| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Katekismus: PERAN KAUM AWAM

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 276

Seri Katekismus
PERAN KAUM AWAM


Syalom aleikhem.
Umat beriman Kristen (maksudnya: “orang Katolik”) terdiri atas tiga golongan: hierarki, awam, religius. Hierarki adalah para pemimpin Gereja: uskup, presbiter (imam), diakon. Kini kita bahas kaum awam, yaitu semua orang Katolik yang tak termasuk hierarki (klerus) dan religius (biarawan-biarawati). Mudahnya, awam adalah mereka yang bukan uskup, bukan presbiter, bukan diakon, bukan bruder, bukan suster, bukan pertapa dan sejenisnya. Semua orang Katolik di luar kategori di atas adalah kaum awam.

Bersama dengan hierarki dan religius, kaum awam juga mengemban tiga tugas Kristus: imam, nabi, raja. Cara awam melaksanakan tugas itu tentu saja berbeda dengan cara hierarki dan religius. Katekismus mengajarkan, awam mengurus hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah.

Contoh konkretnya, seorang pedagang Katolik silakan berdagang sesuai pekerjaannya, namun perlu berdagang dengan nilai-nilai yang diajarkan Kristus: kejujuran, keadilan, kebaikan hati, dsb. Selain itu, penghasilan yang ia terima hendaknya juga dimanfaatkan untuk membantu sesama dan Gereja selain tentu saja menafkahi keluarga. Awam bekerja sesuai profesi masing-masing seraya melaksanakan nilai-nilai kekatolikan dalam pekerjaan itu. Inilah yang dimaksud  mengurus hal-hal fana menurut kehendak Allah.

Dengan itu, kaum awam meresapi dunia dengan nilai-nilai Injil. Apa sajakah bidang bagi kaum awam? Segala bidang kehidupan di atas muka bumi: politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb. Dalam segala bidang itu, hierarki dan religius tak dapat berperan secara langsung. Di situlah kaum awam menjadi garda depan Gereja di tengah dunia.

Ikut Serta sebagai Imam


Semua tindakan kaum awam di tengah dunia, yakni jerih payah sehari-hari, hidup dalam keluarga, bahkan kesulitan dan beban-beban hidup adalah kurban rohani kepada Allah.  Kurban melalui kegiatan sehari-hari itu dipersatukan dengan kurban Kristus dalam setiap Perayaan Ekaristi.  Inilah yang disebut kaum awam ikut serta dalam tugas Kristus sebagai imam (yang menguduskan).

Ikut Serta sebagai Nabi


Keikutsertaan kaum awam dalam tugas Kristus sebagai nabi dijalankan dalam kegiatan harian. Melalui kesaksian hidup, awam menjadi nabi bagi dunia sekitarnya. Konkretnya, seorang pegawai negeri yang jujur adalah saksi hidup mengenai iman kepada Kristus. Meski hidup sederhana, padahal bisa meraup untung besar (yang tak halal) dari jabatannya, pegawai itu setia dalam kejujuran karena imannya kepada Kristus. Inilah yang dimaksud menjadi nabi.

Ikut serta sebagai Raja


Dalam pelayanan gerejawi, kaum awam dilibatkan. Mengurus paroki dalam aneka tugas adalah wujud nyata peran awam melaksanakan tugas Kristus sebagai raja (yang memimpin). Kaum awam ambil bagian dalam tugas penggembalaan.

Demikianlah kaum awam dalam peran khasnya turut melaksanakan tiga tugas Kristus: imam, nabi, raja.


** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 897-913

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 25 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 25 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV

Berkumpullah di gunung-gunung Kitab Suci. Itulah padang rumput yang paling subur (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Tb 13:8)

Bertobatlah, kamu berdosa dan lakukanlah yang baik di hadapan Tuhan, barangkali Tuhan akan berbelas kasih kepadamu.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang penuh kasih setia, Engkau senantiasa mendampingi kami dalam setiap usaha dan perjuangan hidup kami. Semoga berkat kemurahan-Mu kami pun semakin mampu untuk setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ezra (9:5-9)
  
"Dalam masa perbudakan, kami tidak engkau tinggalkan, ya Tuhan"
   
Ketika mendengar berita tentang dosa umat Israel, aku, Ezra, mengoyakkan pakaian dan jubahku, dan duduk tertegun. Pada waktu kurban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diri. Lalu aku berlutut dengan pakaian dan jubahku yang koyak-koyak; sambil menadahkan tanganku kepada Tuhan, Allahku, aku berkata, "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu. Dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit. Sejak zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan para raja dan para imam diserahkan kepada raja-raja negeri asing. Kami diserahkan dalam kuasa pedang, ditawan, dijarah dan dihina di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini. Tapi kini kami mengalami kasih karunia Tuhan, Allah kami. Ia meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus. Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di masa perbudakan kami. Sekalipun kami menjadi budak, tetapi dalam perbudakan itu Allah tidak meninggalkan kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat keleluasaan untuk membangun rumah Allah dan menegakkan kembali reruntuhannya, serta memperoleh tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (Tobit 13:2,3-4a,4bcd,5,8)
1. Memang Allah menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita, Dialah Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.
3. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
4. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
5. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
   
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
  
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Mendengarkan tidak sama dengan mendengar. Banyak orang yang mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak mendengarkan. Apapun yang ia baca, yang ia dengar, hanya mampir sekejap dalam telinganya dalam hatinya dan menguap hilang begitu saja. Mendengarkan Sabda Tuhan, tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati dan segenap jiwa dan pikiran merenungkannya, apa artinya Sabda ini untuk saya? Tuhan mau berbicara apa pada saya melalui Sabda ini? 
 
 Mendengarkan Sabda Tuhan dan mengunyahnya dalam hati dan pikiran akan menjadi motor yang menggerakkan hidup kita menuju kepada tujuan hidup yang sesungguhnya. Mendengarkan firman Tuhan itu sangat baik, tetapi mendengarkan dan melakukannya itu jauh lebih mulia. Mari kita menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan.  
 
 
Antifon Komuni (Luk 9:6) 
 
Para murid Yesus pergi dan menjelajah segala desa, sambil mewartakan Injil dan menyembuhkan orang sakit. 

Siapa setan itu?

Setan atau iblis atau roh-roh jahat yang lain pada mulanya adalah malaikat, tetapi mereka jatuh, karena dengan kehendak bebas mereka menolak melayani Allah dan keputusan-Nya. Keputusan mereka melawan Allah bersifat definitif. Mereka berusaha untuk menarik manusia dalam pemberontakan mereka melawan Allah. (Katekismus Gereja Katolik, 414)

RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN

Selasa, 24 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Selasa, 24 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV

“Kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan karena Dia tak pernah meninggalkan kita” (Paus Fransiskus)

Antifon Pembuka (Mzm 122:1-2)

Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kakiku berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

Doa Pembuka


Allah Bapa, sumber iman kepercayaan, Engkau menghendaki kami mengimani sabda-Mu seutuhnya. Kami mohon, terangkanlah maksud segala sesuatu yang tertulis mengenai kehendak-Mu dan ajarilah kami menyesuaikan tingkah laku dan hidup kami dengan kehendak-Mu, bagi kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Hati yang terbuka kepada orang lain menunjukkan kebesaran pribadi Raja Darius. Dunia ini membutuhkan orang-orang yang mau memperhatikan kelompok yang ada di sekitar kita.

 
Bacaan dari Kitab Ezra (6:7-8.12b.14-20)
   
"Mereka mentahbiskan rumah Allah dan merayakan Paskah."
    
Pada waktu itu Darius, raja Persia, memerintahkan kepada para bupati di derah seberang Sungai Efrat, sebagai berikut, “Jangan menghalangi pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula. Lalu aku telah mengeluarkan perintah tentang apa yang harus kalian perbuat terhadap para tua-tua Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu. Dengan saksama dan tanpa bertangguh mereka harus diberi biaya dari penghasilan kerajaan yaitu dari upeti daerah seberang Sungai Efrat. Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini; hendaklah dilakukan dengan saksama.” Maka para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan rumah Tuhan dengan lancar, digerakkan oleh nubuat Nabi Hagai dan Nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia. Maka selesailah rumah itu pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam pemerintahan Raja Darius. Maka orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembuangan, merayakan pentahbisan rumah Allah dengan sukaria. Untuk pentahbisan rumah Allah itu mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, anak domba empat ratus ekor, dan domba jantan dua ratus ekor; juga kambing jantan sebagai kurban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel, dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya, dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya, untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Musa. Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan itu merayakan Paskah. Para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita kumohonkan bahagia bagimu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya.

Syarat yang diajukan Yesus untuk menjadi bagian dalam keselamatan Yesus tidaklah mudah. Yakni, mendengarkan apa yang Dia ajarkan dan melakukannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)
   
"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."
    
Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

    
Ikatan persaudaraan kita diperluas, diperteguh dan diperdalam berkat rahmat pembaptisan yang kita terima. Lebih jauh, ikatan persaudaraan kita dalam Yesus dilandasi oleh kesediaan kita untuk mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Barangsiapa mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah, maka ia akan menjadi saudara, saudari, Ibu dan Bapa bagi satu sama lain dalam nama dan kuasa Yesus sendiri.

Antifon Komuni (Luk 11:28)

Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahamurah hati, jadikanlah kami seperti roti yang dibagi-bagi dan dibagikan. Kami mohon diberi Roh-Mu agar dapat dengan tulus ikhlas mempersembahkan diri demi kebahagiaan sesama dan kedamaian dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 
  RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:34-35

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 275

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:34-35


Mrk. 5:34
Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ille autem dixit ei: “ Filia, fides tua te salvam fecit. Vade in pace et esto sana a plaga tua ”.

Syalom aleikhem.
Dalam bahasa asli, kata “anak-Ku” tertulis “anak perempuan-Ku”. Ini bukan sebutan bagi relasi keluarga antara ayah dan putrinya, melainkan sebutan halus dan lembut dari seorang guru (nabi) kepada orang yang mengikutinya dan membutuhkan bantuannya. Dalam bahasa Indonesia kini, itu seperti sapaan “nak” kepada anak orang lain. “Iman(mu) telah menyelamatkan” bukan berarti iman bekerja automatis dari dirinya sendiri, melainkan bekerja karena ada kuasa Tuhan. Iman artinya percaya penuh kepada Allah, kepada Tuhan Yesus, bahwa Beliau sanggup membawakan keselamatan. Iman tak berdiri sendiri, melainkan terikat pada pribadi ilahi, yaitu Kristus Tuhan. Jika diuraikan lebih lugas, kalimat itu berbunyi: “Imanmu kepada-Ku….”

“Pergilah dengan selamat” adalah ungkapan yang biasa diucapkan orang Yahudi pada zaman itu, ucapan berisi harapan. Kata “selamat” di situ diterjemahkan dari kata Ibrani syalom yang artinya kurang-lebih ‘damai sejahtera’; dapat dijabarkan: ‘keadaan bebas dari situasi tertekan dan kuatir, dari penyakit dan dari bahaya; keadaan hati yang tenang, senang, aman, teduh; kecukupan segala sesuatu’. Kata syalom mencakup banyak hal yang baik sehingga tak selalu mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

Ketika Tuhan mengucapkan “sembuhlah…”, pada kenyataannya si perempuan sudah sembuh. Jadi, perkataan ini merupakan sabda penegas yang menyatakan bahwa kuasa Sang Mesias yang membuat penyakit itu hilang lenyap, bahwa iman kepada Mesias yang membawakan kesembuhan, dan bahwa Mesias adalah penguasa segala sesuatu. Kalimat terakhir ayat ini menyatakan besarnya kuasa Kristus atas alam semesta, bahkan penyakit pun tunduk kepada-Nya.

Mrk. 5:35
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”

Adhuc eo loquente, veniunt ab archisynagogo dicentes: “ Filia tua mortua est; quid ultra vexas magistrum? ”.

Tuhan Yesus masih berbicara dengan si perempuan ketika ada orang datang membawa berita. Ingatlah lagi konteks kisah ini, kembali lihat ayat 21-24. Tuhan dan Yairus diiringi orang banyak beramai-ramai menuju rumah Yairus, si kepala sinagoga (rumah ibadat Yahudi). Di tengah perjalanan, si perempuan “menyelip”. Ayat ini mengisahkan ada pembawa warta yang menyampaikan kabar kepada Pak Yairus bahwa anak perempuannya yang sakit, sudah mati. Perkataan “anakmu” menandakan bahwa ucapan ditujukan kepada Yairus. 

Ungkapan “apa perlunya…” adalah gaya bahasa yang lugasnya berbunyi: “Sudahlah, tak ada gunanya lagi”. Karena anak sudah mati, tamatlah sudah, inilah pikiran si pembawa warta. Tuhan Yesus tak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke rumah Yairus karena sudah terlambat. Si anak keburu meninggal.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 23 September 2019 Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam



Senin, 23 September 2019
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam

“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
       
A
ntifon Pembuka (Bdk. Luk 4:18)
  
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
   
The Spirit of the Lord is upon me, for he has anointed me and sent me to preach the good news to the poor, to heal the broken-hearted

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Padre Pio. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

     
Bacaan dari Kitab Ezra (1:1-6)
       
"Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."
    
Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh untuk menggenapkan firman yang diucapkan Nabi Yeremia. Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang Israel yang masih hidup, di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.” Maka, berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah Allah yang ada di Yerusalem. Dan semua orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
  
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
  
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Apa perbedaan mendasar antara pamer dan memberi kesaksian. Pamer berarti berusaha menunjukkan kebaikan, keutamaan, kehebatan dan segala yang indah kepada orang lain. Bahkan, segala cara dilakukan agar dirinya terlihat hebat, terkenal dan baik. Tujuan pamer adalah mendatangkan pujian bagi diri sendiri. 
 
Ada tindakan serupa, namun sangat berbeda maknanya yakni memberi kesaksian. Memberi kesaksian berarti melakukan kebaikan dan kebenaran dengan motivasi agar orang lain menjadi baik dan memuji Allah sebagau sumber kebenaran dan kebaikan. Bukan diarahkan untuk mendatangkan pujian bagi dirinya. Yesus menggambarkannya seperti orang menyalakan pelita dan menempatkan di atas kaki dian sehingga semua orang melihat cahayanya.
 
Dengan terang atau cahaya dalam ruangan, orang bisa melakukan apa saja, membersihkan yang kotor atau aktivitas lainnya. Demikian juga jika kesaksian hidup kita baik akan seperti cahaya yang memberi inspirasi bagi banyak orang, entah untuk bertobat, ingat akan Tuhan, ingat sesamanya yang menderita atau solider dengan sesama. Maka, jangan menyembunyikan sikap dan perbuatan yang baik dan benar jika itu bisa memberikan kebaikan kepada orang lain.
 
Keengganan memberi kesaksian sering disebabkan oleh sikap kita yang ingin rendah hati maka menahan atau tidak menunjukkan perbuatan baik di hadapan orang lain. Kalau ini terjadi, maka sebenarnya tanpa sadar kita menghambat orang lain untuk menjadi baik atau berbuat baik. 
 
 Yang perlu kita sadari adalah dengan melakukan aneka kebaikan dalam hidup, kita tidak akan kehilangan apa pun. Justru sebaliknya, Tuhan akan menambahkan berkat-Nya kepada kita. Inilah yang disabdakan oleh Yesus, "Barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil."
 
 Kalau kita tidak memberikan yang baik kepada orang lain, sebenarnya kita menutup pintu rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kalau kita mau berbagi dan memberikan aneka kebaikan kepada orang lain, kita membuka pintu rahmat bagi diri sendiri dan orang lain. Masihkah kita menahan diri untuk berbuat baik dan memberi kesaksian akan kebaikan Tuhan bagi orang lain?  (Rm. Heribertus Supriyadi, O.Carm/CAFE ROHANI)
   

Antifon Komuni (Mat 28:20)

Lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, sabda Tuhan.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, says the Lord


  

Minggu, 22 September 2019 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 22 September 2019
Hari Minggu Biasa XXV
  
Wanita adalah "daging dari dagingnya" Bdk. Kej 2:23., artinya: ia adalah partner sederajat dan sangat dekat. Ia diberikan oleh Allah kepadanya sebagai penolong Bdk. Kej 2:18.20. dan dengan demikian mewakili Allah, pada-Nya kita beroleh pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Bahwa ini berarti 'kesatuan hidup mereka berdua yang tidak dapat diceraikan, ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan bahwa "sejak awal" adalah rencana Allah bahwa "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:6). (Selengkapnya lih. Katekismus Gereja Katolik, 1605)
   
  
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.


I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum. 
      
Doa Pembuka
Ya Allah, segala ketetapan Hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Amos (8:4-7)
    
"Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang."
     
Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua.” Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.






Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823.
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 113:1-2.4-6.7-8; Ul: 1a.7b)

1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 2:1-8)
  
"Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan."
 
Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara diri sebagai tebusan bagi semua orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu, aku ingin agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


    




Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:10-13)
 
"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan



 “Double life” atau “hidup mendua” itulah yang rasanya tumbuh berkembang terutama di kota-kota besar di antara orang-orang kaya dan berduit. Istilah ini pertama kali saya dengar beberapa tahun lalu di Jerman dalam pertemuan dengan rekan pastor Yesuit. Ceriteranya secara singkat demikian: sebut saja namanya pastor Yudas (samaran), ia adalah pastor paroki yang disegani umatnya alias sukses dalam berkarya atau melayani umat, tetapi diam-diam ia sukses juga berpacaran dengan serang janda cantik yang belum punya anak. Dengan kata lain tugas pokok dikerjakan dengan baik dan pacaran juga baik alias belum sampai menimbulkan batu sandungan di kalangan umat atau masyarakat. Jika dicermati sang pastor ini memang sukses dalam bekerja atau bertindak secara fisik, tetapi apakah tindakan tersebut merupakan perwujudan atau kesaksian iman kiranya menjadi pertanyaan. Ada kemungkinan sang pastor memang sebagai manusia hebat atau luar biasa alias memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan tetapi tidak memiliki kecerdasan spiritual. Jika sang pastor sungguh memiliki kecerdasan spiritual kiranya ia akan mengurus paroki dan melayani umat dengan lebih baik dan berkualitas serta tidak akan pacaran. Bagaimanapun perhatian sang pastor tersebut mendua, mungkin fifty-fifty, 50% untuk paroki dan 50% untuk pacaran. Alangkah indahnya jika perhatian untuk paroki 100% sehingga ia juga akan mampu mengerjakan atau memperhatikan yang kecil-kecil. 
 
 Perkara-perkara atau hal-hal kecil sering menjadi barang hinaan, cemoohan; sebaliknya berbagai macam jenis peralatan elektronik masa kini yang kecil-kecil sungguh bermanfaat atau berdaya guna. Apa yang kecil dan sederhana dalam masa biasa memang pada umumnya kurang memperoleh tempat atau perhatian, dan yang kecil dan sederhana pada umumnya sungguh berfungsi menyelamatkan pada saat-saat genting atau kurang beres, misalnya: (1) yang sederhana dalam hidup sehari-hari: jika ada kotoran di gang atau lantai langsung panggil mereka yang kecil dan sederhana, (2) ada mobil mogok maka anak-anak atau orang-orang kecil yang mendorong dan menyelamatkan, dan (3) yang tidak kalah penting anak kecil dalam keluarga sungguh menjadi perhatian dan motivator untuk hidup bergairah dan bahagia. Maka jika Yesus bersabda :”Kamu tidak dapat mengabdi Allah dan Mamon", kiranya kita diharapkan mengurus mamon yang kecil dan sederhana setiap hari sebaik mungkin dan dengan demikian berkenan di hati Allah, dengan kata lain tidak memisahkan hidup doa dan kerja/kesibukan sehari-hari melainkan menemukan Allah dalam segala sesuatu atau segala sesuatu dalam Allah (contemplativus in actione). 
   
· Pada umumnya manusia mengagumi apa-apa yang besar, megah dan kaya, misalnya para pejabat tinggi, rumah atau bangunan besar, perkara besar, perempuan cantik, laki-laki tampan, orang bergelar professor, doktor atau sarjana dst. Sementara itu mereka melalaikan atau kurang memperhatikan hal-hal atau perkara kecil, anak kecil, orang kecil dst.. Orang juga sering mengagumi gedung-gedung mewah rumah sakit, sekolah atau gereja/tempat ibadat. 
   
Mengagumi pada umumnya berada di luar dan tidak masuk. Bagi orang beriman atau beragama yang utama dan penting adalah dikasihi, bukan dikagumi; dikasihi berarti mempesona, memikat dan menarik sehingga banyak tergerak untuk mendekat dan memasuki. Sebagai orang beriman atau beragama kita dipanggil juga untuk mengasihi mereka yang kecil, miskin dan berkekurangan, yang pada umumnya tidak ada yang didunia ini yang dapat diandalkan dan mereka mengandalkan diri pada kemurahan hati Tuhan dan belaskasih-Nya melalui orang-orang yang baik hati dan berbelas kasih. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk baik hati dan berbelas kasih kepada yang kecil, miskin dan berkekurangan. Secara khusus kami mengajak untuk memperhatikan anak-anak kecil, entah yang masih balita atau sudah duduk di Taman Kanak-Kanak maupun Sekolah Dasar. Ingat dan sadari bahwa mereka adalah masa depan kita, tidak baik hati, berbelas kasih dan memperhatikan mereka berarti tidak mendambakan masa depan yang baik, membahagiakan dan menyelamatkan.  
 
Mengabdi Tuhan secara konkret berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui saudara-saudari kita, maka marilah dengan rendah hati kita senantiasa berusaha membahagiakan orang lain dimanapun dan kapanpun, alias menjadi orang baik dan berbudi pekerti luhur. Kami juga berharap kepada kita semua untuk tidak takut dan tidak gentar mengingatkan dan menegor saudara-saudari kita yang meninggalkan atau melupakan Tuhan untuk bertobat. Jika kita tidak mengingatkan saudara-saudari kita berarti kita mendukung atau menyetujui mereka.


“Aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan” (2Tim 2:8)



Apa yang dikatakan Paulus kepada Timotius ini kiranya bukan tanpa alasan atau sekedar omong kosong belaka, juga untuk masa kini. Jika kita cermati dalam berbagai kegiatan doa bersama di lingkungan-lingkungan, wilayah atau stasi pada umumnya yang banyak terlibat atau berpartisipasi adalah kaum perempuan daripada kaum laki-laki. Dalam kehidupan seksual atau berkeluarga rasanya yang banyak menyeleweng adalah kaum laki-laki, dan dengan demikian entah secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perselisihan di sana-sini.
 
Kita, kaum laki-laki diingatkan supaya tidak lupa berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan, maka marilah kita renungkan dan hayati peringatan atau ajakan ini:

· Berdoa dengan menadahkan tangan yang suci. Berdoa berarti berkomunikasi atau berwancara dengan Tuhan, namun yang berkomunikasi, kita dan Tuhan, tidak sama kedudukannya. Kita berada di bawah dan yang lemah, maka sikap orang berdoa berarti siap sedia dengan membuka diri sepenuhnya untuk menerima sesuatu dari Tuhan. Maka diingatkan: hendaknya berdoa dengan menadahkan tangan yang suci. Yang suci berarti yang disisihkan atau dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan tanpa syarat. Dengan kata lain tangan yang suci berarti tangan yang tidak pernah menyakiti orang lain atau sesamanya, maka hendaknya tanpa marah dan tanpa perselisihan dalam berdoa.

· Tanpa marah dan tanpa perselisihan. Marah atau berselisih hemat saya berarti menghendaki yang lain atau yang dimarahi tidak ada alias kalau masih hidup semoga mati saja. Bentuk kemarahan dari yang paling lembut sampai yang paling kasar kiranya dapat digambarkan demikian: mengeluh -> ‘nggrundel’-> ngrumpi/ngrasani -> mengata-ngatai dengan kasar -> menyakiti secara fisik -> membunuh. Marah juga berarti melecehkan dan merendahkan yang lain atau sesamanya dan dengan demikian melanggar hak asasi dan harkat martabat manusia. Secara konkret marah mengeluarkan enerji yang tiada guna dan untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum marah kurang lebih membutuhkan enerji yang sama, dengan kata lain terjadi pemborosan enerji (pikiran, perasaan, sikap dan tindakan) yang tiada guna sama sekali. Marah berarti juga menjadi hamba-hamba setan, menimbulkan maupun mempertajam perselisihan-perselisihan.
  
Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)

Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.

You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.
  
Satu teori,yang menjadikan keuntungan sebagai patokan yang satu-satunya dan sebagai tujuan terakhir dari segala kegiatan ekonomi tidak dapat diterima secara moral. Kerakusan akan uang yang tidak terkendalikan menimbulkan akibat-akibat buruk. Ia adalah salah satu sebab dari banyak konflik yang mengganggu tata masyarakat Bdk. GS 63,3; LE 7; CA 35.
 Sistem-sistem, yang "mengurbankan hak-hak asasi perorangan serta kelompok-kelompok demi organisasi kolektif penyelenggara produksi", bertentangan dengan martabat pribadi manusia (GS 65,2). Segala sesuatu yang merendahkan manusia menjadi saran guna memperoleh keuntungan, memperhamba manusia, mengantar ke pendewaan uang, dan menambah penyebarluasan ateisme. "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat 6:24; Luk 16:13).
  
Arsip Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ

Seri Liturgi: HENING ITU PENTING

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 274

Seri Liturgi
HENING ITU PENTING

Syalom aleikhem.
Hening berbeda dengan sepi, keheningan berbeda dengan kesepian. Hening dan sepi memang sama-sama sunyi, namun berbeda dalam tingkat kedalaman. Kesepian mengakibatkan depresi, keheningan menumbuhkan harapan. Dengan hening, orang masuk ke dalam relung batinnya, bertemu Tuhan, dan memperoleh kekuatan bagi langkah hidupnya selanjutnya.

Dalam tiap-tiap Kurban Misa, hening itu penting. PUMR no. 45 memberikan amanat di saat mana sajakah dalam Ekaristi keheningan perlu diciptakan. PUMR bahkan menyebutkan bahwa saat hening pun bagian dari perayaan. Saat hening bukan saat kekosongan, justru saat “berisi”. Saat hening bukan waktu menunggu melongo, tapi saat aktif dalam batin meski tanpa suara lahiriah.

Sebelum Pernyataan Tobat, kita hening, mawas diri melihat cacat-cela untuk dimohonkan ampun kepada Tuhan. Sesudah ajakan Doa Pembuka, kita hening pula. Pada saat inilah, imam dan semua umat mendoakan intensi (ujub) dalam hati. Karena itu, setelah ucapan “marilah kita berdoa”, imam janganlah langsung buka suara untuk berdoa. Heninglah dulu, beri kesempatan umat berdoa. Ketika imam memberi kesempatan hening, umat jangan pula bingung sampai-sampai celingukan tanpa tahu harus berbuat apa saat itu; berdoalah dalam hati bagi diri pribadi, keluarga, orang yang butuh doa kita.

Saat hening lain terjadi sesudah Bacaan-Bacaan dan Homili, juga sesudah Komuni. Hening itu penting untuk meresapkan setiap peristiwa dalam Kurban Misa.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy