| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 04 Agustus 2019 Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 04 Juli 2019
Hari Minggu Biasa XVIII
  
Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi. (St. Ignatius dari Loyola)
   
Antifon Pembuka (Mzm 70:2.6)

Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah Penolong dan Pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.

O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me! You are my rescuer, my help; O Lord, do not delay.
 
Deus in adiutorium meum intende: Domine ad adiuvandum me festina: confundantur et revereantur inimici mei, qui quærunt animam meam. (Mzm 70:2-4) 

Doa Pembuka

 
Allah Bapa yang Mahabijaksana, Engkau mengenal kami masing-masing dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan kami. Semoga kami tidak pernah khawatir akan hidup kami tetapi selalu mengandalkan Dikau dan menjadikan Engkau sebagai satu-satunya harta yang paling berharga bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 

  
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2; 2:21-23)
 
"Apa faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya?"
 
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagianya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
   


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul: 1)

1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-5.9-11)
 
"Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada."

Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   


 
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 5:3); 2/4
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
 
"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"
 
Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’.” Lalu katanya, “Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tetapi Allah bersabda kepadanya, “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu! Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 
 Renungan
 
“Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.” - pada hari ini kebanyakan orang tidak menerima, tidak melakukan cara berpikir ini. Banyak orang ingin hidup dalam kehidupan ini, tidak memikirkan kehidupan dunia yang akan datang. Banyak dari kita telah kehilangan rasa hidup yang kekal dan sebaliknya hidup untuk nilai-nilai dunia ini. Mengikuti Kristus menuntut kita bertobat dan menerima pesan-Nya, yang memberi kita cara hidup yang sangat berbeda.

Bacaan pertama hari ini adalah dari Kitab Pengkhotbah. Kita tidak banyak membaca dari buku ini, tetapi kebanyakan dari kita tahu ungkapan: "Kesia-siaan dan kesia-siaan." Begitu banyak dari kita dapat mengidentifikasi dengan pernyataan ini. Kita telah mencari banyak hal dan pada akhirnya telah menemukan bahwa tidak ada yang benar-benar bernilai kecuali yang bertahan selamanya.
  
  Jika kita menetapkan hati kita untuk menjadi kaya, memiliki karier yang luar biasa, pada harta, atau pada hal lain, kita akan menemukan diri kita kecewa. Realitas itu dapat menjadi luar biasa jika mereka membantu kita lebih mencintai orang lain. Dengan kata lain, jika kita menggunakan realitas dunia ini untuk merangkul realitas dunia yang akan datang (cinta Tuhan dan cinta sesama), maka realitas dunia ini berguna bagi kita dengan cara yang sangat baik. Kitab Pengkhotbah hanya mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini telah berlalu kecuali kenyataan rohani.

Bacaan kedua, dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose, mengingatkan kita lagi:
"Matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala." Hari ini, di dunia modern, dunia ingin mengubah apa yang tidak bermoral menjadi apa yang bermoral, apa yang tidak murni menjadi apa yang murni, hasrat menjadi kebajikan, hasrat jahat sebagai sesuatu yang harus ditiru dan keserakahan dengan cara hidup yang normal. Kita sebagai orang Kristen diundang untuk hidup sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dan mereka benar-benar bertentangan dengan budaya sekarang!

Injil, hari ini dari Santo Lukas, mengingatkan sekali lagi bahwa kita harus selalu menjaga mata kita pada kematian, pada kehidupan dunia yang akan datang, sehingga tindakan kita dalam kehidupan ini akan dibimbing oleh realitas kekal yang menunggu kita. Tuhan mengizinkan kita untuk bekerja dan memiliki kekayaan. Namun, kita perlu ingat bahwa kekayaan itu bukan tujuan utama. Kekayaan hanya sekadar sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup. Kekayaan itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Kita menjadi penyalur kekayaan Tuhan bagi kesejahteraan hidup bersama. Sudahkah kita berbagi dengan sesama? Atau sebaliknya, apakah hidup kita tidak bahagia karena pelit dan kikir?

Sangat mudah bagi kita orang Kristen untuk tergoda oleh nilai-nilai dunia ini karena mereka tampak begitu menyenangkan dan membawa kesenangan seperti itu. Tantangannya adalah untuk menjaga mata kita terarah pada Yesus dan membiarkan diri kita dibentuk oleh apa yang Dia katakan kepada kita. Terlalu banyak guru saat ini memberitakan Injil yang bukan dari Yesus tetapi hanya Injil nilai-nilai dunia ini. Bagi kita yang menerima bahwa Yesus selalu ada di Gereja-Nya, kita memiliki bimbingan Gereja untuk membantu kita tetap berada di jalan yang benar. Sekali lagi, banyak orang dewasa ini ingin Gereja menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dunia ini. Marilah kita berjalan bersama Tuhan Yesus dan Gereja-Nya.
 
 
      
Antifon Komuni (Keb 16:20)

Tuhan, Engkau telah memberi kami roti surgawi yang lezat dan nikmat.

Panem de cælo dedisti nobis, Domine, habentem omne delectamentum, et omnem saporem suavitatis.
   
RENUNGAN PAGI

Sabtu, 03 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVII

Sabtu, 03 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVII

“Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala hal.” (St. Ignatius dari Antiokhia)

Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)

Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau lebih berkenan akan belas kasih daripada kurban. Kami mohon, semoga kami selalu berlaku jujur dan menghormati nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)
   
  
"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."
    
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya, dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Atau: Hendaknya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah. Hendaknya semua bangsa bersyukur kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.7-8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)
  
"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."
  
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
 
Yohanes adalah tipe orang yang bebas merdeka secara batin. Ia menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Yohanes mengalami tentangan dan penganiayaan, bahkan dikehendaki kematiannya.

Di sisi lain, kita melihat seorang Herodes adalah tipe orang yang tidak punya prinsip, ragu-ragu, apalagi menyangkut kedudukannya. Ia gampang dipengaruhi terlebih oleh daya tarik perempuan. Oleh karena itu, kekuasaannya dapat disalahgunakan untuk melenyapkan seorang yang baik dan benar. Herodes menghadirkan kuasa jahat yang selalu mengancam orang-orang yang menyuarakan suara Tuhan.

Yohanes Pembaptis merupakan contoh pewarta atau misionaris sejati yang berani menghadapi segala resiko. Yohanes Pembaptis sendiri tidak lagi peduli dengan diri dan  keselamatannya. Yang dipikirkan oleh Yohanes Pembaptis ialah bagaimana injil dapat diwartakan. Yohanes Pembaptis bisa meninggal, tetapi injil sebagai kebenaran tidak akan bisa mati. Sebab kebenaran itu secara perlahan-lahan akan terbukti siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang jujur dan siapa yang berbohong, siapa yag bersih tingkah lakunya dan siapa yang kotor tingkah lakunya. Selain itu, Yohanes Pembaptis menggugah kesadaran kita untuk senantiasa menyuarakan kebenaran. Kita bisa melihat kenyataan-kenyataan yang ada di sekeliling kita. Bagaimana kita berani menyuarakan kebenaran saat ada orang atau sekelompok orang yang merusak hutan, sehingga menyebabkan munculnya banjir dan tanah longsor. Selain itu, bagaimana kita menyuarakan kebenaran saat ada anggota keluarga yang berbuat jahat? 
Apakah kita harus takut terhadap kuasa jahat itu? Sebagaimana Yohanes rela mati demi kebenaran, kiranya kita pun diajak untuk tidak takut kepada mereka yang dapat membinasakan badan. Kita diajak takut akan Allah, yang dapat membinasakan jiwa. Penderitaan yang kita alami dan tanggung tidak sebanding dengan kemuliaan yang dinyatakan kepada kita.
  (RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Mzm 67:8-8)
 
Tanah telah memberi hasil; Allah memberkati kita. Kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Seri Katekismus: EENS

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 249

Seri Katekismus
EENS

Syalom aleikhem.
Para Bapa Gereja berulang kali mengulangi pernyataan “di luar Gereja tak ada keselamatan” yang tetap menjadi ajaran Gereja Katolik hingga kini. Ada beberapa isu dan pengajaran yang keliru yang mengatakan bahwa Gereja telah menghapus dan mengganti ajaran “di luar Gereja tak ada keselamatan” dengan ajaran lain.

Catat baik-baik, ajaran itu tetap menjadi ajaran Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik sejak dulu hingga sekarang. Rumusan itu bahkan tetap tercantum dalam KGK, kitab yang secara ringkas, padat, dan menyeluruh memaparkan ajaran Katolik.

Dalam bahasa Latin, ungkapan tersebut berbunyi “extra Ecclesia nulla salus”, sering disingkat EENS. Jangan lupa, ajaran mengenai EENS ini tak pernah dibatalkan oleh Gereja Katolik. Hanya saja – ingat, hanya saja – ajaran mengenai EENS perlu dipahami dengan benar, bukan dengan serampangan dan interpretasi acak-acakan. Jika tak dipahami dengan benar, orang bisa jatuh pada pemahaman yang keliru.

Tak sedikit orang, juga umat Katolik, memahami EENS sebagai ajaran yang simpelnya begini: “Kalau tak dibaptis Katolik, maka orang tak bisa masuk surga” atau “orang di luar Katolik pasti masuk neraka”. Oh no! Tidak demikian! Lalu, bagaimana? KGK no. 846 mengajar kita demikian: “Kalau dirumuskan secara positif, ia [ajaran mengenai EENS] mengatakan bahwa seluruh keselamatan datang dari Kristus sebagai Kepala melalui Gereja yang adalah Tubuh-Nya.

Ungkapan EENS yang dicetuskan oleh Gereja pada masa lalu perlu dipahami dalam ungkapan positif pada masa kini. Di bawah ini poin-poinnya.

Pertama, keselamatan datang dari Sang Kristus. Tak ada Juru Selamat lain yang dapat membuat orang masuk Kerajaan Allah, selain Junjungan kita, Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan hanya datang dari Sang Kristus sebab segala kuasa di surga dan bumi telah diserahkan oleh Allah Sang Bapa kepada-Nya. Tak ada Penyelamat lain. Hanya Sang Kristus satu-satunya.

Kedua, Sang Kristus adalah Kepala dan Gereja adalah Tubuh-Nya. Kesatuan Kepala-Tubuh ini penting dipahami. Menerima Kristus berarti juga menerima Gereja-Nya. Zaman ini ada sementara orang menerima (ajaran) Tuhan Yesus, namun tak bisa menerima Gereja-Nya, sampai-sampai ada jargon: “Jesus yes, Church no!” Yesus ya, Gereja tidak! Dalam pandangan Katolik, menerima Kristus tak bisa berdiri sendiri, melainkan perlu “sepaket” dengan menerima Gereja-Nya. Gereja didirikan oleh Kristus sebagai sarana keselamatan, dan oleh Gereja, umat manusia mengenal Kristus.

Ketiga, keselamatan yang datang dari Sang Kristus itu disampaikan kepada umat manusia melalui Gereja-Nya. Hal ini menegaskan bahwa Gereja Kristus perlu ada untuk keselamatan umat manusia. Dalam Gereja itulah, Kristus hadir bagi umat manusia. Karena itu, orang perlu masuk Gereja, dalam arti dibaptis, supaya diselamatkan oleh Kristus. Demikianlah kiranya EENS perlu dipahami dengan benar. Semoga tiga poin ringkas di atas membantu.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 846

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 02 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVII

Jumat, 02 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVII - Jumat Pertama Dalam Bulan

Allah berbicara kepada manusia melalui Sabda-Nya. Doa kita berbentuk kata-kata, baik yang dipikirkan maupun yang diucapkan. Tetapi yang terpenting ialah bahwa hati selalu hadir di depan Dia, kepada Siapa kita berbicara dalam doa. "Apakah doa kita dikabulkan, tidak bergantung pada banyaknya kata-kata, tetapi pada kesungguhan jiwa kita" (Yohanes Krisostomus, ecl. 2). ---- Katekismus Gereja Katolik, 2700

Antifon Pembuka (Mzm 81:10-11a)

Janganlah di antaramu ada allah lain dan janganlah menyembah allah asing. Akulah Tuhan Allahmu.


Doa Pembuka


Allah Bapa kekuatan kami, Engkaulah yang menentukan hari-hari hidup seseorang. Mampukanlah kami untuk merayakan dan menguduskan hari kebangkitan Putra-Mu dengan penuh kasih dan sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Imamat (23:1.4-11.15-16.27.34b-37)
      
   
"Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan."
   
Tuhan bersabda kepada Musa, "Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi. Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat." Tuhan bersabda pula kepada Musa, "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, 'Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat. Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan. Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Perdamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya. Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan suatu pekerjaan berat. Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
  
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab)
1. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.
2. Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Ptr 1:25)
Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)
    
"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
   
Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus ditolak di kampung asalnya karena orang di Nazaret tahu baik anggota keluarga Yesus yang adalah orang-orang sederhana. Penilaian mereka tentang Yesus dibentuk oleh pandangan mereka tentang keluarga Yesus, dan bukan terutama pada pribadi Yesus, bukan terutama pada kata-kata dan perbuatan-Nya yang menggerakkan banyak orang. Pewartaan dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh di luar wilayah Nazareth membuat mereka merasa kagum terhadap Yesus, tetapi tidak banyak mengubah penilaian mereka tentang diri Yesus yang sebenarnya. Meskipun Yesus tinggal puluhan tahun bersama mereka, tetapi mata dan hati mereka tidak terbuka untuk menerima Yesus sebagai nabi dan Penyelamat. Karena itu mereka menolak Yesus. 
 
Ada bayi yang sejak dalam kandungan telah ditolak oleh orangtuanya dengan menggugurkan mereka. Juga ada anak yang setelah dilahirkan ditolak karena cacat dan tidak diinginkan atau karena kemiskinan dan rasa malu, dengan membuangnya ke tempat sampah, ke dalam jurang atau ke air sungai dan lautan lepas. Kedatangan dan kehadiran anak-anak ini dipandang lebih sebagai ancaman dan bukan sebagai hadiah yang menggembirakan hati. Pengalaman Yesus sendiri mengingatkan kita untuk mengakui dan menghargai serta menerima orang lain apa adanya, lalu memandang kehadiran mereka sebagai pemberian Tuhan, kedatangan mereka merupakan kesempatan bagi kita untuk memperoleh keselamatan.  (BBU/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN)
  

Kamis, 01 Agustus 2019 Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Kamis, 01 Agustus 2019
Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Bersama Tuhan, penebusan berlimpah. (St. Alfonsus Maria de Liguori)

Antifon Pembuka (Mzm 131:9)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Doa Pembuka


Allah Bapa, Penyelamat Umat Manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat Gereja-Mu. Semoga kami mengikuti jejak Santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan sesama, supaya kami pantas memperoleh ganjaran di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat atau Pujangga Gereja, misalnya Rm 8:1-4; Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R:12b; Mat 5:13-19
.

 

Bacaan dari Kitab Keluaran (40:16-21.34-38)
    
    
"Awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Suci."
   
Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan pertama tahun kedua, pada tanggal satu bulan itu didirikanlah Kemah Suci. Beginilah Musa mendirikan Kemah Suci itu: Ia memasang alas-alasnya, menyusun papan-papannya, memasang kayu-kayu lintang dan mendirikan tiang-tiangnya. Kemudian ia membentangkan atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan meletakkan tudung kemah di atasnya, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Setiap kali awan itu naik dari atas kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat, sampai hari awan itu naik. Sebab awan Tuhan itu berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3-4.5-6a.8a.11)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan, jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu, langkah mereka makin lama makin tinggi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.
   

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
  
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
      
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

  
Santo Alfonsus Maria de Liguori 
ALFONSUS MARIA DE LIGUORI lahir di Marianella, Napoli, Italia, pada 27 September 1696. Ia adalah seorang yang jenius. Bayangkan, dalam usia 16 tahun ia telah meraih gelar Doktor Hukum di Universitas Napoli. Setelah 3 tahun menjadi imam, pada 9 November 1732 ia mendirikan Tarekat "Sanctissimi Redemptoris". 
    
Pada usia 66 tahun ia diangkat menjadi Uskup Agata dan meninggal pada 1 Agustus 1787. Dibeatifikasi di Roma pada 15 September 1816 oleh Paus Pius VII dan dinyatakan sebagai Santo oleh Paus Gregorius XVI pada 26 Mei 1839.
  
Antifon Komuni (Mzm 84:11)
    
Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada seribu hari di tempat lain. Lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.
 
Doa Malam 
    
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, terima kasih atas kurnia-Mu yang mengagumkan hari ini. Sadarkanlah kami selalu untuk bersyukur atas belas kasihan-Mu yang tak berkesudahan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
   
Apa yang dilakukan para malaikat pada akhir zaman?
    
Dari perumpamaan Injil hari ini (Mat 13:47-53), Yesus menjelaskan bahwa pada akhir zaman para malaikat punya pekerjaan besar. "Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi." (ay. 49b-50). 
   
 Berarti, pada akhir zaman akan ada pemisahan kelompok manusia, seperti halnya kelompok ikan yang baru ditangkap, "Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang" (ay. 48). 
   
 Jadi, penghakiman terakhir sesungguhnya hanya tindakan pemisahan saja antara manusia yang baik (benar) dan yang tidak baik. Tindakan itu akan dilakukan para malaikat, tentunya atas perintah Anak Manusia yaitu Yesus. (Sumber: Stefan Leks. Yesus Kristus menurut Keempat Injil, Jilid 4. Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 185) 
  


RUAH

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 4:41 – 5:2


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 248

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 4:41 – 5:2

Syalom aleikhem.
Mrk. 4:41
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Et timuerunt magno timore et dicebant ad alterutrum: “ Quis putas est iste, quia et ventus et mare oboediunt ei? ”.

Kata “mereka” di sini artinya para murid Tuhan Yesus. Dalam bahasa Yunani, kata “takut” pada ayat ini berbeda dengan terjemahan yang sama pada ayat sebelumnya. Pada ayat 40, digunakan kata “deiloi”, sedangkan pada ayat 41 “fobon”.

Kata fobon (‘takut’) bermakna ‘dikuasai ketakutan yang dahsyat namun yang bercampur dengan rasa hormat dan kekaguman serta keterpesonaan’. Ini takut yang bercampur kagum. Bahasa filsafat punya istilah untuk keadaan ini: tremendum et fascinosum. Ya, takut memang, tapi ada kagum juga. Itu seperti kita memandang gunung meletus pada waktu malam, ada ketakutan terkena lahar meleleh, namun ada kekaguman melihat “keindahan” nyala lava berpijar di tengah gelapnya malam.

Dalam keadaan takut-kagum itu, para murid saling bertanya. Seperti biasa, itu bukan pertanyaan yang butuh jawaban, itu pertanyaan retoris. Mereka baru saja mengalami bahwa Tuhan Yesus bukan manusia biasa. Mereka mulai mengerti dan berpikir-pikir mengenai siapa sesungguhnya Sang Guru. Tak mungkin manusia biasa dapat memberi perintah kepada alam, dan alam taat pada perintah itu.

Mrk. 5:1
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.
Et venerunt trans fretum maris in regionem Gerasenorum.

Informatif ayat ini. Mereka, yaitu Tuhan Yesus dan para murid-Nya, sesudah danau tenang, tiba di tempat tujuan. Gerasa adalah nama suku atau bangsa. Jadi, daerah orang Gerasa artinya wilayah yang ditinggali bangsa Gerasa. Agaknya yang dimaksud adalah  kota yang terletak di sebelah tenggara Danau Galilea, jaraknya 60-an km dari danau. Gerasa itu salah satu kota dari Dekapolis (artinya: Sepuluh Kota) yang disebut dalam Mrk. 5:20. Harap dicatat, Dekapolis dihuni orang-orang bukan Yahudi, di luar wilayah Yahudi pada umumnya.

Mrk. 5:2
Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.
Et exeunte eo de navi, statim occurrit ei de monumentis homo in spiritu immundo,

Tak hanya Tuhan Yesus sendirian yang turun dari perahu, para murid pun ikut turun meski tak explisit disebut. Pekuburan yang dimaksud berbeda dengan makam yang biasa ada di Indonesia. Pekuburan di sana adalah gua-gua yang dibuat pada tebing gunung. Kadang ada juga gua alami, tak perlu dibuat. Menguburkan mayat pada gua semacam itu adalah kebiasaan masyarakat Timur Tengah pada zaman Tuhan Yesus. Ingat juga, makam Tuhan Yesus ditutup batu karena memang bentuknya gua. Juga, makam Lazarus.

Frasa “menemui Dia” aslinya kalimat pasif “Ia didatangi”. Bentuk ini kadang dipakai untuk menjelaskan “datang dengan maksud tidak baik atau dengan tujuan memusuhi”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 31 Juli 2019 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola

Rabu, 31 Juli 2019
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola

“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI

     

Antifon Pembuka (Mzm 81:10-11a)

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

At the name of Jesus, every knee should bend of those in heaven and on earth and under the earth, and every tongue confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.

   

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan nama-Mu, Engkau menampilkan Santo Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di dunia, agar memperoleh mahkota di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 
     
Bacaan dari Kitab Keluaran (34:29-45)
    
  
"Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat."
    
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya. Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai. Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar. Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

 
Pertanyaan ini tentu mudah dijawab. Bila seseorang berdekatan dengan kambing-kambing di kandang kambing, bau orang tersebut bagaimana? Ya pasti berbau kambing, orang jawa bilang: bau prengus. Contoh lain, jikalau seorang anak kecil setiap hari selama berjam-jam bergaul dan berbicara dengan preman, tentulah anak itu akan ikut; ikutan berbicara dan bersikap seperti preman itu: omong kasar. Begitulah seterusnya orang selalu terpengaruh dengan lingkungan sekitar, dengan siapa dan di mana orang itu berada.

Pada bacaan hari ini, setelah Musa berlama-lama tinggal di Gunung Sinai dari berbicara dengan Tuhan, lalu membawa kedua loh hukum Allah, kulit wajah Musa bercahaya. Kitab Keluaran memberikan alasan mengapa kulit wajah Musa bercahaya: Karena ia telah berbicara dengan Tuhan. Ternyata karena berbicara dengan Tuhan, kulit muka Musa bercahaya. Sebegitu menyilaukan cahaya wajah Musa itu sehingga orang-orang takut mendekatinya. Begitulah dinyatakan dalam Kitab Suci ketika orang berlama-lama berbicara dengan Tuhan, konkretnya: orang banyak berdoa di hadapan Tuhan akan mengalami perubahan pada wajahnya, wajahnya bercahaya. tentu bukan cahayanya itu yang penting, sebab cahaya wajah Musa lebih diakibatkan karena kekudusan Tuhan. Kekudusan Tuhan membuat Musa memiliki kedamaian dan kesucian hati yang terpancar melalui cahaya wajahnya.

Hari ini kita memperingati seorang tokoh Gereja, Santo Ignasius dari Loyola. Orang kudus ini adalah pendiri Ordo Jesuit. Dari Santo Ignasius Loyola inilah, begitu banyak orang terbantu dan tertolong hidupnya melalui Latihan Rohani yang disusunnya. Latihan Rohani mengajak orang untuk melakukan pembedaan atau penegasan roh, sehingga dapat menemukan kehendak Allah. Acara pokok penegasan roh tentulah menempatkan kita dalam suasana doa, agar Roh Kudus sendiri memimpin kita. Salah satu tempat doa yang paling indah adalah berdoa di hadapan Yesus Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Dan terkait dengan pengalaman Musa itu, bila kita suka berlama-lama hadir di hadapan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, kita pun akan mengalami kekudusan dan kesucian Tuhan. Dan lihatlah wajah kita pun akan mulai bercahaya, bukan karena kita suci, tetapi karena kedekatan kita dengan Tuhan Yang Mahakudus berefek pada kita secara sadar atau tidak sadar, persis seperti Musa Sendiri yang tidak menyadarinya. Berdoa dan berbicara di hadapan Tuhan dalam Sakramen Mahakudus adalah sikap dan posisi paling indah bila kita sedang berdiskresi iitau mengadakan penegasan roh seperti diajarkan Santo Ignasius dari Loyola.
(EM/Inspirasi Batin 2019)

Antifon Komuni (Luk 12:49)
 
Tuhan bersabda: Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan apalagi yang Kuharapkan selain agar api itu menyala?

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy