Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Selasa, 03 September 2019
Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja
“Demi cinta akan Tuhan, tak henti-hentinya aku mengajarkan tentang Dia” (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka
Orang ini dipilih Tuhan sendiri, diangkat-Nya menjadi imam agung. Harta dunia terbuka baginya, karunia ilahi melimpahi hatinya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maharahim, dengan penuh belas kasih Kaujaga umat-Mu dan
Kaubimbing dalam kasih sayang-Mu. Buatlah para pemimpin umat-Mu
bersemangat dan bijaksana berkat doa Paus Gregorius Agung. Semoga
kemajuan umat-Mu selalu menggembirakan para gembalanya. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin. Tuhan
menjamin kita dengan segala anugerah. Namun, kita tetap diminta untuk
selalu waspada terhadap dosa dan bertekun dalam iman dan perbuatan baik.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat Tesalonika (5:1-6.9-11)
"Kristus telah wafat untuk kita, agar kita hidup bersama Dia."
Saudara-saudara, tentang zaman dan masa kedatangan Tuhan tidak perlu
dituliskan kepadamu, karena kalian sendiri tahu benar-benar, bahwa hari
Tuhan datang seperti pencuri di waktu malam. Bila orang mengatakan,
bahwa semuanya damai dan aman, maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka
seperti seorang wanita hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Maka pasti
mereka takkan terluput! Tetapi Saudara-saudara, kalian tidak hidup dalam
kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kalian seperti
pencuri, karena kalian semua adalah anak-anak terang dan anak-anak
siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab
itu janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
dan sadarlah! Sebab Allah menetapkan kita bukan untuk mengalami
kemurkaan, melainkan untuk memperoleh keselamatan oleh Tuhan kita, Yesus
Kristus. Kristus telah wafat untuk kita, supaya kita tetap hidup
bersama dengan Dia, entah kita berjaga entah kita tidur. Maka dari itu,
hendaklah kalian saling menasihati dan saling membina, sebagaimana
memang sudah kalian lakukan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku. Atau Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus
takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam
di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan
menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri
orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah
hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan! Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Setan
sering digambarkan mengenal Yesus dengan baik maka mereka tunduk dan
takut kepada-Nya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mengenal Yesus
dengan baik dan tunduk kepada-Nya?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:31-37)
"Aku tahu siapa Engkau: Engkau Yang Kudus dari Allah."
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea. Di
situ Ia mengajar pada hari-hari Sabat. Orang-orang takjub mendengar
pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di rumah ibadat itu ada
seorang yang kerasukan setan. Ia berteriak dengan suara keras, “Hai
Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang
hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus
dari Allah.” Tetapi Yesus menghardik dia, kata-Nya, “Diam, keluarlah
dari padanya!” Maka setan menghempaskan orang itu ke tengah orang-orang
banyak, lalu keluar dari padanya, dan sama sekali tidak menyakitinya.
Semua orang takjub, dan berkata satu sama lain, “Alangkah hebatnya
perkataan ini! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada
roh-roh jahat, dan mereka pun keluar.” Maka tersiarlah berita tentang
Yesus ke mana-mana di daerah itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan Kita hidup dalam
rutinitas yang penuh dengan berbagai kesibukan. Sebagian orang memang
mencari Tuhan di sela-sela kesibukan itu, tetapi tidak sedikit pula yang
mudah melupakan-Nya dan memilih kesenangan lain. Dalam situasi seperti
ini, tidak mengherankan apabila roh jahat, yaitu macam-macam pikiran
jahat dan keinginan tak teratur, dengan mudah menguasai hidup mereka.
Apakah Anda membiarkan kuasa Yesus bekerja atas diri Anda? Antifon Komuni (Luk 4:36)
Semua orang takjub dan berkata satu sama lain, "Bukan main hebat
sabda-Nya! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah dan roh-roh
jahat pun keluar."
Doa Malam
Tuhan, kuatkanlah niat dan usaha kami untuk makin mencintai dan
menghormati-Mu, senantiasa berdoa kepada-Mu. Jangan biarkan rasa malas
berada dalam diri kami. Bantulah kami agar dengan tegas mengalahkan
kelemahan diri kami. Tuhan, Engkaulah kekuatan kami. Amin.
“Biarkan orang- orang yang serakah belajar, bahwa para pencinta harta duniawi adalah musuh Kristus “(Bede yang terberkati)
Berbagai peristiwa kekerasan dan krisis identitas saat ini sedang terjadi di Tanah Papua. Kekerasan apapun bentuknya hanya akan melahirkan kekerasan baru lainnya yang menimbulkan luka dan penderitaan.
Layaknya sebuah keluarga. Apapun yang dirasakan salah satu anggota keluarga akan dirasakan juga oleh seluruh anggota keluarga. Maka luka hati yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Papua adalah juga menjadi luka hati bangsa bersama.
Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan bukanlah menjadi penghalang setiap orang merasakan hidup damai di negeri ini.
Teriakan untuk hidup damai menjadi ajakan semua umat beriman, tak kecuali umat Katolik.
Dalam kesempatan ini, marilah seluruh umat beriman Indonesia khususnya umat Katolik memberikan dukungan doa dan energi positif agar rasa damai dan keadilan kembali hadir di bumi Papua.
Rm.PC.Siswantoko, Pr
Sekretaris Komisi Kerawam KWI
===========================
DOA UNTUK PAPUA TANAH DAMAI
Tuhan Yang Maha Kasih,
Kami bersyukur Engkau melahirkan kami di bumi pertiwi ini
dengan ragam, suku, agama, dan budaya.
Agar kami belajar untuk saling menghormati,
hidup rukun dalam perbedaan dan menyadari bahwa
semua orang mempunyai martabat yang sama
Pada saat ini
Kami ingin bersatu dan berbela rasa
dengan saudara-saudari kami di Tanah Papua,
yang sedang mengalami pergulatan hidup
yang telah menguras tenaga, pikiran, perasaan, dan air mata
Kami sebagai sesama anak bangsa menyadari bahwa
Luka mereka juga luka kami
Tangis mereka juga tangis kami
Derita mereka juga derita kami
Kesedihan mereka juga kesedihan kami
Tuhan Yang Maha Kuasa
Bimbinglah kami agar selalu
menggunakan cara-cara damai, tanpa kekerasan,
mengedepankan dialog dan musyawarah
berlandaskan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan
dalam menyelesaikan persoalan di tanah Papua tercinta.
Gereja Katolik “yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, “menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati…” --
Katekismus Gereja Katolik, 82
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai Aku. Aku diutus-Nya untuk mewartakan kabar gembira kepada kau fakir miskin.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kehidupan, Engkaulah Allah orang-orang hidup,
yang membangkitkan Yesus, hamba-Mu dari alam maut. Kami mohon iman bahwa
segalanya dapat berubah. Berilah kiranya kami harapan baru dan
bimbinglah kami agar dapat bersatu dengan Yesus Putra-Mu terkasih dan
dengan semua saja yang mencari Engkau. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (4:13-17)
"Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama Yesus."
Saudara-saudara, kami ingin agar kalian mengetahui tentang orang-orang
yang sudah meninggal dunia, supaya kalian jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita
percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga
bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam Yesus akan
dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan
kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal
sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah
meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun
dari surga. Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus akan
lebih dahulu bangkit. Sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal,
akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Kristus
di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil
Ayat. (Mzm. 96:1.3.4-15.11-12.13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai
seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa,
kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat
daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa,
tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersoraksorai, biar gemuruhlah
laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada
di atasnya dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab
Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan
keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret, tempat Ia dibesarkan.
Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat. Yesus berdiri
hendak membacakan Kitab Suci. Maka diberikan kepada-Nya Kitab Nabi
Yesaya. Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut, "Roh
Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku diurapi-Nya untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin. Dan Aku diutus-Nya memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, serta
membebaskan orang-orang yang tertindas; Aku diutus-Nya memberitakan
bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus menutup kitab itu
dan mengembalikannya kepada pejabat; lalu Ia duduk, dan mata semua
orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Kemudian Yesus mulai
mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci
itu pada saat kalian mendengarnya." Semua orang membenarkan Yesus.
Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Lalu mereka
berkata, "Bukankah dia anak Yusuf?" Yesus berkata, "Tentu kalian akan
mengatakan pepatah ini kepada-Ku, 'Hai Tabib sembuhkanlah dirimu
sendiri. Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami
dengar telah terjadi di Kapernaum!" Yesus berkata lagi, "Aku berkata
kepadamu: Sungguh, tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku
berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar, 'Pada zaman Elia terdapat
banyak wanita janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun
dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh
negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka,
melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan
pada zaman Nabi Elisa banyak orang kusta di Israel tetapi tiada seorang
pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu."
Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka
bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing
gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Orang yang merantau dan sukses dalam bekerja atau usaha ketika ‘pulang’/pergi ke tempat asal, tempat ia dibesarkan serta membawa bukti keberhasilan seperti uang dan harta benda, pada umumnya dipuji dan dikagumi oleh sanak-saudara dan tetangganya dan mereka ikut bersukacita. Yesus pulang ke tampat Ia dibesarkan tidak membawa uang atau harta benda, melainkan membacakan sabda, ramalan nabi Yesaya, yang menggambarkan jati Diri-Nya sebagai Penyelamat Dunia. Dengan kata lain Ia sungguh mahabesar melebihi orang-orang yang sukses dalam usaha dan kerja, karena Ia adalah Penyelamat Dunia. Ia, setelah membacakan kutipan dari Kitab Yesaya, bersabda: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” : orang miskin menerima kabar baik, yang ditawan dibebaskan, yang buta melihat, yang tertindas dibebas dan rahmat Tuhan datang. Mungkin karena kebesaran-Nya itulah maka sanak-kerabat dan tetangga-Nya tidak percaya kepada-Nya: dari keluarga sederhana lahir Tokoh Dunia yang tetap sederhana penampilan-Nya. Bercermin dari Warta Gembira hari ini, saya mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita dalam hidup beriman lebih mengutamakan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau pembicaraan, sedikit bicara (yang bermutu) banyak kerja Kita tingkatkan dan perdalam perilaku dan tindakan yang benar, meskipun untuk itu harus menghadapi tantangan atau ketidak-percayaan sesama dan saudara-saudari kita; khususnya dalam perilaku atau tindakan kita lebih berbuat baik kepada mereka yang miskin dan tertindas/tertawan, dan biarlah kehadiran dan sepak terjang kita di mana pun dan kapanpun menjadi ‘rahmat Tuhan’ yang menyelamatkan dan membahagiakan.
“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (1Tes 4:13-14). Pesan dan peringatan Paulus kepada umat di Tesalonika ini baiklah kita renungkan dan refleksikan. Kita semua kiranya berharap ‘meninggal dalam Yesus dan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia’. Kita akan meninggal bersama Yesus jika selama hidup di dunia ini kita juga senantiasa bersama-Nya, melaksanakan sabda-sabda-Nya serta meneladan cara bertindak-Nya. Cara bertindak Yesus antara lain: memberi kabar baik kepada yang miskin, membebaskan yang tertawan dan tertindas dan kehadiran-Nya dimanapun dan kapanpun menjadi rahmat dan berkat bagi yang mendambakan keselamatan dari Tuhan. Maka marilah dalam hidup sehari-hari, dalam kerja maupun pergaulan kita senantiasa memperhatikan dan berpihak pada yang miskin dan tertindas atau tertawan, entah secara spiritual maupun fisik. Biarlah kematian yang datangnya tak terduga dan tiba-tiba menjadi pengharapan kita, karena kita mati atau meninggal dalam Yesus dan akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia, mulia dan bahagia di sorga. Marilah kita hayati semangat iman ini : “baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” (Rm 14:8), kita senantiasa hidup dalam Tuhan dan berharap mati dalam Tuhan juga. (Kumpulan Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ, Senin Hari Biasa Pekan XXII Tahun II)
Antifon Komuni (1Tes 4:14)
Kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita
percaya juga bahwa semua orang yang meninggal dalam iman akan Yesus,
akan dihimpun Allah bersama dengan Yesus.
Syalom aleikhem. Entah mengapa nyanyian utama dalam liturgi Romawi alias liturgi Latin melenyap hampir tanpa bekas. Memang di sana-sini masih ada, namun sangat tidak populer. Itulah nyanyian gregorian. Padahal, menurut petunjuk PUMR no. 41, nyanyian gregorian hendaknya diberi “tempat utama” (diprioritaskan). Ini bukan petunjuk untuk meminggirkan nyanyian lain yang lokal, yang bernada inkulturatif atau berbau musik daerah, melainkan untuk menekankan kesatuan universal sesama peraya liturgi Latin.
Kita di Indonesia beritus Latin, berliturgi Romawi. Ada baiknya semacam tali pengikat yang mempersatukan kita dengan Gereja Ritus Latin seluruh dunia. Tali pengikat itu nyanyian gregorian.
Sayang memang, dewasa ini umat tak terbiasa bernyanyi gregorian. Ada keberatan di sana-sini: gregorian itu sulit dinyanyikan. Mungkin bukan sulit, hanya tak terbiasa. Lalu, lingkaran setan berkuasa: gregorian dianggap sulit, maka jarang dinyanyikan; dan karena jarang dinyanyikan, maka dianggap sulit.
Benarlah bahwa nyanyian gregorian untuk bagian proprium tak mudah dilagukan, apalagi oleh umat kebanyakan; sedang kor terlatih pun sering tertatih-tatih mendaraskannya. Tuntutan PUMR sebenarnya tak berat-berat amat: “sangat diharapkan” sekurang-kurangnya umat mahir bernyanyi ordinarium Misa dalam nyanyian gregorian berbahasa Latin, terutama Credo dan Pater Noster dengan notasi yang sederhana. Catatlah ini: “sederhana”. Credo III sederhana, ambil contoh, juga Missa de Angelis. Jangan bunuh nyanyian utama.
Minggu, 01 September 2019
Hari Minggu Biasa XXII (Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional)
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada
serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak
akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi
dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang
dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju,
seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus
Emeritus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)
Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang
hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you
are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.
Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine
suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahamurah, Engkaulah sumber segala rahmat. Ajarilah kami
untuk rendah hati di hadapan-Mu sehingga kami mau menyadari kelemahan
kami dan membuka diri untuk menerima anugerah-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:19-21.30-31)
"Rendahkanlah dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan."
Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih
disayangi daripada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, patutlah
makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau mendapat karunia di hadapan
Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina-dina Ia
dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan
keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal,
dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4 PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10.11; R:11b)
1. Orang-orang benar bersukacita, Mereka beria-ria di hadapan Allah,
bergembira dan bersukacita. Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi
nama-Nya!Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya!
2. Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda, Itulah Allah di
kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang
sebatang kara,Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka
bahagia.
3. Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; tanah milik-Mu yang
gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam
kebaikan-Mu, ya Allah, Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (12:18-19.22-24a)
"Kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup."
Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang tidak dapat
disentuh, dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala, kamu tidak
mengalami kekelaman, kegelapan atau angin badai, kamu tidak mendengar
bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya
memohon supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada mereka.
Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang
hidup, Yerusalem surgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat,
suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di surga; kamu telah sampai kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh orang-orang benar yang telah
menjadi sempurna. Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara
perjanjian baru.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab)
Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:1.7-14)
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari
orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati
Dia dengan seksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat
kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, “Kalau engkau
diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan.
Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu.
Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan
berkata kepadamu, ‘Berikanlah tempat itu kepada orang ini’. Lalu dengan
malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi,
apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin
tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, ‘Sahabat, silakan duduk di
depan’. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di mata semua
tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan
barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” Dan Yesus berkata juga
kepada orang yang mengundang-Nya, “Apabila engkau mengadakan perjamuan
siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu,
saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan
demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan
perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan
engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk
membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari
kebangkitan orang-orang benar.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam
berbagai pertemuan bersama, termasuk dalam partisipasi Perayaan
Ekaristi di gereja, ada sementara (kebanyakan) orang menjauhi untuk
duduk di depan. Hal ini kiranya dilakukan bukan karena mereka itu rendah
hati, melainkan karena mereka malu atau agar dapat dengan bebas duduk,
bicara/bisik-bisik seenaknya alias tidak sungguh-sungguh berpartisipasi
dalam pertemuan atau perayaan. Dengan kata lain mereka tidak mau diatur
atau diperintah alias jauh dari penghayatan keutamaan kerendahan hati,
keutamaan dasar,yang pertama dan terutama. Sabda atau pesan Yesus hari
ini mengajak kita untuk bertindak dengan rendah hati, maka marilah kita
tingkatkan, perdalam dan teguhkan penghayatan keutamaan rendah hati
dalam hidup kita sehari-hari. Bentuk kerendahan hati yang paling mudah
dan pokok adalah mentaati dan melaksanakan aneka macam peraturan atau
tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pekerjaan kita,
dengan kata lain disiplin, jujur dan terbuka/transparant dalam kegiatan
atau cara bertindak di manapun dan kapanpun. Pada tingkat berikutnya,
jika orang sudah mencoba dan berusaha untuk mentaati dan melaksanakan
aturan yang ada ternyata tidak berbuah dengan keselamatan atau
kesejahteraan hidup (lebih-lebih keselamatan jiwa), maka orang dapat
mendengarkan dan mentaati serta melaksanakan bisikan Roh Kudus atau
kehendak Tuhan, yang memang bersuara dan bergema begitu lembut, hanya
dapat dipahami, ditangkap dan dimengerti dengan dan melalui keutamaan
kerendahan hati.
"Kamu
sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi
dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada
jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada
Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar
yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian
baru," (Ibr12:22-24a)
Kutipan di atas ini mengindikasikan
suatu ingatan bahwa ketika kita sedang memasuki atau berada di dalam
tempat ibadat (gereja/kapel, masjid, kuil, pura, dst..) pada umumnya
bersikap rendah hati, penuh hormat, hening serta merasa damai dan
tenteram dalam persaudaraan dengan Tuhan maupun sesama manusia.
Hendaknya pengalaman tersebut tidak dipisahkan dari pengalaman atau cara
hidup dan cara bertindak sehari-hari dimanapun dan kapanpun. "Iman
tanpa perbuatan pada hakekatnya mati", demikian kata Yakobus dalam
suratnya. Sikap hidup terhadap Tuhan dan sikap hidup terhadap sesama
manusia serta ciptaan lainnya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat
dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan.
Marilah kita hidup bersama
dalam kemeriahan sebagai anak-anak Allah, orang-orang yang
mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, sebagai orang-orang `yang
namanya terdaftar di sorga'. Harap disadari dan dihayati baru dalam
status `terdaftar', belum `diakui', apalagi `disamakan', hidup kita di
dunia ini belum atau tidak sama di sorga. Panggilan atau tugas
pengutusan kita semua adalah berusaha agar hidup dan bertindak kita di
dunia ini sama seperti di surga, sebagaimana setiap kali kita doadakan
dalam doa Bapa Kami "Jadilah kehendak-Mu di dunia ini seperti di dalam sorga". Cara
untuk itu antara lain senantiasa setia pada dan melaksanakan sepenuhnya
janji-janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji
perkawinan, janji imamat, kaul, janji atau sumpah pegawai atau jabatan
dst… "Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, ya anakku, maka
engkau akan lebih disayangi dari pada orang yang ramah-tamah. Makin
besar engkau, makin patut kaurendahkan dirimu, supaya kaudapat karunia
di hadapan Tuhan"(Sir 3:17-18). Kutipan ini kiranya
semakin menegaskan dan meneguhkan kita semua untuk hidup dan bertindak
dengan rendah hati yang mendalam. Marilah kita lakukan pekerjaan kita
apapun dengan sopan. Sopan berarti menghadirkan diri sedemikian rupa
sehingga tidak melecehkan atau merendahkan yang lain dan membuat orang
lain semakin tergerak untuk semakin beriman atau semakin mempersembahkan
diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan
dan sesama manusia. Kami harapkan kita senantiasa berpakaian sopan,
jauhkan cara berpakaian yang merangsang orang lain untuk berbuat dosa
atau melakukan kejahatan. Berpakaianlah sedemikian rupa sehingga orang
yang melihat anda akan memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi
Tuhan.
Dalam seluruh kehidupan-Nya Yesus merupakan contoh kita Bdk. Rm 15:5; Flp 2:5.:
Ia adalah "manusia sempurna" (GS 38), yang mengundang kita supaya
menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia. Oleh pelayanan-Nya yang rendah hati
Ia memberi kepada kita contoh untuk diteladani Bdk. Yoh 13:15., oleh doa-Nya Ia mengajak kita untuk berdoa Bdk. Luk 11:1., oleh kemiskinan-Nya Ia mengajak kita agar menanggung penderitaan dan penganiayaan dengan rela hati Bdk. Mat 5:11-12. ---- Katekismus Gereja Katolik, 520
Sabtu, 31 Agustus 2019
Hari Biasa Pekan XXI
“Hiaslah rumahmu sebaik-baiknya, tetapi ingatlah juga si miskin.” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu.
Doa Pembuka Allah Bapa Maha Pengaish,
semua orang Kauberi kesempatan untuk menaruh cinta kasih. Kami mohon,
semoga anugerah itu dapat berkembang dengan suburnya pada kami, sehingga
dengan demikian dunia ini menjadi tempat penuh dengan cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin. Kita
harus terus belajar mengasihi Allah secara sungguh-sungguh. Caranya,
bukan hanya lewat kata-kata tetapi dalam setiap langkah kehidupan kita.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 4:9-11)
"Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah."
Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku
menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi
dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di
seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kalian,
Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh-sungguh lagi mengamalkannya.
Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk
mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan,
sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi para bangsa dengan adil.
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di
dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung
bersorak-sorai bersama-sama di hadapan Tuhan.
3. Sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia
dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya. Tuhan
mempercayakan banyak hal yang baik dalam diri setiap orang sesuai
dengan kemampuannya. Tuhan hanya minta agar rahmat itu kita bagikan dan
kembangkan, bukan pertama-tama berapa banyak hasilnya tetapi berapa
besar usaha kita membagikan dan mengembangkan rahmat Tuhan itu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."
Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada
murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan memercayakan
hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang
seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut
kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima
lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima
talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan
mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu
pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.
Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan
perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan
membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan
percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’.
Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang
baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang
menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan
kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan
itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia!
Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil,
maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga
hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa
Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan
memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi
menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’
Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau
tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di
tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang
yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta
dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu daripadanya, dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena
setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi
siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan
buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling
gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan Orang yang layak untuk
Kerajaan Surga adalah mereka yang "tahu bersyukur". Rasa syukuritu
terungkap lewat menghargai segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan
dalam hidup. Orang yang bersyukur tahu bahwa segala sesuatu itu hanya
dapat terjadi karena penyelenggaraan Tuhan, bukan karena kuat dan
hebatnya orang itu. Hal-hal ini sulit dilakukan oleh orang yang tidak
tahu atau bahkan malas bersyukur, mereka hanya menyimpan rahmat bagi
dirinya sendiri. Antifon Komuni (Mat 25:16)
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta. Ia menjalankan uang itu lalu memperoleh laba lima talenta.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Pengasih, kami
menerima bakat agar kami gunakan untuk memperoleh kedamaian.
Berkenanlah membantu kami dengan perantaraan Roh Kudus agar kami dapat
melaksanakan semuanya itu dan menjadi orang yang berkenan di hati-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Syalom aleikhem. Apa artinya “apostolik”? Kata ini berasal dari bahasa Yunani: apostolos yang artinya ‘rasul’. Maka, apostolik artinya ‘bersifat rasuli; rasuliah’.
Apakah artinya ketika disebut bahwa Gereja itu apostolik? Gereja disebut apostolik karena didirikan atas Para Rasul. Apa maknanya “didirikan atas Para Rasul”? Ada tiga makna: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya; (3) tetap diajar oleh Para Rasul sampai hari ini. Mari urai satu per satu.
Dasar ajaran Gereja Katolik adalah ajaran Para Rasul. Itulah mengapa Gereja ini disebut apostolik, rasuliah. Para Rasul adalah saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Sang Kristus. Para Rasul diberi kuasa oleh Tuhan Yesus untuk menggembalakan umat-Nya di muka bumi ini setelah Beliau naik ke surga. Juga, kuasa-kuasa lain, seperti mengampuni dosa, diberikan kepada mereka oleh Tuhan kita. Ajaran Para Rasul penting sekali sebab generasi setelahnya mengenal Kristus dari ajaran Para Rasul. Kita ini, contohnya, tak pernah ketemu Tuhan Yesus. Seperti apa dan bagaimana Tuhan Yesus itu kita kenal dari ajaran Para Rasul.
Makna kedua apostolik terkait dengan menjaga ajaran Para Rasul dan meneruskannya. Ajaran Para Rasul terjaga hingga kini dalam Gereja Katolik untuk kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya. Para Rasul merayakan Ekaristi – salah satu contohnya – Gereja pun merayakan Ekaristi. Para Rasul memegang dengan teguh ajaran yang tertulis dan yang disampaikan lisan, Gereja pun demikian, memegang teguh ajaran tertulis (Alkitab Suci) dan ajaran lisan (Tradisi Suci). Para Rasul melaksanakan sakramen-sakramen, Gereja Katolik pun demikian.
Ada banyak contoh yang dapat disebut megenai ajaran Para Rasul yang nyata-nyata masih terjaga dalam Gereja Katolik. Di atas sekadar contoh-contoh penting yang langsung terlihat. Tak hanya menjaga, Gereja Katolik juga meneruskan ajaran Para Rasul. Di dalam Gereja Katolik, ajaran Para Rasul terjaga dan tersalurkan kepada generasi berikutnya sampai akhir zaman. Inilah makna kedua apostolik.
Semua Rasul meninggal dunia pada abad pertama. Lalu, apakah Gereja abad-abad selanjutnya tak bergembala, berjalan semaunya sendiri seperti kawanan domba tanpa gembala? Oh tidak! Kristus melengkapi Gereja-Nya dengan “para rasul baru”, artinya orang-orang yang dipercaya menggantikan peran Para Rasul ketika mereka telah tiada. Pengganti Para Rasul itulah para uskup Gereja Katolik.
Dalam diri para uskup yang tergabung dalam Dewan Para Uskup, sebagaimana “dewan” Para Rasul zaman dulu, Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik tetap diajar, dikuduskan, dibimbing oleh Para Rasul. Jadi, Para Rasul “tidak mati”, dalam arti perannya. Gereja Katolik tetap punya “para rasul zaman modern”, yaitu para uskup yang bersekutu dalam dewan bersama dengan Pengganti Rasul Petrus, yaitu Gembala Tertinggi Gereja, dialah Sri Paus Roma.
Jadi, makna apostolik secara ringkas: (1) dibangun atas dasar ajaran Para Rasul; (2) menjaga ajaran itu dan meneruskannya; (3) tetap digembalakan oleh Para Rasul melalui para pengganti mereka.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 857
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati