Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Senin, 16 September 2019 Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus-Martir dan Siprianus, Uskup-Martir Inilah pertahanan rohani dan senjata ilahi, yang menjadi pelindung bagi kita: berpuasa, berjaga-jaga dan berdoa. (St. Siprianus)
Antifon Pembuka
Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus.
Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria
selamanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Gembala kami, Engkau telah
memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo
Kornelius dan Siprianus. Semoga berkat doa mereka kami tetap teguh, kuat
dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (2:1-8)
"Kita harus berdoa untuk semua orang karena Allah ingin semua orang diselamatkan."
Saudara
terkasih, pertama-tama aku menasihatkan, agar dipanjatkan doa-doa dan
permohonan serta ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi
pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam
segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan di hati
Tuhan, penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia
yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.
Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang, suatu
kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah
ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku
tidak berdusta. Aku ditetapkan sebagai pengajar bangsa-bangsa dalam iman
dan kebenaran. Oleh karena itu aku ingin agar di mana pun kaum lelaki
berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan
perselisihan. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Terpujilah Tuhan, sebab Ia telah mendengarkan doa permohonanku.
Ayat. (Mzm 28:2.7.8-9)
1. Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu
minta tolong, dan mengangkat tanganku kearah tempat-Mu yang mahakudus. 2.
Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku
tertolong, sebab itu beria-rialah hatiku, dan dengan nyanyianku aku
bersyukur kepada-Nya. 3. Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng
keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya! Selamatkanlah kiranya umat-Mu
dan berkatilah milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah
mereka untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya. Ayat. (Yoh 3:16) Begitu
besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:1-10)
"Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai."
Pada
suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak,
masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai
seorang hamba yang amat ia hargai. Hamba itu sedang sakit keras dan
hampir mati. Ketika mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang
tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta agar Ia datang dan menyembuhkan
hambanya. Mereka datang kepada Yesus, dan dengan sangat mohon
pertolongan-Nya, katanya, “Sudah selayaknya Engkau menolong dia, sebab
ia mengasihi bangsa kita, dan dialah yang menanggung pembangunan rumah
ibadat kami.” Maka pergilah Yesus bersama mereka. Ketika Yesus tidak
jauh lagi dari rumahnya, perwira itu menyuruh beberapa sahabatnya
mengatakan kepada Yesus, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku
merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. Sebab itu aku juga
merasa tidak pantas datang sendiri mendapatkan Tuan. Tetapi katakanlah
sepatah kata saja, maka hambaku akan sembuh. Sebab aku pun seorang
bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah
seorang, ‘Pergi!’ maka ia pergi; atau kepada yang lain, ‘Datanglah!’
maka ia datang; dan jika aku berkata kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’
maka ia pun mengerjakannya.” Mendengar itu, heranlah Yesus akan dia.
Sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti-Nya, Ia berkata,
“Aku berkata kepadamu: Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah
Kujumpai.” Setelah orang-orang suruhan itu kembali ke rumah, mereka
mendapati hamba yang sakit itu sudah sehat kembali. Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Dalam adorasi-adorasi yang saya dampingi, saya melihat banyak orang berusaha untuk menyentuh jumbai jubah pastor atau velum di saat ada pemberkatan Sakramen Mahakudus. Ada banyak orang percaya bahwa Yesus yang tersamar dalam Roti Kudus memberi daya kekuatan. Ini adalah persoalan Iman. Demikian juga Perwira yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Perwira Romawi itu percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa dan kekuatan yang luarbiasa yang akan mampu menyembuhkan hamba-Nya, meskipun tidak datang ke rumahnya. Perwira itu percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa Allah dan tidak perlu pergi kepada hambanya yang sakit. Bacaan Injil hari ini memberi contoh kepada kita betapa iman yang kuat kepada Allah melahirkan sebuah mukjizat kesembuhan. Mukjizat membutuhkan sebuah iman.
Dalam kehidupan kita, iman yang sama dituntut. Iman kepada Allah menjadikan hal yang mustahil dapat terjadi dalam kehidupan ini. Persoalannya adalah bahwa kita manusia lebih sering mengandalkan diri pada logika, kehebatan, kekayaan, kekuasaan dan kemampuan pribadi yang seringkali menyingkirkan kuat kuasa Allah. Mukjijat tidak terjadi. rahmat terhalangi di saat kita hanya mengandalkan kehebatan diri kita dan tidak mau rendah hati percaya kepada Kuasa Allah Yesus mengajarkan kepada kita untuk percaya dan berserah kepada Allah.
Antifon Komuni (Luk 22:28-30)
Tuhan
bersabda, "Kalian tetap bertahan dalam kesusahan. Kerajaan-Ku tersedia
bagi kalian dan kalian akan makan minum bersama-Ku."
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 271 Seri Liturgi BERDIRI BERLUTUT DUDUK
Syalom aleikhem. Sikap tubuh jemaat yang seragam sewaktu merayakan Ekaristi, demikian bunyi PUMR no. 42, menandakan kesatuan seluruh umat yang berhimpun dalam satu iman. Kompak, menurut bahasa jaman now. Dalam hal ini, selera pribadi tak boleh diikuti. Perihal tata gerak bukan perkara selera orang per orang, namun ketentuan dan tradisi liturgis Gereja.
Inilah beberapa tata gerak jemaat. Pertama, berdiri kapankah? Dari awal, yaitu Nyanyian Pembuka, sampai akhir Doa Pembuka. Kemudian, umat berdiri lagi sewaktu Bait Pengantar Injil dilagukan sampai Injil selesai diwartakan. Saat Syahadat, umat berdiri sampai selesainya Doa Umat. Terakhir, umat berdiri dari “Berdoalah Saudara” sampai akhir Misa dengan beberapa pengecualian yang disebut di bawah.
Setelah Kudus selesai, umat berlutut selama Doa Syukur Agung, terutama saat Konsekrasi, demikian PUMR no. 43 menyebut. Apakah boleh umat tak berlutut saat Konsekrasi? Boleh dengan syarat: masalah kesehatan (misalnya sakit lutut) dan masalah teknis (tempat tak memungkinkan). Namun, saat imam berlutut setelah Konsekrasi, umat yang tak bisa berlutut hendaknya membungkuk khidmat. Ungkapan hormat dan sembah mesti muncul sewaktu Konsekkrasi.
Kapan umat duduk? Selama Bacaan I & I serta Mazmur Tanggapan, Homili, Persiapan Persembahan, serta saat hening sesudah Komuni.
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap
merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan
Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak
mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada
alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia
mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang
sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya
menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka
lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan
pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian
dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484
Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)
Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar
terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan
umat-Mu Israel.
Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel. Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.
Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be
found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
Doa Pembuka
Ya Allah, melalui Putra-Mu, Engkau selalu mencari kami yang
seringkali tersesat dan hilang. Perkenankanlah kami untuk saling mencari
siapa pun yang hilang di antara kami sehingga persahabatan kami dengan
Dikau dapat dipulihkan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11.13-14)
"Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab
bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak perilakunya.
Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka
sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel,
inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan
sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab
itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan
membinasakan mereka; tetapi Engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang
besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan
berkata, “Mengapakah Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang
telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan
dengan tangan yang kuat? Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi
diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat
keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah
Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya
untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang
dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3.4.12-13.17.19; Ul: Luk 15:18)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya
rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian
kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang
remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:12-17)
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."
Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang
menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan memercayakan
pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan
seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya,
karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar
iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku
bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Sabda ini benar, dan
patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang
paling berdosa. Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam
diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan
seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka
yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat
dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang
kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita perdamaian itu kepada kami.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-32 (Singkat: 15:1-10)
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
Para
pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk
mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan
bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini
kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor
domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang
gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau
telah menemukannya ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan
gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan
tetangga-tetangganya serta berkata, Bersukacitalah bersama aku, sebab
dombaku yang hilang telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga
akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu
kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah
serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah
menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya
serta berkata, “Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang
itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada
sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang
bertobat.” Yesus berkata lagi, “Ada seorang mempunyai dua anak
laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, Bapa, berikanlah kepadaku
bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan
harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu
itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di
sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskan semua harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di
dalam negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja
pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang
untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang
menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya
kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati
kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku
tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah
seorang upahan Bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika
ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh
belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan
mencium dia. Kata anak itu kepadanya, Bapa, aku telah berdosa terhadap
surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, Lekaslah bawa kemari jubah yang
terbaik, kenakanlah itu kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan
sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia
dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di
ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling
dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan
bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, Adikmu telah
kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia
mendapatkan kembali anak itu dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu
dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, Telah bertahun-tahun aku melayani
Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku
belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita
dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka
Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya
kepadanya, Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali .”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus Renungan
Injil hari ini menampilkan permenungan
'sekitar dosa dan pertobatan. Orang berdosa yang bertobat, betapa pun
besar dosanya. akan disambut Allah dengan penuh belas kasih dan
kerahiman, bahkan pertobatannya membangkitkan sukacita: Akan ada
sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat. Pengajaran
ini disampaikan Yesus dengan menggunakan perumpamaan. Orang berdosa
digambarkan sebagai domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang
sesat. Pertobatan dilukiskan dengan ditemukannya kembali
domba/dirham/anak yang hilang. Allah yang maharahim digambarkan sebagai
gembala/ janda/ayah yang menyambut mereka dengan penuh suka cita. Di
sini tampak Lukas menonjolkan kepedulian si gembala. menyanjung
kecermatan si janda, dan memuji-muji pengampunan ayah yang penuh kasih
kepada anaknya yang sesat. Semua itu bertujuan satu, yakni melukiskan
kasih Allah dan Bapa kita. Kisah-kisah yang sangat terkenal ini
menampilkan gambaran tentang Allah, sembahan kita, yang penuh kasih,
yang selalu menghibur dan menopang kita. Tetapi sikap aneh ditampilkan
dalam sosok anak sutung yang justru tidak senang dengan bertobatnya sl
bungsu. Si sulung ini selalu menemani ayahnya, rajin bekerja, tidak
menghambur-hamburkan harta warisannya. dan tetap patuh kepada bapanya.
Ternyata. sikapnya terlalu-perhitungan atau bahkan "mata duitan.‘
“Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa dan belum pernah aku melanggar
perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak
kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku."
Antifon Komuni (Mzm 36:8)
Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.
Atau (Bdk. 1Kor 10:16)
Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan
Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan
Tubuh Tuhan.
The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of
Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.
Atau (Mat 16:24)
Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara
Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya
yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya
dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang
diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia
(GS 22,2). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya”
dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk
[kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita]
mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam
kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi
ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24) Hal ini dicapai
secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih
intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus
manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan,
kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our
salvation, life and resurrection, through whom we are saved and
delivered.
Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu
Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem
salvati, et liberati sumus. Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi
keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri
salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah
Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat
menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan
Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati
di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air!
Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular
tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari
orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa
dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan
dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini
dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah
Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap
hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang.
Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu,
tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah .
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu
kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku
mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka
berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah
Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka
membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak
setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan
tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak
melampiaskan keberangan-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat,
bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan
yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa
segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
"Anak manusia harus ditinggikan."
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang
pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga,
yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang
gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Doa-doa harian kita selalu ditandai dengan “tanda salib”. Pertanyaan
bagi kita masing. masing, tanda ini membawa pesan atau makna apa bagi
doa kita? Bagaimana pesan tanda rohani ini memperkuat, dan memperdalam
hubungan personal kita dengan Allah, dalam penziarahan hidup ini? Kisah
Injil hari ini, ay. 16 menegaskan, “... begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.”
Salib menjadi Salib Suci sebab di
sanalah Putra Manusia ditinggikan, pada salib, Tuhan wafat. Santo
Paulus memberikan kesaksian, “...Kristus Yesus yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan Diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Pesan makna Salib
Suci bukan pada kejadian kematian tetapi pada pemuliaan oleh Allah.
Melalui Tuhan yang wafat di atas kayu salib, Allah menebus dosa manusia;
kesucian atau kekudusan manusia dikembalikan dan dipulihkan; manusia
memperoleh hidup baru! Inilah puncak kasih Allah kepada kita manusia.
Maka
kisah Yesus wafat di salib bukanlah kejadian biasa perjalanan sejarah,
melainkan proklamasi misteri kasih Allah yang membawa kehidupan kekal
bagi kita manusia. Undangan perutusan bagi setiap orang yang percaya:
meneijemahkan kasih Allah yang begitu besar ini melalui pikiran,
perkataan, dan perbuatan konkret harian kita. (FN/INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (Yoh 12:32)
Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku. When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.
atau
Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster
“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara
Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya
yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya
dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang
diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia
(GS 22,2). Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya”
dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk
[kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita]
mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam
kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi
ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24) Hal ini dicapai
secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih
intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus
manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan,
kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our
salvation, life and resurrection, through whom we are saved and
delivered.
Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu
Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem
salvati, et liberati sumus. Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi
keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri
salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah
Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat
menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan
Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati
di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air!
Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular
tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari
orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa
dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan
dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini
dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah
Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap
hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang.
Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu,
tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu
kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku
mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka
berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah
Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka
membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak
setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan
tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak
melampiaskan keberangan-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat,
bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan
yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa
segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
"Anak manusia harus ditinggikan."
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang
pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga,
yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang
gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Doa-doa harian kita selalu ditandai dengan “tanda salib”. Pertanyaan
bagi kita masing. masing, tanda ini membawa pesan atau makna apa bagi
doa kita? Bagaimana pesan tanda rohani ini memperkuat, dan memperdalam
hubungan personal kita dengan Allah, dalam penziarahan hidup ini? Kisah
Injil hari ini, ay. 16 menegaskan, “... begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.”
Salib menjadi Salib Suci sebab di
sanalah Putra Manusia ditinggikan, pada salib, Tuhan wafat. Santo
Paulus memberikan kesaksian, “...Kristus Yesus yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan Diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Pesan makna Salib
Suci bukan pada kejadian kematian tetapi pada pemuliaan oleh Allah.
Melalui Tuhan yang wafat di atas kayu salib, Allah menebus dosa manusia;
kesucian atau kekudusan manusia dikembalikan dan dipulihkan; manusia
memperoleh hidup baru! Inilah puncak kasih Allah kepada kita manusia.
Maka
kisah Yesus wafat di salib bukanlah kejadian biasa perjalanan sejarah,
melainkan proklamasi misteri kasih Allah yang membawa kehidupan kekal
bagi kita manusia. Undangan perutusan bagi setiap orang yang percaya:
meneijemahkan kasih Allah yang begitu besar ini melalui pikiran,
perkataan, dan perbuatan konkret harian kita. (FN/INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (Yoh 12:32)
Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku. When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.
atau
Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster
Syalom aleikhem. Anggota-anggota Gereja Katolik berbeda-beda bentuk kehidupan dan jabatannya, pekerjaan dan ladang karyanya. Di dalam Gereja pun, ada aneka pelayanan. Meski aneka macam, semua pelayanan itu “satu” dalam hal perutusan, sama-sama diutus oleh Sang Kristus.
Para Rasul dan para pengganti mereka diserahi tiga tugas utama: (1) mengajar; (2) menyucikan; (3) memimpin. Ketiga tugas dilaksanakan dalam nama dan kuasa Kristus. Sementara itu, kaum awam mengemban tugas perutusan di tengah dunia sesuai lahan karyanya. Jabatan Gerejawi
Mengapa di dalam Gereja Katolik ada jabatan gerejawi? Buatan manusia? Tidak! Itu semua dicetuskan oleh Kristus sendiri. Beliau menciptakan jabatan gerejawi, lalu memberikan wewenang dan perutusan, arah dan tujuan. Setelah diberi wewenang, orang-orang terpilih diutus. Dalam perutusan, mereka tak bertindak menurut keinginan sendiri, melainkan mengikuti arahan Kristus supaya Umat-Nya sampai pada tujuan-Nya.
Jabatan gerejawi diterimakan dalam suatu sakramen khusus. Mereka tak mengangkat diri sendiri. Mengapa? Karena sifatnya sebagai “pelayan”, para pejabat gerejawi bergantung sepenuh pada Kristus. Dan Kristus tak pernah memanggil Para Rasul dalam kesendirian, melainkan dalam persekutuan. Ini disebut sifat kolegial. Mereka dipilih bersama-sama dan diutus bersama-sama. Sampai hari ini, penetapan ini tetap berlaku. Para uskup sebagai para pengganti Para Rasul melaksanakan pelayanan dalam dewan (kolegialitas) dan dalam persekutuan dengan Uskup Roma sebagai pengganti Rasul Petrus.
Sifat kebersamaan itu diimbangi dengan sifat pribadi. Meski dipilih bersama-sama, tiap-tiap murid Kristus dipanggil secara pribadi karena panggilan memerlukan jawaban pribadi. Dengan demikian, pelayanan gerejawi adalah pelayanan bersama sekaligus pribadi. Para pejabat gerejawi bertanggung jawab secara pribadi kepada Kristus. Sebagai pribadi, mereka satu per satu melayani dalam pribadi (atas nama) Kristus.
Ringkasnya, pelayanan oleh para pejabat gerejawi sifatnya bersama (kolegial) sekaligus pribadi. Sifat kolegial menjauhkan seorang pelayan dari sikap sewenang-wenang semaunya sendiri. Sifat pribadi menjauhkan seorang pelayan dari sikap melempar tanggung jawab yang seharusnya dipikulnya sebagai pribadi. Mata Rantai Tanpa Putus
Tuhan memberi Simon nama baru: Petrus yang dijadikan batu karang untuk Gereja-Nya, dan menyerahkan kepemimpinan Gereja kepada Rasul Petrus. Setelah Sang Rasul meninggal dunia, tugasnya digantikan oleh penggantinya, dan pengganti itu digantikan oleh pengganti yang lain, demikian seterusnya. Pengganti itulah Uskup Roma. Uskup Roma itulah Sri Paus.
Demikian pula rasul-rasul lain, tugas mereka digantikan oleh para pengganti dan para pengganti itu digantikan oleh para pengganti yang lain, seterusnya begitu. Mereka itulah para uskup. Setiap uskup sebagai pengganti rasul dibantu oleh para presbiter (imam) dan para diakon. Jabatan presbiter dan diakon sudah ada sejak zaman Para Rasul. Gereja Katolik melanjutkannya hingga kini dalam mata rantai tanpa putus melintasi abad demi abad dari zaman Para Rasul.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 871-887
Jumat, 13 September 2019 Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Aku
tidak mengandalkan kekuatanku sendiri, Aku berpegang pada janji-Nya.
Itulah yang merupakan tongkat bagiku, itu yang memberi keamanan
kepadaku” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (bdk. Yeh 34:11.23-24)
Tuhan
bersabda, “Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang
gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah
mereka.”
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabijaksana, kekuatan bagi semua orang yang berharap pada-Mu, Engkau telah menjadikan Santo Yohanes Krisostomus, uskup, cemerlang karena kefasihan lidah dan karena pengalaman dalam derita. Kuatkanlah kami, yang telah dibimbing oleh ajarannya, untuk meneladan ketabahannya yang tak terkalahkan. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita,
dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada
Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai
sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai
engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan
daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini
kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya
yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu
telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih
karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih
dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata
kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan
pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan
kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu
malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada
sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi. Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 17:7b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak
melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan
menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata
saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak
kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari
mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus
menunjukkan suatu perbandingan yang tidak mungkin. Ia mendesak kita
mengembangkan sikap mawas diri dan rendah hati dalam hidup. Dengan dua
hal itu mengalirlah pengertian dan pengampunan tulus bagi sesama. Paulus
adalah contoh petobat sejati, yang berbalik dari jalan yang sesat ke
jalan yang benar. Ia bukan lagi orang buta yang menuntun orang buta. Ia
sudah menapak di jalan terang dan dapat menuntun orang kepada terang. Ia
telah meninggalkan cara hidupnya yang lama dengan cara hidup baru
sesuai yang telah mengutusnya.
Ajaran Yesus ini juga mengandung
arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di
mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita
disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri,
agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami
kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya. Tidak jarang ada orang yang
mau menutup kesalahannya sendiri dengan tindakannya itu. Kita bisa
bersembunyi dibalik kesalahan orang lain. Pesan Yesus bagi kita amat
jelas, supaya kita berbenah diri dan mulailah dari diri dan keluarga
kita dengan mencoba melihat sisi positif dalam setiap kesalahan sesama. (NVL)
Antifon Komuni (1Kor 1:23-24)
Kami mewartakan Kristus yang tersalib. Kristuslah kekuatan Allah, dan kebijaksanaan Allah.
Doa Malam
Allah Bapa yang berbelaskasih, semoga sabda yang kami terima pada peringatan Santo Yohanes Krisostomus, meneguhkan kami dalam cinta kasih-Mu dan menjadikan kami saksi-saksi setia kebenaran-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati