Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Kamu
akan tetap selamat jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai
dirimu dan jika kamu tidak memisahkan diri dari Yesus. (St. Ignatius
dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan,
dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara
permohonanku.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan
keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali
hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman
sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan
Roh-Mu yang membawa kebebasan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan
berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan
yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe,
sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan
besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam
kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi
maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada
Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak
mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota
Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya;
diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas
perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di
Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak
boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum
air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik
dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling
dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”
Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak
jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8; Ul: 3)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan,
dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara
permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat
tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih
setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan
membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah
kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita
itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat
sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan
peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah
dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau
kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu
saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak
akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Setiap
tahun kita menyaksikan kebiasaan para saudara kita yakni mudik lebaran.
Para pemudik rela berdesak-desakan dan mengantre panjang agar bisa
pulang kembali ke kampung halamannya. Tradisi ini sesungguhnya sarat
akan nilai hidup spiritual. Seseorang diajak kembali ke kampung halaman
untuk memperkuat tali persaudaraan yang selama ini renggang. Kesibukan
kerja membuat kita lupa Tuhan, keluarga dan sesama. Tradisi ini mengajak
orang untuk kembali mendekati Tuhan, keluarga dan sesama. Tradisi mudik
ini mengingatkan kita semua akan kisah Yunus dalam bacaan hari ini.
Yunus tidak dapat menghindari Tuhan lagi. Kita pun sama seperti Yunus
tidak dapat menghindari Tuhan.
Kita diajak untuk kembali kepada
Tuhan. Sesibuk dan sepadat apa pun jadwak kerja kita. Kita harus kembali
'mudik' menuju ke rumah Tuhan. Pengalaman Yunus ini pernah saya alami.
Saya sebagai biarawan misionaris. Pada waktu datang pertama ke paroki
tidak ada misa pagi, doa bersama jarang, kegiatan rohani lainnya tidak
pernah sama sekali. Situasi seperti ini sangat kering. Saya menyadari
situasi ini tidak boleh berlarut-larut terjadi. Saya harus 'mudik'
kembali kepada kebiasaan di seminari. Akhirnya dengan semangat mudik
kembali kepada fitrah saya sebagai biarawan membangun kebiasaan doa dan
Perayaan Ekaristi bersama umat. Saya bisa mengalami apa yang dialami
oleh Yunus. Orang percaya dan bertobat. Maka hukuman tidak dijatuhkan.
Doa dan merayakan Ekaristi adalah bagian saya sebagai seorang biarawan
misionaris. Bagaimana kalau saya tidak berdoa, padahal saya adalah
biarawan? Sabda Tuhan dalam Injil mengajari saya bahwa setiap kita punya
bagian-bagian yang harus kita jalani. Mungkin saya seperti Maria.
Mungkin juga Anda mau seperti Marta. Tetapi yang pasti kita semua
haruslah kembali membangun kedekatan dengan Tuhan dengan 'mudik'. Karena
nilai yang tertinggi dalam hidup beriman kita adalah Kerajaan Allah.
Peringatan Yesus untuk Marta juga Dia tujukan untuk kita. Yesus ingin
kita menjunjung tinggi nilai Kerajaan Allah. (AL/INSPIRASI BATIN).
Antifon Komuni (Luk 10:42)
Marta,
Marta, engkau gelisah dan cemas akan banyak hal. Padahal hanya satu
yang penting. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang takkan
diambil daripadanya.
Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu Rosario
“Wanita Mulia dan Surgawi, Majikan, Ratu, lindungi dan jagalah saya di
bawah sayapmu, supaya jangan Setan, penabur kehancuran, berkuasa atasku,
supaya jangan musuh jahatku berjaya atasku." St. Ephraim (306-373 AD, - Diterjemahkan dari St. Ephraim, Oratio ad Ssmam Dei Matrem; Opera omnia, Ed. Assemani, t. III (graece), Romae, 1747, p. 546.)
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 1:28, 42)
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu.
Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women and blessed is the fruit of your womb.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahamurah, kami mengetahui dari kabar malaikat bahwa
Yesus Kristus, Putra-Mu, menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah
rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya berkat sengsara dan salib-Nya kami
diantar kepada kebangkitan mulia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum SP. Maria,
misalnya: Kis 1:12-14; MT Luk 1:46-47.48-49.50-51.52-53.54-55; R:
Berbahagialah engkau, Perawan Maria, karena engkau telah mengandung
Putra Bapa kekal, atau: alleluya; -- Luk 1:26-38
Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-2; 2:1-2.11)
"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."
Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka,
sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk
melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan
di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia
membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar
bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi
Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar
sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi
takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang
segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah
turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ,
lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil
berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah,
berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan
kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama
lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita
ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang
kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa
kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau
datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus
kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang
menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang
itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah
kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri,
jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda
dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut
Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut,
maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku
tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah
orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke
darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora
menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya
Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang
ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak
bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang
Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke
dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat
takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan
serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor
ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu
tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu,
dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Kidung Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Yun 2:2,3,4,5,8)
1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari
tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan,
lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu
melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan,
maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Cinta
kepada Tuhan dan sesama menjadi syarat mutlak untuk memperoleh hidup
kekal. Orang boleh dan harus melakukan segalanya untuk Tuhan, tetapi
jangan sampai melupakan sesama yang menderita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
"Siapakah sesamaku?"
Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus,
“Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang
kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu
dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah
demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya
orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus,
“Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan
penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi
juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang
itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang
Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang
sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan
orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua
dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika
kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’.
Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama
manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu,
“Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata
kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita juga memperingati SP Maria, Ratu Rosario. Peringatan wajib
ini tidak lepas dari sebuah peristiwa ajaib yang terjadi dalam perang
salib, dimana harapan akan pertolongan Tuhan melalui doa rosario yang
dipanjatkan Gereja sedunia di bawah komando Paus Pius V, terkabulkan.
Ketika itu, pasukan Kristen di bawah pimpinan Don Johanes dari Austria
berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto, 7 Oktober
1571. Inilah hari kemenangan rosario. Kita percaya bahwa doa rosario
yang kita panjatkan dalam persatuan dengan Bunda Maria mempunyai
kekuatan dahsyat untuk mengubah hidup kita dan membuat Allah tidak bisa
menahan rahmat-Nya memenuhi kita. Betapa tidak, karena setiap kali
mendaraskan doa rosario itu, kita mengucapkan dua ‘doa ajaib’, yang
diwariskan Tuhan sendiri bagi kita, yakni ‘Bapa Kami’ dan ‘Salam Maria’.
Antifon Komuni (Luk 1:31)
Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putra yang harus kaunamai Yesus.
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 282 Seri Katekismus GEREJA DALAM TIGA STATUS
Syalom aleikhem. Dalam Kredo, Gereja Katolik mengakui “persekutuan para kudus”. Ungkapan ini punya dua arti: pertama, persekutuan dalam hal-hal kudus (sancta); kedua, persekutuan orang-orang kudus (sancti).
Konkretnya macam mana? Pertama, ketika umat beriman merayakan Kurban Misa dan menyantap Roti Suci Ekaristi, mereka bersekutu dalam hal kudus; yang menyatukan mereka adalah kekudusan (Perayaan Ekaristi dan Tubuh Kristus). Kedua, ketika orang-orang beriman yang setia kepada Sang Kristus berkumpul, di sana terjadi persekutuan orang-orang kudus (yang hidupnya kudus dan selalu dikuduskan oleh rahmat Allah).
Persekutuan dalam hal-hal kudus telah terjadi sejak Gereja Perdana (umat beriman yang mengalami Para Rasul secara langsung). Kitab Kisah Para Rasul 2:42 menyatakan, umat awal di Yerusalem bertekun dalam pengajaran Para Rasul dan persekutuan. Mereka bersekutu dalam iman, dalam sakramen-sakramen, dalam karisma-karisma (anugerah istimewa yang berbeda-beda bagi tiap-tiap umat). Mereka juga saling berbagi milik (saling membantu) dan saling solider (susah senang bersama-sama).
Seperti Gereja Perdana, Gereja pada masa selanjutnya, juga pada masa kini (dan mendatang), bersekutu dalam hal-hal kudus. Ketika sakramen dirayakan, umat bersekutu dalam hal kudus. Ketika ada perayaan Sabda, pembahasan Alkitab, pendalaman iman, di sana hal-hal kudus diselami dan dialami. Ketika berdevosi, berziarah, umat bersekutu dalam hal-hal kudus yang diwariskan oleh leluhur iman sejak semula untuk dipelihara sampai hari akhir.
Itu tadi arti pertama “persekutuan para kudus”. Sejak semula didirikan oleh Kristus, Gereja bersekutu dalam hal-hal kudus. Berdirinya Gereja pun karena kekudusan, yaitu kuasa Roh Kudus, roh pengudus bagi sekalian umat Allah. Hal-hal kudus terjaga dalam Gereja dan mempersatukan semua umat.
Arti kedua “persekutuan para kudus” menyangkut pribadi-pribadi yang tergabung dalam Gereja Kristus. Ingat, Gereja sudah ada sejak abad pertama Masehi, sudah berdiri sekitar dua ribu tahun di bumi ini sehingga banyak warganya telah tiada. Mereka yang telah tiada tidak hilang, melainkan masuk ke dalam kehidupan kekal.
Umat Allah yang telah meninggal “tidak kehilangan” keanggotaan dalam Gereja Kristus. Artinya, ada anggota Gereja yang masih hidup di bumi ini (saya dan anda), ada pula yang telah meninggal dunia dan masuk alam kekal. Anggota Gereja yang telah masuk alam kekal terbagi dalam dua kelompok (taraf): pertama, mereka yang sudah di surga; kedua, mereka yang masih mengalami penyucian.
In short, Gereja Katolik punya warga yang berada dalam tiga status (taraf) yang berbeda: (1) warga yang masih mengembara di dunia; (2) warga yang masih membutuhkan penyucian; (3) warga yang sudah menikmati kebahagiaan abadi. Nomor (1) adalah kita; (2) adalah umat Allah di Purgatori (Api Penyucian); (3) adalah orang-orang suci (santo-santa) di surga.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 946-954
Minggu, 06 Oktober 2019
Hari Minggu Biasa XXVII
“Suatu hari, St Fransiskus dari Assisi sedang berkhotbah di suatu
wilayah di mana banyak kaum bidaah. Orang-orang malang ini menutup
telinga mereka agar jangan mereka mendengarnya. Maka, St Fransiskus
membawa orang-orang itu ke tepi pantai, lalu memanggil ikan-ikan di laut
untuk datang dan mendengarkan Sabda Allah, sebab manusia menolaknya.
Ikan-ikan bermunculan di permukaan air; ikan-ikan yang besar di belakang
ikan-ikan yang lebih kecil. Orang kudus itu bertanya kepada ikan-ikan,
`Adakah kalian bersyukur kepada Allah yang baik karena telah
menyelamatkan kalian dari gelombang pasang?' Ikan-ikan itu
mengangguk-anggukkan kepala mereka. Lalu, kata St Fransiskus kepada
orang banyak, `Lihatlah, ikan-ikan ini bersyukur atas kasih karunia
Tuhan, sementara kalian begitu tidak tahu terima kasih, bahkan
mengacuhkannya!'” (St Yohanes Maria Vianney)
Antifon Pembuka (Bdk. Est 3:2-3)
Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang
dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu,
langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah Tuhan atas semesta alam.
Within your will, O Lord, all things are established, and there is none
that can resist your will. For you have made all things, the heaven and
the earth, and all that is held within the circle of heaven; you are the
Lord of all.
In voluntate tua, Domine, universa sunt posita, et non est qui possit
resistere voluntati tuæ: tu enim fecisti omnia, cælum et terram, et
universa quæ cæli ambitu continentur: Dominus universorum tu es.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan kekal, kebaikan-Mu tiada tara, jauh melampaui
segala yang kami mohon dan jauh melebihi jasa-jasa kami. Curahkanlah
belas kasih-Mu atas kami, singirkanlah segala yang menggelisahkan hati
kami, dan tambahkanlah apa yang belum terungkap dalam doa-doa kami ini.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Habakuk (1:2-3; 2:2-4)
"Orang benar akan hidup berkat imannya."
Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku
berseru kepada-Mu ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau
memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku menyaksikan kelaliman?
Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian
terjadi di sekitarku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian, “Catatlah
penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca. Sebab
penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi segera akan terpenuhi dan
tidak berdusta. Bila pemenuhannya tertunda, nantikanlah, akhirnya pasti
akan datang, dan tidak batal! Sungguh, orang yang sombong tidak lurus
hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854.
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 96:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung
Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu
syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang
menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya
serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati
seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika
nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:6-8.13-14)
"Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita."
Saudaraku terkasih, aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia
Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku. Sebab Allah memberi
kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita,
dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Tuhan. Tetapi
berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil-Nya! Peganglah
segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh
ajaran yang sehat, dan lakukanlah itu dalam iman serta kasih dalam
Kristus Yesus. Berkat Roh Kudus yang diam di dalam kita, peliharalah
harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1 Petrus 1:25)
Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya; inilah firman yang disampaikan Injil kepada-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:5-10)
"Sekiranya kamu mempunyai iman!"
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyampaikan beberapa nasihat, para
rasul berkata kepada-Nya, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Tetapi Tuhan
menjawab, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat
berkata kepada pohon ara ini, ‘Terbantunlah engkau dan tertanamlah di
dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.” Siapa di antara
kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan
ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari
ladang ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada
hamba itu ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai aku selesai makan dan minum; dan sesudah itu engkau boleh makan
dan minum’? Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu
telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu.
Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu,
hendaklah kamu berkata, ‘Kami ini hamba-hamba yang tidak berguna; kami
hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” (Luk 17:5). Inilah seruan
permohonan para rasul kepada Yesus. Rupanya, walaupun para rasul setiap
hari berkumpul dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan
mukjizat- mukjizat-Nya, mereka tetap menyadari bahwa iman mereka
tidaklah besar. Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita berdoa memohon
kepada Tuhan agar Ia menambahkan iman kita? Walaupun mungkin cukup
banyak dari antara kita yang relatif rajin ke gereja, ataupun ikut
terlibat dalam kegiatan gerejawi, namun ini tidak menjadi jaminan akan
besarnya iman. Sebab, keterlibatan seseorang dalam kegiatan gereja tidak
selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan imannya. Bagaimana caranya
agar kita dapat bertumbuh dalam iman? Mari di bulan Maria ini, kita
belajar dari Bunda Maria yang telah menyelesaikan perjalanan imannya
dengan sempurna. Paus Yohanes Paulus II menggarisbawahi empat hal yang
tercakup dalam iman, yaitu: pencarian, penerimaan, konsistensi, dan
konstansi.
Iman memang adalah pemberian Tuhan, namun, di sisi lain, ternyata
kita harus pula secara aktif mencari dan mempelajari iman kita. Bunda
Maria mencari pemahaman imannya dengan bertanya kepada malaikat itu,
“Bagaimana hal ini mungkin terjadi?” (Luk 1:34). Bagi kita, pencarian
akan pemahaman iman yang benar diperoleh melalui mendengarkan khotbah
pastor dengan sungguh-sungguh, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani
Katolik, ataupun mengikuti seminar-seminar rohani Katolik, dst, dan
kemudian merenungkannya. Setelah memahami ajaran iman kita, maka langkah
selanjutnya adalah, menerima kebenaran tersebut, walaupun mungkin berat
dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Itulah yang dilakukan oleh
Bunda kita, ketika ia berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Selanjutnya,
setelah kita menerima ajaran iman, kita dipanggil untuk melaksanakan
ajaran iman tersebut secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk dalam keadaan- keadaan yang sulit. Contohnya, kalau kita
mengimani Kristus yang lemah lembut, apakah kita juga sudah bersikap
lemah lembut dalam keluarga, lingkungan, paroki ataupun dalam lingkungan
pekerjaan kita? Kalau kita mengimani Kristus yang hadir dalam
sakramen-sakramen, apakah kita sudah dengan sungguh menerima
sakramen-sakramen – terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat? Kalau
kita mengimani Allah yang maha kasih, sudahkah itu menjadikan kita
mengasihi Allah melebihi segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti
kita mengasihi diri kita sendiri? Sebab seandainya setiap umat Katolik
mempunyai konsistensi antara iman dan perbuatan, maka sesungguhnya
banyak orang akan tertarik untuk menjadi Katolik. Akhirnya, konsistensi
untuk mewujudkan iman juga perlu dibarengi dengan konstansi, yaitu
penerapan iman bukan hanya kalau kita mau atau dalam waktu tertentu
saja, namun seumur hidup kita. Itulah yang dilakukan oleh Bunda Maria.
Ia selalu mengatakan, ‘ya’ kepada Tuhan, dalam segala keadaan: sejak
menerima kabar gembira malaikat, dalam pelayanannya membesarkan dan
menyertai Kristus, sampai akhirnya ia menyaksikan dengan matanya
sendiri, bagaimana Puteranya disiksa sampai wafat, demi menebus dosa
umat manusia. Bunda Maria tetap taat setia kepada kehendak Allah. Ia
mendampingi Kristus sampai akhir, bahkan di kala hampir semua
murid-murid-Nya meninggalkan Dia.
Mari, kita belajar dari Bunda Maria untuk tetap beriman sampai akhir.
Semoga doa sederhana ini menjadi doa kita sepanjang hari: “Tuhan, tambahkanlah imanku.“
Antifon Komuni (Rat 3:25)
Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.
The Lord is good to those who hope in him, to the soul that seeks him.
Atau (Bdk. 1Kor 10:17)
Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh
sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
Though many, we are one bread, one body, for we all partake of the one Bread and one Chalice.
Renungan oleh: www.katolisitas.org / Stefanus Tay - Ingrid Listiati
“Malanglah yang mati dalam dosa” (St. Fransiskus dari Assisi)
Antifon Pembuka (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa,Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Allah Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, Pencipta Alam Semesta, Engkaulah asal mula segala
ciptaan dan ciptaan menerima nasibnya daripadamu. Semoga kami selalu
ingat dengan penuh rasa syukur atas segala anugerah-Mu. Penuhilah hati
kami dengan harapan akan janji-Mu dan semoga kami hidup dengan penuh
sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Barukh menguatkan hati bangsanya, Israel, bahwa Allah yang telah
mengirimkan segala bencana itu kepada mereka. Namun Dia pulalah yang
akan mengirimkan sukacita kepada mereka.
Bacaan dari Kitab Barukh (4:5-12.27-29)
"Allah telah mengirimkan segala bencana ini kepadamu, dan Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita kepadamu. "
Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku yang menyandang nama Israel! Kalian
telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan.
Karena telah memurkakan Tuhan, maka kalian diserahkan kepada para lawan.
Sebab kalian telah membuat murka Penciptamu dengan mempersembahkan
kurban kepada setan, bukan kepada Allah. Kalian telah melupakan
Pengasuhmu, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, ibu pengasuhmu telah
kalian buat sedih. Melihat murka Allah mendatangi dirimu maka Yerusalem
berkata, “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim
kepadaku kesedihan besar.” Sebab aku melihat anak-anakku tertawan
sebagaimana telah ditentukan oleh Yang Kekal bagi mereka. Mereka telah
kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat mereka pergi dengan
tangisan dan sedih hati. Janganlah seorang pun bersukaria atas diriku,
seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa
anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari
hukum Taurat Allah. Kuatkanlah hatimu, hai anak-anakku, berserulah
kepada Allah, Dia yang mengirim bencana itu akan ingat kepadamu lagi.
Seperti dahulu kamu selalu berangan-angan untuk menjauhkan diri dari
Allah, demikian hendaklah kalian sekarang berbalik mencari Dia dengan
sepuluh kali lebih rajin. Memang Dialah yang telah mengirimkan bencana
itu kepadamu, tetapi Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita abadi
bersama dengan penyelamatanmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendengarkan kaum miskin.
Ayat. (Mzm 69: 33-35.36-37)
1. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina
orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. Biarlah langit dan bumi
memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
2. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda,
supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu
hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai
nama-Nya akan diam di situ.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Para murid bergembira karena mereka mampu menaklukkan setan-setan. Akan
tetapi Yesus mengingatkan agar mereka jangan bersukacita karena roh-roh
itu takluk, tetapi bersukacita karena nama mereka terdaftar di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:17-24)
"Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga."
Pada waktu itu ketujuhpuluh murid Yesus kembali dari perutusannya dengan
bergembira dan berkata, “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi
nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Aku melihat Iblis jatuh
seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa
untuk menginjak-injak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan
kekuatan musuh, sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian. Namun
demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu,
tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Pada waktu itu
juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur
kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada
orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu
siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak berkenan menyatakannya.” Sesudah itu berpalinglah Yesus
kepada para murid dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang
kalian lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin
melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin
mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kita patut bersukacita jika kita selamat dan setan ditaklukkan dalam
nama Tuhan Yesus. Yesus pun bergembira dalam Roh Kudus karena kita makin
dekat dengan-Nya. Kita makin mengenal Yesus karena kita rajin
mendengarkan Injil Tuhan dan menyambut Tubuh Kristus dalam Ekaristi.
Mari kita gunakan mata kita untuk tekun membaca sabda Tuhan dan telinga
kita untuk mendengarkan firman-Nya. Carilah saudaramu yang sedang galau
agar Tuhan menghiburnya lewat Anda sebagai perpanjangan tangan-Nya. Antifon Komuni (Mzm 69:33.34)
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang yang
meringkuk dalam tahanan.
Doa Malam
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas rahmat pembaptisan sehingga kami
mempunyai kesempatan menjadi anak-anak Allah. Buatlah kami mampu untuk
terlibat dalam pengajaran, pewartaan dan saksi sebagai murid-murid-Mu.
Engkaulah sumber kekuatan kami. Amin.
Jumat, 04 Oktober 2019
Pesta St. Fransiskus dari Assisi (Jumat Pertama) “Hendaknya manusia gentar, dunia bergoncang, segenap surga gemetar ketika Putra Allah hadir di altar dalam tangan imam.” — St. Fransiskus dari Assisi
“Man should tremble, the world should vibrate, all heaven should be deeply moved when the Son of God appears on the altar in the hands of the priest.” — St. Francis of Assisi
Antifon Pembuka
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan
harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan
mempermuliakannya.
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance
and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
atau (Gal 6:14)
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifÃxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum.
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifÃxus est, et ego mundo.
(Khusus perayaan pesta pelindung paroki/stasi/tarekat St. Fransiskus dari Assisi, pada Misa ini ada Madah Kemuliaan)
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti
Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar
kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati
sukacita abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan dari Kitab Barukh (1:15-22)
"Kami telah berdosa terhadap Tuhan dan tidak taat."
Katakanlah
begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah
kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini,
yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja
kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami.
Memang kami telah berdosa terhadap Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan
tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, untuk mengikuti segala
ketetapan Tuhan yang telah ditaruhnya di hadapan kami. Semenjak Tuhan
membawa nenek moyang kami ke luar dari negeri Mesir sampai dengan hari
ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah
kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya. Dari sebab itu
melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan
Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya ke
luar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu
dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak
mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang
telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah
lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami
melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami
Ayat. (Mzm 79:1-5.8-9)
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu,
menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing.
Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara
untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada
binatang-binatang liar di bumi. 2. Mereka menumpahkan darah
orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang
menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang
sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus? Berapa
lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api? 3. Janganlah
perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu
segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami. 4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:13-16)
"Barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku!"
Sekali
peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah
engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi
mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama
mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan
Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau,
Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan
kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak
Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
atau
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)
Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin
Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di
masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah
air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana
keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap
pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan
bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait
Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega
yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MT-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata
kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah
yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu
malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada
Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di
hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang
abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib
Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku
dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada
artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi
semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi
semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera
dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena
pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih
karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Sekuensia St. Fransiskus dari Assisi (fakultatif)
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa,
Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa,
itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa
kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta
orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah
kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan
mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah
beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Giovanni Francesco Bernardone lahir di Asisi, daerah pegunungan Umbria, Italia Tengah pada tahun 1182. Ayahnya, Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya; sedang ibunya Yohana Dona Pica, seorang puteri bangsawan picardia, Prancis. Ia dipermandikan dengan nama 'Giovanni Francesco Bernardone' tetapi kemudian lebih dikenal dengan nama 'Francesco' karena kemahirannya berbahasa Prancis yang diajarkan ibunya.
la sangat dimanjakan ayahnya sehingga berkembang menjadi seorang pemuda yang suka berfoya-foya dan pemboros. Pada umur 20 tahun ia bersama teman-temannya terlibat sebagai prajurit dalam perang saudara antara Asisi dan Perugia. Dalam pertempuran itu ia ditangkap dan dipenjarakan selama 1 tahun hingga jatuh sakit setelah dibebaskan. Pengalaman pahit itu menandai awal hidupnya yang baru. Ia tidak tertarik lagi dengan usaha dagang ayahnya dan corak hidup mewahnya dahulu. Sebaliknya ia lebih tertarik pada corak hidup sederhana dan miskin sambil lebih banyak meluangkan waktunya untuk berdoa di gereja, mengunjungi orang-orang di penjara dan melayani orang-orang miskin dan sakit. Sungguh suatu keputusan pribadi yang datang di luar bayangan orang sedaerahnya dan orangtuanya. Tak lama kemudian ketika sedang berdoa di gereja San Damian di luar kota Asisi, ia mendengar suatu suara keluar dari Salib Yesus: "Fransiskus, perbaikilah rumahku yang hampir rubuh ini!" Fransiskus tertegun sebentar lalu dengan yakin mengatakan bahwa suara itu adalah suara Yesus sendiri. Segera ia lari ke rumah. Tanpa banyak pikir dia mengambil setumpuk kain mahal dari gudang ayahnya lalu menjual kain-kain itu. Uang basil penjualan kain itu diberikan kepada pastor paroki San Damian untuk membiayai perbaikan gereja itu. Tetapi pastor menolak pemberiannya itu.
Ayahnya marah besar lalu memukul dan menguncinya di dalam sebuah kamar. Ibunya jatuh kasihan lalu membebaskan dia dari kurungan itu. Setelah dibebaskan ibunya, ia kembali ke gereja San Damian. Ayahnya mengikuti dia ke sana, memukulnya sambil memaksanya mengembalikan uang hasil penjualan kain itu. Dengan tenang ia mengatakan bahwa uang itu sudah diberikan kepada orang-orang miskin. Ia juga tidak mau kembali lagi ke rumah meskipun ayahnya menyeret pulang. Ayahnya tidak berdaya lalu meminta bantuan Uskup Asisi untuk membujuk Fransiskus agar mengembalikan uang itu. Fransiskus patuh pada Uskup. Di hadapan Uskup Asisi, ia melucuti pakaian yang dikenakannya sambil mengatakan bahwa pakaian-pakaian itu pun milik ayahnya. Dan semenjak itu hanya Tuhan-lah yang menjadi ayahnya. Sang Uskup memberikan kepadanya sehelai mantel dan sebuah ikat pinggang. Inilah pakaian para gembala domba dari Umbria, yang kemudian menjadi pakaian para biarawan Fransiskus.
Fransiskus tidak kecut apalagi sedih hati dengan semua yang terjadi atas dirinya. Ia bahkan dengan bangga berkata: "Nah, sekarang barulah aku dapat berdoa sungguh-sungguh "Bapa kami yang ada di surga." Dan semenjak itu Sabda Yesus "Barangsiapa yang mau mengikuti Aku, ia harus menjual segala harta kekayaannya dan membagikannya kepada orang miskin" menjadi dasar hidupnya yang baru. Sehari-harian ia mengemis sambil berkotbah kepada orang-orang yang ada di sekitar gereja San Damiano. Ia menolong orang-orang miskin dan penderita lepra dengan uang yang diperolehnya setiap hari. Ia sendiri hidup miskin. Kalau ia berbicara tentang nasehat-nasehat Injil, ia menggunakan bahasa lagu-lagu cinta yang populer dan bahasa-bahasa puitis. Ia sendiri rajin menyusun puisi-puisi dan selalu membacakannya keraskeras kalau ia berjalan jalan.
la disebut orang sekitar dengan nama "Poverello" (=Lelaki miskin). Cara hidupnya, yang miskin tetapi selalu gembira dan penuh cinta kepada orang-orang miskin dan sakit, menarik minat banyak pemuda. Pada tahun 1209, ada tiga orang bergabung bersamanya: Bernardus Guantevale, seorang pedagang kaya; Petrus Katana, seorang pegawai, dan Giles, seorang yang sederhana dan bijak. Harta benda mereka dipakai untuk melayani kaum miskin dan orang-orang sakit. Bersama derigan tiga orang itu, Fransiskus membentuk sebuah komunitas persaudaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah ordo yaitu "Ordo Saudara-saudara Dina", atau "Ordo Fransiskan." Tak ketinggalan wanita-wanita. Klara, seorang gadis Asisi meninggalkan rumahnya dan bergabung juga bersamanya. Bagi Klara dan kawan-kawannya, Fransiskus mendirikan sebuah perkumpulan khusus. Itulah awal dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan atau Ordo Kedua Fransiskan.
Fransiskus ditahbiskan menjadi diakon dan mau tetap menjadi seorang diakon sampai mati. Ia tidak mau ditahbiskan menjadi imam. Lebih dari orang-orang lain, Fransiskus berusaha hidup menyerupai Kristus. Ia. menekankan kemiskinan absolut bagi para pengikutnya waktu itu. Sebagai tambahan pada kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan, ia menekankan juga penghayatan semangat cinta persaudaraan, dan kesederhanaan hidup. Ordo Benediktin yang sudah lama berdiri memberi mereka sebidang tanah. Demi sahnya komunitas yang dibentuknya, dan aturan hidup yang disusunnya, ia berangkat ke Roma pada tahun 1210 untuk meminta restu dari Sri Paus Innosensius III (1198-1216). Mulanya Sri Paus menolak. Tetapi pada suatu malam dalam mimpinya, Paus melihat tembuk-tembok Basilik Santo Yohanes Lateran berguncang dan Fransiskus sendiri menopangnya dengan bahunya. Pada waktu pagi, Paus langsung memberikan restu kepada Fransiskus tanpa banyak bicara.
Lagi-lagi Ordo Benediktin menunjukkan perhatiannya kepada Fransiskus dan kawan-kawannya. Kapela Maria Ratu para Malaekat di Portiuncula, milik para rahib Benediktin, kira-kira dua mil jauhnya dari kota Asisi, diserahkan kepada Fransiskus oleh Abbas Ordo Benediktin. Fransiskus gembira sekali. Ia mulai mendirikan pondok-pondok kecil dari kayu di sekitar kapela itu sebagai tempat tinggal mereka yang pertama. Kemudian Chiusi, seorang tuan tanah di daerah itu, memberikan kepadanya sebidang tanah di atas bukit La Verna, di bilangan bukit-bukit Tuscan. La Verna kemudian dijadikannya sebagai tempat berdoa dan bermeditasi. Semangat kerasulannya mulai membara dari hari ke hari. Dalam hatinya mulai tumbuh keinginan besar untuk mempertobatkan orangorang Muslim di belahan dunia Timur. Ia mulai menyusun rencana perjalanan ke Timur. Pada musim gugur tahun 1212, ia bersama seorang kawannya berangkat ke Syria. Tetapi nasib sial menghadang mereka di pertengahan jalan. Kapal yang mereka tumpangi karam dan mereka terpaksa kembali lagi ke Italia. Tetapi ia tidak putus asa. Ia mencoba lagi dan kali ini ia mau pergi ke Maroko melalui Spanyol. Tetapi sekali lagi niatnya tidak bisa terlaksana karena ia jatuh sakit. Pada bulan Juni 1219, ia sekali lagi berangkat ke belahan dunia Timur bersama 12 orang temannya. Mereka mendarat di Damaieta, delta sungai Nil, Mesir. Di sana mereka menggabungkan diri dengan pasukan Perang Salib yang berkemah di sana. Nasib sial menimpa dirinya lagi. Ia ditawan oleh Sultan Mesir. Saat itu menjadi suatu peluang baik baginya untuk berbicara dengan Sultan Islam itu. Sebagai tawanan ia minta izin untuk berbicara dengan Sultan Mesir. Ia. berharap dengan pertemuan dan pembicaraan dengan Sultan, ia dapat mempertobatkannya. Sultan menerima dia dengan baik sesuai adat sopan santun ketimuran. Namun pertemuan itu sia-sia saja. Sultan tidak bertobat dan menyuruhnya pulang kepada teman-temannya di perkemahan setelah mendengarkan kotbahnya.
Setelah beberapa lama berada di Tanah Suci, Fransiskus dipanggil pulang oleh komunitasnya. Selama beberapa tahun, ia berusaha menyempurnakan aturan hidup komunitasnya. Selain itu ia mendirikan lagi Ordo Ketiga Fransiskan. Ordo ini dikhususkan bagi umat awam yang ingin mengikuti cara hidup dan ajarannya sambil tetap mengemban tugas sebagai bapa-ibu keluarga atau tugas-tugas lain di dalam masyarakat. Para anggotanya diwajibkan juga untuk mengikrarkan kaul kemiskinan dan kesucian hidup. Kelompok ini lazim disebut kelompok "Tertier". Tugas pokok mereka ialah melakukan perbuatan-perbuatan baik di dalam keluarga dan masyarakat dan mengikuti cara hidup Fransiskan tanpa menarik diri dari dunia.
Ordo Fransiskan ini berkembang dengan pesat dan menakjubkan. Dalam waktu relatif singkat komunitas Fransiskan bertambah banyak jumlahnya di Italia, Spanyol, Jerman dan Hungaria. Pada tahun 1219 anggotanya sudah 5000 orang. Melirlat perkembangan yang menggembirakan ini maka pada tahun 1222, Paus Honorius III (1216-1227) secara resmi mengakui komunitas religius Fransiskan beserta aturan hidupnya. Pada tahun 1223, Fransiskus merayakan Natal di daerah Greccio. Upacara malam Natal diselenggarakan di luar gereja. Dia rnenghidupkan kembali. gua Betlehem dengan gambar-gambar sebesar badan. Penghormatan kepada Kanak-kanak Yesus yang sudah menjadi suatu kebiasaan Gereja dipopulerkan oleh Fransiskus bersama para pengikutnya.
Pada umur 43 tahun ketika sedang. berdoa di bukit La Verna sekonyong-konyong terasa sakit di badannya dan muncul di kaki dan tangan serta lambungnya luka-luka yang sama seperti luka-luka Yesus. Itulah 'stigmata' Fransiskus. Luka-luka itu tidak pernah hilang seliingga menjadi sumber rasa sakit dan kelemahan tubuhnya. Semenjak peristiwa ajaib itu, Fransiskus mulai mengenakan sepatu dan mulai menyembunyikan tangan-tangannya di balik jubahnya. Fransiskus dikagumi orang-orang sezamannya bahkan hingga kini karena berbagai karunia luar biasa yang dimilikinya. Ia dijuluki "Sahabat alam semesta" karena cintanya yang besar dan dalam terhadap alam ciptaan Tuhan. Semua ciptaan menggerakkan jiwanya untuk bersyukur kepada Tuhan dan memuliakan keagunganNya. Seluruh alam raya beserta isinya benar-benar berdamai dengan Fransiskus. Ia dapat berbincang-bincang dengan semua ciptaan seperti layaknya dengan manusia. Semua disapanya sebagai 'saudara': saudara matahari, saudari bulan, saudara burung-burung, dll. Ia benar-benar menjadi sahabat alam dan binatang.
Lama kelamaan kesehatannya semakin menurun dan pandangan matanya mulai kabur. Dalam kondisi itu, ia menyusun karyanya yang besar "Gita Sang Surya." Salah satu kidung di dalamnya, yang melukiskan tentang 'keindahan saling mengampuni' dipakainya untuk mendamaikan Uskup dengan Penguasa Asisi yang sedang bertikai. Ia diminta untuk mendamaikan keduanya. Untuk itu ia menganjurkan agar perdamaian itu dilakukan di halaman istana uskup bersama beberapa imam dan pegawai kota. Ia sendiri tidak ikut serta dalam pertemuan perdamaian itu. Namun ia mengutus dua orang rekannya ke sana dengan instruksi untuk menyanyikan lagu "Gita Sang Surya", yang telah ia tambahi dengan satu bagian tentang 'keindahan saling mengampuni'. Ketika mendengar nyanyian yang dibawakan dengan begitu indah oleh dua orang biarawan Fransiskan itu, Uskup dan Penguasa Asisi itu langsung berdamai tanpa banyak bicara.
Menjelang tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengundurkan diri. Sebab, di antara saudara-saudarariya seordo terjadilah selisihpaham mengenai penghayatan hidup miskin seperti yang diointai dan dihayatinya sendiri. Pada tanggal 3 Oktober 1226 dalam umur 44 tahun, Fransiskus meninggal dunia di kapela Portiuncula. Dua tahun berikutnya, ia langsung dinyatakan 'kudus' oleh Gereja.
Fransiskus adalah orang kudus besar yang dikagumi Gereja dan seluruh umat hingga kini. Kebesarannya terletak pada dua hal berikut: kegembiraannya dalam hidup yang sederhana, menderita lapar dan sakit, dan pada cintanya yang merangkul seluruh ciptaan. Ketika Gereja menjadi lemah dan sakit karena lebih tergiur dengan kekayaan dan kekuasaan duniawi, Fransiskus menunjukkan kembali kekayaan iman Kristen dengan menghayati sungguh-sungguh nasehat-nasehat dan cita-cita Injil yang asli: kerendahan hati, kemiskinan dan cinta.! (Imankatolik.or.id)
"Apakah yang dilakukan oleh seorang miskin di depan pintu seorang kaya,
seorang sakit di depan dokter, seorang yang haus di tepi aliran sungai?
Apa yang mereka lakukan, aku lakukan di depan Allah dalam Ekaristi. Aku
berdoa, aku menyembah, aku mencintai.” — St. Fransiskus Assisi)
Mrk. 5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
Et irridebant eum. Ipse vero, eiectis omnibus, assumit patrem puellae et matrem et, qui secum erant, et ingreditur, ubi erat puella;
Syalom aleikhem. Persis sebelumnya, Tuhan mengatakan anak Yairus tak mati, tapi tidur. Orang-orang di sana yang disebut “mereka” pada awal ayat ini tentu tertawa. Mereka mengejek Tuhan. Jelas anak itu telah mati, pikir mereka, bagaimana mungkin orang ini bilang si anak tak mati. Secara faktual, orang-orang itu benar sebab anak Yairus sudah mati. Namun, Sang Kristus pun benar sebab dari sudut pandang-Nya, kematian tak punya arti apa-apa.
Kata “diusir” dalam teks Yunani biasa dikenakan untuk tindakan mengusir roh jahat. Bukan berarti Tuhan memakai kekerasan ketika mengusir orang-orang yang menertawakan-Nya. Tuhan meminta mereka keluar, itu saja. Injil menggunakan kata “mengusir” untuk menggambarkan secara rohani ketakpercayaan harus diusir dari diri orang. Kita melihat, orang-orang itu tidak/belum percaya akan kuasa Tuhan. Itu yang perlu diusir, sikap tidak/kurang beriman.
Kata “dibawa” artinya ‘diajak masuk’. Dengan demikian, di ruangan kini ada tujuh orang: si anak, Tuhan, Yairus dan istrinya, serta ketiga murid: Petrus, Yakobus, Yohanes. Kejadian berikut melibatkan hanya ketujuh orang.
Mrk 5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”
et tenens manum puellae ait illi: “ Talitha, qum! ” — quod est interpretatum: “ Puella, tibi dico: Surge! ” - .
Ayat ini cukup jelas mengisahkan perbuatan dan perkataan Tuhan. Kata-kata bahasa Aram itu (talita kum) bukan mantera, itu kata-kata biasa. Zaman itu, orang Israel pada umumnya bicara dalam Aram. Injil mengingatkan kita akan “bahasa asli” yang digunakan Tuhan.
Mrk. 5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
Et confestim surrexit puella et ambulabat; erat enim annorum duodecim. Et obstupuerunt continuo stupore magno.
Dampak perbuatan dan perkataan Tuhan dijelaskan: si anak bangun, orang-orang takjub. Kata “takjub” ini sama dengan yang dipakai di 2:12. Frasa “semua orang” artinya semua yang hadir, tak hanya Yairus dan istrinya serta ketiga murid, melainkan termasuk orang-orang yang tadinya menertawakan Tuhan.
Mrk. 5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Et praecepit illis vehementer, ut nemo id sciret, et dixit dari illi manducare.
Ada dua perintah: pertama, peristiwa ini jangan sampai diketahui orang; kedua, si anak diberi makan. Larangan ini sama dengan yang ada pada 1:34.44 dan 3:12.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati