Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Apa artinya “apostolik”? Kata ini berasal dari bahasa Yunani: apostolos yang artinya ‘rasul’. Maka, apostolik artinya ‘bersifat rasuli; rasuliah’.
Apakah artinya ketika disebut bahwa Gereja itu apostolik? Gereja disebut apostolik karena didirikan atas Para Rasul. Apa maknanya “didirikan atas Para Rasul”? Ada tiga makna: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya; (3) tetap diajar oleh Para Rasul sampai hari ini. Mari urai satu per satu.
Dasar ajaran Gereja Katolik adalah ajaran Para Rasul. Itulah mengapa Gereja ini disebut apostolik, rasuliah. Para Rasul adalah saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Sang Kristus. Para Rasul diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya di muka bumi ini setelah Beliau naik ke surga. Juga, kuasa-kuasa lain, seperti mengampuni dosa, diberikan kepada mereka oleh Tuhan kita. Ajaran Para Rasul penting sekali sebab generasi setelahnya mengenal Kristus dari ajaran Para Rasul. Kita ini, contohnya, tak pernah ketemu Tuhan Yesus. Seperti apa dan bagaimana Tuhan Yesus itu kita kenal dari ajaran Para Rasul.
Makna kedua apostolik terkait dengan menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya. Ajaran Para Rasul terjaga hingga kini dalam Gereja Katolik untuk kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya. Para Rasul merayakan Ekaristi – salah satu contohnya – Gereja pun merayakan Ekaristi. Para Rasul memegang dengan teguh ajaran yang tertulis dan yang disampaikan lisan, Gereja pun demikian, memegang teguh ajaran tertulis (Alkitab Suci) dan ajaran lisan (Tradisi Suci). Para Rasul melaksanakan sakramen-sakramen, Gereja Katolik pun demikian.
Ada banyak contoh yang dapat disebut megenai ajaran Para Rasul yang nyata-nyata masih terjaga dalam Gereja Katolik. Di atas sekadar contoh-contoh penting yang langsung terlihat. Tak hanya menjaga, Gereja Katolik juga meneruskan ajaran Para Rasul. Di dalam Gereja Katolik, ajaran Para Rasul terjaga dan tersalurkan kepada generasi berikutnya sampai akhir zaman. Inilah makna kedua apostolik.
Semua Rasul meninggal dunia pada abad pertama. Lalu, apakah Gereja abad-abad selanjutnya tak bergembala, berjalan semaunya sendiri seperti kawanan domba tanpa gembala? Oh tidak! Kristus melengkapi Gereja-Nya dengan “para rasul baru”, artinya orang-orang yang dipercaya menggantikan peran Para Rasul ketika mereka telah tiada. Pengganti Para Rasul itulah para uskup Gereja Katolik.
Dalam diri para uskup yang tergabung dalam Dewan Para Uskup, sebagaimana “dewan” Para Rasul zaman dulu, Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik tetap diajar, dikuduskan, dibimbing oleh Para Rasul. Jadi, Para Rasul “tidak mati”, dalam arti perannya. Gereja Katolik tetap punya “para rasul zaman modern”, yaitu para uskup yang bersekutu dalam dewan bersama dengan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Gembala Tertinggi Gereja, dialah Sri Paus Roma.
Jadi, makna apostolik secara ringkas: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran itu dan meneruskannya; (3) tetap digembalakan oleh Para Rasul melalui para pengganti mereka.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 857
“…
Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat,
yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat
diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan:
meskipun Allah Bapa telah melahirkanPutra, dan Putra lahir dari
Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah
Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Mzm 97:10, 12)
Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati.
Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang
kudus.
Doa Pembuka
Allah
Bapa, sumber segala harapan, semoga hati kami selalu terbuka untuk
menerima sabda-Mu yang menjadi cahaya kehidupan kami, serta memberi
pengharapan kepada siapa saja dalam bahaya maut. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:
Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya
berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi
baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu
juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama
Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia
menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu
masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan
kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan
saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan
membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami
tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang
cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa
menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang
telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
atau Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12) 1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak
pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan
Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa
melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia
memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan
mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi
orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai
orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak
membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama
tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah
malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang
bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit,
sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak,
jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik
kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka
pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk
bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian
datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan,
bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata
kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab
kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Injil Matius bab 25 adalah bagian dari
yang disebut khotbah tentang kepenuhan Kerajaan Allah, yang meliputi
Injil Matius bab 24-25. Ada lima khotbah besar dalam Injil Matius.
Khotbah pertama terdapat pada bab 5-7 yang bisa diberi judul khotbah
pernyataan Kerajaan Allah. Khotbah kedua, pada bab 10, berisi perutusan
untuk mewartakan Kerajaan Allah. Khotbah ketiga, pada bab 13, berisi
rahasia Kerajaan Allah, Khotbah keempat, pada bab 18 biasa disebut
khotbah gerejawi, karena berisi pengajaran mengenai Gereja sebagai wujud
Kerajaan Allah. Khotbah kelima, pada bab 24-25 berisi khotbah tentang
Kerajaan Allah dan pemenuhannya.
Injil
Matius bab 25 ayat 13 berisi perumpamaan mengenai sepuluh gadis, lima
yang disebut bijaksana dan lima yang lain disebut bodoh. Ada
sekurang-kurangnya dua lapisan makna yang dapat kita gali dari
perumpamaan seperti adanya sekarang ini. Manakah pesan awal dari
perumpamaan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diingat bahwa pada
waktu itu orang-orang Yahudi pada umumnya tidak mengakui Yesus sebagai
Sang Penyelamat. Padahal mereka adalah penerima janji yang pertama,
"bangsa pilihan". Seharusnya seluruh sejarah mereka adalah persiapan
untuk menyambut Sang Mesias, tetapi ternyata mereka tidak siap. Kalau
demikian pada mulanya perumpamaan ini ditujukan untuk menunjukkan
kesalahan orang Yahudi (pada zaman itu).
Lapis kedua muncul
ketika perumpamaan itu diterapkan untuk Gereja. Mempelai pria yang
ditunggu-tunggu adalah Yesus, sementara Gereja dilambangkan dengan
kesepuluh gadis yang sebagian bijaksana, sebagian lain tidak. Itulah
kenyataan hidup orang beriman di dalam Gereja, sampai sekarang, ada yang
bijaksana, ada yang bodoh - dalam arti yang seluas-luasnya dan dalam
segala macam bentuknya. Semoga berkat rahmat Tuhan, kita dibantu untuk
menjadi pribadi yang bijaksana.(IS/INSPIRASI BATIN)
Antifon Komuni (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah sebab kalian tidak tahu kapan Putra Manusia datang.
Kamis, 29 Agustus 2019
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus
dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)
Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)
Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para
raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.
Doa Pembuka
Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah
Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih.
Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih
berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Tuhan telah berjanji untuk berperang bagi bangsa-Nya. Oleh karena itu, Tuhan pasti akan membuktikan janji dan kesetiaan-Nya.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau
bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang
Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan
Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada
hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang
besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang
raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat
negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan
engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu. atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya
Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak
masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan
keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang
aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Bahaya
menyimpan dendam akan bisa mengakibatkan tindakan yang sangat jahat.
Dibutuhkan kerendahan hati yang besar untuk dapat menerima kritikan atau
teguran atas dosa yang kita lakukan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus
saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau
mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh
dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes
adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap
kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun
ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan
yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya
– mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan
orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil
lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka
Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja
yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah
kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes
Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi
karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja
segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala
Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia
membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Tindakan
Yohanes Pembaptis adalah sebuah tindakan yang benar: berani mengatakan
yang salah. Tetapi, justru ia dinilai salah, menyakiti hati orang lain
dan dianggap sebagai pengacau bagi Herodes, sebagai wakil dari para
penguasa yang lalim. Ini pula yang sedang dialami dunia zaman ini.
Panggilan Kristiani adalah panggilan untuk menyatakan kebenaran dan
keadilan. Sudahkah kita berani mengungkapkan kebenaran dan keadilan
dalam keseharian hidup kita tanpa takut dan ragu?
Doa Malam
Allah yang Mahamurah, berilah kami kebijaksanaan dan kejujuran dalam
memilah dan melakukan mana yang baik dan tidak. Jangan biarkan kami
terseret pada kesibukan semata tetapi buatlah kami senantasa
mencintai-Mu dalam diri sesama. Rahmat ini kami mohon kepada-Mu, kini
dan sepanjang masa. Amin.
Mrk. 5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.
Cumque ascenderet navem, qui daemonio vexatus fuerat, deprecabatur eum, ut esset cum illo.
Syalom aleikhem. Karena diminta meninggalkan daerah Gerasa oleh penduduk di sana, Tuhan Yesus (dan para murid-Nya) pergi dari sana. Orang yang telah disembuhkan dari kerasukan ingin ikut Tuhan Yesus.
Mrk. 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”
Et non admisit eum, sed ait illi: “ Vade in domum tuam ad tuos et annuntia illis quanta tibi Dominus fecerit et misertus sit tui ”.
Tuhan tak memperkenankan orang itu ikut serta-Nya. Sebaliknya, orang itu diberi sabda khusus, yaitu agar orang itu pulang ke tempat asalnya dengan tujuan mewartakan apa yang telah dilakukan Sang Kristus baginya. Orang itu diminta bercerita kepada orang-orang di tempat asalnya bagaimana Tuhan Yesus telah melepaskannya dari kuasa roh-roh jahat yang banyak jumlahnya.
Ungkapan “telah mengasihani” artinya ‘melakukan tindakan dan kebaikan yang besar’, bukan hanya mengenai perasaan iba. Kata kerja ini dalam bahasa Yunani tak pernah digunakan untuk menunjukkan suasana hati belaka, melainkan untuk perbuatan.
Mrk. 5:20 Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Et abiit et coepit praedicare in Decapoli quanta sibi fecisset Iesus, et omnes mirabantur.
Orang itu taat kepada Tuhan Yesus, lalu menjadi pewarta di Dekapolis. Penduduk Dekapolis umumnya bukan orang Yahudi. Orang itu memberitakan perbuatan dahsyat Tuhan kepada orang-orang yang belum mengenal Allah di sana. Bahasa sekarang, orang itu jadi “misionaris”. Selanjutnya dijelaskan bagaimana tanggapan orang-orang Dekapolis atas warta yang dibawa si misionaris, yaitu bahwa penduduk Dekapolis heran, artinya ‘kagum dan terpana sehebat-hebatnya’.
Mrk. 5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
Et cum transcendisset Iesus in navi rursus trans fretum, convenit turba multa ad illum, et erat circa mare.
Tuhan telah berada di seberang dari Gerasa, artinya di tepi bagian barat Danau Galilea, tempat yang biasa dikunjungi Tuhan, dan orang-orang di sana pun sudah sangat mengenal siapa Beliau. Tak heran, mereka langsung datang seperti yang sudah-sudah. Tempat kejadian adalah di tepi danau, jadi masih dekat dengan danau.
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Kita
selalu perlu dibasuh oleh Kristus, yang membasuh kaki kita, dan
diperbarui oleh-Nya. Kita memerlukan pertobatan yang tiada henti, yang
setiap harinya dalam doa kita ucapkan: ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hingga akhir hidup kita,
kita memerlukan kerendahan hati yang menyadarkan kita bahwa dalam
peziarahan ini, kita adalah pendosa, hingga Tuhan menjulurkan tangan-Nya
secara definitif dan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal.
Kerendahan hati inilah yang dijalani hari demi hari, hingga wafatnya.”
(Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
Di tengah umat, Tuhan membuka mulut orang yang takut akan Dia dan
memenuhi dia dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan, serta mendandani
dia dengan jubah kemuliaan.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Engkau telah memenuhi Santo Agustinus, Uskup dengan roh
kebijaksanaan dan pengetahuan. Bantulah dan penuhilah Gereja-Mu dengan
roh yang samam agar kami selalu haus akan Dikau, satu-satunya Sumber
Kebijaksanaan Sejati, dan mencari Dikau, pemberi cinta ilahi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
"Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah
kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi
siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah
kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh,
adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah
menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan
menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap
anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian
hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam
Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya
mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah
yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan
sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang
demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang
percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Ayat. (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari
hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung
laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu
memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang
sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan
bagi-Mu. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun
makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika
kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan
mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan
pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Marilah
kita merenungkan hidup St. Agustinus yang peringatannya kita rayakan
hari ini. Sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini sungguh terjadi dalam
hidup St. Agustinus. Semasa mudanya dia bertualang dalam kubangan
kesenangan duniawi yang membelenggunya dalam dosa. Berkat doa St. Monika
ibunya, dan tumbuhnya kesadaran dirinya untuk bangkit dia berbalik
menjadi penurut Tuhan, setelah berdebat dengan St. Ambrosius tentang hal
rohani dan kekekalan jiwa serta hidup dalam kekudusan. Sejak itu St.
Agustinus jiwanya terpaut pada Tuhan. Melalui buku "Pengakuanku" serta
ungkapannya "Terlambat aku mencintai-Mu. Kekekalan yang senantiasa baru" menyentuh nurani banyak orang yang rindu untuk mengecap kedamaian dan ketenteraman hidup rohani dalam persatuan dengan Tuhan.
Menurut St. Agustinus, kehendak bebas
tidak dimaksudkan untuk berbuat dosa, juga tidak berarti bahwa kehendak
bebas memiliki kecenderungan yang sama pada kebaikan dan kejahatan.
Suatu kehendak yang telah dikotori oleh dosa tidak lagi dianggap sebagai
"bebas" seperti sebelumnya karena kehendak tersebut telah terikat
dengan hal-hal duniawi, yang mana dapat saja hilang atau sulit untuk
lepas darinya karena dosa. Akibat dosa menghasilkan ketidakbahagiaan.
Dosa merusak kehendak bebas meskipun tidak sampai menghancurkannya.
Semoga semangat pertobatan St. Agustinus menginspirasi hidup kita hari
ini. (MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN)
Doa yang Indah
oleh St. Agustinus
Aku memohon kepada-Mu, Allahku, izinkan aku mengenal dan mencintai-Mu
sehingga aku berbahagia didalam Engkau. Dan meskipun aku tidak bisa
melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini, izinkan aku memperbaiki
diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga. Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih disini, sehingga aku dapat
mencintai-Mu dengan sempurna disana, sehingga kegembiraanku besar
disana, dan lengkap di surga bersama-Mu. O Allah yang benar, izinkan aku menerima kebahagiaan di surga,yang Engkau janjikan sehingga kebahagianku menjadi sempurna. Sementara ini, biarkan pikiranku memikirkannya, biarkan lidahku membicarakannya, biarkan hatiku merindukannya, biarkan mulutku mengatakannya, biarkan jiwaku merasa lapar setelahnya, biarkan dagingku merasa haus setelahnya, biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya, sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan
Tuhan-ku, yang berlanjut selamanya, dalam dunia tanpa akhir. Amin.
Syalom aleikhem. Ada peribahasa jadul: “Bernyanyi dengan baik [sama dengan] berdoa dua kali.” Besarlah manfaat nyanyian. Rasul Paulus menganjurkan jemaat agar menantikan kadatangan Tuhan dengan bernyanyi. Karena itu, pantaslah teks-teks Misa dilagukan.
Manakah teks-teks yang perlu mendapat prioritas (didahulukan) untuk dinyanyikan? PUMR no. 40 memberi petunjuk: (1) teks-teks yang dilagukan oleh imam atau diakon atau lektor dengan jawaban oleh umat; (2) teks-teks yang dilagukan bersama-sama oleh imam dan umat.
Pertama-tama nyanyian itu bukan nyanyian pembuka atau nyanyian persembahan dsb. Bukan, pertama-tama bukan itu. Bahwa nyanyian-nyanyian semacam itu penting, benarlah. Namun, PUMR memberi petunjuk bahwa kita diminta “menyanyikan Misa”, bukan hanya “bernyanyi dalam Misa”. Kalau anda imam, anda punya tanggung jawab lebih untuk melaksanakan hal tersebut.
Apa bedanya “menyanyikan Misa” dan “bernyanyi dalam Misa”? Mari tilik sejenak. Ketika kita menyanyikan nyanyian pembuka, seperti “Awalilah” atau “Wahai Saudara”, atau nyanyian persembahan, semacam “Kususun Jari” atau “T’rimalah”, kita sedang “bernyanyi dalam Misa”. Ketika kita menyanyikan “Bapa Kami” atau “Dialog Prefasi” atau “Kudus”, kita sedang “menyanyikan Misa”.
Mari kita belajar dan berlatih, dan meneruskan kalau sudah terjadi, “menyanyikan Misa”.
Peringatan Wajib St. Monika Hanya
satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku
di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia
disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
Doa Pembuka
Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah
menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo
Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami
menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin. Motivasi dalam
pelayanan dan pewartaan Injil bukanlah demi sebuah pujian atau
martabat. Paulus menegaskan bahwa ketulusan hati untuk Allah menjadi
motivasi utama dalam karya pelayanannya. Dengan begitu segala kesulitan
dan penderitaan yang muncul tidak menyurutkan semangat pelayanannya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara
kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah
dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat
pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil
Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak
lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya.
Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil
kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan
manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita.
Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak
pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya.
Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian,
sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang
kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya
Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang
kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah
aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau
memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku
Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya
telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau
mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib
bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak
mengedepankan hukum Allah dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Apa yang
mereka kerjakan berbeda dengan apa yag mereka ketahui dan ajarkan.
Dengan kecaman ini, Yesus ingin mengembalikan mereka pada cara yang
tepat dalam menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."
Pada
waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting
dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan
kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan.
Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari
minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi
sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi
yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah
luarnya juga akan bersih. Demikianlah Injil Tuhan U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Monika, Ibu Santo
Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara
hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama
mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia
yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terpaut erat dengan hidup
anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya. Monika
lahir di Tagaste, Afrika Utara dari sebuah keluarga Kristen yang saleh
dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius,
seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam kehidupannya
bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena
ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan
menertawakan usaha keras isterinya mendidik Agustinus menjadi seorang
pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggungnya dengan
sabar sambil tekun berdoa untuk memohon campur tangan Tuhan.
Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apa pun bahwa doanya dikabulkan
Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan
minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan
pada saat-saat kritis suaminya.
Ketika itu Agustinus
berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago. Cara
hidupnya semakin menggelisahkan hati ibunya karena telah meninggalkan
imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat itu. Lebih dari itu,
di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita hingga
melahirkan seorang anak yang diberi nama Deodatus. Untuk menghindarkan
diri dari keluhan ibunya, Agustinus pergi ke Italia. Namun ia sama
sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika berlari
meminta bantuan kepada seorang uskup. Kepadanya uskup itu berkata:
“Pergilah kepada Tuhan! Sebagaimana engkau hidupa, demikian pula
anakmu, yang bagimu telah kaucurahkan banyak air mata dan doa
permohonan, tidak akan binasa. Tuhan akan mengembalikannya kepadamu.”
Nasihat pelipur lara itu tidak dapat menenteramkan hatinya. Ia tidak
tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga ia menyusul anaknya
ke Italia. Di sana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di
Milano, Monika berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius. Akhirnya oleh
teladan dan bimbingan Ambrosius, Agustinus bertobat dan bertekad untuk
hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan
puncak dari segala kebahagiaan hidupnya. Hal ini terlukis di dalam
kesaksian Agustinus sendiri perihal perjalanan mereka pulang ke Afrika:
“Kami berdua terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik, sambil
melupakan liku-liku masa lalu dan menyongsong hari depan. Kami
bertanya-tanya, seperti apakah kehidupan para suci di surga… Dan
akhirnya dunia dengan segala isinya ini tidak lagi menarik bagi kami.
Ibu berkata: “Anakku, bagi ibu sudah ada sesuatu pun di dunia ini yang
memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab,
segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”. Dalam tulisan lain,
Agustinus mengisahkan pembicaraan penuh kasih antara dia dan ibunya di
Ostia: “Sambil duduk di dekat jendela dan memandang ke laut biru yang
tenang, ibu berkata: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku
masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau
menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu
sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah
menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya
dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku
harapkan?” Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit. Kepada Agustinus,
ia berkata: “Anakku, satu-satunya yang kukehendaki ialah agar engkau
mengenangkan daku di Altar Tuhan.” Monika akhirnya meninggal dunia di
Ostia, Roma. Teladan hidup santa Monika menyatakan kepada kita bahwa
doa yang tak kunjung putus, tak dapat tiada akan didengarkan Tuhan.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati