| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 14 September 2019 Pesta Salib Suci

Sabtu, 14 September 2019
Pesta Salib Suci

“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia (GS 22,2). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24) Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).

Antifon Pembuka (Gal 6:14)

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.

Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
 
 
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
 
 Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
 
  
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
               
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah  .         
 
 
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.   
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
   
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
       
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
 
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
     
"Anak manusia harus ditinggikan."
      
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
      


  Doa-doa harian kita selalu ditandai dengan “tanda salib”. Pertanyaan bagi kita masing. masing, tanda ini membawa pesan atau makna apa bagi doa kita? Bagaimana pesan tanda rohani ini memperkuat, dan memperdalam hubungan personal kita dengan Allah, dalam penziarahan hidup ini? Kisah Injil hari ini, ay. 16 menegaskan, “... begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Salib menjadi Salib Suci sebab di sanalah Putra Manusia ditinggikan, pada salib, Tuhan wafat. Santo Paulus memberikan kesaksian, “...Kristus Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan Diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Pesan makna Salib Suci bukan pada kejadian kematian tetapi pada pemuliaan oleh Allah. Melalui Tuhan yang wafat di atas kayu salib, Allah menebus dosa manusia; kesucian atau kekudusan manusia dikembalikan dan dipulihkan; manusia memperoleh hidup baru! Inilah puncak kasih Allah kepada kita manusia.

Maka kisah Yesus wafat di salib bukanlah kejadian biasa perjalanan sejarah, melainkan proklamasi misteri kasih Allah yang membawa kehidupan kekal bagi kita manusia. Undangan perutusan bagi setiap orang yang percaya: meneijemahkan kasih Allah yang begitu besar ini melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan konkret harian kita. (FN/INSPIRASI BATIN 2019)


                             
          
Antifon Komuni (Yoh 12:32)

Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
 
When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.

atau

Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster   

   

Sabtu, 14 September 2019 Pesta Salib Suci

Sabtu, 14 September 2019
Pesta Salib Suci

“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia (GS 22,2). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24) Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).

Antifon Pembuka (Gal 6:14)

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.

Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
 
 
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
 
 Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
 
  
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
   
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
    
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
     
"Anak manusia harus ditinggikan."
      
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

           
        

  Doa-doa harian kita selalu ditandai dengan “tanda salib”. Pertanyaan bagi kita masing. masing, tanda ini membawa pesan atau makna apa bagi doa kita? Bagaimana pesan tanda rohani ini memperkuat, dan memperdalam hubungan personal kita dengan Allah, dalam penziarahan hidup ini? Kisah Injil hari ini, ay. 16 menegaskan, “... begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Salib menjadi Salib Suci sebab di sanalah Putra Manusia ditinggikan, pada salib, Tuhan wafat. Santo Paulus memberikan kesaksian, “...Kristus Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan Diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Pesan makna Salib Suci bukan pada kejadian kematian tetapi pada pemuliaan oleh Allah. Melalui Tuhan yang wafat di atas kayu salib, Allah menebus dosa manusia; kesucian atau kekudusan manusia dikembalikan dan dipulihkan; manusia memperoleh hidup baru! Inilah puncak kasih Allah kepada kita manusia.

Maka kisah Yesus wafat di salib bukanlah kejadian biasa perjalanan sejarah, melainkan proklamasi misteri kasih Allah yang membawa kehidupan kekal bagi kita manusia. Undangan perutusan bagi setiap orang yang percaya: meneijemahkan kasih Allah yang begitu besar ini melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan konkret harian kita. (FN/INSPIRASI BATIN 2019)


            
      
Antifon Komuni (Yoh 12:32)

Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
 
When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.

atau

Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster   



  

Seri Katekismus: USKUP & PRESBITER & DIAKON

Ilustrasi foto: www.catholicireland.net
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 270

Seri Katekismus
USKUP & PRESBITER & DIAKON


Syalom aleikhem.
Anggota-anggota Gereja Katolik berbeda-beda bentuk kehidupan dan jabatannya, pekerjaan dan ladang karyanya. Di dalam Gereja pun, ada aneka pelayanan. Meski aneka macam, semua pelayanan itu “satu” dalam hal perutusan, sama-sama diutus oleh Sang Kristus.

Para Rasul dan para pengganti mereka diserahi tiga tugas utama: (1) mengajar; (2) menyucikan; (3) memimpin. Ketiga tugas dilaksanakan dalam nama dan kuasa Kristus. Sementara itu, kaum awam mengemban tugas perutusan di tengah dunia sesuai lahan karyanya.

Jabatan Gerejawi


Mengapa di dalam Gereja Katolik ada jabatan gerejawi? Buatan manusia? Tidak! Itu semua dicetuskan oleh Kristus sendiri. Beliau menciptakan jabatan gerejawi, lalu memberikan wewenang dan perutusan, arah dan tujuan. Setelah diberi wewenang, orang-orang terpilih diutus. Dalam perutusan, mereka tak bertindak menurut keinginan sendiri, melainkan mengikuti arahan Kristus supaya Umat-Nya sampai pada tujuan-Nya.

Jabatan gerejawi diterimakan dalam suatu sakramen khusus. Mereka tak mengangkat diri sendiri. Mengapa? Karena sifatnya sebagai “pelayan”, para pejabat gerejawi bergantung sepenuh pada Kristus. Dan Kristus tak pernah memanggil Para Rasul dalam kesendirian, melainkan dalam persekutuan. Ini disebut sifat kolegial. Mereka dipilih bersama-sama dan diutus bersama-sama. Sampai hari ini, penetapan ini tetap berlaku. Para uskup sebagai para pengganti Para Rasul melaksanakan pelayanan dalam dewan (kolegialitas) dan dalam persekutuan dengan Uskup Roma sebagai pengganti Rasul Petrus.

Sifat kebersamaan itu diimbangi dengan sifat pribadi. Meski dipilih bersama-sama, tiap-tiap murid Kristus dipanggil secara pribadi karena panggilan memerlukan jawaban pribadi. Dengan demikian, pelayanan gerejawi adalah pelayanan bersama sekaligus pribadi. Para pejabat gerejawi bertanggung jawab secara pribadi kepada Kristus. Sebagai pribadi, mereka satu per satu melayani dalam pribadi (atas nama) Kristus.

Ringkasnya, pelayanan oleh para pejabat gerejawi sifatnya bersama (kolegial) sekaligus pribadi. Sifat kolegial menjauhkan seorang pelayan dari sikap sewenang-wenang semaunya sendiri. Sifat pribadi menjauhkan seorang pelayan dari sikap melempar tanggung jawab yang seharusnya dipikulnya sebagai pribadi.

Mata Rantai Tanpa Putus


Tuhan memberi Simon nama baru: Petrus yang dijadikan batu karang untuk Gereja-Nya, dan menyerahkan kepemimpinan Gereja kepada Rasul Petrus. Setelah Sang Rasul meninggal dunia, tugasnya digantikan oleh penggantinya, dan pengganti itu digantikan oleh pengganti yang lain, demikian seterusnya. Pengganti itulah Uskup Roma. Uskup Roma itulah Sri Paus.

Demikian pula rasul-rasul lain, tugas mereka digantikan oleh para pengganti dan para pengganti itu digantikan oleh para pengganti yang lain, seterusnya begitu. Mereka itulah para uskup. Setiap uskup sebagai pengganti rasul dibantu oleh para presbiter (imam) dan para diakon. Jabatan presbiter dan diakon sudah ada sejak zaman Para Rasul. Gereja Katolik melanjutkannya hingga kini dalam mata rantai tanpa putus melintasi abad demi abad dari zaman Para Rasul.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 871-887

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 13 September 2019 Hari Biasa Pekan XXIII

Jumat, 13 September 2019
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

“Aku tidak mengandalkan kekuatanku sendiri, Aku berpegang pada janji-Nya. Itulah yang merupakan tongkat bagiku, itu yang memberi keamanan kepadaku” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (bdk. Yeh 34:11.23-24)


Tuhan bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka.”


Doa Pembuka
 
 
Allah Bapa Yang Mahabijaksana, kekuatan bagi semua orang yang berharap pada-Mu, Engkau telah menjadikan Santo Yohanes Krisostomus, uskup, cemerlang karena kefasihan lidah dan karena pengalaman dalam derita. Kuatkanlah kami, yang telah dibimbing oleh ajarannya, untuk meneladan ketabahannya yang tak terkalahkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
        
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)   
    
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
   
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 17:7b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
  
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
  
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

 Yesus menunjukkan suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia mendesak kita mengembangkan sikap mawas diri dan rendah hati dalam hidup. Dengan dua hal itu mengalirlah pengertian dan pengampunan tulus bagi sesama. Paulus adalah contoh petobat sejati, yang berbalik dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Ia bukan lagi orang buta yang menuntun orang buta. Ia sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang kepada terang. Ia telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup baru sesuai yang telah mengutusnya.

Ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa bersembunyi dibalik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri dan keluarga kita dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama. (NVL)

Antifon Komuni (1Kor 1:23-24)
 
Kami mewartakan Kristus yang tersalib. Kristuslah kekuatan Allah, dan kebijaksanaan Allah. 
 
Doa Malam
 
Allah Bapa yang berbelaskasih, semoga sabda yang kami terima pada peringatan Santo Yohanes Krisostomus, meneguhkan kami dalam cinta kasih-Mu dan menjadikan kami saksi-saksi setia kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
 
 
 

Kamis, 12 September 2019 Hari Biasa Pekan XXIII

Kamis, 12 September 2019
Hari Biasa Pekan XXIII
 
“Ketika Allah dikesampingkan, dunia menjadi tempat yang tidak ramah bagi manusia” (Paus Benediktus XVI)

 
Antifon Pembuka (Kol 3:14)

Biarlah damai sejahtera Kristus melimpah dalam hatimu, sebab kalian dipanggil untuk hidup berdamai dalam satu tubuh.

Doa Pembuka


Allah Bapa Maharahim, Engkau memberikan kepada kami Yesus Kristus, Putra-Mu, teladan kasih tanpa batas. Bantulah kami agar dalam segala keadaan, kami mengutamakan semangat kasih dan pengampunan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
          
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:12-17)
   
   
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
  
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi Allah. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya itu kenakanlah cinta kasih, tali pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kalian. Hendaknya kalian saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat. Nyanyikanlah Mazmur, puji-pujian dan nyanyan rohani, untuk mengucapkan syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kalian lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan Yesus Kristus, dan dengan pengantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah, Bapa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Segala yang bernafas, pujilah Tuhan!
Ayat. (Mzm 150:1-2,3-4,5-6)
1. Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
2. Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
3. Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:12)
Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
  
"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."
  
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. [Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.] Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang yang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Filsuf Karl Jasper pernah mengatakan begini, “Bukan saja dalam kenyataannya saya bukan untuk diri saya sendiri, tetapi bahkan saya tidak dapat menjadi diri saya sendiri tanpa muncul dari kehadiran saya bersama orang lain.” Kita hidup di dunia ini, berjumpa dengan begitu banyak orang, baik itu sengaja direncanakan maupun tidak. Dalam perjumpaan dengan orang lain, kita menemukan ada orang yang punya iktikad baik, ada yang kurang baik, bahkan ada yang mau sengaja menjatuhkan kita. Dalam menjalani hidup panggilan sebagai seorang pastor pun terkadang sempat berpikir begitu susah hidup menjalani panggilan imamat ini. Salah satu susahnya adalah hidup dengan orang yang tidak kita pilih untuk bersama. Kalau boleh memilih, tentu kita semua memilih untuk hidup dan berhubungan dengan orang yang baik-baik saja.

Tetapi Tuhan yang lebih tahu kebutuhan hidup, tidak mau kita hidup hanya dengan pengalaman bersama orang baik saja. Tuhan tidak mau hanya mempertemukan dengan orang yang seiman dan sepemikiran saja. Tuhan mau mempertemukan kita dengan orang-orang yang kita butuhkan, terlebih untuk menolong kita. Bahkan dalam perbincangan dengan beberapa anak muda, saya pernah melontarkan pendapat bahwa: “Jangan pernah berdoa meminta diberikanjodoh yang baik, karena bisa saja dihadirkan padamu orang jahat terlebih dahulu untuk bisa mengerti arti sebenarnya dari kebaikan.”

Pendapat ini diteguhkan kembali melalui Injil hari ini. Yesus mengajari kita supaya mengasihi musuh kita, berbuat baik kepada orang yang membenci kita, dan meminta berkat bagi orang yang mengutuk kita, serta tidak lupa dalam berdoa kita diminta untuk berdoa bagi mereka yang pernah mencaci-maki kita. Perbuatan seperti ini tidak mudah untuk kita laksanakan dalam hidup. Yesus sudah memberi contoh untuk kita. Yesus tidak hanya mengatakan mengenai kasih. Yesus mempraktikan kasih itu dalam hidup harian-Nya. Apakah kita juga mau mempraktikkan kasih itu dalam hidup harian kita bersama orang lain dan anggota keluarga? Semoga kita semua bisa menjadi penyalur kasih Tuhan Yesus kepada sesama dan keluarga di mana pun kita berada.

Antifon Komuni (Kol 3:15)

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kalian telah dipanggil menjadi satu tubuh.

Doa Malam

Tuhan Yesus, di dalam kasih-Mu yang luar biasa besar kami letakkan semua suka duka kami dalam mengasihi sesama kami. Berjuanglah, ya Tuhan, bersama kami untuk memenangkan cinta kasih dalam segala pergulatan hidup, dan tak ada sesuatu yang dapat membuat-Mu tersenyum bangga selain kemenangan kami dalam memperjuangkan kasih-Mu di atas segalanya. Amin.
 
 
 
 

AL/INSPIRASI BATIN 2019

Rabu, 11 September 2019 Hari Biasa Pekan XXIII

Rabu, 11 September 2019
Hari Biasa Pekan XXIII

Yusuf dahulu terus-menerus melindungi Keluarga Nazaret, maka sekarang ia pun melindungi dan membela Gereja Kristus. (Paus Leo XIII)


Antifon Pembuka (Kol 3:3-5)

Kalian sudah mati dan kehidupan kalian tersembunyi dalam Allah bersama Kristus. Maka matikanlah segala sesuatu yang duniawi dalam diri kalian.

Doa Pembuka

Allah Bapa Mahamulia, perkenankanlah kiranya kami miskin dalam batin dan semoga hari kami terbuka terhadap kerajaan-Mu. Kami mohon semoga warta gembira-Mu dapat benar-benar terwujud di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-11)
     
  
"Kalian telah mati bersama Kristus, maka matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi."
     
Saudara-saudara, kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sisi kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kalian telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kalian pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Semuanya itu mendatangkan murka Allah. Dahulu kalian juga melakukan hal-hal itu ketika kalian hidup di dalamnya. Tetapi sekarang buanglah semuanya ini yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Janganlah kalian saling menipu lagi, karena kalian telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru itu tiada lagi orang Yunani atau Yahudi, yang bersunat atau tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
atau Tuhan itu baik kepada semua orang
Ayat. (Mzm 145:2-3.10-11.12-13ab)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerejaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:20-26)
   
"Berbahagialah orang yang miskin, celakalah orang yang kaya."
   
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, "Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis. Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 

Setiap orang ingin bahagia. Kapan kita bisa bahagia? Kita akan bahagia kalau kita mau menerima segala kekurangan dan penderitaan tanpa mengeluh. Kita akan bahagia kalau kita mau memberikan diri kita demi kepentingan orang lain. Yesus berkata, ”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Luk. 6:21). Rasa haus dan lapar itu mendorong orang mendapatkan lebih banyak lagi dari Tuhan. Ia akan memiliki kerinduan yang begitu dalam kepada Tuhan, bukan sekadarnya saja.
       
  Rasa haus dan lapar itulah awal segala sesuatu. Lapar menyebabkan orang menjangkau sasaran yang lebih tinggi, menjadi agresif secara rohani, melangkah dengan segala upaya dan segenap keberadaan kita untuk menangkap setiap kesempatan yang dari Tuhan. Layaknya tentara militan yang sedang berperang, ia rela berkorban apa pun, tidak takut musuh demi satu tujuan: meraih kemenangan.
 
  Sikap hidup orang beriman ialah menjalani hidup di dunia ini sambil mengarah kepada dunia yang akan datang (surgawi). Namanya hidup sadar tidak berhenti di dunia ini, maka pandangan ke eskatologis. Melihat akan bakal kesudahan nanti. Kebanyakan manusia hidup dengan berpusat pada dunia yang dihadapi ini saja. Dunia ini mengesankan jasmani dan indrawi, kekayaan dan kehormatan dicari karena langsung dinikmati oleh manusia.
 
                          

Antifon Komuni (Kol 3:1)

Kalian telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas. Di mana Kristus berada, di sisi kanan Allah.

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 5:26-29

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 269

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:26-29

Mrk. 5:26
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

et fuerat multa perpessa a compluribus medicis et erogaverat omnia sua nec quidquam profecerat, sed magis deterius habebat,

Syalom aleikhem.
Yang dimaksud “ia” pada awal ayat adalah perempuan yang sakit pendarahan yang disebut pada ayat-ayat sebelumnya. Ayat ini menyatakan bahwa perempuan itu sudah habis-habisan dalam usaha mencari kesembuhan. Sudah banyak tabib (pada masa kini: dokter) yang mengupayakan kesembuhannya, tapi semuanya gagal. Semua harta miliknya juga sudah terkuras untuk membayar pengobatan itu. Semuanya sia-sia, malahan keadaannya makin buruk. Harta habis, penyakit tak kunjung sembuh.

Ayat ini menunjukkan dua hal: pertama, usaha perempuan itu yang seperti tak kenal menyerah; kedua, keadaannya yang makin buruk.

Mrk. 5:27
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

cum audisset de Iesu, venit in turba retro et tetigit vestimentum eius;

Kabar mengenai Tuhan Yesus sudah lama viral ke mana-mana, dan oleh sebab itu si perempuan pun sudah mendengar tentang Beliau. Maksudnya, si perempuan sudah tahu mengenai kabar bahwa Tuhan Yesus mampu memyembuhkan orang sakit. Karena kabar itu, ia jadi yakin. Keyakinannya muncul dan menumbuhkan tindakan. Karena keyakinan itu, si perempuan mendekati Tuhan dan berusaha menyentuh jubah-Nya.

Jubah adalah pakaian luar yang panjang dan lebar, kira-kira seperti jubah yang dikenakan seorang imam Katolik pada masa kini, atau seperti alba. Pada masa itu, biasanya jubah berbentuk longgar dan panjangnya sampai mata kaki. Itulah yang berusaha dipegang oleh si perempuan.

Mrk. 5:28
Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

dicebat enim: “ Si vel vestimenta eius tetigero, salva ero ”.

Keyakinan si perempuan dituliskan dalam ayat ini. Kata “sebab” pada awal ayat menunjukkan alasan mengapa ia mau menyentuh jubah Tuhan. Ia yakin bahwa dengan menyentuh jubah-Nya saja, ia akan sembuh dari penyakitnya. Dalam bahasa Yunani, juga bahasa Latin, ungkapan untuk “sembuh” ini malah lebih hebat lagi. Dalam kedua bahasa, ungkapan aslinya ‘diselamatkan’. Biasanya, kata ini dipakai untuk menyatakan keadaan terbebas dari ancaman bahaya. Jadi, si perempuan yakin akan diselamatkan oleh Tuhan Yesus.

Mrk. 5:29
Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Et confestim siccatus est fons sanguinis eius, et sensit corpore quod sanata esset a plaga.

Ungkapan “seketika itu juga” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “dan segera”. Artinya, peristiwa itu terjadi langsung atau bersamaan dengan waktu si perempuan menyentuh jubah Tuhan. Begitu menyentuh jubah, begitulah ia sembuh, saat itu juga. Penyakit si perempuan hilang, dan ia merasakan dampak kesembuhan itu.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy