| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:3-7


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 251

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:3-7

Syalom aleikhem.
Mrk. 5:3-4
Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
qui domicilium habebat in monumentis; et neque catenis iam quisquam eum poterat ligare, quoniam saepe compedibus et catenis vinctus dirupisset catenas et compedes comminuisset, et nemo poterat eum domare;


Orang yang kerasukan roh jahat itu kuat sekali, rantai pun diputuskannya. Belenggu adalah ikatan pada kaki, rantai ikatan pada tangan. Menurut ukuran normal, ia  seharusnya tak bisa berbuat apa-apa lagi karena kaki dan tangannya diikat.

Frasa “rantainya diputuskannya” berarti orang itu dapat membuat rantai putus dengan kekuatan tangannya sendiri. Frasa “belenggunya dimusnahkannya” artinya setelah tangannya bebas, ia dapat menghancurkan ikatan kakinya. Semua alat pengikat tak mampu lagi menahan orang itu, juga tak ada orang bisa menahannya.

Mrk. 5:5
Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
et semper nocte ac die in monumentis et in montibus erat clamans et concidens se lapidibus.

Karena tak dapat dikendalikan lagi, orang itu berkeliaran. Ayat ini menunjukkan lebih jelas keadaan pekuburan yang dimaksud. Ada kata “bukit-bukit”, ini menunjukkan pekuburan berada di lereng-lereng bukit.

Ayat ini menyiratkan bahwa orang itu tak sepenuhnya sadar akan dirinya, bahkan hampir tak sadar sama sekali mengenai dirinya. Terbukti, disebut pada ayat ini, ia memukuli dirinya sendiri dengan batu. Patut diduga, tubuhnya, dengan demikian, penuh luka akibat ulahnya sendiri. Kata “berteriak-teriak” makin menegaskan bahwa orang ini tak sadar akan perbuatannya. Lepas kontrol.

Mrk. 5:6-7
Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”
Et videns Iesum a longe cucurrit et adoravit eum et clamans voce magna dicit: “ Quid mihi et tibi, Iesu, fili Dei Altissimi? Adiuro te per Deum, ne me torqueas ”.


Orang itu menyembah Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa setan yang menguasainya mengenal betul siapa Tuhan Yesus. Kata yang diterjemahkan “menyembah” berbunyi prosekynesen, harafiahnya ‘berlutut’. Tindakannya kira-kira demikian: berlutut dua kaki dengan wajah menunduk atau menyentuh tanah, bersujud.

Namun, sujudnya disertai teriakan. Teriakan orang itu (setan yang menguasainya) sangat mirip dengan teriakan roh jahat pada Mrk. 1:24. Ini sikap penuh ketakutan sembari memusuhi. Meski demikian, si setan mengakui kekuasaan Tuhan Yesus sebagai Putra Allah Yang Mahatinggi. Karena tahu bahwa kuasa Tuhan Yesus begitu besar, setan memohon jangan disiksa. Ungkapan “jangan siksa” bermakna ‘jangan buat saya menderita’. Setan menderita ketika berjumpa Sang Kebaikan, Tuhan Yesus Kristus.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 07 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVIII

Rabu, 07 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVIII
 
Berkhotbah tentang salib adalah fana, jika tidak tampak dalam hidup dengan Dia yang disalibkan. --- St. Teresia Benedikta dari Salib

 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan hati-Mu. Perhatikanlah aku demi keselamatan karya tangan-Mu.

Doa Pembuka


Allah Bapa sumber belas kasih, ampunilah kiranya kami, bila kami sampai menempuh jalan yang sesat dan semoga kami menengadah kepada Dia, yang sabda-Nya menjadi rezeki kehidupan kami, ialah Yesus Putra-Mu terkasih, belaskasih-Mu yang nyata bagi setiap orang sepanjang zaman. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Bacaan dari Kitab Bilangan (13:1-2.25;14:1.26-29.34-35)
   
    
"Israel mengolah tanah yang diidamkan."
    
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu. Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.” Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.” Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.” Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya. Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku. Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari. Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.13-14.21-22.23)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16b)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
   
"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"
     
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Dalam bacaan yang pertama, Musa menyuruh beberapa orang untuk mengintai tanah Kanaan, yang berlimpah susu dan madu, yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Namun, ada pengkhianat-pengkhianat yang menyampaikan kabar burung, yang membuat orang Israel menjadi takut dan meragukan rencana Allah bagi mereka. Akhirnya, rencana memasuki tanah Kanaan tertunda sampai 40 tahun lamanya. Iman dikalahkan oleh kabar yang tidak benar. 
 
Dalam bacaan Injil, kita justru disuguhkan cerita yang sebaliknya: iman yang kokoh mengalahkan keraguan. Wanita Kanaan tanpa ragu meminta Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Wanita ini tahu universalitas penyelamatan Yesus. Meskipun Yesus menantangnya dengan kata-kata yang keras dan terkesan menolak, wanita ini tidak mundur. "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Totalitas iman wanita ini berbuah nyata. Ia tak perlu menunggu lama, saat itu juga mukjizat terjadi. Injil mencatat, "Seketika itu juga anaknya sembuh." 
 
Iman adalah penyerahan diri yang total kepada Allah. Kita percaya bahwa Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya, umat pilihannya, berada dalam kesulitan. Wanita Kanaan itu telah memperlihatkan kepada kita imannya yang besar. Pertanyaannya, apakah kita memiliki iman sedemikian? (IR/Renungan Harian Mutiara Iman).
 
Yesus mengiringi kata-kata-Nya dengan "kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda" (Kis 2:22). Semuanya ini menunjukkan bahwa Kerajaan hadir di dalam-Nya, karena memberi kesaksian bahwa Yesuslah Mesias yang di-janjikan itu Bdk. Luk 7:18-23. (Katekismus Gereja Katolik, 547)
      
Antifon Komuni (Mat 15:28)

Yesus bersabda, "Sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki."



Selasa, 06 Agustus 2019 Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya

Selasa, 06 Agustus 2019
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
 
“Ketika Tuhan memberimu rahmat untuk merasakan kehadiran-Nya, dan menghendaki agar engkau dapat berbicara kepada-Nya seperti kepada sahabat yang terkasih, katakanlah kepada-Nya perasaanmu dengan bebas dan percaya diri. Sang Kebijaksanaan itu akan bersegera menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencari-Nya (lih. Keb 6:14). Ia akan bersegera menghampirimu, ketika engkau mencari kasih-Nya. Ia akan menghadirkan diri-Nya kepadamu, untuk memberimu rahmat dan obat yang engkau perlukan. Ia hanya menunggu satu kata darimu, untuk menunjukkan bahwa Ia ada di sisimu dan mau mendengarkanmu dan menopangmu….” (St. Alfonsus de Liguori)
   
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN), TANPA CREDO (SYAHADAT)
        
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)

Dalam awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa: Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The Father's voice was heard: This is my beloved Son, with whom I am well pleased. Listen to him. 
  
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
  
Doa Pembuka

Ya Allah, dalam Penampakan Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami, yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
    
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
     
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Iman Petrus sungguh dikuatkan. Ia menjadi saksi mata atas keagungan Tuhan. Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Bapa.
   
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
   
"Suara itu kami dengar datang dari surga."
     
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!

Petrus, Yakobus dan Yohanes menjadi saksi-saksi kemuliaan Yesus di atas sebuah gunung. Mereka diminta untuk mendengarkan Yesus. Mereka disiapkan untuk menghadapi penderitaan dan salib Yesus.
 
Bacaan Injil 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)
  
"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus."
   
Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan 

 

 Hari ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Kita diajak untuk mengarahkan pandangan kepada Yesus yang dinyatakan oleh Bapa sebagai Putra-Nya yang terkasih. Peristiwa di atas gunung yang dialami oleh para murid merupakan kesaksian yang meneguhkan iman akan Yesus sebagai Putra Allah. Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi sangsi dan ragu-ragu bahwa Yesus yang kita imani adalah sungguh-sungguh Putra Allah. Pernyataan Allah Bapa yang berbunyi, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" sangatlah penting untuk dijadikan dasar yang kokoh bagi kita untuk mengimani Yesus, sebagai Putra Bapa. Bapa sendiri berkenan kepada Yesus Putra-Nya, maka pastilah kita juga berkenan akan Yesus dan tidak perlu membuat kita bimbang. 
 
   Transfigurasi, sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini, adalah salah satu momen dalam kehidupan Yesus ketika penghalang antara alam surgawi dan bumi menyelinap pergi untuk memungkinkan waktu ke-Ilahian-Nya bersinar. Bahwa wahyu ini harus terjadi di "gunung tinggi" sejalan dengan hubungan tradisional pegunungan dengan tempat tinggal Allah.
   
Perintah terakhir, "Dengarkan dia!" Adalah instruksi khusus untuk memperhatikan dengan seksama apa yang Yesus katakan dalam prediksi sengsara pertama (Mat 16:21) dan akan segera diulangi (17: 22-23; juga 20:17-19 ). Mulai sekarang, tepat sebagai Anak Allah yang terkasih, Yesus harus menapaki jalan menuju Yerusalem sebagai Mesias yang datang, “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang” (20:28). Dua kebenaran yang menurut Petrus sangat sulit untuk didamaikan satu sama lain — bahwa Yesus adalah “Anak Allah yang hidup” (16:16) dan bahwa Ia ditakdirkan untuk menderita dan mati (16:21) —di sini disatukan dalam wahyu langsung dari Tuhan. Menjadi Anak Allah tidak akan melindungi Yesus dari kematian. (lihat juga Rom 8:32; Ibr 5: 7-10; Yohanes 3:16). Para murid akan berjuang untuk menyatukan kedua kebenaran ini sampai akhir cerita.

Dalam tindakan terakhir  Yesus mendatangi para murid, bersujud dan mengatasi rasa takut dengan menyentuh mereka dengan kata-kata yang meyakinkan. Putra Allah yang telah berubah rupa sekali lagi, sederhana dan nyata, Yesus, Manusia yang mereka kenal. Dengan bergerak begitu cepat dari kemuliaan dan teofani kembali ke kemanusiaan sederhana, kisah ini menegaskan kembali rasa kehadiran Ilahi dalam pribadi manusia Yesus. Para murid sejenak berbagi pengalaman Musa dan Elia tentang kemuliaan surgawi di hadirat Allah.   .  
   
Gema Transfigurasi yang kita dengar dalam Bacaan Kedua (2 Ptr ​​1: 16-19) mengingatkan kebenaran ini untuk mendorong generasi orang percaya di kemudian hari yang mengalami kesulitan dan mungkin tergoda untuk putus asa akan kemenangan akhir dari penyebab Allah. Dalam "kegelapan" saat ini Transfigurasi adalah "lampu" untuk menerangi jalan sampai "fajar tiba dan bintang fajar terbit di benak Anda". "Fajar" dan "Bintang Fajar" adalah kedua julukan yang merujuk pada Yesus dalam kemuliaan penuh Mesianiknya. Iman kepada-Nya dan berharap kemenangan akhir dari perjuangannya adalah pelita yang terus menerangi jalan kita dalam apa yang sering kali merupakan kegelapan zaman kita.
 
(renunganpagi)
    
Antifon Komuni (1Yoh 3:2)

Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

When Christ appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.

Seri Liturgi: DOA-DOA BATIN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 250

Seri Liturgi
DOA-DOA BATIN

Syalom aleikhem.
Sewaktu imam melambungkan doa-doa presidensial (yang didoakan oleh imam sendirian) dalam Misa, umat wajib mendengarkannya dengan penuh perhatian. Siapa belum melakukannya? Mulai besok, cobalah lakukan supaya engkau mengamini doa yang benar-benar kauketahui isinya.

Agar umat tahu apa isi doa imam, suasana mesti hening. Tiada aktivitas lain pada saat itu. Doa lain juga jangan, apalagi nyanyian. Bahkan – catatan untuk pemusik – iringan alat musik pun jangan. Suara imam, entah berucap entah bernyanyi, harus clear, jelas dan terdengar kata demi kata. Iringan organ, apalagi yang terlampau keras, dapat menutup atau mengaburkan jelasnya kata-kata doa. Hal ini dicatat dalam PUMR no. 32. Ikutilah petunjuk ini.

Selanjutnya, PUMR no. 33 menulis bahwa ada kalanya imam berdoa batin untuk dirinya sendiri. Dalam adat liturgi Latin, doa semacam itu disebut secreta, didaraskan dalam hati saja atau bisik-bisik sangat lirih. Kapan? Sebelum pembacaan Injil, saat persiapan persembahan, juga sebelum dan sesudah komuni. Dalam ritus lama (Missa Forma Extraordinaria) doa semacam itu lebih banyak lagi.

Meski “peraturan” itu untuk imam, bagus juga umat “mencontoh” polanya. Artinya, adakanlah doa-doa singkat dalam hati pada saat-saat tertentu. Contoh, sebelum pembacaan Alkitab, katakan dalam hati: “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Anda bisa menyusun sendiri doa-doa batin semacam itu sesuai kebutuhan. Singkat saja, tapi terarah dan mengarahkan hati.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 05 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVIII

Senin, 05 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVIII

"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." --- Yoh 6:27
    
Antifon Pembuka (Mzm 81:17)

Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum dan Kupuaskan dengan madu kuat.

Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kasihanilah dan dampingilah kami dengan sabda-Mu, daya Roh-Mu. Kami mohon, berilah kami rezeki untuk bekal perjalanan, ialah Yesus pemimpin kami, yang menjadi Pengantara kami di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)
    
 
"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."
   
Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)
  
"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."
  
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
     
     Setelah dibaptis kiranya tidak otomatis orang lalu setia dan taat menghayati janji baptis dalam hidup sehari-hari, demikian pula setelah saling berjanji untuk menjadi suami-isteri tidak otomatis setia saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, hal yang sama juga terjadi dengan janji imamat, kaul, janji pelajar atau kepegawaian dst.. Dalam perjalanan hidup kita senantiasa mengalami atau menghadapi aneka cobaan. Pencobaan-pencobaan atau tantangan-tantangan rasanya dibutuhkan dalam rangka pendewasaan hidup sebagai pribadi cerdas beriman. Maka bercermin dari kisah Injil hari ini saya mengingatkan dan mengajak: (1) Pertama-tama bagi siapapun yang merasa menjadi orangtua, pendidik atau pembina/pembimbing atau atasan, baiklah kita senantiasa memberi tantangan-tantangan kepada anak-anak, peserta didik atau anak buah. Yang memberi tantangan kiranya perlu mendampingi mereka yang diberi tantangan, mungkin dengan motto Ki Hajar Dewantoro ‘ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani’ = keteladanan, pemberdayaan dan dukungan. (2) Bagi anak-anak, peserta didik, bawahan atau anak buah hendaknya dengan setia dan taat melaksanakan apa yang diperintahkan oleh orangtua, pendidik, pembina/pembimbing atau atasan. Percayalah jika kita taat dan setia melaksanakan perintah atau nasihat kita akan menyaksikan sesuatu yang luar biasa, sebagaimana terjadi dengan peristiwa penggandaan roti: apa yang semula kita bayangkan tidak mungkin menjadi mungkin. Dengan kata lain kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk berbagi ‘milik’ kita kepada sesama, lebih-lebih sesama yang miskin dan berkekurangan. Hendaknya kita semua hidup dengan penuh syukur dan suka membagi kepada sesama..   - arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ -
 
Antifon Komuni (Mzm 81:17)

Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum, dan akan kukenyangkan dengan madu dari gunung batu.

Minggu, 04 Agustus 2019 Hari Minggu Biasa XVIII

Minggu, 04 Juli 2019
Hari Minggu Biasa XVIII
  
Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi. (St. Ignatius dari Loyola)
   
Antifon Pembuka (Mzm 70:2.6)

Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah Penolong dan Pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.

O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me! You are my rescuer, my help; O Lord, do not delay.
 
Deus in adiutorium meum intende: Domine ad adiuvandum me festina: confundantur et revereantur inimici mei, qui quærunt animam meam. (Mzm 70:2-4) 

Doa Pembuka

 
Allah Bapa yang Mahabijaksana, Engkau mengenal kami masing-masing dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan kami. Semoga kami tidak pernah khawatir akan hidup kami tetapi selalu mengandalkan Dikau dan menjadikan Engkau sebagai satu-satunya harta yang paling berharga bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 

  
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2; 2:21-23)
 
"Apa faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya?"
 
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagianya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
   


Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; Ul: 1)

1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-5.9-11)
 
"Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada."

Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, orang barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   


 
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 5:3); 2/4
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
 
"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"
 
Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’.” Lalu katanya, “Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” Tetapi Allah bersabda kepadanya, “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu! Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 
 Renungan
 
“Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.” - pada hari ini kebanyakan orang tidak menerima, tidak melakukan cara berpikir ini. Banyak orang ingin hidup dalam kehidupan ini, tidak memikirkan kehidupan dunia yang akan datang. Banyak dari kita telah kehilangan rasa hidup yang kekal dan sebaliknya hidup untuk nilai-nilai dunia ini. Mengikuti Kristus menuntut kita bertobat dan menerima pesan-Nya, yang memberi kita cara hidup yang sangat berbeda.

Bacaan pertama hari ini adalah dari Kitab Pengkhotbah. Kita tidak banyak membaca dari buku ini, tetapi kebanyakan dari kita tahu ungkapan: "Kesia-siaan dan kesia-siaan." Begitu banyak dari kita dapat mengidentifikasi dengan pernyataan ini. Kita telah mencari banyak hal dan pada akhirnya telah menemukan bahwa tidak ada yang benar-benar bernilai kecuali yang bertahan selamanya.
  
  Jika kita menetapkan hati kita untuk menjadi kaya, memiliki karier yang luar biasa, pada harta, atau pada hal lain, kita akan menemukan diri kita kecewa. Realitas itu dapat menjadi luar biasa jika mereka membantu kita lebih mencintai orang lain. Dengan kata lain, jika kita menggunakan realitas dunia ini untuk merangkul realitas dunia yang akan datang (cinta Tuhan dan cinta sesama), maka realitas dunia ini berguna bagi kita dengan cara yang sangat baik. Kitab Pengkhotbah hanya mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini telah berlalu kecuali kenyataan rohani.

Bacaan kedua, dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose, mengingatkan kita lagi:
"Matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala." Hari ini, di dunia modern, dunia ingin mengubah apa yang tidak bermoral menjadi apa yang bermoral, apa yang tidak murni menjadi apa yang murni, hasrat menjadi kebajikan, hasrat jahat sebagai sesuatu yang harus ditiru dan keserakahan dengan cara hidup yang normal. Kita sebagai orang Kristen diundang untuk hidup sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dan mereka benar-benar bertentangan dengan budaya sekarang!

Injil, hari ini dari Santo Lukas, mengingatkan sekali lagi bahwa kita harus selalu menjaga mata kita pada kematian, pada kehidupan dunia yang akan datang, sehingga tindakan kita dalam kehidupan ini akan dibimbing oleh realitas kekal yang menunggu kita. Tuhan mengizinkan kita untuk bekerja dan memiliki kekayaan. Namun, kita perlu ingat bahwa kekayaan itu bukan tujuan utama. Kekayaan hanya sekadar sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup. Kekayaan itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Kita menjadi penyalur kekayaan Tuhan bagi kesejahteraan hidup bersama. Sudahkah kita berbagi dengan sesama? Atau sebaliknya, apakah hidup kita tidak bahagia karena pelit dan kikir?

Sangat mudah bagi kita orang Kristen untuk tergoda oleh nilai-nilai dunia ini karena mereka tampak begitu menyenangkan dan membawa kesenangan seperti itu. Tantangannya adalah untuk menjaga mata kita terarah pada Yesus dan membiarkan diri kita dibentuk oleh apa yang Dia katakan kepada kita. Terlalu banyak guru saat ini memberitakan Injil yang bukan dari Yesus tetapi hanya Injil nilai-nilai dunia ini. Bagi kita yang menerima bahwa Yesus selalu ada di Gereja-Nya, kita memiliki bimbingan Gereja untuk membantu kita tetap berada di jalan yang benar. Sekali lagi, banyak orang dewasa ini ingin Gereja menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dunia ini. Marilah kita berjalan bersama Tuhan Yesus dan Gereja-Nya.
 
 
      
Antifon Komuni (Keb 16:20)

Tuhan, Engkau telah memberi kami roti surgawi yang lezat dan nikmat.

Panem de cælo dedisti nobis, Domine, habentem omne delectamentum, et omnem saporem suavitatis.
   
RENUNGAN PAGI

Sabtu, 03 Agustus 2019 Hari Biasa Pekan XVII

Sabtu, 03 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XVII

“Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala hal.” (St. Ignatius dari Antiokhia)

Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)

Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau lebih berkenan akan belas kasih daripada kurban. Kami mohon, semoga kami selalu berlaku jujur dan menghormati nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    

Bacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)
   
  
"Dalam tahun suci, semua hendaknya pulang ke tanah miliknya."
    
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, “Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ketujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan masing-masing kalian harus pulang ke tanah miliknya, dan kembali kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Atau: Hendaknya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah. Hendaknya semua bangsa bersyukur kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.7-8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.   
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)
  
"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."
  
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
 
Yohanes adalah tipe orang yang bebas merdeka secara batin. Ia menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Yohanes mengalami tentangan dan penganiayaan, bahkan dikehendaki kematiannya.

Di sisi lain, kita melihat seorang Herodes adalah tipe orang yang tidak punya prinsip, ragu-ragu, apalagi menyangkut kedudukannya. Ia gampang dipengaruhi terlebih oleh daya tarik perempuan. Oleh karena itu, kekuasaannya dapat disalahgunakan untuk melenyapkan seorang yang baik dan benar. Herodes menghadirkan kuasa jahat yang selalu mengancam orang-orang yang menyuarakan suara Tuhan.

Yohanes Pembaptis merupakan contoh pewarta atau misionaris sejati yang berani menghadapi segala resiko. Yohanes Pembaptis sendiri tidak lagi peduli dengan diri dan  keselamatannya. Yang dipikirkan oleh Yohanes Pembaptis ialah bagaimana injil dapat diwartakan. Yohanes Pembaptis bisa meninggal, tetapi injil sebagai kebenaran tidak akan bisa mati. Sebab kebenaran itu secara perlahan-lahan akan terbukti siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang jujur dan siapa yang berbohong, siapa yag bersih tingkah lakunya dan siapa yang kotor tingkah lakunya. Selain itu, Yohanes Pembaptis menggugah kesadaran kita untuk senantiasa menyuarakan kebenaran. Kita bisa melihat kenyataan-kenyataan yang ada di sekeliling kita. Bagaimana kita berani menyuarakan kebenaran saat ada orang atau sekelompok orang yang merusak hutan, sehingga menyebabkan munculnya banjir dan tanah longsor. Selain itu, bagaimana kita menyuarakan kebenaran saat ada anggota keluarga yang berbuat jahat? 
Apakah kita harus takut terhadap kuasa jahat itu? Sebagaimana Yohanes rela mati demi kebenaran, kiranya kita pun diajak untuk tidak takut kepada mereka yang dapat membinasakan badan. Kita diajak takut akan Allah, yang dapat membinasakan jiwa. Penderitaan yang kita alami dan tanggung tidak sebanding dengan kemuliaan yang dinyatakan kepada kita.
  (RENUNGAN PAGI)
 
Antifon Komuni (Mzm 67:8-8)
 
Tanah telah memberi hasil; Allah memberkati kita. Kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy