Sabtu, 03 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVII
“Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala hal.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)
Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya
berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan
keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau lebih berkenan akan belas
kasih daripada kurban. Kami mohon, semoga kami selalu berlaku jujur dan
menghormati nama-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)
"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung
tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat
itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus
membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal
sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi
sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus
menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi
segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun
Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya,
dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi
tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh
sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak
dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel,
maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian
makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus
pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu
atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain.
Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun
sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut
jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah
pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya,
karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian
merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu.
Akulah Tuhan, Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Atau: Hendaknya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah. Hendaknya semua bangsa bersyukur kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.7-8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia
menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan
keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau
memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di
atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita.
Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)
"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja
wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes
Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya
kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah
menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung
dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes
pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes
ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang
Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah
puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes,
sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang
dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata,
“Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.”
Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena
tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya
orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah
talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias
membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes
Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka
memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yohanes adalah tipe orang yang bebas
merdeka secara batin. Ia menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Yohanes mengalami
tentangan dan penganiayaan, bahkan dikehendaki kematiannya.
Di sisi lain, kita melihat seorang Herodes adalah tipe orang yang tidak
punya prinsip, ragu-ragu, apalagi menyangkut kedudukannya. Ia gampang
dipengaruhi terlebih oleh daya tarik perempuan. Oleh karena itu,
kekuasaannya dapat disalahgunakan untuk melenyapkan seorang yang baik
dan benar. Herodes menghadirkan kuasa jahat yang selalu mengancam
orang-orang yang menyuarakan suara Tuhan.
Yohanes Pembaptis merupakan
contoh pewarta atau misionaris sejati yang berani menghadapi segala
resiko. Yohanes Pembaptis sendiri tidak lagi peduli dengan diri dan
keselamatannya. Yang dipikirkan oleh Yohanes Pembaptis ialah bagaimana
injil dapat diwartakan. Yohanes Pembaptis bisa meninggal, tetapi injil
sebagai kebenaran tidak akan bisa mati. Sebab kebenaran itu secara
perlahan-lahan akan terbukti siapa yang benar dan siapa yang salah,
siapa yang jujur dan siapa yang berbohong, siapa yag bersih tingkah
lakunya dan siapa yang kotor tingkah lakunya. Selain itu, Yohanes
Pembaptis menggugah kesadaran kita untuk
senantiasa menyuarakan kebenaran. Kita bisa melihat kenyataan-kenyataan
yang ada di sekeliling kita. Bagaimana kita berani menyuarakan kebenaran
saat ada orang atau sekelompok orang yang merusak hutan, sehingga
menyebabkan munculnya banjir dan tanah longsor. Selain itu, bagaimana
kita menyuarakan kebenaran saat ada anggota keluarga yang berbuat jahat?
Apakah kita harus takut terhadap kuasa jahat itu? Sebagaimana Yohanes
rela mati demi kebenaran, kiranya kita pun diajak untuk tidak takut
kepada mereka yang dapat membinasakan badan. Kita diajak takut akan
Allah, yang dapat membinasakan jiwa. Penderitaan yang kita alami dan
tanggung tidak sebanding dengan kemuliaan yang dinyatakan kepada kita. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mzm 67:8-8)
Tanah telah memberi hasil; Allah memberkati kita. Kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!