Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 279 Seri Katekismus MENGENAL KAUM RELIGIUS
Syalom aleikhem. Kaum religius dalam Gereja Katolik tak termasuk hierarki, juga tak termasuk awam. Kaum religius adalah biarawan-biarawati, mengikrarkan kaul (janji) sesuai nasihat injili. Tiga Kaul Yang dimaksud ikrar tersebut adalah kaul kemurnian, kemiskinan, ketaatan. Kemurnian artinya pantang menikah demi Kerajaan Allah. Kemiskinan adalah niat hidup sederhana, hidup “seadanya”. Ketaatan berarti kesediaan diutus ke mana saja sesuai perintah Allah yang terwujud dalam perintah pemimpin. Pengucapan kaul-kaul disebut juga “hidup bakti”, artinya hidup mereka dibaktikan kepada Allah melalui bakti kepada Gereja dan dunia.
Sejak awal mula Gereja, sudah ada orang-orang yang secara khusus mengamalkan kaul-kaul yang disebut nasihat-nasihat injili tersebut. Mereka bermaksud mengikuti Kristus dengan lebih bebas. Bebas artinya terlepas dari ikatan-ikatan duniawi berupa ikatan kehangatan keluarga yang ditandai dengan tidak menikah, maupun ikatan harta duniawi yang ditunjukkan dengan hidup sederhana, dan ikatan egoisme yang diwujudkan dengan taat kepada perintah pemimpin.
Umumnya, ikrar religius diumumkan secara publik. Contoh, seorang suster biarawati mengucapkan kaul di depan uskup dan pemimpin ordonya serta umat yang hadir dalam acara ikrar kaul. Demikian juga seorang bruder biarawan. Itulah yang disebut berkaul secara publik, artinya orang banyak mengetahuinya dan Gereja “mencatatnya”. Para Pertapa
Di samping para religius yang berkaul secara publik, ada pula para pertapa yang tak mengucapkan kaul secara publik. Para pertapa menarik diri dari dunia ramai menuju ke kesunyian lahir-batin untuk mempersembahkan hidupnya kepada Allah. Orang-orang semacam itu disebut eremit. Mereka hidup di tempat terpencil, biasanya di padang gurun, dengan pola hidup yang sangat sederhana.
Para eremit mendoakan dunia sebab hidup mereka terus-menerus dipenuhi doa dan laku tobat. Mereka juga menjadi saksi-saksi nyata mengenai hidup yang akrab dengan Sang Kristus. Konkretnya, ketika banyak orang Katolik tunggang-langgang dalam kehidupan hingga melalaikan doa, para eremit tak pernah meninggalkan doa “sedetik pun”. Bukankah seperti itu di dalam Kerajaan Surga, di mana ada doa tanpa putus berkumandang dari para malaikat dan para kudus. Para Perawan Bentuk lain hidup religius adalah para perawan yang membaktikan diri demi Kerajaan Surga. Sejak awal Gereja, kaum perawan sudah ada. Lalu dalam sejarah, beberapa perawan membentuk kelompok yang akhirnya menjadi ordo-ordo dalam Gereja Katolik. Itulah ordo para suster biarawati.
Demikian juga para eremit tadi. Beberapa eremit membentuk kelompok supaya dapat menghayati hidup pertapa secara bersama-sama. Itulah yang kini kita kenal sebagai ordo-ordo pertapa.
Dalam Gereja Katolik, ada banyak ordo suster, ordo bruder, ordo pertapa lelaki (rahib), ordo pertapa perempuan (rubiah).
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 914-945
Selasa, 01 Oktober 2019
Pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja, Pelindung Karya Misi
“Kegembiraan kita temukan tidak dalam hal-hal yang mengelilingi kita, melainkan dalam pusat jiwa.” (St. Teresia dari Lisieux)
Antifon Pembuka (bdk. Ul 32:10-12)
Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata.
Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan
aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.
The Lord led her and taught her, and kept her as the apple of his eye.
Like an eagle spreading its wings he took her up and bore her on his
shoulders. The Lord alone was her guide.
Pada Misa hari ini ada Kemuliaan/Gloria
Doa Pembuka
Allah, Bapa kami, Engkau membuka Kerajaan-Mu bagi orang kecil dan rendah
hati. Semoga dengan tabah kami menempuh jalan kecil Santa Teresia, dan
semoga berkat doanya kemuliaan-Mu yang abadi Kaunyatakan kepada kami.
Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."
Bersukacitalah
bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua
orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia
segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Hendaknya
kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu
menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan:
Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan
kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan
menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti
seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan
dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan
kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
atau
Kasih mengarahkan kita kepada Tuhan, sedangkan iman dan pengharapan mengarahkan kepada kesempurnaan diri kita. Iman memberikan kita kesempunaan akal budi (iman adalah kegiatan akal budi) dan pengharapan menyempurnakan keinginan kita (harapan adalah kegiatan keinginan) akan kehidupan kekal di surga. Atau dengan kata lain, Kasih adalah tujuan akhir, namun iman dan pengharapan merupakan cara. Sama seperti cara melayani tujuan akhir, maka iman dan pengharapan melayani kasih. Harapan tanpa kasih kepada Tuhan adalah sia-sia (1 Kor 13:3). Kasih kita kepada Tuhanlah yang menyebabkan kita terus berharap akan persatuan dengan Tuhan di tengah-tengah setiap penderitaan dan kesulitan yang kita alami. Harapan yang mati hanya berharap demi kesenangan pribadi, namun harapan yang dilandasi kasih membuat kita bersedia berkurban untuk orang yang kita kasihi, demi kasih kita kepada Tuhan. Dan ini yang menyebabkan kita turut bersukacita dalam setiap penderitaan dan kesulitan karena kita berpartisipasi dalam penderitaan Kristus.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
"Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih."
Saudara-saudara, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang
paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.
Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat,
tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang berkumandang
dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat
dan mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan;
sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih
itu murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak
sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan
diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain. Kasih tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi atas apa yang
benar. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih
tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan
pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan
nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah
yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti
kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti
kanak-kanak pula. Tetapi sekarang setelah menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambar yang
samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka.
Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah
tinggal ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih. Namun yang paling
besar di antaranya adalah kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:66.71.75.91.125.130)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Memang baik bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
3. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil; dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
4. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
5. Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.
6. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Anak kecil tidak bisa hidup tanpa orangtuanya. Ia tergantung sepenuhnya pada belas kasih orangtuanya. Demikian juga manusia yang memiliki sikap tobat. Dia akan menggantungkan seluruh hidupnya pada belas kasih Allah. Ia tergantung sepenuhnya pada Allah. Dengan rendah hati ia mengakui segala kelemahan dan dosanya dan senantiasa mengharapkan belas kasih dan kerahiman Allah. Ia pasrah kepada Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5)
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya,
“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil
seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu
berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak
kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Maria Francoise Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin. Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu Kecil' dan 'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementra kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat kesadarannya ini - kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: "Yesuslah yang merubah diriku."
Semenjak itu ia mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari setelah ia digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan Theresia dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu terungkap dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan!' Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bola-Mu. . .O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!" Inilah doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya tetapi belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun.
Orangtua Theresia baik sekali terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka semua - ada lima orang - menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika pada umur 12 tahun boleh menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di hadapan sebuah salib, ia berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya akan 'memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Theresia ialah seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal, namun akhirnya ia bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat sebelum menjalani hukuman.
Kerinduan Theresia yang begitu besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan khusus sebagai seorang biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang sudah lebih dahulu menjadi suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya baru 14 tahun. Ia tidak putus asa. Ia. berziarah ke Roma bersama orangtuanya. Dalam audiensi umum dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari Bapa Suci untuk menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh masuk biara pada umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux, Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan tahun lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya, ia melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung, marah, rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana' berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Untuk mempertobatkan orangorang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa bagi semua orang berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan Kerajaan Allah di seluruh dunia.
Theresia akhirnya menderita sakit paru-paru yang parah. Selama dua tahun lamanya ia menanggung beban penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut nyawanya pada tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar terpenuhi karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa dengan perantaraannya.
Theresia meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai 'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat sebagai 'Pelindung Prancis'.(imankatolik.or.id)
Antifon Komuni (lih. Mat 18:3)
Tuhan bersabda, "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi
seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Thus says the Lord: Unless you turn and become like children, you will not enter the Kingdom of Heaven.
Senin, 30 September 2019 Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
“Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya, melainkan engkau, yang
bersama mereka menyalibkan-Nya dan masih tetap menyalibkan-Nya, dengan
berpuas diri dalam perbuatan jahat dan dalam dosa” (St. Fransiskus dari
Assisi).
Antifon Pembuka (Yos 1:8)
Kitab suci hendaknya kau baca senantiasa dan kaurenungkan siang malam.
Perliharalah dan laksanakanlah segala sesuatu yang tertulis di dalamnya.
Maka jalan hidupmu akan lurus dan sabda Tuhan akan kaupahami.
atau (Bdk. Mzm 1:2-3)
Diberkatilah dia yang merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. Ia akan menghasilkan buahnya pada musimnya.
Blessed indeed is he who ponders the law of the Lord day and night: he will yield his fruit in due season.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber pengetahuan dan kebenaran, dalam hati Santo
Hieronimus, imam-Mu, telah Kautanamkan cinta mesra terhadap Kitab Suci.
Semoga umat-Mu semakin banyak menimba kekuatan dari sabda-Mu dan
menemukan sumber kehidupan di dalamnya. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Zakharia (8:1-8)
"Aku akan menyelamatkan umat-Ku dari timur sampai barat."
Datanglah sabda Tuhan semesta alam, bunyinya: Beginilah sabda Tuhan
semesta alam, “Aku berusaha untuk Sion dengan kegiatan besar dan dengan
kehangatan amarah yang besar.” Beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Aku
akan kembali ke Sion dan akan tinggal di tengah-tengah Yerusalem.
Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung Tuhan semesta alam akan
disebut Gunung Kudus.” Beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Akan ada
lagi kakek-kakek dan nenek-nenek yang duduk di jalan-jalan Yerusalem,
masing-masing memegang tongkat karena lanjut usianya. Dan jalan-jalan
kota itu akan penuh dengan anak-anak laki-laki dan perempuan yang
bermain-main di situ.” Beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Kalau pada
waktu itu sisa-sisa bangsa ini menganggap hal itu ajaib, apakah Aku akan
menganggapnya ajaib?” demikianlah sabda Tuhan semesta alam. Beginilah
sabda Tuhan semesta alam, “Sesungguhnya Aku akan menyelamatkan umat-Ku
dari timur sampai ke barat, dan Aku akan membawa mereka pulang, supaya
mereka tinggal di tengah-tengah Yerusalem. Maka mereka akan menjadi
umat-Ku dan Aku menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan sudah membangun Sion dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya.
Ayat. (Mzm 102:16-18.19-21.29.22-23)
1. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi
menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan
menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa
orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
2. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa
yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang
dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi, untuk
mendengarkan keluhan orang tahanan, dan membebaskan orang-orang yang
ditentukan harus mati.
3. Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka
akan tetap ada di hadapan-Mu, supaya nama Tuhan diceritakan di Sion, dan
Dia dipuji-puji di Yerusalem apabila para bangsa berkumpul bersama-sama
dan kerajaan-kerajaan berhimpun untuk beribadah kepada Tuhan. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:46-50)
"Yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."
Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka. Karena itu, Ia mengambil seorang anak kecil dan
menempatkannya di samping-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka,
“Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan
barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab yang
terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar.” Pada kesempatan lain
Yohanes berkata, “Guru, kami melihat seseorang mengusir setan demi
nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita.”
Tetapi Yesus menjawab, “Jangan kalian cegah, sebab barangsiapa tidak
melawan kalian, dia memihak kalian.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Eusebius Hieronimus Sophronius lahir di Stridon, Dalmatia pada tahun 342. Ayahnya, Eusebius, adalah seorang beriman Kristen yang saleh hidupnya dan dikenal luas sebagai tuan tanah yang kaya raya. Ia mendidik Hieronimus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan hidup Kristiani dan kebiasaan kerja keras. Ketika Hieronimus berusia 12 tahun, ia mengirimnya ke Roma untuk belajar ilmu hukum dan filsafat. Studinya berjalan lancar, hanya cara hidupnya tidak tertib karena pengaruh kehidupan moral orang Roma yang tidak terpuji pada masa itu. Untunglah bahwa ia lekas sadar dan bertobat dari cara hidupnya yang tidak tertib itu. Pada saat itulah ia meminta dipermandikan oleh Paus Liberius. Rahmat permandian yang diterimanya terus dihayatinya dengan banyak berdoa dan berziarah ke makam para martir dan para Rasul bersama kawan-kawannya. Kehidupan rohaninya terus meningkat, demikian pula cintanya kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 370, ia berangkat ke kota Aquileia dan tinggal di sana: beberapa lama untuk mendapat bimbingan dari Valerianus, seorang Uskup yang saleh. Dari sana ia pindah ke kota Antiokia, dan menjalani hidup bertapa di padang gurun Chalcis, di luar kota Antiokia. Empat tahun lamanya ia hidup di dalam kesunyian padang gurun untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan doa dan puasa. Di bawah bimbingan seorang rabbi, ia belajar bahasa Yunani dan Ibrani.
Berkat kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia dianggap layak untuk ditahbiskan menjadi imam. Peristiwa itu terjadi di Antiokia pada tahun 379. Setelah menjadi imam, Hieronimus pergi ke Konstantinopel karena tertarik pada cara hidup Santo Gregorius dari Nazianza. Ia memperoleh banyak pengalaman dari Gregorius bagi peningkatan hidupnya. Hieronimus kemudian berangkat ke Roma dan di sana ia menjadi sekretaris pribadi Sri Paus Damasus (366-384). Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas suci itu, ia pindah ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Ia tinggal di sana selama 30 tahun untuk bekerja, belajar dan bersemadi. Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik ke dalam bahasa Latin, sedangkan Perjanjian Baru diterjemahkannya dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan disukai banyak orang. Oleh karena itu terjemahannya disebut Vulgata, yang berarti Populer, dan sampai kini masih dianggap sebagai terjemahan yang resmi dan sah oleh Gereja.
Selain terkenal luas karena hasil terjemahannya, Hieronimus juga dikenal luas sebagai seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaah dan pembimbing rohani. Dari segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam berbagai masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Di Betlehem, Hieronimus mendirikan dua buah biara dan memimpinnya selama berada di Betlehem. Satu dari dua biara itu diperuntukkan bagi para biarawati di bawah pimpinan Santa Paula dan kelak oleh Santa Eustachia. Dua biara itu kemudian dibakar oleh para pengikut bidaah Pelagianisme. Kendati pun tertimpa kesedihan besar, Hieronimus terus giat menulis dan mengajar hingga wafatnya pada tahun 420. la dinyatakan oleh Gereja sebagai Orang Kudus sekaligus sebagai seorang Pujangga Gereja yang besar. (imankatolik.or.id) Antifon Komuni (Bdk. Yer 15:16)
Tuhan Allah, perkataanmu ditemukan dan aku menikmatinya. Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku.
Lord God, your words were found and I consumed them; your word became the joy and the happiness of my heart.
Mrk. 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”
Iesus autem, verbo, quod dicebatur, audito, ait archisynagogo: “ Noli timere; tantummodo crede! ”.
Syalom aleikhem. Kata “mereka” memberi kita petunjuk, pembawa warta tak hanya satu orang, melainkan beberapa orang serombongan. Tuhan Yesus mengabaikan, tak menganggap, warta yang mereka bawa bahwa anak Yairus telah meninggal. Beliau memberikan peneguhan kepada Yairus. Frasa “jangan takut” bermakna ‘jangan ragu-ragu’. Tuhan masih menambahkan “percaya saja” yang bermakna ‘tetaplah yakin’. Ketika menemui Tuhan, Yairus sudah punya keyakinan kuat bahwa Tuhan sanggup melakukan mujizat atas anaknya yang sakit. Kini Yairus diminta tetap punya keyakinan yang sama seperti ketika ia datang meski ada kabar anaknya telah tiada.
Mrk. 5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Et non admisit quemquam sequi se nisi Petrum et Iacobum et Ioannem fratrem Iacobi.
Baru saja, perjalanan Tuhan sempat terhenti. Kini Tuhan melanjutkan perjalanan menuju rumah Yairus. Ayat ini menyiratkan perjalanan selanjutnya tak melibatkan orang banyak dan murid-murid-Nya, kecuali tiga murid terpilih; tentu saja Yairus ikut. Secara tersirat, perjalanan berikutnya dilakukan hanya oleh Tuhan, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Yairus.
Mrk. 5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Et veniunt ad domum archisynagogi; et videt tumultum et flentes et eiulantes multum,
Kelima orang itu tiba di rumah Yairus. Di depan rumah (luar rumah), mereka melihat ada banyak orang di sana yang menangis dan meratap. Frasa “menangis dan meratap” dalam bahasa asli berbentuk tiga kata benda “kegaduhan dan tangisan dan ratapan” (Latin: tumultum et flentes et eiulantes). Sudah gaduh, tambah ada tangis dan ratap. Gaduh karena banyak orang berkumpul terkait kematian itu, tangis tentu karena sesenggukan akibat bersedih, dan ratap lebih “meramaikan” lagi. Kesedihan mendalam mencekam rumah Yairus.
Mrk. 5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”
et ingressus ait eis: “ Quid turbamini et ploratis? Puella non est mortua, sed dormit ”.
Pertanyaan Tuhan adalah pertanyaan retoris yang bermakna ‘tak usah menangis’. Menurut Tuhan, anak itu tidur, bukan mati. Kalimat ini adalah pengajaran dari Tuhan. Bagi Tuhan, mati adalah tidur belaka. Tuhan mengajar orang banyak (juga kita) bahwa kematian tak dapat menghalangi kuasa Tuhan, dan – lebih dalam lagi – Tuhan Yesus punya kuasa atas kematian. Ini semacam “ajaran pengantar” mengenai kebangkitan-Nya ketika Beliau benar-benar menunjukkan bahwa kematian tak punya kuasa apa-apa atas Tuhan.
Minggu, 29 September 2019
Hari Minggu Biasa XXVI Jika
seorang politikus secara aktif mendukung dan memajukan budaya kematian,
ia tidak hanya menyebabkan skandal; ia berbuat dosa. Demikian pula,
ketika seorang politisi melakukan tindakan (seperti voting) yang
memungkinkan untuk aborsi dan bahkan mempromosikan aborsi, atau mandat
bahwa distribusi kontrasepsi oleh apoteker dan lain-lain, sehingga
politisi secara material bekerjasama dalam dosa besar, - Mgr. Thomas J.
Olmsted, Uskup Phoenix
Antifon Pembuka (Dan 3:31.29.30.42.43)
Segala sesuatu yang Engkau perbuat atas kami, ya Tuhan, telah Engkau
putuskan dengan benar. Sebab, kami telah berdosa terhadap-Mu dan tidak
mematuhi perintah-perintah-Mu. Tetapi, muliakanlah nama-Mu, dan
perlakukanlah kami seturut besarnya belaskasih-Mu.
All that you have done to us, O Lord you have done with true judgment,
for we have sinned against you and not obeyed your commandments. But
give glory to your name and deal with us according to the bounty of your
mercy.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menyatakan kuasa-Mu
yang tak terhingga terutama dengan menyayangi dan mengasihani kami.
Lipat gandakanlah rahmat-Mu atas kami agar kami mengejar hidup yang
Engkau janjikan dan kelak mendapat bagian dalam sukacita surgawi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini
dan sepanjang masa. Amin. Bacaan dari Kitab Amos (6:1a.4-7)
"Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan."
Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang
merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah
orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di
ranjang; yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang
tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud
menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum
anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi
tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka
akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk
pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838.
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 146:7.8-9a.9b-10; R: 1b)
1. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, Tuhan
memberi roti kepada orang-orang yang lapar, dan membebaskan orang-orang
yang terkurung.
2. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk,
Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.
3. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik
dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya
Sion, turun-menurun.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:11-16)
"Taatilah perintah ini hingga pada saat Tuhan menyatakan diri."
Hai engkau, manusia Allah, jauhilah semua kejahatan, kejarlah keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam
pertandingan iman yang benar, dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk
itulah engkau telah dipanggil, untuk itulah engkau telah mengikrarkan
ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan
hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang
memberikan kesaksian yang benar di hadapan Pontius Pilatus, aku
memperingatkan engkau: Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela
hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu
akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia,
Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah
satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, dan bersemayam dalam terang
yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang
manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal.
Amin.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963.
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya oleh karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Ada seorang
kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari
ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja
orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara
menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru,
‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung
jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan
dalam nyala api ini’. Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau
telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat
menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu atau pun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak
dapat menyeberang!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu,
Bapa, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima
orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini’. Tetapi
kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu!’ Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa
Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati
kepada mereka, mereka akan bertobat’. Kata Abraham kepadanya, ‘Jika
mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak
juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari
antara orang mati.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kehidupan itu menyiapkan kematian.
Ungkapan tersebut ada benarnya. Kehidupan menjadi kesempatan untuk
melakukan segala yang baik bagi diri sendiri dan bermanfaat serta berkah
bagi sesama. Kisah orang kaya dan Lazarus mengajarkan bahwa melakukan
yang baik kepada sesama untuk memuliakan Tuhan adalah pada masa
seseorang hidup, bukan sesudah mati. Orang kaya mempunyai kesempatan
yang baik se-masa hidupnya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia memiliki
kekayaan melimpah untuk digunakan demi kemuliaan Allah, tetapi ia
mengabaikannya. Ia mendapat kesempatan untuk membantu sesama yang
membutuhkan tetapi ia tidak melakukannya.
Kisah orang kaya dan
Lazarus mengingatkan kepada kita untuk melakukan yang baik dan
meninggalkan yang buruk. Nah...selama masih bisa menghirup dan
menghembus udara untuk bernafas dan memiliki kesempatan melalui
panggilan kita, mari mewartakan kabar baik kepada setiap orang. (ISM/Renungan Harian Mutiara Iman 2019)
“Kalau
kita mengakui iman untuk pertama kalinya dan dibersihkan dalam
Pembaptisan suci, diberikanlah kepada kita pengampunan yang begitu
berlimpah ruah, sehingga tidak ada satu kesalahan pun – baik yang
melekat pada kita oleh turunan, maupun sesuatu yang kita lalaikan atau
lakukan dengan kehendak sendiri – yang tidak dihapuskan dan tidak ada
siksa yang masih perlu disilih. Namun orang tidak dibebaskan dari semua
kelemahan kodrat oleh rahmat Pembaptisan; sebaliknya setiap orang harus
berjuang melawan rangsangan hawa nafsu yang tanpa henti-hentinya
mengajak kita untuk berbuat dosa” (Catech. R. 1, 11,3). (Katekismus
Gereja Katolik, 978)
Antifon Komuni (Mzm 119:49-50)
Ingatlah, ya Tuhan, firman yang Engkau sampaikan kepada hamba-Mu,
dengannya Engkau telah memberi harapan kepadaku. Itulah penghiburanku di
saat aku terpukul.
Remember your word to your servant, O Lord, by which you have given me hope. This is my comfort when I am brought low.
Memento verbi tui servo tuo, Domine in quo mihi spem dedisti: haec me consolata est in humilitate mea
“Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya, melainkan engkau, yang
bersama mereka menyalibkan-Nya dan masih tetap menyalibkan-Nya, dengan
berpuas diri dalam perbuatan jahat dan dalam dosa” (St. Fransiskus dari
Assisi).
Antifon Pembuka (Za 2:10)
Bersorak-sorailah, sebab Aku sungguh datang dan akan tinggal di tengah-tengahmu.
Doa Pembuka
Tuhan Yesus Kristus, Engkau berkenan hadir dan tinggal bersama kami. Mampukanlah kami untuk menjaga hidup tanpa cela di hadapan-Mu agar kami semakin pantas menjadi kediaman-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan
sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Nubuat Zakharia (2:1-5.10-11A)
"Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu."
Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat: Tampak seorang yang
memegang tali pengukur. Aku lalu bertanya, “Ke manakah engkau pergi?”
Maka ia menjawab, “Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa
lebar dan panjangnya.” Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke
depan, sementara itu seorang malaikat lain maju, mendekatinya dan
diberi perintah. “Larilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana
itu, demikian, ‘Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh
karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri’,
demikianlah sabda Tuhan, ‘akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya,
dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya.’.” “Bersorak sorailah dan
bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan
tinggal di tengah-tengahmu,” demikianlah sabda Tuhan, “dan pada waktu
itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan dan akan menjadi
umat-Ku, dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Kidung Tanggapan
Ref. Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
Ayat. (KIDUNG Yer 31:10.11.12ab.13)
1. Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di
tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerahkan
Israel akan menghimpunnya kembali, dan menjaganya seperti gembala
menjaga kawanan dombanya!
2. Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan
orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di
atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
3. Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang
muda dan orang-orang tua akan bergembira, Aku akan mengubah perkabungan
mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah
kedukaan.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:43b-45)
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya."
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan dan camkanlah segala perkataanku
ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak
mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga
mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti
perkataan itu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan Sama seperti murid Yesus dalam Injil hari ini, sering' kali kita tidak memahami dengan baik penderitaan Yesus. Mengapa? Sengsara, Salib, dan kematian Yesus, justru dipahami setelah murid-murid mengalami kebangkitan Yesus. Demikian juga kita dapat memahami sengsara Yesus, justru karena iman akan kebangkitan. Iman akan kebangkitan Yesus menegaskan makna dari salib-Nya. Kita tidak mungkin mengakui Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah dengan menyingkirkan salib. Makajelaslah Kisah Sengsara menempati tempat penting dalam keempat Injil. Kebangkitan menerangi sengsara dan wafat Yesus. Kemuliaan kebangkitan adalah hasil dari sengsara dan wafat Yesus. Kebangkitan Yesus mewahyukan nilai pengorbanan-Nya dan menegaskan sengsara dan wafat bukanlah kekalahan. Sengsara merupakan suatu perjuangan penuh kemenangan dan sekaligus pemenuhan rencana Allah.
Sebagai orang kristiani, dengan iman akan kebangkitan, kita memandang salib sebagai tanda kasih Allah yang nyata (bdk. Rm. 5:6-8). Pengalaman salib dan sengsara tidak asing dalam hidup kita. Percaya pada Kristus yang disalibkan berarti percaya bahwa cinta yang hadir di dunia lebih berkuasa daripada kebencian, kekerasan, dan kejahatan, Percaya pada cinta yang demikian ini berarti percaya pada kerahiman Allah. Cinta yang dijamin dalam kerahiman Allah harus menjadi dasar dari kehidupan kita, keluarga, Gereja, dan masyarakat. Kebenaran Allah adalah kerahiman-Nya dan kerahiman-Nya adalah kebenaran. Allah mewahyukan kerahiman-Nya dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Salib merupakan tanda kemenangan, cinta mengatasi kebencian, kehidupan mengatasi kematian, kerahiman menang atas keputusan pengadilan. Tanpa iman akan kebangkitan, orang beriman tidak mengerti sengsara Yesus, sebab arti dan makna kebangkitan masih tersembunyi bagi mereka. Sengsara, kematian, dan kebangkitan tak dapat dipisahkan. Antifon Komuni (Mrk 10:45) )
Putra Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
“Kalau kamu memandang orang miskin di bawah terang iman, kamu akan
melihat bahwa mereka itu mewakili Allah Putra, yang memilih menjadi
miskin” (St. Vinsensius a Paulo) Antifon Pembuka (Luk 4:18) Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi dan diutus mewartakan kabar gembira
kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
Doa Pembuka Allah Bapa, Pembela kaum papa, Engkau telah membina Santo Vinsensius,
imam-Mu, dalam kegiatan kerasulan menyelamatkan orang miskin dan
mendidik rohaniwan. Semoga kami dikobarkan dengan semangat yang sama,
mengasihi dan dikasihinya dan melaksanakan ajarannya. Dengan
pengantaraan Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan-bacaan
dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat
(Misionaris) atau Para Kudus (Pelaku Karya Amal), misalnya: 1 Kor
1:26-31; Mzm 112:1-2.3-4.5-7a.7b-8.9; R: 1a; Mat 9:35-38.
Bacaan dari Nubuat Hagai (2:1b-9)
"Sedikit waktu lagi maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemegahan."
Pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius, pada tanggal 21 bulan
ketujuh, datanglah sabda Tuhan dengan perantaraan Nabi Hagai, bunyinya,
“Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada
Yosua bin Yozadak , imam besar, dan kepada sisa bangsa Israel, demikian,
“Masih adakah di antara kalian yang dahulu melihat rumah Tuhan dalam
kemegahannya yang semula? Dan bagaimanakah kalian lihat keadaannya
sekarang? Bukankah keadaannya yang sekarang kamu katakan sama sekali
tidak berarti? Tetapi sekarang kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel,
demikianlah sabda Tuhan, kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam
besar. Kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah sabda
Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kalian,” demikianlah sabda
Tuhan semesta alam, “sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kalian
pada waktu kalian keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di
tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Dan beginilah sabda Tuhan semesta
alam, “Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut
dan darat. Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga harta benda
semua bangsa datang mengalir. Maka Aku akan memenuhi rumah ini dengan
kemegahan. Sebab milik-Kulah perak dan emas, demikianlah sabda Tuhan
semesta alam. Maka kemegahan rumah ini nanti akan melebihi kemegahannya
yang semula, sabda Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan
memberi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berharap dan bersyukurlah kepada Allah, penolong kita.
Ayat. (Mzm 43:1.2.3.4; Ul: 5bc)
1. Berikanlah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku
terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari penipu dan orang
curang!
2. Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang
aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun, dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah sukacita dan
kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya
Allahku!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
"Engkaulah Kristus dari Allah! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka, datanglah
murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Kata
orang banyak siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Yohanes Pembaptis; ada
juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang
nabi dari zaman dulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi, “Menurut
kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah.”
Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa
pun. Ia lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli
Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Hari ini Gereja memperingati St. Vinsensius a Paulo, seorang imam, dengan fokus pelayanan pastoralnya: kepedulian kepada fakir miskin yang menderita. Semangat kerasulan khas orang kudus ini dilanjutkan dan dihidupi oleh anggota Kongregasi Misi dan Kongregasi Putri-putri Kasih yang didirikannya. Dapat ditanyakan, apa sesungguhnya dasar, alasan, dan motivasi pelayanan mereka? Kesaksian hidup Santa Teresa dari Kalkuta memberikan jawaban atas pertanyaan pokok tersebut. Dikisahkan, suatu ketika Ibu Teresa bersama para pengikutnya menolong dan merawat para penderita kusta yang berada di pinggiran kota. Pada saat yang sama, tim sukses dari sebuah partai besar di negara tersebut mengajak Ibu Teresa untuk bergabung dan bekerja sama. Ajakan tersebut ditanggapi Ibu Teresa dengan menegaskan, “Visi kami melayani para penderita kusta berbeda. Kalian membuatnya demi motivasi politik supaya nanti dalam pemilu mereka memilih partai kalian. Sementara pelayanan kami kepada para penderita kusta, dasarnya karena iman akan Tuhan kami yakni Sang Mesias yang menanggung banyak penderitaan!”
Injil hari ini berkisah mengenai pengakuan iman Petrus, Yesus adalah Mesias dari Allah! Lebih lanjut dijelaskan Yesus: Putra Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak... (ay. 22). Maka, mari bersama para pengikut St. Vinsensius a Paulo kita perkuat kepedulian dan pelayanan kita kepada fakir miskin yang menderita. Pada merekalah kita jumpai Tuhan kita yang menanggung banyak penderitaan.
Ya Bapa, semoga aku memahami siapa Yesus dengan tepat sehingga aku bisa
semakin ikut serta dalam tugas misi-Nya di dunia ini. Amin. (FN / INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (Mzm 107:8-9) Biarlah mereka memuji Tuhan karena belas kasih-Nya dan karena karya-karya-Nya yang ajaib bagi anak-anak manusia. Ia telah memuaskan jiwa yang dahaga dan mengenyangkan yang lapar dengan kebaikan.
Doa Malam Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena telah Kau
perkenankan mendengarkan firman-Mu. Semoga firman-Mu yang telah kami
dengar menghidupkan dan menghidupi kami, sehingga kami makin mampu
memuliakan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati