuhan jasmani dan popularitas dengan nebeng pada nama Yesus yang lagi populer. Perikop ini berisikan kritikan kepada keluarga. Keluarga Yesus hanyalah bagi mereka yang setia menaati dan melakukan kehendak Allah. Maka kriteria keluarga Yesus adalah melakukan kehendak Allah seperti dikatakan Yesus, "Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga, mereka itu adalah keluarga-Ku". Di sini Yesus juga tidak bermaksud menghina ataupun menyangkal ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya. Sebaliknya Yesus mengajarkan bahwa barangsiapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah anggota keluarga-Nya dalam kerajaan Allah. Maka yang Yesus ajarkan adalah keutamaan agar seseorang melakukan kehendak Allah. Dengan demikian ungkapan ini bahkan dapat bermaksud sebagai pujian kepada Bunda Maria, sebab Yesus mengakui bahwa Bunda Maria pertama-tama adalah seseorang yang melakukan kehendak Allah Bapa. Jadi persaudaraan terjadi bukan hanya karena ikatan darah melainkan juga karena iman dan perbuatan baik yang dipersatukan oleh kehendak Allah. Semoga kita senantiasa mengusahakan hidup persaudaraan atau persahabatan sejati. Kita perangi dan berantas secara tuntas aneka gerakan yang berusaha memecah belah atau merusak persaudaraan atau persahabatan sejati  (RENUNGAN PAGI)

Antifon Komuni (Kel 15:6)

Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.

Seri Liturgi: MENDENGAR PENUH HORMAT

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 244

Seri Liturgi
MENDENGAR PENUH HORMAT

Syalom aleikhem.
Siapa sesungguhnya pemimpin Ekaristi? Sang Kristus. Beliau adalah imam sekaligus kurban. Secara jasmani, yang tampak memimpin adalah seorang imam, manusia. Namun secara rohani, seturut ajaran Gereja Katolik, si imam bertindak selaku pribadi Kristus (in persona Christi), dengan kata lain Kristuslah yang sebenar-benarnya memimpin. Kehadiran Kristus dalam Ekaristi tampak dalam diri si imam.

Apakah Kristus hanya hadir dalam diri si imam? Tidak, tentu saja. Kristus benar-benar hadir dalam jemaat yang berhimpun dalam nama-Nya, Kristus hadir dalam sabda-Nya, dan paling hakiki dan lestari hadir dalam Roti Suci Ekaristi. Lestari artinya terus-menerus hadir. Karena itu, Gereja Katolik memperlakukan Roti Suci dengan hormat karena itulah Tubuh Kristus, benar-benar Tubuh-Nya.

Roti Suci Ekaristi kita peroleh dalam Liturgi Ekaristi, bagian utama kedua Misa. Sementara itu, dalam bagian utama pertama, yaitu Liturgi Sabda, kita mendapatkan santapan rohani: Sabda. PUMR no. 29 menjelaskan, ketika Alkitab dibacakan dalam Misa, Allah sendiri yang berfirman. Itu bukan lagi suara lektor, melainkan suara Allah “meminjam” suara lektor/imam yang membaca.

Lebih lanjut, PUMR nomor yang sama mengajarkan, umat wajib mendengarkannya dengan penuh hormat. Ada dua unsur di sini: mendengarkan dan penuh hormat. Dalam hal ini, perlu ditelaah lagi sikap sebagian umat yang membaca sendiri sewaktu firman dibacakan. Apakah itu “mendengarkan penuh hormat”?

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 22 Juli 2019 Pesta Santa Maria Magdalena

Senin, 22 Juli 2019
Pesta Santa Maria Magdalena

“Berkobar dalam cinta, Maria Magdalena merindukan Dia yan dikira sudah dibawa orang” (St. Gregorius Agung)

Peringatan Wajib St. Maria Magdalena mulai tahun 2016 ditingkatkan menjadi PESTA. Keputusan ini ditandatangani pada tanggal 3 Juni 2016 pada Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus. Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
     
Antifon Pembuka (Bdk. Yoh 20:17)

Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

The Lord said to Mary Magdalene: Go to my brothers and tell them: I am going to my Father and your Father, to my God and your God.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahamulia, Putra-Mu yang tunggal menyampaikan kabar sukacita Paskah yang mulia kepada Maria Magdalena mendahului para murid lainnya. Semoga berkat teladan dan doanya kami mewartakan Kristus yang hidup dan kelak melihat-Nya meraja dalam kemuliaan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kidung Agung (3:1-4a)
  
"Impian mempelai perempuan."
  
Di dalam kerinduannya, sang mempelai berkata: Pada malam hari, di atas peraduanku, kucari jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari dia, tapi tak kutemukan. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” Baru saja meninggalkan mereka, kutemukan jantung hatiku. Kupegang dia, dan tak kulepaskan lagi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-17)

Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru! Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
2. Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
3. Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak sorai, mulutku memuji-muji.
4. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu. 
       
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 20:18) 
Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18)
 
"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
    
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
 
Salah satu sumber ketidakbahagiaan dalam hidup ini adalah sikap mendua atau ambigu. Mestinya dan normalnya, orang yang hidup dalam perkawinan hanya mencintai pasangannya saja. Tetapi lihat saja: ketika salah satu pasangan mulai tertarik dan bahkan memiliki hubungan dengan orang ketiga, orang tersebut bersikap mendua, dan mulailah bahtera rumah tangganya goyah. Begitu pula panggilan seorang yang hidup membiara akan mulai goyah ketika ia hidup mendua. Itulah yang terjadi pada Maria Magdalena pada awal Injil hari ini. Kalau kita membaca teks Kitab Suci secara langsung, ayat 11 yang menjadi awal bacaan Injil hari ini dibuka dengan kata-kata: “Tetapi Maria berdiri....” Dalam teks liturgi, kata “tetapi” memang dihilangkan untuk kebutuhan redaksi pewartaan. Pertanyaannya ialah mengapa ayat 11 dibuka dengan kata “tetapi” itu? Jelaslah bahwa kata “tetapi” adalah kata hubung yang mau mempertentangkan antara kalimat itu dengan kalimat sebelumnya (istilah bahasa: konjungsi pertentangan). Nah, kalimatnya berbunyi: Maria berdiri dekat kubur dan menangis. Sedangkan kalimat sebelumnya berkaitan dengan Simon Petrus dan Yohanes yang masuk ke dalam kubur. Artinya, kedua rasul itu masuk ke dalam kubur dan menyaksikan apa yang terjadi, yaitu Tuhan bangkit, tetapi Maria Magdalena tidak masuk ke dalam kubur, karena ia hanya berdiri di dekat kubur. Maria hanya menjenguk ke dalam, tetapi kakinya tetap di luar, kemudian ia langsung membuat kesimpulan: ada orang mengambil jenazah Yesus! Jelas kesimpulan yang salah, karena Maria Magdalena memang juga tidak sungguh masuk ke dalam kubur. Ia mendua, karena kepala menjenguk ke dalam kubur, tetapi kakinya di luar. 
 
 Begitulah bila orang bersikap mendua, orang tidak hanya tidak bahagia tetapi juga dapat membuat kesimpulan atau keputusan yang tidak tepat. Hanya saja, Tuhan Yesus Yang bangkit bersikap sabar dan menuntun Maria Magdalena. Karena kisahnya berlanjut hingga kesadaran Maria Magdalena bahwa Tuhan Yesus bangkit. Tetapi kesadaran Maria Magdalena itu ditolong oleh Tuhan sendiri. Tuhanlah yang berinisiatif dan menyadarkan Maria Magdalena melalui sapaan personal. “Maria!”. Okelah, barangkali kita telah banyak bersikap mendua dalam iman kita ini, tetapi marilah kita berhenti. Marilah kita menengok dan menghadap Tuhan yang selalu berada di dekat kita dan mengajak kita untuk fokus memandang-Nya, mengasihi-Nya, dan membiarkan diri untuk dikasihi dan diselamatkan Tuhan. (EM/INSPIRASI BATIN 2019)
 

Antifon Komuni (2Kor 5:14.15)

Kasih Kristus mendorong kita, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

The love of Christ impels us, so that those who live may live no longer for themselves, but for him who died for them and was raised.

Minggu, 21 Juli 2019 Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 21 Juli 2019
Hari Minggu Biasa XVI  
  
“Siapa pun yang bermain-main dengan iblis tidak dapat bergembira bersama Kristus.” — St. Petrus Krisologus

      

Antifon Pembuka (Mzm 54:6-8)
   
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
  

See, I have God for my help. The Lord sustains my soul. I will sacrifice to you with willing heart, and praise your name, O Lord, for it is good.
  
Ecce Deus adiuvat me, et Dominus susceptor est animæ meæ: averte mala inimicis meis, in veritate tua a disperde illos, protector meus Domine.


Doa Pembuka


Allah Bapa yang penuh kasih, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau berkenan untuk hadir di tengah-tengah kami. Kami mohon, bukalah hati kami agar siap sedia menerima kehadiran-Mu yang senantiasa membawa berkah bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-10a)
 
  
"Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini."
  
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan perjalanan. Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.  
 
 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-28)
  
"Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya."
 
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.  
 
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
  
"Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik."
 
Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Setelah Allah menampakkan diri kepada Abraham untuk mengadakan perjanjian tentang keturunannya dan tentang harta warisan (Tanah Kanaan), sekarang Allah datang menampakkan diri lagi kepada Abraham dalam wujud orang asing. Allah yang menjelma menjadi tiga sosok manusia datang mengunjungi Abraham, tidak jauh dari kemahnya. Mereka dalam perjalanan menuju kota Sodom dan Gomora, tapi mampir sebentar untuk istirahat dan makan siang di tempat kediaman Abraham, atas permintaan Abraham.  Bacaan yang kita dengar dari Kitab Kejadian dalam teks Ibrani ada ketidakjelasan tentang ketiganya yang muncul. Kemudian kisah ini menjadi dasar dari ikon besar Rublev sebagai simbol dari Tritunggal Mahakudus.

Abraham dan Sarah benar-benar memberikan diri mereka sendiri kepada ketiganya yang muncul secara tak terduga. Mereka jelas dikirim dari Tuhan. Mereka mewakili kesetiaan Allah pada janji-Nya kepada Abraham bahwa ia dan Sarah akan memiliki seorang putra. Abraham tidak pernah meragukan bahwa Allah akan menepati janji-Nya tetapi berpikir bahwa mungkin janji itu tidak seperti yang ia pikirkan. Sarah hanya bisa tertawa ketika diberitahu bahwa dia akan melahirkan seorang putra. Dia memiliki harapan ketika masih muda tetapi tahu bahwa secara manusia sudah terlambat. Baik Abraham maupun Sarah adalah tuan rumah Allah dalam drama ini. Mereka mendengarkan dengan sopan    
 
Bandingkan narasi Alkitab ini dengan Injil Lukas hari ini. Penerimaan tamu ini bagi Maria dan Marta berbeda. Maria menerima tamunya yang tak lain dan tak bukan adalah Yesus. Maria selalu memperhatikan dan mendengarkan kata-kata Yesus hingga Maria duduk dekat kaki Tuhan Yesus. Sedang Marta sibuk dengan melayani makanan dan minuman buat Tamunya itu. Marta sibuk dengan suguhan itu, akhirnya tidak mendengar kata-kata Yesus. Bagi Yesus, maka yang penting adalah mendengarkan kata-kata-Nya. Kata-kata Yesus memberikan hidup yang kekal. Kalau makanan paling ya lapar begitu saja. Atau makanan bisa dicari atau disuguhkan paling belakang. Kalau memang tidak ada ya makan saja di rumah. Tetapi kata-kata-Nya didengarkan dengan sungguh-sungguh.  Maria tidak pernah melayani Yesus tetapi dengan mendengarkan, sungguh-sungguh telah memuaskan Yesus. Dia duduk dekat kaki Yesus agar dengan cermat mendengarkan kata-kata Yesus. Dia mengharapkan Maria tidak hanya mendengarkan saja, tetapi apa yang sudah dihayatinya dinyatakan di dalam hidupnya. Demikianlah Maria benar-benar menjadi murid Yesus yang sejati.
  
Ketika kita dapat menerima orang lain sebagai orang-orang yang datang dalam nama Tuhan kita dapat menghayati misteri yang dibicarakan oleh Santo Paulus dalam bacaan kedua hari ini:
Kristus ada di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Santo Paulus dalam Surat kepada jemaat Kolose menempatkan misteri ini di jantung kehidupan Kristen kita. Menderita tetapi melakoninya dengan sukacita. Itulah yang dilakukan oleh Rasul Paulus. Nilai pengorbanan, martiria (melengkapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu Jemaat) dan cinta akan Yesus memotivasi penderitaannya.
            
Antifon Komuni (Mzm 111:4-5)

Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.

The Lord, the gracious, the merciful, has made a memorial of his wonders; he gives food to those who fear him.

atau (Why 3:20)

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jika ada yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Behold, I stand at the door and knock, says the Lord. If anyone hears my voice and opens the door to me, I will enter his house and dine with him, and he with me.
        
RENUNGAN PAGI

Seri Katekismus: ANGGOTA TIDAK SEMPURNA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 243

Seri Katekismus
ANGGOTA TIDAK SEMPURNA

Syalom aleikhem.
Sejak semula didirikan oleh-Nya, Gereja Kristus itu satu. Kesatuan itu dikehendaki Sang Kristus. Lagipula, Roh Kudus adalah roh pemersatu, bukan roh pemecah belah. Namun, karena satu dan lain sebab, dalam perjalanan sejarahnya Gereja yang satu itu retak lalu terpecah-pecah. Kenyataannya, dewasa ini orang-orang tergabung dalam “gereja” atau “persekutuan gerejawi” yang berbeda-beda.

Ajaran iman yang dalam gereja A bisa berbeda dengan ajaran iman dalam gereja yang lain, demikian juga perihal pengakuan akan kepemimpinan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Sri Paus. Ada yang mengakui Sri Paus, ada yang tidak, bahkan ada yang menilai itu bukan perkara penting. Mengenai ajaran iman, contohnya, ada yang percaya kehadiran nyata Kristus dalam roti perjamuan, ada yang percaya simbolis, ada lagi yang tak percaya. Beda-beda.

Meski beda-beda, pada umumnya semuanya sama-sama dibaptis, artinya menjadi Kristen, meski cara pembaptisan dan rumusannya berbeda-beda pula. Namun, jelas bahwa semuanya dibaptis dan karena itu menjadi murid Kristus. Semuanya juga mengakui Alkitab sebagai tolok ukur iman dan kehidupan meski jumlah kitab di dalamnya bisa beda-beda juga. Dengan dibaptis, semuanya terhubung dengan Sang Kristus.

Melihat kenyataan itu, Gereja Katolik mengajarkan apa? Dalam ajaran yang dituangkan dalam dokumen hasil Konsili Vatikan II yang bernama Unitatis Redintegratio, Gereja Katolik menyatakan bahwa “siapa yang beriman kepada Kristus dan dibaptis dengan sah berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik walaupun persekutuan itu tidak sempurna” (cf. UR no. 3).

Itulah ajaran Gereja Katolik mengenai orang-orang Kristen non-Katolik. Tolok ukurnya adalah iman kepada Kristus dan baptisan yang sah. Ketika orang beriman kepada Kristus lalu ia dibaptis, orang itu menjadi “semacam anggota” Gereja Katolik meski dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Tak mudah membayangkan ini, tapi begitulah ajaran Gereja Katolik.

Contohnya, seseorang yang dibaptis secara protestan sesungguhnya adalah “semacam anggota Gereja Katolik” dalam keanggotaan yang tidak sempurna. Semacam keanggotaan itu “didapat” karena iman akan Kristus dan baptisan yang diterima orang itu. Jadi, orang protestan pun “anggota Gereja Katolik”? Tepatnya: semacam anggota, keanggotaan yang tidak sempurna. Entah bagaimana itu dibayangkan, demikianlah Gereja Katolik mengajarkan.

Katekismus punya catatan khusus untuk Gereja-Gereja Ortodox. Persekutuan Gereja Katolik dengan Gereja-Gereja Ortodox begitu mendalam, dan Ortodox hanya kekurangan sedikit saja untuk sampai pada persekutuan penuh.

Apa artinya “begitu mendalam”? Dengan simplifikasi, boleh disebut bahwa dalam segala hal, secara khusus: pengakuan iman dan sakramen-sakramen, Ortodox itu sama dengan Katolik. “Kekurangan sedikit” yang dimaksud adalah pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma. Bedanya Ortodox dan Katolik saat ini “hanyalah” pada pengakuan akan kepemimpinan Paus Roma saja.

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 838

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy