Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 282 Seri Katekismus GEREJA DALAM TIGA STATUS
Syalom aleikhem. Dalam Kredo, Gereja Katolik mengakui “persekutuan para kudus”. Ungkapan ini punya dua arti: pertama, persekutuan dalam hal-hal kudus (sancta); kedua, persekutuan orang-orang kudus (sancti).
Konkretnya macam mana? Pertama, ketika umat beriman merayakan Kurban Misa dan menyantap Roti Suci Ekaristi, mereka bersekutu dalam hal kudus; yang menyatukan mereka adalah kekudusan (Perayaan Ekaristi dan Tubuh Kristus). Kedua, ketika orang-orang beriman yang setia kepada Sang Kristus berkumpul, di sana terjadi persekutuan orang-orang kudus (yang hidupnya kudus dan selalu dikuduskan oleh rahmat Allah).
Persekutuan dalam hal-hal kudus telah terjadi sejak Gereja Perdana (umat beriman yang mengalami Para Rasul secara langsung). Kitab Kisah Para Rasul 2:42 menyatakan, umat awal di Yerusalem bertekun dalam pengajaran Para Rasul dan persekutuan. Mereka bersekutu dalam iman, dalam sakramen-sakramen, dalam karisma-karisma (anugerah istimewa yang berbeda-beda bagi tiap-tiap umat). Mereka juga saling berbagi milik (saling membantu) dan saling solider (susah senang bersama-sama).
Seperti Gereja Perdana, Gereja pada masa selanjutnya, juga pada masa kini (dan mendatang), bersekutu dalam hal-hal kudus. Ketika sakramen dirayakan, umat bersekutu dalam hal kudus. Ketika ada perayaan Sabda, pembahasan Alkitab, pendalaman iman, di sana hal-hal kudus diselami dan dialami. Ketika berdevosi, berziarah, umat bersekutu dalam hal-hal kudus yang diwariskan oleh leluhur iman sejak semula untuk dipelihara sampai hari akhir.
Itu tadi arti pertama “persekutuan para kudus”. Sejak semula didirikan oleh Kristus, Gereja bersekutu dalam hal-hal kudus. Berdirinya Gereja pun karena kekudusan, yaitu kuasa Roh Kudus, roh pengudus bagi sekalian umat Allah. Hal-hal kudus terjaga dalam Gereja dan mempersatukan semua umat.
Arti kedua “persekutuan para kudus” menyangkut pribadi-pribadi yang tergabung dalam Gereja Kristus. Ingat, Gereja sudah ada sejak abad pertama Masehi, sudah berdiri sekitar dua ribu tahun di bumi ini sehingga banyak warganya telah tiada. Mereka yang telah tiada tidak hilang, melainkan masuk ke dalam kehidupan kekal.
Umat Allah yang telah meninggal “tidak kehilangan” keanggotaan dalam Gereja Kristus. Artinya, ada anggota Gereja yang masih hidup di bumi ini (saya dan anda), ada pula yang telah meninggal dunia dan masuk alam kekal. Anggota Gereja yang telah masuk alam kekal terbagi dalam dua kelompok (taraf): pertama, mereka yang sudah di surga; kedua, mereka yang masih mengalami penyucian.
In short, Gereja Katolik punya warga yang berada dalam tiga status (taraf) yang berbeda: (1) warga yang masih mengembara di dunia; (2) warga yang masih membutuhkan penyucian; (3) warga yang sudah menikmati kebahagiaan abadi. Nomor (1) adalah kita; (2) adalah umat Allah di Purgatori (Api Penyucian); (3) adalah orang-orang suci (santo-santa) di surga.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 946-954
Minggu, 06 Oktober 2019
Hari Minggu Biasa XXVII
“Suatu hari, St Fransiskus dari Assisi sedang berkhotbah di suatu
wilayah di mana banyak kaum bidaah. Orang-orang malang ini menutup
telinga mereka agar jangan mereka mendengarnya. Maka, St Fransiskus
membawa orang-orang itu ke tepi pantai, lalu memanggil ikan-ikan di laut
untuk datang dan mendengarkan Sabda Allah, sebab manusia menolaknya.
Ikan-ikan bermunculan di permukaan air; ikan-ikan yang besar di belakang
ikan-ikan yang lebih kecil. Orang kudus itu bertanya kepada ikan-ikan,
`Adakah kalian bersyukur kepada Allah yang baik karena telah
menyelamatkan kalian dari gelombang pasang?' Ikan-ikan itu
mengangguk-anggukkan kepala mereka. Lalu, kata St Fransiskus kepada
orang banyak, `Lihatlah, ikan-ikan ini bersyukur atas kasih karunia
Tuhan, sementara kalian begitu tidak tahu terima kasih, bahkan
mengacuhkannya!'” (St Yohanes Maria Vianney)
Antifon Pembuka (Bdk. Est 3:2-3)
Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang
dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu,
langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah Tuhan atas semesta alam.
Within your will, O Lord, all things are established, and there is none
that can resist your will. For you have made all things, the heaven and
the earth, and all that is held within the circle of heaven; you are the
Lord of all.
In voluntate tua, Domine, universa sunt posita, et non est qui possit
resistere voluntati tuæ: tu enim fecisti omnia, cælum et terram, et
universa quæ cæli ambitu continentur: Dominus universorum tu es.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan kekal, kebaikan-Mu tiada tara, jauh melampaui
segala yang kami mohon dan jauh melebihi jasa-jasa kami. Curahkanlah
belas kasih-Mu atas kami, singirkanlah segala yang menggelisahkan hati
kami, dan tambahkanlah apa yang belum terungkap dalam doa-doa kami ini.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Habakuk (1:2-3; 2:2-4)
"Orang benar akan hidup berkat imannya."
Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku
berseru kepada-Mu ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau
memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku menyaksikan kelaliman?
Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian
terjadi di sekitarku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian, “Catatlah
penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca. Sebab
penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi segera akan terpenuhi dan
tidak berdusta. Bila pemenuhannya tertunda, nantikanlah, akhirnya pasti
akan datang, dan tidak batal! Sungguh, orang yang sombong tidak lurus
hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854.
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 96:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung
Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu
syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang
menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya
serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati
seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika
nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:6-8.13-14)
"Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita."
Saudaraku terkasih, aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia
Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku. Sebab Allah memberi
kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita,
dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Tuhan. Tetapi
berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil-Nya! Peganglah
segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh
ajaran yang sehat, dan lakukanlah itu dalam iman serta kasih dalam
Kristus Yesus. Berkat Roh Kudus yang diam di dalam kita, peliharalah
harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1 Petrus 1:25)
Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya; inilah firman yang disampaikan Injil kepada-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:5-10)
"Sekiranya kamu mempunyai iman!"
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyampaikan beberapa nasihat, para
rasul berkata kepada-Nya, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Tetapi Tuhan
menjawab, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat
berkata kepada pohon ara ini, ‘Terbantunlah engkau dan tertanamlah di
dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.” Siapa di antara
kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan
ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari
ladang ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada
hamba itu ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai aku selesai makan dan minum; dan sesudah itu engkau boleh makan
dan minum’? Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu
telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu.
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu,
hendaklah kamu berkata, ‘Kami ini hamba-hamba yang tidak berguna; kami
hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” (Luk 17:5). Inilah seruan
permohonan para rasul kepada Yesus. Rupanya, walaupun para rasul setiap
hari berkumpul dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan
mukjizat- mukjizat-Nya, mereka tetap menyadari bahwa iman mereka
tidaklah besar. Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita berdoa memohon
kepada Tuhan agar Ia menambahkan iman kita? Walaupun mungkin cukup
banyak dari antara kita yang relatif rajin ke gereja, ataupun ikut
terlibat dalam kegiatan gerejawi, namun ini tidak menjadi jaminan akan
besarnya iman. Sebab, keterlibatan seseorang dalam kegiatan gereja tidak
selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan imannya. Bagaimana caranya
agar kita dapat bertumbuh dalam iman? Mari di bulan Maria ini, kita
belajar dari Bunda Maria yang telah menyelesaikan perjalanan imannya
dengan sempurna. Paus Yohanes Paulus II menggarisbawahi empat hal yang
tercakup dalam iman, yaitu: pencarian, penerimaan, konsistensi, dan
konstansi.
Iman memang adalah pemberian Tuhan, namun, di sisi lain, ternyata
kita harus pula secara aktif mencari dan mempelajari iman kita. Bunda
Maria mencari pemahaman imannya dengan bertanya kepada malaikat itu,
“Bagaimana hal ini mungkin terjadi?” (Luk 1:34). Bagi kita, pencarian
akan pemahaman iman yang benar diperoleh melalui mendengarkan khotbah
pastor dengan sungguh-sungguh, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani
Katolik, ataupun mengikuti seminar-seminar rohani Katolik, dst, dan
kemudian merenungkannya. Setelah memahami ajaran iman kita, maka langkah
selanjutnya adalah, menerima kebenaran tersebut, walaupun mungkin berat
dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itulah yang dilakukan oleh
Bunda kita, ketika ia berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Selanjutnya,
setelah kita menerima ajaran iman, kita dipanggil untuk melaksanakan
ajaran iman tersebut secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk dalam keadaan- keadaan yang sulit. Contohnya, kalau kita
mengimani Kristus yang lemah lembut, apakah kita juga sudah bersikap
lemah lembut dalam keluarga, lingkungan, paroki ataupun dalam lingkungan
pekerjaan kita? Kalau kita mengimani Kristus yang hadir dalam
sakramen-sakramen, apakah kita sudah dengan sungguh menerima
sakramen-sakramen – terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat? Kalau
kita mengimani Allah yang maha kasih, sudahkah itu menjadikan kita
mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti
kita mengasihi diri kita sendiri? Sebab seandainya setiap umat Katolik
mempunyai konsistensi antara iman dan perbuatan, maka sesungguhnya
banyak orang akan tertarik untuk menjadi Katolik. Akhirnya, konsistensi
untuk mewujudkan iman juga perlu dibarengi dengan konstansi, yaitu
penerapan iman bukan hanya kalau kita mau atau dalam waktu tertentu
saja, namun seumur hidup kita. Itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria.
Ia selalu mengatakan, ‘ya’ kepada Tuhan, dalam segala keadaan: sejak
menerima kabar gembira malaikat, dalam pelayanannya membesarkan dan
menyertai Kristus, sampai akhirnya ia menyaksikan dengan matanya
sendiri, bagaimana Puteranya disiksa sampai wafat, demi menebus dosa
umat manusia. Bunda Maria tetap taat setia kepada kehendak Allah. Ia
mendampingi Kristus sampai akhir, bahkan di kala hampir semua
murid-murid-Nya meninggalkan Dia.
Mari, kita belajar dari Bunda Maria untuk tetap beriman sampai akhir.
Semoga doa sederhana ini menjadi doa kita sepanjang hari: “Tuhan, tambahkanlah imanku.“
Antifon Komuni (Rat 3:25)
Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.
The Lord is good to those who hope in him, to the soul that seeks him.
Atau (Bdk. 1Kor 10:17)
Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh
sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Though many, we are one bread, one body, for we all partake of the one Bread and one Chalice.
Renungan oleh: www.katolisitas.org / Stefanus Tay - Ingrid Listiati
“Malanglah yang mati dalam dosa” (St. Fransiskus dari Assisi)
Antifon Pembuka (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa,Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Allah Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, Pencipta Alam Semesta, Engkaulah asal mula segala
ciptaan dan ciptaan menerima nasibnya daripadamu. Semoga kami selalu
ingat dengan penuh rasa syukur atas segala anugerah-Mu. Penuhilah hati
kami dengan harapan akan janji-Mu dan semoga kami hidup dengan penuh
sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Barukh menguatkan hati bangsanya, Israel, bahwa Allah yang telah
mengirimkan segala bencana itu kepada mereka. Namun Dia pulalah yang
akan mengirimkan sukacita kepada mereka.
Bacaan dari Kitab Barukh (4:5-12.27-29)
"Allah telah mengirimkan segala bencana ini kepadamu, dan Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita kepadamu. "
Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku yang menyandang nama Israel! Kalian
telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan.
Karena telah memurkakan Tuhan, maka kalian diserahkan kepada para lawan.
Sebab kalian telah membuat murka Penciptamu dengan mempersembahkan
kurban kepada setan, bukan kepada Allah. Kalian telah melupakan
Pengasuhmu, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, ibu pengasuhmu telah
kalian buat sedih. Melihat murka Allah mendatangi dirimu maka Yerusalem
berkata, “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim
kepadaku kesedihan besar.” Sebab aku melihat anak-anakku tertawan
sebagaimana telah ditentukan oleh Yang Kekal bagi mereka. Mereka telah
kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat mereka pergi dengan
tangisan dan sedih hati. Janganlah seorang pun bersukaria atas diriku,
seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa
anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari
hukum Taurat Allah. Kuatkanlah hatimu, hai anak-anakku, berserulah
kepada Allah, Dia yang mengirim bencana itu akan ingat kepadamu lagi.
Seperti dahulu kamu selalu berangan-angan untuk menjauhkan diri dari
Allah, demikian hendaklah kalian sekarang berbalik mencari Dia dengan
sepuluh kali lebih rajin. Memang Dialah yang telah mengirimkan bencana
itu kepadamu, tetapi Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita abadi
bersama dengan penyelamatanmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendengarkan kaum miskin.
Ayat. (Mzm 69: 33-35.36-37)
1. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina
orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. Biarlah langit dan bumi
memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
2. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda,
supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu
hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai
nama-Nya akan diam di situ.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Para murid bergembira karena mereka mampu menaklukkan setan-setan. Akan
tetapi Yesus mengingatkan agar mereka jangan bersukacita karena roh-roh
itu takluk, tetapi bersukacita karena nama mereka terdaftar di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:17-24)
"Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga."
Pada waktu itu ketujuhpuluh murid Yesus kembali dari perutusannya dengan
bergembira dan berkata, “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi
nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Aku melihat Iblis jatuh
seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa
untuk menginjak-injak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan
kekuatan musuh, sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian. Namun
demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu,
tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Pada waktu itu
juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur
kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada
orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu
siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak berkenan menyatakannya.” Sesudah itu berpalinglah Yesus
kepada para murid dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang
kalian lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin
melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin
mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kita patut bersukacita jika kita selamat dan setan ditaklukkan dalam
nama Tuhan Yesus. Yesus pun bergembira dalam Roh Kudus karena kita makin
dekat dengan-Nya. Kita makin mengenal Yesus karena kita rajin
mendengarkan Injil Tuhan dan menyambut Tubuh Kristus dalam Ekaristi.
Mari kita gunakan mata kita untuk tekun membaca sabda Tuhan dan telinga
kita untuk mendengarkan firman-Nya. Carilah saudaramu yang sedang galau
agar Tuhan menghiburnya lewat Anda sebagai perpanjangan tangan-Nya. Antifon Komuni (Mzm 69:33.34)
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang yang
meringkuk dalam tahanan.
Doa Malam
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas rahmat pembaptisan sehingga kami
mempunyai kesempatan menjadi anak-anak Allah. Buatlah kami mampu untuk
terlibat dalam pengajaran, pewartaan dan saksi sebagai murid-murid-Mu.
Engkaulah sumber kekuatan kami. Amin.
Jumat, 04 Oktober 2019
Pesta St. Fransiskus dari Assisi (Jumat Pertama) “Hendaknya manusia gentar, dunia bergoncang, segenap surga gemetar ketika Putra Allah hadir di altar dalam tangan imam.” — St. Fransiskus dari Assisi
“Man should tremble, the world should vibrate, all heaven should be deeply moved when the Son of God appears on the altar in the hands of the priest.” — St. Francis of Assisi
Antifon Pembuka
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan
harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan
mempermuliakannya.
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance
and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
atau (Gal 6:14)
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum.
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
(Khusus perayaan pesta pelindung paroki/stasi/tarekat St. Fransiskus dari Assisi, pada Misa ini ada Madah Kemuliaan)
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti
Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar
kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati
sukacita abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan dari Kitab Barukh (1:15-22)
"Kami telah berdosa terhadap Tuhan dan tidak taat."
Katakanlah
begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah
kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini,
yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja
kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami.
Memang kami telah berdosa terhadap Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan
tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala
ketetapan Tuhan yang telah ditaruhnya di hadapan kami. Semenjak Tuhan
membawa nenek moyang kami ke luar dari negeri Mesir sampai dengan hari
ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah
kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu
melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan
Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya ke
luar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu
dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak
mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang
telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah
lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami
melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami
Ayat. (Mzm 79:1-5.8-9)
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu,
menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.
Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara
untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada
binatang-binatang liar di bumi. 2. Mereka menumpahkan darah
orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang
menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang
sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa
lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api? 3. Janganlah
perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu
segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami. 4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:13-16)
"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"
Sekali
peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah
engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi
mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama
mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau,
Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan
kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak
Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
atau
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)
Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin
Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di
masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah
air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana
keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap
pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan
bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait
Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega
yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MT-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata
kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah
yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu
malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di
hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang
abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib
Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada
artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi
semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi
semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera
dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena
pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih
karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Sekuensia St. Fransiskus dari Assisi (fakultatif)
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa,
Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa,
itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa
kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta
orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah
kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan
mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah
beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Giovanni Francesco Bernardone lahir di Asisi, daerah pegunungan Umbria, Italia Tengah pada tahun 1182. Ayahnya, Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya; sedang ibunya Yohana Dona Pica, seorang puteri bangsawan picardia, Prancis. Ia dipermandikan dengan nama 'Giovanni Francesco Bernardone' tetapi kemudian lebih dikenal dengan nama 'Francesco' karena kemahirannya berbahasa Prancis yang diajarkan ibunya.
la sangat dimanjakan ayahnya sehingga berkembang menjadi seorang pemuda yang suka berfoya-foya dan pemboros. Pada umur 20 tahun ia bersama teman-temannya terlibat sebagai prajurit dalam perang saudara antara Asisi dan Perugia. Dalam pertempuran itu ia ditangkap dan dipenjarakan selama 1 tahun hingga jatuh sakit setelah dibebaskan. Pengalaman pahit itu menandai awal hidupnya yang baru. Ia tidak tertarik lagi dengan usaha dagang ayahnya dan corak hidup mewahnya dahulu. Sebaliknya ia lebih tertarik pada corak hidup sederhana dan miskin sambil lebih banyak meluangkan waktunya untuk berdoa di gereja, mengunjungi orang-orang di penjara dan melayani orang-orang miskin dan sakit. Sungguh suatu keputusan pribadi yang datang di luar bayangan orang sedaerahnya dan orangtuanya. Tak lama kemudian ketika sedang berdoa di gereja San Damian di luar kota Asisi, ia mendengar suatu suara keluar dari Salib Yesus: "Fransiskus, perbaikilah rumahku yang hampir rubuh ini!" Fransiskus tertegun sebentar lalu dengan yakin mengatakan bahwa suara itu adalah suara Yesus sendiri. Segera ia lari ke rumah. Tanpa banyak pikir dia mengambil setumpuk kain mahal dari gudang ayahnya lalu menjual kain-kain itu. Uang basil penjualan kain itu diberikan kepada pastor paroki San Damian untuk membiayai perbaikan gereja itu. Tetapi pastor menolak pemberiannya itu.
Ayahnya marah besar lalu memukul dan menguncinya di dalam sebuah kamar. Ibunya jatuh kasihan lalu membebaskan dia dari kurungan itu. Setelah dibebaskan ibunya, ia kembali ke gereja San Damian. Ayahnya mengikuti dia ke sana, memukulnya sambil memaksanya mengembalikan uang hasil penjualan kain itu. Dengan tenang ia mengatakan bahwa uang itu sudah diberikan kepada orang-orang miskin. Ia juga tidak mau kembali lagi ke rumah meskipun ayahnya menyeret pulang. Ayahnya tidak berdaya lalu meminta bantuan Uskup Asisi untuk membujuk Fransiskus agar mengembalikan uang itu. Fransiskus patuh pada Uskup. Di hadapan Uskup Asisi, ia melucuti pakaian yang dikenakannya sambil mengatakan bahwa pakaian-pakaian itu pun milik ayahnya. Dan semenjak itu hanya Tuhan-lah yang menjadi ayahnya. Sang Uskup memberikan kepadanya sehelai mantel dan sebuah ikat pinggang. Inilah pakaian para gembala domba dari Umbria, yang kemudian menjadi pakaian para biarawan Fransiskus.
Fransiskus tidak kecut apalagi sedih hati dengan semua yang terjadi atas dirinya. Ia bahkan dengan bangga berkata: "Nah, sekarang barulah aku dapat berdoa sungguh-sungguh "Bapa kami yang ada di surga." Dan semenjak itu Sabda Yesus "Barangsiapa yang mau mengikuti Aku, ia harus menjual segala harta kekayaannya dan membagikannya kepada orang miskin" menjadi dasar hidupnya yang baru. Sehari-harian ia mengemis sambil berkotbah kepada orang-orang yang ada di sekitar gereja San Damiano. Ia menolong orang-orang miskin dan penderita lepra dengan uang yang diperolehnya setiap hari. Ia sendiri hidup miskin. Kalau ia berbicara tentang nasehat-nasehat Injil, ia menggunakan bahasa lagu-lagu cinta yang populer dan bahasa-bahasa puitis. Ia sendiri rajin menyusun puisi-puisi dan selalu membacakannya keraskeras kalau ia berjalan jalan.
la disebut orang sekitar dengan nama "Poverello" (=Lelaki miskin). Cara hidupnya, yang miskin tetapi selalu gembira dan penuh cinta kepada orang-orang miskin dan sakit, menarik minat banyak pemuda. Pada tahun 1209, ada tiga orang bergabung bersamanya: Bernardus Guantevale, seorang pedagang kaya; Petrus Katana, seorang pegawai, dan Giles, seorang yang sederhana dan bijak. Harta benda mereka dipakai untuk melayani kaum miskin dan orang-orang sakit. Bersama derigan tiga orang itu, Fransiskus membentuk sebuah komunitas persaudaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah ordo yaitu "Ordo Saudara-saudara Dina", atau "Ordo Fransiskan." Tak ketinggalan wanita-wanita. Klara, seorang gadis Asisi meninggalkan rumahnya dan bergabung juga bersamanya. Bagi Klara dan kawan-kawannya, Fransiskus mendirikan sebuah perkumpulan khusus. Itulah awal dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan atau Ordo Kedua Fransiskan.
Fransiskus ditahbiskan menjadi diakon dan mau tetap menjadi seorang diakon sampai mati. Ia tidak mau ditahbiskan menjadi imam. Lebih dari orang-orang lain, Fransiskus berusaha hidup menyerupai Kristus. Ia. menekankan kemiskinan absolut bagi para pengikutnya waktu itu. Sebagai tambahan pada kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan, ia menekankan juga penghayatan semangat cinta persaudaraan, dan kesederhanaan hidup. Ordo Benediktin yang sudah lama berdiri memberi mereka sebidang tanah. Demi sahnya komunitas yang dibentuknya, dan aturan hidup yang disusunnya, ia berangkat ke Roma pada tahun 1210 untuk meminta restu dari Sri Paus Innosensius III (1198-1216). Mulanya Sri Paus menolak. Tetapi pada suatu malam dalam mimpinya, Paus melihat tembuk-tembok Basilik Santo Yohanes Lateran berguncang dan Fransiskus sendiri menopangnya dengan bahunya. Pada waktu pagi, Paus langsung memberikan restu kepada Fransiskus tanpa banyak bicara.
Lagi-lagi Ordo Benediktin menunjukkan perhatiannya kepada Fransiskus dan kawan-kawannya. Kapela Maria Ratu para Malaekat di Portiuncula, milik para rahib Benediktin, kira-kira dua mil jauhnya dari kota Asisi, diserahkan kepada Fransiskus oleh Abbas Ordo Benediktin. Fransiskus gembira sekali. Ia mulai mendirikan pondok-pondok kecil dari kayu di sekitar kapela itu sebagai tempat tinggal mereka yang pertama. Kemudian Chiusi, seorang tuan tanah di daerah itu, memberikan kepadanya sebidang tanah di atas bukit La Verna, di bilangan bukit-bukit Tuscan. La Verna kemudian dijadikannya sebagai tempat berdoa dan bermeditasi. Semangat kerasulannya mulai membara dari hari ke hari. Dalam hatinya mulai tumbuh keinginan besar untuk mempertobatkan orangorang Muslim di belahan dunia Timur. Ia mulai menyusun rencana perjalanan ke Timur. Pada musim gugur tahun 1212, ia bersama seorang kawannya berangkat ke Syria. Tetapi nasib sial menghadang mereka di pertengahan jalan. Kapal yang mereka tumpangi karam dan mereka terpaksa kembali lagi ke Italia. Tetapi ia tidak putus asa. Ia mencoba lagi dan kali ini ia mau pergi ke Maroko melalui Spanyol. Tetapi sekali lagi niatnya tidak bisa terlaksana karena ia jatuh sakit. Pada bulan Juni 1219, ia sekali lagi berangkat ke belahan dunia Timur bersama 12 orang temannya. Mereka mendarat di Damaieta, delta sungai Nil, Mesir. Di sana mereka menggabungkan diri dengan pasukan Perang Salib yang berkemah di sana. Nasib sial menimpa dirinya lagi. Ia ditawan oleh Sultan Mesir. Saat itu menjadi suatu peluang baik baginya untuk berbicara dengan Sultan Islam itu. Sebagai tawanan ia minta izin untuk berbicara dengan Sultan Mesir. Ia. berharap dengan pertemuan dan pembicaraan dengan Sultan, ia dapat mempertobatkannya. Sultan menerima dia dengan baik sesuai adat sopan santun ketimuran. Namun pertemuan itu sia-sia saja. Sultan tidak bertobat dan menyuruhnya pulang kepada teman-temannya di perkemahan setelah mendengarkan kotbahnya.
Setelah beberapa lama berada di Tanah Suci, Fransiskus dipanggil pulang oleh komunitasnya. Selama beberapa tahun, ia berusaha menyempurnakan aturan hidup komunitasnya. Selain itu ia mendirikan lagi Ordo Ketiga Fransiskan. Ordo ini dikhususkan bagi umat awam yang ingin mengikuti cara hidup dan ajarannya sambil tetap mengemban tugas sebagai bapa-ibu keluarga atau tugas-tugas lain di dalam masyarakat. Para anggotanya diwajibkan juga untuk mengikrarkan kaul kemiskinan dan kesucian hidup. Kelompok ini lazim disebut kelompok "Tertier". Tugas pokok mereka ialah melakukan perbuatan-perbuatan baik di dalam keluarga dan masyarakat dan mengikuti cara hidup Fransiskan tanpa menarik diri dari dunia.
Ordo Fransiskan ini berkembang dengan pesat dan menakjubkan. Dalam waktu relatif singkat komunitas Fransiskan bertambah banyak jumlahnya di Italia, Spanyol, Jerman dan Hungaria. Pada tahun 1219 anggotanya sudah 5000 orang. Melirlat perkembangan yang menggembirakan ini maka pada tahun 1222, Paus Honorius III (1216-1227) secara resmi mengakui komunitas religius Fransiskan beserta aturan hidupnya. Pada tahun 1223, Fransiskus merayakan Natal di daerah Greccio. Upacara malam Natal diselenggarakan di luar gereja. Dia rnenghidupkan kembali. gua Betlehem dengan gambar-gambar sebesar badan. Penghormatan kepada Kanak-kanak Yesus yang sudah menjadi suatu kebiasaan Gereja dipopulerkan oleh Fransiskus bersama para pengikutnya.
Pada umur 43 tahun ketika sedang. berdoa di bukit La Verna sekonyong-konyong terasa sakit di badannya dan muncul di kaki dan tangan serta lambungnya luka-luka yang sama seperti luka-luka Yesus. Itulah 'stigmata' Fransiskus. Luka-luka itu tidak pernah hilang seliingga menjadi sumber rasa sakit dan kelemahan tubuhnya. Semenjak peristiwa ajaib itu, Fransiskus mulai mengenakan sepatu dan mulai menyembunyikan tangan-tangannya di balik jubahnya. Fransiskus dikagumi orang-orang sezamannya bahkan hingga kini karena berbagai karunia luar biasa yang dimilikinya. Ia dijuluki "Sahabat alam semesta" karena cintanya yang besar dan dalam terhadap alam ciptaan Tuhan. Semua ciptaan menggerakkan jiwanya untuk bersyukur kepada Tuhan dan memuliakan keagunganNya. Seluruh alam raya beserta isinya benar-benar berdamai dengan Fransiskus. Ia dapat berbincang-bincang dengan semua ciptaan seperti layaknya dengan manusia. Semua disapanya sebagai 'saudara': saudara matahari, saudari bulan, saudara burung-burung, dll. Ia benar-benar menjadi sahabat alam dan binatang.
Lama kelamaan kesehatannya semakin menurun dan pandangan matanya mulai kabur. Dalam kondisi itu, ia menyusun karyanya yang besar "Gita Sang Surya." Salah satu kidung di dalamnya, yang melukiskan tentang 'keindahan saling mengampuni' dipakainya untuk mendamaikan Uskup dengan Penguasa Asisi yang sedang bertikai. Ia diminta untuk mendamaikan keduanya. Untuk itu ia menganjurkan agar perdamaian itu dilakukan di halaman istana uskup bersama beberapa imam dan pegawai kota. Ia sendiri tidak ikut serta dalam pertemuan perdamaian itu. Namun ia mengutus dua orang rekannya ke sana dengan instruksi untuk menyanyikan lagu "Gita Sang Surya", yang telah ia tambahi dengan satu bagian tentang 'keindahan saling mengampuni'. Ketika mendengar nyanyian yang dibawakan dengan begitu indah oleh dua orang biarawan Fransiskan itu, Uskup dan Penguasa Asisi itu langsung berdamai tanpa banyak bicara.
Menjelang tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengundurkan diri. Sebab, di antara saudara-saudarariya seordo terjadilah selisihpaham mengenai penghayatan hidup miskin seperti yang diointai dan dihayatinya sendiri. Pada tanggal 3 Oktober 1226 dalam umur 44 tahun, Fransiskus meninggal dunia di kapela Portiuncula. Dua tahun berikutnya, ia langsung dinyatakan 'kudus' oleh Gereja.
Fransiskus adalah orang kudus besar yang dikagumi Gereja dan seluruh umat hingga kini. Kebesarannya terletak pada dua hal berikut: kegembiraannya dalam hidup yang sederhana, menderita lapar dan sakit, dan pada cintanya yang merangkul seluruh ciptaan. Ketika Gereja menjadi lemah dan sakit karena lebih tergiur dengan kekayaan dan kekuasaan duniawi, Fransiskus menunjukkan kembali kekayaan iman Kristen dengan menghayati sungguh-sungguh nasehat-nasehat dan cita-cita Injil yang asli: kerendahan hati, kemiskinan dan cinta.! (Imankatolik.or.id)
"Apakah yang dilakukan oleh seorang miskin di depan pintu seorang kaya,
seorang sakit di depan dokter, seorang yang haus di tepi aliran sungai?
Apa yang mereka lakukan, aku lakukan di depan Allah dalam Ekaristi. Aku
berdoa, aku menyembah, aku mencintai.” — St. Fransiskus Assisi)
Mrk. 5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
Et irridebant eum. Ipse vero, eiectis omnibus, assumit patrem puellae et matrem et, qui secum erant, et ingreditur, ubi erat puella;
Syalom aleikhem. Persis sebelumnya, Tuhan mengatakan anak Yairus tak mati, tapi tidur. Orang-orang di sana yang disebut “mereka” pada awal ayat ini tentu tertawa. Mereka mengejek Tuhan. Jelas anak itu telah mati, pikir mereka, bagaimana mungkin orang ini bilang si anak tak mati. Secara faktual, orang-orang itu benar sebab anak Yairus sudah mati. Namun, Sang Kristus pun benar sebab dari sudut pandang-Nya, kematian tak punya arti apa-apa.
Kata “diusir” dalam teks Yunani biasa dikenakan untuk tindakan mengusir roh jahat. Bukan berarti Tuhan memakai kekerasan ketika mengusir orang-orang yang menertawakan-Nya. Tuhan meminta mereka keluar, itu saja. Injil menggunakan kata “mengusir” untuk menggambarkan secara rohani ketakpercayaan harus diusir dari diri orang. Kita melihat, orang-orang itu tidak/belum percaya akan kuasa Tuhan. Itu yang perlu diusir, sikap tidak/kurang beriman.
Kata “dibawa” artinya ‘diajak masuk’. Dengan demikian, di ruangan kini ada tujuh orang: si anak, Tuhan, Yairus dan istrinya, serta ketiga murid: Petrus, Yakobus, Yohanes. Kejadian berikut melibatkan hanya ketujuh orang.
Mrk 5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”
et tenens manum puellae ait illi: “ Talitha, qum! ” — quod est interpretatum: “ Puella, tibi dico: Surge! ” - .
Ayat ini cukup jelas mengisahkan perbuatan dan perkataan Tuhan. Kata-kata bahasa Aram itu (talita kum) bukan mantera, itu kata-kata biasa. Zaman itu, orang Israel pada umumnya bicara dalam Aram. Injil mengingatkan kita akan “bahasa asli” yang digunakan Tuhan.
Mrk. 5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
Et confestim surrexit puella et ambulabat; erat enim annorum duodecim. Et obstupuerunt continuo stupore magno.
Dampak perbuatan dan perkataan Tuhan dijelaskan: si anak bangun, orang-orang takjub. Kata “takjub” ini sama dengan yang dipakai di 2:12. Frasa “semua orang” artinya semua yang hadir, tak hanya Yairus dan istrinya serta ketiga murid, melainkan termasuk orang-orang yang tadinya menertawakan Tuhan.
Mrk. 5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Et praecepit illis vehementer, ut nemo id sciret, et dixit dari illi manducare.
Ada dua perintah: pertama, peristiwa ini jangan sampai diketahui orang; kedua, si anak diberi makan. Larangan ini sama dengan yang ada pada 1:34.44 dan 3:12.
Kamis, 03 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXVI “Ketika
kamu lelah berdoa, dan tidak menerimanya, pertimbangkanlah seberapa
sering kamu mendengar seorang miskin memanggilmu, dan kamu tidak
mendengarkannya, dan dia tidak marah atau menghinamu.” — St. Yohanes
Krisostomus
Antifon Pembuka (Za 8:8)
Aku akan menyelamatkan umat-Ku dan membawa mereka pulang. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allah mereka.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkali-kali Engkau bersabda
melalui para nabi. Tetapi pada pribadi Yesus Kami imani Dialah Sabda-Mu
yang menjelma, warta gembira bagi sekalian orang segala zaman. Kami
mohon agar selalu siap sedia mendengarkan sabda-Mu dengan iman dan penuh
perhatian, serta mewartakan-Nya kepada siapa saja. Dengan pengantaraan
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan
Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin. Ezra,
ahli kitab, membacakan beberapa bagian dari Kitab Taurat kepada
orang-orang Israel. Mereka memahami bahwa hari itu adalah hari yang suci
bagi Tuhan dan kesempatan bagi mereka untuk bersukacita. Tuhan
senantiasa menyertai dan melindungi mereka.
Bacaan dari Kitab Nehemia (8:1-5a.6-7.8b-13)
"Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan. Maka seluruh umat menjawab, "Amin! Amin!"
Sesudah kembali dari pembuangan, orang-orang Israel telah menetap
kembali di kota-kota mereka. Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah
seluruh rakyat di lapangan di muka Gerbang Air di Yerusalem. Mereka
meminta kepada Ezra, ahli kitab, supaya membawa Kitab Taurat Musa, yakni
kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel. Dan pada hari pertama
bulan ketujuh itu Imam Ezra membawa Kitab Taurat itu ke depan jemaat,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan
beberapa bagian dari kitab itu di halaman di depan Gerbang Air dari pagi
sampai tengah hari di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat
mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan
Kitab Taurat itu. Adapun Ezra, ahli kitab, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ia membuka kitab itu di depan
mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang. Pada
waktu ia membuka kitab semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji
Tuhan, Allah yang mahaagung, dan semua orang menjawab, “Amin! Amin,”
sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut, dan sujud menyembah
Tuhan dengan muka sampai ke tanah. Para Lewi menjelaskan hukum itu
kepada jemaat, sementara rakyat berdiri di tempatnya. Bagian-bagian
Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi
keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia,
kepala daerah, dan Imam Ezra, ahli kitab, serta orang-orang Lewi yang
mengajar jemaat, berkata kepada seluruh hadirin, “Hari ini adalah kudus
bagi Tuhan Allahmu. Kalian jangan berdukacita dan menangis!” Karena
semua orang itu menangis, ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat. Lalu
berkatalah Nehemia kepada mereka, “Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan
minumlah minuman manis; dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak
sedia apa-apa! Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita. Janganlah bersusah
hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan, sebab sukacita karena
Tuhanlah perlndunganmu.” Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu
diam dengan kata-kata, “Tenanglah! Hari ini hari kudus. Jangan bersusah
hati!” Maka pergilah semua orang untuk makan dan minum, untuk
membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala
sabda yang diberitahukan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8-11; Ul: Yoh 6:63)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis
daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-12)
"Semoga damaimu menyertai dia."
Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh dua murid. Ia mengutus mereka
berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya. Berkatalah Ia kepada mereka, “Tuaian banyak, tetapi
pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu. Pergilah! Camkanlah,
Aku mengutus kalian seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah
memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau memasuki
suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’.
Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka
salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, maka salammu
kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa
yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat
upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kalian masuk ke dalam
sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan
kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan
katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’. Tetapi
jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan tidak diterima di situ,
pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah, ‘Juga debu kotamu
yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu. Tetapi ketahuilah
ini: Kerajaan Allah sudah dekat’. Aku berkata kepadamu, pada hari itu
Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Sepulang dan tanah
pembuangan di n egeri aging, orang Yahudi haus akan firman Tuhan dan
nndu akan siraman rohani melalui imam Ezra. Disamping membacakan, imam
menjelaskan pula makna firman itu. Mereka dalam keadaan yang serba
terbatas dan karenanya masih perlu bekerja keras untuk memulihkan
keadaan negeri yang luluh lantak akibat pendudukan asing. Kendati
demikian mereka harus bergembira karena hari itu adalah kudus; Allah
hadir di tengah umat-Nya melalui firman yang dibacakan itu (Neh 8:12).
Pesan serupa disampaikan juga kepada
murid-murid yang diutus Yesus untuk membawa kabar gembira kepada setiap
rumah yang mereka kunjungi, “Damai sejahtera bagi rumah ini" (Luk 10:5). Siapa yang menerima pemberita Injil itu, mengalami damai sejahtera dan sukacita karena, “Kerajaan Allah sudah dekat”
(Luk 10:9). Berita itu berasal bukan dari manusia melainkan dari Allah
sendiri. Yesus mengingatkan bahwa tugas perutusan itu tidak mudah,
sebaliknya penuh tantangan dan bahaya. “Aku mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala" (Luk 10:3). Maka mereka ta;perlu kuatir
akan keamanan dan keselamatan mereka dalam menjalankan tugas perutusan
itu. Segala yang mereka butuhkan ditanggung dan dijamin oleh Yesus yang
mengutus mereka “sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Luk 10:7). (Mgr. Petrus B. Timang / Renungan Harian Mutiara Iman 2019) Antifon Komuni (Luk 10:3.5)
Pergilah! Aku mengutus kalian
seperti anak domba ke tengah serigala. Di rumah mana pun kalian masuk,
katakanlah: "Damai bagi rumah ini!"
Dalam bacaan-bacaan dari Alkitab, sabda Allah dihidangkan kepada umat
beriman, dan khazanah harta Alkitab dibuka bagi mereka. Maka, kaidah
penataan bacaan Alkitab hendaknya dipatuhi, agar tampak jelas kesatuan
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan sejarah keselamatan. Tidak
diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda
Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab --- Pedoman Umum
Misale Romawi, No. 57
Rabu, 02 Oktober 2019
Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung
Dalam segala pekerjaan baik, para malaikat bekerja sama dengan kita --- St. Thomas Aquinas
Antifon Pembuka (Dan 3:38)
Pujilah Tuhan, hai segala malaikat-Nya. Bermadahlah, luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Doa Pembuka Allah Bapa, Pelindung dan Pembela kami, Engkau telah mengutus
para malaikat-Mu untuk menjagai kami. Semoga mereka selalu melindungi
dan membela kami sehingga kami berbahagia bersama mereka selamanya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (23:20-23a)
"Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu."
Inilah firman Tuhan, “Sungguh, Aku mengutus seorang malaikat berjalan di
depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke
tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan
dengarkanlah perkataannya; janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab
pelanggaranmu tidak akan diampuni olehnya, sebab nama-Ku ada di dalam
dia. Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan
melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan menggempur musuhmu, dan
menang atas lawanmu. Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan,
Ref. Malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Ayat. (Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam
naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, “Tuhanlah tempat
perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap
burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan
menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,
kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang
terbang di waktu siang; terhadap penyakit sampar yang menjalar di dalam
gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
4. Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat
kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya untuk
menjaga engkau di segala jalanmu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab) Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10)
"Malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku di surga."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya,
“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil
seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu
berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajan
Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak
kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini.
Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat mereka ada di surga, dan selalu
memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
"Setiap negara terus mengembangkan sistem keamanan dan perlengkapan
perangnya. Tujuannya, agar keamanan semakin terjamin. Perusahaan pakai
satpam, rumah pakai tembok tinggi, kebun pakai kawat duri, manusia
berlatih bela diri; semua itu bertujuan agar hidup lebih aman dan
nyaman. Tidak salah, kalau kita bertanya kepada diri sendiri, "Apakah
kehidupan sekarang ini semakin tidak nyaman karena keberadaan orang
lain?" Atau, "Kehidupan sekitar kita yang tidak nyaman apakah karena
keberadaan kita?"
Menjaga diri adalah suatu keharusan. Itu adalah satu pertanda bahwa kita
menghargai diri kita dan pertanda adanya kesadaran bahwa kita begitu
berharga. Jika manusia memahami apa artinya menghargai dan sadar bahwa
setiap pribadi itu berharga, adakah orang yang berniat merusak dirinya
yang berharga itu? Tentu tidak! Tetapi, mengapa semakin banyak kasus
memilukan dan mengenaskan dalam kehidupan ini? Ada banyak perampasan dan
perampokan. Ada banyak penganiayaan dan pemerkosaan. Ada banyak
kekayaan yang mencolok dan kemiskinan yang demikian parah. Apa penyebab
semua ini? Mungkinkah orang yang sadar dirinya berharga dan tahu
menghargai sebagai pelakunya?
Para penjaga jiwa yang terkasih, Injil hari ini menunjukkan kepada kita
salah satu sisi sebab kesenjangan dan sikap minusnya rasa hormat kepada
sesama. Dan Yesus memberikan jawaban yang sangat tepat, cara menjadi
yang terbesar dan menjadi pribadi yang luar biasa di antara sesama.
Seseorang tidak menjadi hebat dan luar biasa ketika dia berada di atas
yang lain, menjadi lebih kaya atau lebih hebat. Tetapi, seseorang itu
pasti akan menjadi orang yang berjiwa besar, hebat dan luar biasa ketika
ia bisa menjadi bagian dari semua orang. Caranya, dengan melayani,
mengangkat yang lemah, menyadarkan yang kehilangan harapan dan
meyakinkan semua bahwa kita ini adalah makhluk berharga yang pantas
hidup dan merasakan bahagia.
Di mata Tuhan kita itu sangat berharga (Yes 43:4a). Oleh karena itu, Ia
menjaga dan melindungi jiwa-raga kita dengan mengutus para
malaikat-Nya. Sadarkah, bahwa hidup kita yang begitu berharga ini
senantiasa dijaga oleh malaikat pelindung? (CAFE ROHANI)
Antifon Komuni (Mzm 138 (137): 1) Di hadapanpara malaikatmemuji-muji Engkau,Allahku. In the presence of the Angels I will praise you, my God. Tanya & Jawab:
Siapa para malaikat itu? Malaikat-Malaikat
adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan,
tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka
mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan
mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan
dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua. Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja? Gereja
bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta
pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi. (Kompendium
Katekismus Gereja Katolik, 60-61)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati