Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 275 Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:34-35
Mrk. 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Ille autem dixit ei: “ Filia, fides tua te salvam fecit. Vade in pace et esto sana a plaga tua ”.
Syalom aleikhem. Dalam bahasa asli, kata “anak-Ku” tertulis “anak perempuan-Ku”. Ini bukan sebutan bagi relasi keluarga antara ayah dan putrinya, melainkan sebutan halus dan lembut dari seorang guru (nabi) kepada orang yang mengikutinya dan membutuhkan bantuannya. Dalam bahasa Indonesia kini, itu seperti sapaan “nak” kepada anak orang lain. “Iman(mu) telah menyelamatkan” bukan berarti iman bekerja automatis dari dirinya sendiri, melainkan bekerja karena ada kuasa Tuhan. Iman artinya percaya penuh kepada Allah, kepada Tuhan Yesus, bahwa Beliau sanggup membawakan keselamatan. Iman tak berdiri sendiri, melainkan terikat pada pribadi ilahi, yaitu Kristus Tuhan. Jika diuraikan lebih lugas, kalimat itu berbunyi: “Imanmu kepada-Ku….”
“Pergilah dengan selamat” adalah ungkapan yang biasa diucapkan orang Yahudi pada zaman itu, ucapan berisi harapan. Kata “selamat” di situ diterjemahkan dari kata Ibrani syalom yang artinya kurang-lebih ‘damai sejahtera’; dapat dijabarkan: ‘keadaan bebas dari situasi tertekan dan kuatir, dari penyakit dan dari bahaya; keadaan hati yang tenang, senang, aman, teduh; kecukupan segala sesuatu’. Kata syalom mencakup banyak hal yang baik sehingga tak selalu mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Ketika Tuhan mengucapkan “sembuhlah…”, pada kenyataannya si perempuan sudah sembuh. Jadi, perkataan ini merupakan sabda penegas yang menyatakan bahwa kuasa Sang Mesias yang membuat penyakit itu hilang lenyap, bahwa iman kepada Mesias yang membawakan kesembuhan, dan bahwa Mesias adalah penguasa segala sesuatu. Kalimat terakhir ayat ini menyatakan besarnya kuasa Kristus atas alam semesta, bahkan penyakit pun tunduk kepada-Nya.
Mrk. 5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”
Adhuc eo loquente, veniunt ab archisynagogo dicentes: “ Filia tua mortua est; quid ultra vexas magistrum? ”.
Tuhan Yesus masih berbicara dengan si perempuan ketika ada orang datang membawa berita. Ingatlah lagi konteks kisah ini, kembali lihat ayat 21-24. Tuhan dan Yairus diiringi orang banyak beramai-ramai menuju rumah Yairus, si kepala sinagoga (rumah ibadat Yahudi). Di tengah perjalanan, si perempuan “menyelip”. Ayat ini mengisahkan ada pembawa warta yang menyampaikan kabar kepada Pak Yairus bahwa anak perempuannya yang sakit, sudah mati. Perkataan “anakmu” menandakan bahwa ucapan ditujukan kepada Yairus.
Ungkapan “apa perlunya…” adalah gaya bahasa yang lugasnya berbunyi: “Sudahlah, tak ada gunanya lagi”. Karena anak sudah mati, tamatlah sudah, inilah pikiran si pembawa warta. Tuhan Yesus tak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke rumah Yairus karena sudah terlambat. Si anak keburu meninggal.
Senin, 23 September 2019 Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam
“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar
gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
The Spirit of the Lord is upon me, for he has anointed me and sent me to
preach the good news to the poor, to heal the broken-hearted
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah
memasyhurkan Santo Padre Pio. Semoga berkat doa dan teladannya kami
berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh
kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan dari Kitab Ezra (1:1-6)
"Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."
Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan
menggerakkan hati Koresh untuk menggenapkan firman yang diucapkan Nabi
Yeremia. Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan
demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di
bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia
menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di
Yehuda. Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga
Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang
terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni
Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang Israel yang masih hidup,
di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk
setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping
persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.” Maka,
berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang
Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang
hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah
Allah yang ada di Yerusalem. Dan semua orang di sekeliling mereka
membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan
pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan
dengan sukarela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang
bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita
dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah
melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan
perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air
kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang
yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau
menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas
kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat
cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan
dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan
diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena
barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa
pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Apa perbedaan mendasar
antara pamer dan memberi kesaksian. Pamer berarti berusaha menunjukkan
kebaikan, keutamaan, kehebatan dan segala yang indah kepada orang lain.
Bahkan, segala cara dilakukan agar dirinya terlihat hebat, terkenal dan
baik. Tujuan pamer adalah mendatangkan pujian bagi diri sendiri.
Ada tindakan serupa, namun sangat
berbeda maknanya yakni memberi kesaksian. Memberi kesaksian berarti
melakukan kebaikan dan kebenaran dengan motivasi agar orang lain menjadi
baik dan memuji Allah sebagau sumber kebenaran dan kebaikan. Bukan
diarahkan untuk mendatangkan pujian bagi dirinya. Yesus menggambarkannya
seperti orang menyalakan pelita dan menempatkan di atas kaki dian
sehingga semua orang melihat cahayanya.
Dengan terang atau cahaya dalam
ruangan, orang bisa melakukan apa saja, membersihkan yang kotor atau
aktivitas lainnya. Demikian juga jika kesaksian hidup kita baik akan
seperti cahaya yang memberi inspirasi bagi banyak orang, entah untuk
bertobat, ingat akan Tuhan, ingat sesamanya yang menderita atau solider
dengan sesama. Maka, jangan menyembunyikan sikap dan perbuatan yang baik
dan benar jika itu bisa memberikan kebaikan kepada orang lain.
Keengganan memberi kesaksian sering
disebabkan oleh sikap kita yang ingin rendah hati maka menahan atau
tidak menunjukkan perbuatan baik di hadapan orang lain. Kalau ini
terjadi, maka sebenarnya tanpa sadar kita menghambat orang lain untuk
menjadi baik atau berbuat baik.
Yang perlu kita sadari adalah dengan
melakukan aneka kebaikan dalam hidup, kita tidak akan kehilangan apa
pun. Justru sebaliknya, Tuhan akan menambahkan berkat-Nya kepada kita.
Inilah yang disabdakan oleh Yesus, "Barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil."
Kalau kita tidak memberikan yang baik
kepada orang lain, sebenarnya kita menutup pintu rahmat Allah bagi diri
sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kalau kita mau berbagi dan
memberikan aneka kebaikan kepada orang lain, kita membuka pintu rahmat
bagi diri sendiri dan orang lain. Masihkah kita menahan diri untuk
berbuat baik dan memberi kesaksian akan kebaikan Tuhan bagi orang lain?
(Rm. Heribertus Supriyadi, O.Carm/CAFE ROHANI)
Antifon Komuni (Mat 28:20)
Lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, sabda Tuhan.
Behold, I am with you always, even to the end of the age, says the Lord
Wanita adalah "daging dari dagingnya" Bdk. Kej 2:23., artinya: ia adalah
partner sederajat dan sangat dekat. Ia diberikan oleh Allah kepadanya
sebagai penolong Bdk. Kej 2:18.20. dan dengan demikian mewakili Allah,
pada-Nya kita beroleh pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. "Sebab itu seorang
laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Bahwa ini
berarti 'kesatuan hidup mereka berdua yang tidak dapat diceraikan,
ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan bahwa "sejak awal"
adalah rencana Allah bahwa "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat
19:6). (Selengkapnya lih. Katekismus Gereja Katolik, 1605)
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya
dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang
masa.
I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me
in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.
Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione
clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.
Doa Pembuka
Ya Allah, segala ketetapan Hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam
hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati
perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Amos (8:4-7)
"Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang."
Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang
membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, “Kapan
pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari
Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil
takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan
membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang
kasut; kita akan menjual terigu tua.” Beginilah Tuhan telah bersumpah
demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala
perbuatan mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823.
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 113:1-2.4-6.7-8; Ul: 1a.7b)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang
merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang
yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para
bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 2:1-8)
"Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan."
Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang,
bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan
kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa,
dan esa pula Dia yang menjadi pengantara diri sebagai tebusan bagi semua
orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah
aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini
benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar
orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu, aku
ingin agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan
yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:10-13)
"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara
besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak
benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia
dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta
sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain,
siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba
tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada
yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
“Double life” atau “hidup mendua” itulah yang rasanya tumbuh berkembang terutama di kota-kota besar di antara orang-orang kaya dan berduit. Istilah ini pertama kali saya dengar beberapa tahun lalu di Jerman dalam pertemuan dengan rekan pastor Yesuit. Ceriteranya secara singkat demikian: sebut saja namanya pastor Yudas (samaran), ia adalah pastor paroki yang disegani umatnya alias sukses dalam berkarya atau melayani umat, tetapi diam-diam ia sukses juga berpacaran dengan serang janda cantik yang belum punya anak. Dengan kata lain tugas pokok dikerjakan dengan baik dan pacaran juga baik alias belum sampai menimbulkan batu sandungan di kalangan umat atau masyarakat. Jika dicermati sang pastor ini memang sukses dalam bekerja atau bertindak secara fisik, tetapi apakah tindakan tersebut merupakan perwujudan atau kesaksian iman kiranya menjadi pertanyaan. Ada kemungkinan sang pastor memang sebagai manusia hebat atau luar biasa alias memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan tetapi tidak memiliki kecerdasan spiritual. Jika sang pastor sungguh memiliki kecerdasan spiritual kiranya ia akan mengurus paroki dan melayani umat dengan lebih baik dan berkualitas serta tidak akan pacaran. Bagaimanapun perhatian sang pastor tersebut mendua, mungkin fifty-fifty, 50% untuk paroki dan 50% untuk pacaran. Alangkah indahnya jika perhatian untuk paroki 100% sehingga ia juga akan mampu mengerjakan atau memperhatikan yang kecil-kecil.
Perkara-perkara atau hal-hal kecil sering menjadi barang hinaan, cemoohan; sebaliknya berbagai macam jenis peralatan elektronik masa kini yang kecil-kecil sungguh bermanfaat atau berdaya guna. Apa yang kecil dan sederhana dalam masa biasa memang pada umumnya kurang memperoleh tempat atau perhatian, dan yang kecil dan sederhana pada umumnya sungguh berfungsi menyelamatkan pada saat-saat genting atau kurang beres, misalnya: (1) yang sederhana dalam hidup sehari-hari: jika ada kotoran di gang atau lantai langsung panggil mereka yang kecil dan sederhana, (2) ada mobil mogok maka anak-anak atau orang-orang kecil yang mendorong dan menyelamatkan, dan (3) yang tidak kalah penting anak kecil dalam keluarga sungguh menjadi perhatian dan motivator untuk hidup bergairah dan bahagia. Maka jika Yesus bersabda :”Kamu tidak dapat mengabdi Allah dan Mamon", kiranya kita diharapkan mengurus mamon yang kecil dan sederhana setiap hari sebaik mungkin dan dengan demikian berkenan di hati Allah, dengan kata lain tidak memisahkan hidup doa dan kerja/kesibukan sehari-hari melainkan menemukan Allah dalam segala sesuatu atau segala sesuatu dalam Allah (contemplativus in actione).
· Pada umumnya manusia mengagumi apa-apa yang
besar, megah dan kaya, misalnya para pejabat tinggi, rumah atau bangunan
besar, perkara besar, perempuan cantik, laki-laki tampan, orang
bergelar professor, doktor atau sarjana dst. Sementara itu mereka
melalaikan atau kurang memperhatikan hal-hal atau perkara kecil, anak
kecil, orang kecil dst.. Orang juga sering mengagumi gedung-gedung mewah
rumah sakit, sekolah atau gereja/tempat ibadat.
Mengagumi pada umumnya berada di luar
dan tidak masuk. Bagi orang beriman atau beragama yang utama dan penting
adalah dikasihi, bukan dikagumi; dikasihi berarti mempesona, memikat
dan menarik sehingga banyak tergerak untuk mendekat dan memasuki.
Sebagai orang beriman atau beragama kita dipanggil juga untuk mengasihi
mereka yang kecil, miskin dan berkekurangan, yang pada umumnya tidak ada
yang didunia ini yang dapat diandalkan dan mereka mengandalkan diri
pada kemurahan hati Tuhan dan belaskasih-Nya melalui orang-orang yang
baik hati dan berbelas kasih. Maka dengan ini kami mengajak anda
sekalian untuk baik hati dan berbelas kasih kepada yang kecil, miskin
dan berkekurangan. Secara khusus kami mengajak untuk memperhatikan
anak-anak kecil, entah yang masih balita atau sudah duduk di Taman
Kanak-Kanak maupun Sekolah Dasar. Ingat dan sadari bahwa mereka adalah
masa depan kita, tidak baik hati, berbelas kasih dan memperhatikan
mereka berarti tidak mendambakan masa depan yang baik, membahagiakan dan
menyelamatkan.
Mengabdi Tuhan secara konkret berarti
mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui saudara-saudari
kita, maka marilah dengan rendah hati kita senantiasa berusaha
membahagiakan orang lain dimanapun dan kapanpun, alias menjadi orang
baik dan berbudi pekerti luhur. Kami juga berharap kepada kita semua
untuk tidak takut dan tidak gentar mengingatkan dan menegor
saudara-saudari kita yang meninggalkan atau melupakan Tuhan untuk
bertobat. Jika kita tidak mengingatkan saudara-saudari kita berarti kita
mendukung atau menyetujui mereka.
“Aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan” (2Tim 2:8)
Apa
yang dikatakan Paulus kepada Timotius ini kiranya bukan tanpa alasan
atau sekedar omong kosong belaka, juga untuk masa kini. Jika kita
cermati dalam berbagai kegiatan doa bersama di lingkungan-lingkungan,
wilayah atau stasi pada umumnya yang banyak terlibat atau berpartisipasi
adalah kaum perempuan daripada kaum laki-laki. Dalam kehidupan seksual
atau berkeluarga rasanya yang banyak menyeleweng adalah kaum laki-laki,
dan dengan demikian entah secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perselisihan di sana-sini.
Kita, kaum
laki-laki diingatkan supaya tidak lupa berdoa dengan menadahkan tangan
yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan, maka marilah kita
renungkan dan hayati peringatan atau ajakan ini:
· Berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci. Berdoa berarti berkomunikasi atau
berwancara dengan Tuhan, namun yang berkomunikasi, kita dan Tuhan, tidak
sama kedudukannya. Kita berada di bawah dan yang lemah, maka sikap
orang berdoa berarti siap sedia dengan membuka diri sepenuhnya untuk
menerima sesuatu dari Tuhan. Maka diingatkan: hendaknya berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci. Yang suci berarti yang disisihkan atau
dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan tanpa syarat. Dengan kata lain
tangan yang suci berarti tangan yang tidak pernah menyakiti orang lain
atau sesamanya, maka hendaknya tanpa marah dan tanpa perselisihan dalam
berdoa.
· Tanpa marah dan tanpa perselisihan. Marah atau
berselisih hemat saya berarti menghendaki yang lain atau yang dimarahi
tidak ada alias kalau masih hidup semoga mati saja. Bentuk kemarahan
dari yang paling lembut sampai yang paling kasar kiranya dapat
digambarkan demikian: mengeluh -> ‘nggrundel’-> ngrumpi/ngrasani
-> mengata-ngatai dengan kasar -> menyakiti secara fisik ->
membunuh. Marah juga berarti melecehkan dan merendahkan yang lain atau
sesamanya dan dengan demikian melanggar hak asasi dan harkat martabat
manusia. Secara konkret marah mengeluarkan enerji yang tiada guna dan
untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum marah kurang lebih
membutuhkan enerji yang sama, dengan kata lain terjadi pemborosan enerji
(pikiran, perasaan, sikap dan tindakan) yang tiada guna sama sekali.
Marah berarti juga menjadi hamba-hamba setan, menimbulkan maupun
mempertajam perselisihan-perselisihan.
Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)
Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan
sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan
ketetapan-Mu.
You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.
Satu teori,yang menjadikan keuntungan sebagai patokan yang satu-satunya dan sebagai tujuan terakhir dari segala kegiatan ekonomi tidak dapat diterima secara moral. Kerakusan akan uang yang tidak terkendalikan menimbulkan akibat-akibat buruk. Ia adalah salah satu sebab dari banyak konflik yang mengganggu tata masyarakat Bdk. GS 63,3; LE 7; CA 35.
Sistem-sistem, yang "mengurbankan hak-hak asasi perorangan serta kelompok-kelompok demi organisasi kolektif penyelenggara produksi", bertentangan dengan martabat pribadi manusia (GS 65,2). Segala sesuatu yang merendahkan manusia menjadi saran guna memperoleh keuntungan, memperhamba manusia, mengantar ke pendewaan uang, dan menambah penyebarluasan ateisme. "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat 6:24; Luk 16:13).
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 274 Seri Liturgi HENING ITU PENTING Syalom aleikhem. Hening berbeda dengan sepi, keheningan berbeda dengan kesepian. Hening dan sepi memang sama-sama sunyi, namun berbeda dalam tingkat kedalaman. Kesepian mengakibatkan depresi, keheningan menumbuhkan harapan. Dengan hening, orang masuk ke dalam relung batinnya, bertemu Tuhan, dan memperoleh kekuatan bagi langkah hidupnya selanjutnya.
Dalam tiap-tiap Kurban Misa, hening itu penting. PUMR no. 45 memberikan amanat di saat mana sajakah dalam Ekaristi keheningan perlu diciptakan. PUMR bahkan menyebutkan bahwa saat hening pun bagian dari perayaan. Saat hening bukan saat kekosongan, justru saat “berisi”. Saat hening bukan waktu menunggu melongo, tapi saat aktif dalam batin meski tanpa suara lahiriah.
Sebelum Pernyataan Tobat, kita hening, mawas diri melihat cacat-cela untuk dimohonkan ampun kepada Tuhan. Sesudah ajakan Doa Pembuka, kita hening pula. Pada saat inilah, imam dan semua umat mendoakan intensi (ujub) dalam hati. Karena itu, setelah ucapan “marilah kita berdoa”, imam janganlah langsung buka suara untuk berdoa. Heninglah dulu, beri kesempatan umat berdoa. Ketika imam memberi kesempatan hening, umat jangan pula bingung sampai-sampai celingukan tanpa tahu harus berbuat apa saat itu; berdoalah dalam hati bagi diri pribadi, keluarga, orang yang butuh doa kita.
Saat hening lain terjadi sesudah Bacaan-Bacaan dan Homili, juga sesudah Komuni. Hening itu penting untuk meresapkan setiap peristiwa dalam Kurban Misa.
Sabtu, 21 September 2019
Pesta Santo Matius, Rasul, Penginjil
“Matius, seorang pemungut cukai, menjadi contoh pertobatan dan
pengampunan bagi banyak pemungut cukai dan pendosa” (St. Beda
Venerabilis)
Antifon Pembuka (Bdk. Mat 28:19-20)
Tuhan bersabda, “Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka. Ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.”
Go and make disciples of all nations, baptizing them and teaching them to observe all that I have commanded you, says the Lord.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamurah, kerahiman-Mu tiada taranya. Santo Matius, pegawai
pajak, telah Kaupilih menjadi rasul dan kelak juga pengarang Injil-Mu.
Semoga kami dikuatkan oleh teladan hidupnya dan dibantu oleh doa
permohonannya serta mengikat diri pada-Mu dengan hati teguh. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-7.11-13)
"Ada macam-macam tugas pelayanan demi pembangunan umat."
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihati
kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup sepadan
dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan
satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu
Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan
menjiwai semua. Akan tetapi, kepada kita masing-masing telah
dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil,
gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian, akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R:5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya
tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan
malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di
seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung
bumi. Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)
"Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus."
Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di
rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah
Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah
Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan
bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah
orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan
bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan
berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang
sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki
ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Murid-murid Yesus berasal dari berbagai lapisan masyarakat dengan pekerjaan dan gaya hidup masing-masing: rakyat jelata dan pegawai, miskin dan kaya, nelayan dan pemungut cukai. Hari ini Gereja merayakan pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil. Ayahnya bernama Alpheus. Ia sendiri pun disebut juga Levi. Matius dikenal luas sebagai pemungut cukai di kota Kapernaum, daerah Galilea. Di kalangan masyarakat Yahudi, terutama para pemimpinnya, jabatan pemungut cukai dipandang sebagai jabatan kotor. Para pemungut cukai dipandang sebagai pendosa, yang dapat disejajarkan dengan pembunuh, perampok, penjahat, pelacur dll. Alasannya ialah mereka itu adalah sahabat dan kaki-tangan Romawi, bangsa kafir yang menjajah mereka. Meskipun tuduhan itu tidak seluruhnya benar, namun Matius jelas digolongkan dalam kelompok yang tak terhormat ini. Apa boleh buat karena itulah pandangan umum masyarakat Yahudi.
Segera terlihat bahwa Matius masih berharga di mata Tuhan. Yesus memanggil dia: "Ikutilah Aku!" Panggilan ini menunjukkan bahwa bagi Yesus, Matius masih memiliki titik-titik kebaikan yang dapat diandalkan. Peristiwa panggilan Matius sempat mencengangkan banyak orang: "Bagaimana mungkin Yesus memanggil dan memilih seorang pendosa menjadi murid-Nya?" Ketika Matius mengadakan perjamuan besar di rumahnya bagi Yesus dan murid-murid-Nya, banyak pemungut cukai hadir juga. Kaum Farisi dan orang-orang lain yang tidak menyukai Yesus semakin membenci Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama dengan para pendosa?" Pada saat itulah, Yesus mengatakan: "Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, melainkan orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang saleh, melainkan orang berdosa."
Terhadap panggilan Yesus "Ikutilah Aku!", Matius segera bangun dan mengikuti Yesus. Ia meninggalkan seluruh hartanya yang banyak itu, dan dengan rela memulai suatu hidup yang baru bersama Yesus dan murid-murid lainnya. Sikap tegas Matius menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat Kerajaan Allah: semangat kemiskinan dan pelayanan, terutama cinta dan iman-kepercayaan akan Yesus.
Matius, seorang terpelajar. Ia dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Yunani dan Aramik, suatu dialek bahasa Ibrani. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui, baik sebelum maupun sesudah dipanggil Yesus. Menurut tradisi lisan purba, setelah Yesus naik ke surga, Matius mewartakan Injil dan berkarya di tengah kaum sebangsanya: orang-orang Kristen keturunan Yahudi di Palestina atau Siria selama kira-kira 15 tahun. Selama itulah ia menulis Injilnya yang berisi pengajaran agama dan kesaksian tentang Yesus kepada orang-orang Kristen keturunan Yahudi. Injilnya ditulis kira-kira antara tahun 50-65. Dalam Injilnya, Matius menegaskan bahwa Yesus dari Nazareth itu adalah benar-benar Mesias yang dijanjikan Allah dan dinubuatkan para nabi dalam masa Perjanjian Lama: la membuka Injilnya dengan membeberkan silsilah Yesus Kristus mulai dari Abraham sampai Maria yang melahirkan Yesus. Dengan silsilah itu, ia mau menunjukkan dengan tegas kemanusiaan Yesus dan kedudukan-Nya sebagai Penyelamat (terakhir!) yang dijanjikan Allah. Itulah sebabnya, Injil Matius dilambangkan dengan 'manusia bersayap'.Setelah menuliskan Injilnya, Matius pergi ke arah timur: ke Masedonia, Mesir, Etiopia dan Persia. Konon ia mati sebagai martir di Persia karena mewartakan Injil tentang Yesus Kristus. (imankatolik.or.id)
Antifon Komuni (Mat 9:13)
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa, demikianlah firman Tuhan.
I did not come to call the just, but sinners, says the Lord.
Jumat, 20 September 2019
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Tae-gŏn, Imam dan St. Paulus Chŏng Ha-sang
“Jadilah orang Kristiani, bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia.” (St. Andreas Kim Tae-gŏn)
Antifon Pembuka
Para kudus bergembira di surga
sambil mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia,
maka kini bersukaria selamanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, hari ini
kami memperingati para martir Korea. Semoga pengorbanan hidup mereka
tidak sia-sia dan menjadi semangat bagi kami untuk rela menjadi saksi
kebenaran hidup yaitu Putra-Mu sendiri. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara
kami, yang
bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:2c-12)
"Hai manusia Allah, kejarlah keadilan."
Saudara terkasih, ajarkanlah dan nasihatkanlah semua ini. Jika ada orang
yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni
ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai
dengan iman kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu
apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang
menyebabkan dengki, iri hati, fitnah, dan curiga, percekcokan antara
orang-orang yang tidak lagi berfikiran sehat, yang kehilangan kebenaran,
yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan. Memang iman itu kalau
disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa
apa-apa ke dalam dunia ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar.
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya,
terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang
hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Karena memburu uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari
iman dan menyiksa diri dengan berbagai-bagai penderitaan. Tetapi engkau,
hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa,
kesetiaan, cinta kasih, kesabaran, dan kelembutan hati. Bertandinglah
dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk
itulah engkau telah dipanggil; untuk itulah engkau telah mengikrarkan
ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.
Ayat. (Mzm 49:6-7.8-9.17-18.20)
1. Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh
kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan
memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
2. Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan
kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya,
dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya kalau ia ingin hidup abadi
dengan tidak melihat liang kubur.
3. Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan
keluarganya bertambah, sebab pada waktu mati semuanya itu tidak akan
dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
4. Sekalipun pada masa hidupnya ia menganggap dirinya berbahagia,
sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya
sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang
tidak akan melihat terang untuk seterusnya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:1-3)
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan
Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa
wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai
macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang
disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana,
isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain.
Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan
mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan ”Akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari imannya.” Bagaimana sikap Anda terhadap uang yang Anda miliki? Banyak orang di zaman sekarang mencari dan mengejar kekayaan. Mereka
mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Mereka merasa bahwa uang mampu
memberi kebahagiaan dan ketenangan bagi mereka dalam hidup ini. Mereka
mengorbankan begitu banyak waktu dan tenaga untuk mencari dan
mengumpulkan uang. Tetapi apakah mereka semakin bahagia dalam hidup ini? Kebahagiaan itu tidak diukur dari harta kekayaan. Ketenangan hidup itu tidak terletak pada banyaknya uang dan harta yang dimiliki. Tetapi kebahagiaan itu terjadi ketika orang mampu menggunakan harta kekayaan itu demi membahagiakan diri dan sesamanya. Karena itu, ketika harta kekayaan tidak bisa diandalkan untuk mencapai kebahagiaan, harta itu mesti dilepas. Rasul Paulus mengingatkan kita, "Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi." (1Tim 6:12)
Dalam Injil hari ini menggambarkan bagaimana banyak orang
terlibat dalam karya pelayanan Yesus. Dalam karya-Nya, Yesus melibatkan
banyak orang tanpa memandang jenis kelamin, kedudukan, dan ras. Mereka
terlibat dengan cara dan kemampuan masing-masing. Semua demi pewartaan
kabar gembira yang dinyatakan oleh Yesus.
Kiranya, apa yang
dilakukan oleh Yesus itu dapat memberikan inspirasi kepada kita.
Bagaimana kita terlibat dalam karya-karya lingkungan atau Gereja kita
sendiri. Kita diajak untuk melibatkan banyak orang tanpa memandang
asal-usul, jenis kelamin, dan suku bangsa. St. Andreas Kim Taegon, dan Paulus Chong Hasang serta kawan-kawannya
adalah martir di tanah Korea. Dalam diri mereka, benih sabda Allah telah
tumbuh serta berkembang dengan baik. Para martir suci ini adalah lahan
yang subur bagi sabda Allah. Para martir Korea yang memberikan diri mereka bagi Tuhan, bisa dllihat
pula seperti para wanita yang melayani Yesus dalam tugas perutusan-Nya.
Para martir itu memberikan yang terbaik yang mereka miliki kepada Yesus,
yakni hidup mereka sendiri. Semua orang yang telah mengalami kasih
Tuhan tentu juga akan tergerak untuk membagikannya kepada orang lain.(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 10:32)
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga.
Everyone who acknowledges me before others I will acknowledge before my heavenly Father, says the Lord. Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
Allah,
Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun
umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk
mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di
salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan
Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa,
keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para
murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para
rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus.
Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus
menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu.
Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang
menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan
Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga
teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara
kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang
Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga
kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri
mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh
ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib
yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 273 Seri Katekismus TIGA WEWENANG USKUP
Syalom aleikhem. Para uskup Gereja Katolik adalah pengganti Para Rasul, meneruskan tugas pelayanan Para Rasul yang dipilih Tuhan untuk menggembalakan umat-Nya, Umat Allah Perjanjian Baru, yaitu Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik. Untuk melaksanakan tugas pelayanan, para uskup memiliki tiga wewenang (disebut juga “tiga tugas”): mengajar, menguduskan, memimpin. Mengajar
Tugas utama para uskup, bersama dengan para presbiter (imam) sebagai rekan sekerja, adalah mewartakan Injil kepada semua orang seperti yang diperintahkan Tuhan. Para uskup pertama-tama adalah pewarta iman. Sebagai pewarta iman, para uskup membawa murid-murid baru kepada Kristus. Murid-murid artinya mereka yang baru mulai mengenal Kristus dan ajaran-Nya. Para uskup adalah pengajar otentik yang membawa otoritas Kristus. Mereka mengajar dengan kewibawaan Tuhan yang diteruskan melalui Para Rasul.
Para uskup menjaga kemurnian iman Gereja. Kemurnian iman yang dimaksud adalah iman yang diwariskan oleh Para Rasul. Kita tahu, Tuhan Yesus dikenal melalui pewartaan Para Rasul, ajaran-Nya diketahui melalui ajaran Para Rasul. Ajaran Para Rasul penting sekali nilai dan wibawanya bagi Gereja dari masa ke masa, karena itulah perlu dijaga kemurniannya. Iman akan Yesus Kristus tak lain adalah iman Para Rasul yang diteruskan lestari dari zaman ke zaman.
Karena Kristus adalah kebenaran, Gereja-Nya ambil bagian dalam kebenaran itu. Wewenang Mengajar yang dimiliki Gereja – istilahnya Magisterium – melindungi Umat Allah dari kekeliruan dan kelemahan iman. Untuk menjalankan tugas pelayanan ini, Kristus menganugerahkan kepada para gembala, yaitu para uskup, karunia “tidak dapat sesat” (infallibilitas) dalam perkara iman dan moral. Maksudnya, Gereja Kristus tidak dapat salah ketika mengajarkan perkara iman dan moral. Ketidakdapatsalahan ini adalah karunia Allah.
Karunia (karisma) ini dijalankan dengan berbagai cara. Pertama, infallibilitas ada pada Imam Agung Roma, Sri Paus, sebagai kepala dewan para uskup, bila ia menetapkan ajaran tentang iman dan moral. Kedua, infallibilitas juga ada pada dewan para uskup bila melaksanakan Wewenang Mengajar bersama dengan Pengganti Petrus, Sri Paus, terutama dalam konsili ekumenis.
Degan kedua cara itulah, Gereja Katolik mengajarkan perkara iman dan moral dengan tanpa sesat. Karena itu, bila Gereja melalui para uskup dalam persatuan dengan Uskup Roma, yaitu Sri Paus, menyatakan suatu ajaran sebagai diwahyukan oleh Allah, umat beriman harus mematuhi penetapan itu dengan kepatuhan kehendak dan akal budi yang suci. Menguduskan
Para uskup menguduskan Gereja Kristus dengan doa dan karya, dengan pelayanan sabda dan sakramen-sakramen. Mereka menguduskan umat melalui teladan hidup nyata. Memimpin
Wewenang memimpin yang dimiliki para uskup perlu dipahami sebagai semangat melayani demi membangun iman umat.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 888-896
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati