| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 27 September 2019 Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam

Jumat, 27 September 2019
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo, Imam

“Kalau kamu memandang orang miskin di bawah terang iman, kamu akan melihat bahwa mereka itu mewakili Allah Putra, yang memilih menjadi miskin” (St. Vinsensius a Paulo)
  
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
  
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
          
Doa Pembuka
   
 Allah Bapa, Pembela kaum papa, Engkau telah membina Santo Vinsensius, imam-Mu, dalam kegiatan kerasulan menyelamatkan orang miskin dan mendidik rohaniwan. Semoga kami dikobarkan dengan semangat yang sama, mengasihi dan dikasihinya dan melaksanakan ajarannya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat (Misionaris) atau Para Kudus (Pelaku Karya Amal), misalnya: 1 Kor 1:26-31; Mzm 112:1-2.3-4.5-7a.7b-8.9; R: 1a; Mat 9:35-38.

Bacaan dari Nubuat Hagai (2:1b-9)
      
   
"Sedikit waktu lagi maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan."
     
Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada tanggal 21 bulan ketujuh, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya, “Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak , imam besar, dan kepada sisa bangsa Israel, demikian, “Masih adakah di antara kalian yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya yang sekarang kamu katakan sama sekali tidak berarti? Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah sabda Tuhan, kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar. Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah sabda Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,” demikianlah sabda Tuhan semesta alam, “sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian pada waktu kalian keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Dan beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga harta benda semua bangsa datang mengalir. Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan. Sebab milik-Kulah perak dan emas, demikianlah sabda Tuhan semesta alam. Maka kemegahan rumah ini nanti akan melebihi kemegahannya yang semula, sabda Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
Ayat. (Mzm 43:1.2.3.4; Ul: 5bc)
1. Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari penipu dan orang curang!
2. Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun, dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
  
"Engkaulah Kristus dari Allah! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
   
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi, “Menurut kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
 
 Hari ini Gereja memperingati St. Vinsensius a Paulo, seorang imam, dengan fokus pelayanan pastoralnya: kepedulian kepada fakir miskin yang menderita. Semangat kerasulan khas orang kudus ini dilanjutkan dan dihidupi oleh anggota Kongregasi Misi dan Kongregasi Putri-putri Kasih yang didirikannya. Dapat ditanyakan, apa  sesungguhnya dasar, alasan, dan motivasi pelayanan mereka? Kesaksian hidup Santa Teresa dari Kalkuta memberikan jawaban atas pertanyaan pokok tersebut. Dikisahkan, suatu ketika Ibu Teresa bersama para pengikutnya menolong dan merawat para penderita kusta yang berada di pinggiran kota. Pada saat yang sama, tim sukses dari sebuah partai besar di negara tersebut mengajak Ibu Teresa untuk bergabung dan bekerja sama. Ajakan tersebut ditanggapi Ibu Teresa dengan menegaskan, “Visi kami melayani para penderita kusta berbeda. Kalian membuatnya demi motivasi politik supaya nanti dalam pemilu mereka memilih partai kalian. Sementara pelayanan kami kepada para penderita kusta, dasarnya karena iman akan Tuhan kami yakni Sang Mesias yang menanggung banyak penderitaan!”

Injil hari ini berkisah mengenai pengakuan iman Petrus, Yesus adalah Mesias dari Allah! Lebih lanjut dijelaskan Yesus: Putra Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak... (ay. 22). Maka, mari bersama para pengikut St. Vinsensius a Paulo kita perkuat kepedulian dan pelayanan kita kepada fakir miskin yang menderita. Pada merekalah kita jumpai Tuhan kita yang menanggung banyak penderitaan.


Ya Bapa, semoga aku memahami siapa Yesus dengan tepat sehingga aku bisa semakin ikut serta dalam tugas misi-Nya di dunia ini. Amin. (FN / INSPIRASI BATIN 2019)


Antifon Komuni (Mzm 107:8-9)

Biarlah mereka memuji Tuhan karena belas kasih-Nya dan karena karya-karya-Nya yang ajaib bagi anak-anak manusia. Ia telah memuaskan jiwa yang dahaga dan mengenyangkan yang lapar dengan kebaikan.


Doa Malam 
  
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena telah Kau perkenankan mendengarkan firman-Mu. Semoga firman-Mu yang telah kami dengar menghidupkan dan menghidupi kami, sehingga kami makin mampu memuliakan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
 
 
 

Kamis, 26 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Kamis, 26 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV
 
Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, bagaimanapun implisit dan misteriusnya, adalah syarat esensial untuk keselamatan. (St. Yohanes Paulus II, Paus; Audiensi 31 Mei 1995)
 

Antifon Pembuka (Mzm 149:1-2)

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak sorai atas raja mereka.

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahamulia, berkenanlah membangun bait suci di dalam diri kami dan tinggallah di antara manusia di mana saja, tempat kami mencari kedamaian berkat Yesus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Menunda melakukan kehendak Tuhan membuat terhalangnya rahmat Allah. Selain itu, pekerjaan kita menjadi sia-sia dan terasa berat.
  

Bacaan dari Nubuat Hagai (1:1-8)
     
"Bangunlah rumah Tuhan dan Aku akan berkenan menerimanya."
    
Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada hari pertama bulan keenam, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya, “Beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!’ Maka datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya: Apakah sudah tiba waktunya bagi kalian untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Perhatikanlah keadaanmu! Kalian menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit. Kalian makan, tetapi tidak sampai kenyang. Kalian minum, tetapi tidak sampai puas. Kalian berpakaian, tetapi badanmu tidak menjadi hangat. Dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja tetapi upahnya ditaruh dalam pundit-pundi yang berlubang!’ Beginilah sabda Tuhan semesta alam, ‘Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah Tuhan. Maka aku akan berkenan menerimanya, dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup; hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.
 
Dosa membuat hidup menjadi kehilangan rasa damai dan selalu dihantui oleh dosa itu terus-menerus. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap tobat sesegera mungkin. Lebih cepat, lebih baik.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)
   
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
    
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan

 

Bagi seorang pemimpin yang tamak seperti Herodes, popularitas Yesus mengancam otoritasnya. Dari kesaksian Injil kita ketahui bahwa ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus, namun dengan maksud untuk menyingkirkan-Nya demi melanggengkan kekuasaannya. Kita pun sering berhadapan dengan situasi ketika keberhasilan orang lain tampak mengancam posisi, kedudukan, jabatan atau keyakinan kita. Seorang Kristen yang baik hendaknya melihat kesuksesan sesamanya sebagai sukacitanya, tanpa pernah merasa terancam. 
 
Antifon Komuni (Hagai 1:7)
 
Perhatikanlah keadaanmu! Maka naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah rumah bagi-Ku.

Doa Malam

Allah Bapa sumber segala kebaikan, semoga benih yang telah Kautaburkan kini menghasilkan buah. Semoga sabda-Mu mendatangkan kedamaian dan membuat kami bersedia mengabdi sesama tanpa pamrih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
 
 

RUAH

Seri Katekismus: PERAN KAUM AWAM

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 276

Seri Katekismus
PERAN KAUM AWAM


Syalom aleikhem.
Umat beriman Kristen (maksudnya: “orang Katolik”) terdiri atas tiga golongan: hierarki, awam, religius. Hierarki adalah para pemimpin Gereja: uskup, presbiter (imam), diakon. Kini kita bahas kaum awam, yaitu semua orang Katolik yang tak termasuk hierarki (klerus) dan religius (biarawan-biarawati). Mudahnya, awam adalah mereka yang bukan uskup, bukan presbiter, bukan diakon, bukan bruder, bukan suster, bukan pertapa dan sejenisnya. Semua orang Katolik di luar kategori di atas adalah kaum awam.

Bersama dengan hierarki dan religius, kaum awam juga mengemban tiga tugas Kristus: imam, nabi, raja. Cara awam melaksanakan tugas itu tentu saja berbeda dengan cara hierarki dan religius. Katekismus mengajarkan, awam mengurus hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah.

Contoh konkretnya, seorang pedagang Katolik silakan berdagang sesuai pekerjaannya, namun perlu berdagang dengan nilai-nilai yang diajarkan Kristus: kejujuran, keadilan, kebaikan hati, dsb. Selain itu, penghasilan yang ia terima hendaknya juga dimanfaatkan untuk membantu sesama dan Gereja selain tentu saja menafkahi keluarga. Awam bekerja sesuai profesi masing-masing seraya melaksanakan nilai-nilai kekatolikan dalam pekerjaan itu. Inilah yang dimaksud  mengurus hal-hal fana menurut kehendak Allah.

Dengan itu, kaum awam meresapi dunia dengan nilai-nilai Injil. Apa sajakah bidang bagi kaum awam? Segala bidang kehidupan di atas muka bumi: politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb. Dalam segala bidang itu, hierarki dan religius tak dapat berperan secara langsung. Di situlah kaum awam menjadi garda depan Gereja di tengah dunia.

Ikut Serta sebagai Imam


Semua tindakan kaum awam di tengah dunia, yakni jerih payah sehari-hari, hidup dalam keluarga, bahkan kesulitan dan beban-beban hidup adalah kurban rohani kepada Allah.  Kurban melalui kegiatan sehari-hari itu dipersatukan dengan kurban Kristus dalam setiap Perayaan Ekaristi.  Inilah yang disebut kaum awam ikut serta dalam tugas Kristus sebagai imam (yang menguduskan).

Ikut Serta sebagai Nabi


Keikutsertaan kaum awam dalam tugas Kristus sebagai nabi dijalankan dalam kegiatan harian. Melalui kesaksian hidup, awam menjadi nabi bagi dunia sekitarnya. Konkretnya, seorang pegawai negeri yang jujur adalah saksi hidup mengenai iman kepada Kristus. Meski hidup sederhana, padahal bisa meraup untung besar (yang tak halal) dari jabatannya, pegawai itu setia dalam kejujuran karena imannya kepada Kristus. Inilah yang dimaksud menjadi nabi.

Ikut serta sebagai Raja


Dalam pelayanan gerejawi, kaum awam dilibatkan. Mengurus paroki dalam aneka tugas adalah wujud nyata peran awam melaksanakan tugas Kristus sebagai raja (yang memimpin). Kaum awam ambil bagian dalam tugas penggembalaan.

Demikianlah kaum awam dalam peran khasnya turut melaksanakan tiga tugas Kristus: imam, nabi, raja.


** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 897-913

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 25 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 25 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV

Berkumpullah di gunung-gunung Kitab Suci. Itulah padang rumput yang paling subur (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Tb 13:8)

Bertobatlah, kamu berdosa dan lakukanlah yang baik di hadapan Tuhan, barangkali Tuhan akan berbelas kasih kepadamu.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang penuh kasih setia, Engkau senantiasa mendampingi kami dalam setiap usaha dan perjuangan hidup kami. Semoga berkat kemurahan-Mu kami pun semakin mampu untuk setia kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ezra (9:5-9)
  
"Dalam masa perbudakan, kami tidak engkau tinggalkan, ya Tuhan"
   
Ketika mendengar berita tentang dosa umat Israel, aku, Ezra, mengoyakkan pakaian dan jubahku, dan duduk tertegun. Pada waktu kurban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diri. Lalu aku berlutut dengan pakaian dan jubahku yang koyak-koyak; sambil menadahkan tanganku kepada Tuhan, Allahku, aku berkata, "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu. Dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit. Sejak zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan para raja dan para imam diserahkan kepada raja-raja negeri asing. Kami diserahkan dalam kuasa pedang, ditawan, dijarah dan dihina di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini. Tapi kini kami mengalami kasih karunia Tuhan, Allah kami. Ia meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus. Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di masa perbudakan kami. Sekalipun kami menjadi budak, tetapi dalam perbudakan itu Allah tidak meninggalkan kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat keleluasaan untuk membangun rumah Allah dan menegakkan kembali reruntuhannya, serta memperoleh tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (Tobit 13:2,3-4a,4bcd,5,8)
1. Memang Allah menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Wartakanlah kebesaran-Nya di sana, agungkanlah Dia di hadapan segala yang hidup. Sebab Dialah Tuhan kita, Dialah Allah, Ia adalah Bapa kita untuk selama-lamanya.
3. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
4. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
5. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
   
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
  
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Mendengarkan tidak sama dengan mendengar. Banyak orang yang mendengar Firman Tuhan, tetapi tidak mendengarkan. Apapun yang ia baca, yang ia dengar, hanya mampir sekejap dalam telinganya dalam hatinya dan menguap hilang begitu saja. Mendengarkan Sabda Tuhan, tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati dan segenap jiwa dan pikiran merenungkannya, apa artinya Sabda ini untuk saya? Tuhan mau berbicara apa pada saya melalui Sabda ini? 
 
 Mendengarkan Sabda Tuhan dan mengunyahnya dalam hati dan pikiran akan menjadi motor yang menggerakkan hidup kita menuju kepada tujuan hidup yang sesungguhnya. Mendengarkan firman Tuhan itu sangat baik, tetapi mendengarkan dan melakukannya itu jauh lebih mulia. Mari kita menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan.  
 
 
Antifon Komuni (Luk 9:6) 
 
Para murid Yesus pergi dan menjelajah segala desa, sambil mewartakan Injil dan menyembuhkan orang sakit. 

Siapa setan itu?

Setan atau iblis atau roh-roh jahat yang lain pada mulanya adalah malaikat, tetapi mereka jatuh, karena dengan kehendak bebas mereka menolak melayani Allah dan keputusan-Nya. Keputusan mereka melawan Allah bersifat definitif. Mereka berusaha untuk menarik manusia dalam pemberontakan mereka melawan Allah. (Katekismus Gereja Katolik, 414)

RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN

Selasa, 24 September 2019 Hari Biasa Pekan XXV

Selasa, 24 September 2019
Hari Biasa Pekan XXV

“Kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan karena Dia tak pernah meninggalkan kita” (Paus Fransiskus)

Antifon Pembuka (Mzm 122:1-2)

Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kakiku berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

Doa Pembuka


Allah Bapa, sumber iman kepercayaan, Engkau menghendaki kami mengimani sabda-Mu seutuhnya. Kami mohon, terangkanlah maksud segala sesuatu yang tertulis mengenai kehendak-Mu dan ajarilah kami menyesuaikan tingkah laku dan hidup kami dengan kehendak-Mu, bagi kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Hati yang terbuka kepada orang lain menunjukkan kebesaran pribadi Raja Darius. Dunia ini membutuhkan orang-orang yang mau memperhatikan kelompok yang ada di sekitar kita.

 
Bacaan dari Kitab Ezra (6:7-8.12b.14-20)
   
"Mereka mentahbiskan rumah Allah dan merayakan Paskah."
    
Pada waktu itu Darius, raja Persia, memerintahkan kepada para bupati di derah seberang Sungai Efrat, sebagai berikut, “Jangan menghalangi pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula. Lalu aku telah mengeluarkan perintah tentang apa yang harus kalian perbuat terhadap para tua-tua Yahudi mengenai pembangunan rumah Allah itu. Dengan saksama dan tanpa bertangguh mereka harus diberi biaya dari penghasilan kerajaan yaitu dari upeti daerah seberang Sungai Efrat. Aku, Darius, yang mengeluarkan perintah ini; hendaklah dilakukan dengan saksama.” Maka para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan rumah Tuhan dengan lancar, digerakkan oleh nubuat Nabi Hagai dan Nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel dan menurut perintah Koresh, Darius dan Artahsasta, raja-raja negeri Persia. Maka selesailah rumah itu pada hari yang ketiga bulan Adar, yakni pada tahun yang keenam pemerintahan Raja Darius. Maka orang Israel, para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang lain yang pulang dari pembuangan, merayakan pentahbisan rumah Allah dengan sukaria. Untuk pentahbisan rumah Allah itu mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, anak domba empat ratus ekor, dan domba jantan dua ratus ekor; juga kambing jantan sebagai kurban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel, dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya, dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya, untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Musa. Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan itu merayakan Paskah. Para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri sehingga tahirlah mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para imam, dan bagi dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; R:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita kumohonkan bahagia bagimu.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan melakukannya.

Syarat yang diajukan Yesus untuk menjadi bagian dalam keselamatan Yesus tidaklah mudah. Yakni, mendengarkan apa yang Dia ajarkan dan melakukannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:19-21)
   
"Ibu dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya."
    
Pada suatu hari datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus hendak bertemu dengan Dia. Tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Maka diberitahukan kepada Yesus, “Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Dikau.” Tetapi Yesus menjawab, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

    
Ikatan persaudaraan kita diperluas, diperteguh dan diperdalam berkat rahmat pembaptisan yang kita terima. Lebih jauh, ikatan persaudaraan kita dalam Yesus dilandasi oleh kesediaan kita untuk mendengarkan Firman Allah dan melaksanakannya. Barangsiapa mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah, maka ia akan menjadi saudara, saudari, Ibu dan Bapa bagi satu sama lain dalam nama dan kuasa Yesus sendiri.

Antifon Komuni (Luk 11:28)

Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahamurah hati, jadikanlah kami seperti roti yang dibagi-bagi dan dibagikan. Kami mohon diberi Roh-Mu agar dapat dengan tulus ikhlas mempersembahkan diri demi kebahagiaan sesama dan kedamaian dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 
  RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 5:34-35

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 275

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 5:34-35


Mrk. 5:34
Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ille autem dixit ei: “ Filia, fides tua te salvam fecit. Vade in pace et esto sana a plaga tua ”.

Syalom aleikhem.
Dalam bahasa asli, kata “anak-Ku” tertulis “anak perempuan-Ku”. Ini bukan sebutan bagi relasi keluarga antara ayah dan putrinya, melainkan sebutan halus dan lembut dari seorang guru (nabi) kepada orang yang mengikutinya dan membutuhkan bantuannya. Dalam bahasa Indonesia kini, itu seperti sapaan “nak” kepada anak orang lain. “Iman(mu) telah menyelamatkan” bukan berarti iman bekerja automatis dari dirinya sendiri, melainkan bekerja karena ada kuasa Tuhan. Iman artinya percaya penuh kepada Allah, kepada Tuhan Yesus, bahwa Beliau sanggup membawakan keselamatan. Iman tak berdiri sendiri, melainkan terikat pada pribadi ilahi, yaitu Kristus Tuhan. Jika diuraikan lebih lugas, kalimat itu berbunyi: “Imanmu kepada-Ku….”

“Pergilah dengan selamat” adalah ungkapan yang biasa diucapkan orang Yahudi pada zaman itu, ucapan berisi harapan. Kata “selamat” di situ diterjemahkan dari kata Ibrani syalom yang artinya kurang-lebih ‘damai sejahtera’; dapat dijabarkan: ‘keadaan bebas dari situasi tertekan dan kuatir, dari penyakit dan dari bahaya; keadaan hati yang tenang, senang, aman, teduh; kecukupan segala sesuatu’. Kata syalom mencakup banyak hal yang baik sehingga tak selalu mudah diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

Ketika Tuhan mengucapkan “sembuhlah…”, pada kenyataannya si perempuan sudah sembuh. Jadi, perkataan ini merupakan sabda penegas yang menyatakan bahwa kuasa Sang Mesias yang membuat penyakit itu hilang lenyap, bahwa iman kepada Mesias yang membawakan kesembuhan, dan bahwa Mesias adalah penguasa segala sesuatu. Kalimat terakhir ayat ini menyatakan besarnya kuasa Kristus atas alam semesta, bahkan penyakit pun tunduk kepada-Nya.

Mrk. 5:35
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”

Adhuc eo loquente, veniunt ab archisynagogo dicentes: “ Filia tua mortua est; quid ultra vexas magistrum? ”.

Tuhan Yesus masih berbicara dengan si perempuan ketika ada orang datang membawa berita. Ingatlah lagi konteks kisah ini, kembali lihat ayat 21-24. Tuhan dan Yairus diiringi orang banyak beramai-ramai menuju rumah Yairus, si kepala sinagoga (rumah ibadat Yahudi). Di tengah perjalanan, si perempuan “menyelip”. Ayat ini mengisahkan ada pembawa warta yang menyampaikan kabar kepada Pak Yairus bahwa anak perempuannya yang sakit, sudah mati. Perkataan “anakmu” menandakan bahwa ucapan ditujukan kepada Yairus. 

Ungkapan “apa perlunya…” adalah gaya bahasa yang lugasnya berbunyi: “Sudahlah, tak ada gunanya lagi”. Karena anak sudah mati, tamatlah sudah, inilah pikiran si pembawa warta. Tuhan Yesus tak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke rumah Yairus karena sudah terlambat. Si anak keburu meninggal.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 23 September 2019 Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam



Senin, 23 September 2019
Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam

“Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan” (St. Pius dari Pietrelcina)
       
A
ntifon Pembuka (Bdk. Luk 4:18)
  
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
   
The Spirit of the Lord is upon me, for he has anointed me and sent me to preach the good news to the poor, to heal the broken-hearted

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Padre Pio. Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

     
Bacaan dari Kitab Ezra (1:1-6)
       
"Barangsiapa termasuk umat Allah, hendaknya ia pulang ke Yerusalem dan mendirikan rumah Allah."
    
Pada tahun pertama pemerintahan Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh untuk menggenapkan firman yang diucapkan Nabi Yeremia. Maka di seluruh kerajaan diumumkan secara lisan maupun tulisan demikian, “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: ‘Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugasi aku mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Barangsiapa di antara kalian yang termasuk umat Allah, semoga Allah menyertai dia! Hendaknya ia berangkat pulang ke Yerusalem yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang Israel yang masih hidup, di mana pun ia berada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah di Yerusalem’.” Maka, berkemas-kemaslah kepala-kepala keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta imam dan orang-orang Lewi; pendek kata setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah Allah yang ada di Yerusalem. Dan semua orang di sekeliling mereka membantu mereka dengan perak dan emas,harta benda dan ternak, dan dengan pemberian yang indah-indah, selain segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Ul:lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawaria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
  
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
  
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur; tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah melihat cahayanya. Sebab tiada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tiada suatu rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu perhatikanlah cara kalian mendengar. Karena barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Apa perbedaan mendasar antara pamer dan memberi kesaksian. Pamer berarti berusaha menunjukkan kebaikan, keutamaan, kehebatan dan segala yang indah kepada orang lain. Bahkan, segala cara dilakukan agar dirinya terlihat hebat, terkenal dan baik. Tujuan pamer adalah mendatangkan pujian bagi diri sendiri. 
 
Ada tindakan serupa, namun sangat berbeda maknanya yakni memberi kesaksian. Memberi kesaksian berarti melakukan kebaikan dan kebenaran dengan motivasi agar orang lain menjadi baik dan memuji Allah sebagau sumber kebenaran dan kebaikan. Bukan diarahkan untuk mendatangkan pujian bagi dirinya. Yesus menggambarkannya seperti orang menyalakan pelita dan menempatkan di atas kaki dian sehingga semua orang melihat cahayanya.
 
Dengan terang atau cahaya dalam ruangan, orang bisa melakukan apa saja, membersihkan yang kotor atau aktivitas lainnya. Demikian juga jika kesaksian hidup kita baik akan seperti cahaya yang memberi inspirasi bagi banyak orang, entah untuk bertobat, ingat akan Tuhan, ingat sesamanya yang menderita atau solider dengan sesama. Maka, jangan menyembunyikan sikap dan perbuatan yang baik dan benar jika itu bisa memberikan kebaikan kepada orang lain.
 
Keengganan memberi kesaksian sering disebabkan oleh sikap kita yang ingin rendah hati maka menahan atau tidak menunjukkan perbuatan baik di hadapan orang lain. Kalau ini terjadi, maka sebenarnya tanpa sadar kita menghambat orang lain untuk menjadi baik atau berbuat baik. 
 
 Yang perlu kita sadari adalah dengan melakukan aneka kebaikan dalam hidup, kita tidak akan kehilangan apa pun. Justru sebaliknya, Tuhan akan menambahkan berkat-Nya kepada kita. Inilah yang disabdakan oleh Yesus, "Barangsiapa sudah punya akan diberi, tetapi barangsiapa tidak punya, apa pun yang dianggap ada padanya, akan diambil."
 
 Kalau kita tidak memberikan yang baik kepada orang lain, sebenarnya kita menutup pintu rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, kalau kita mau berbagi dan memberikan aneka kebaikan kepada orang lain, kita membuka pintu rahmat bagi diri sendiri dan orang lain. Masihkah kita menahan diri untuk berbuat baik dan memberi kesaksian akan kebaikan Tuhan bagi orang lain?  (Rm. Heribertus Supriyadi, O.Carm/CAFE ROHANI)
   

Antifon Komuni (Mat 28:20)

Lihatlah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai akhir zaman, sabda Tuhan.

Behold, I am with you always, even to the end of the age, says the Lord


  

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy