Pentingnya keheningan ditandaskan oleh PUMR, tak hanya selama perayaan, bahkan sebelumnya. PUMR no. 45 menyebut tiga wilayah di mana keheningan hendaknya dijalankan sebelum Kurban Misa: (1) di dalam gereja; (2) di sakristi; (3) di area sekitar gereja. Kalau nomor (3) agak sulit, hendaknya nomor (1) dan (2) diupayakan. Di dalam gereja itu demi umat, di sakristi demi pelayan liturgi supaya sama-sama siap menyembah Allah.
Ketika semuanya siap, Misa diawali dengan Ritus Pembuka yang isinya, menurut PUMR no. 46: Perarakan Masuk, Salam, Pengantar, Pernyataan Tobat, Kyrie, Gloria, dan Collecta. Kyrie itu Tuhan Kasihanilah, Gloria Kemuliaan, Collecta adalah Doa Pembuka. Ritus ini punya ciri khas sebagai (1) pembuka; (2) pengantar; (3) persiapan. Hakikat ritus ini adalah persiapan untuk bagian utama pertama Misa, yaitu Liturgi Sabda.
Tujuan adanya Ritus Pembuka: (1) mempersatukan umat yang berhimpun; (2) mempersiapkan umat supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dengan perhatian dan, lebih dalam, merayakan Ekaristi dengan layak dan pantas. Cara mempersatukan umat adalah dengan berbagai pernyataan dan doa dan nyanyian yang dilakukan bersama-sama. Nilai kebersamaan menjadi penting di sana.
Tak kurang penting, Ritus Pembuka adalah persiapan bagi Sabda. Demi perhatian kita pada Sabda Allah, diadakan Ritus Pembuka. Jika datang pas Doa Pembuka, ambil contoh, anda mendengar Sabda tanpa persiapan yang cukup.
“Kemiskinan-Nya memperkaya, pinggiran jubah-Nya menyembuhkan, kelaparan-Nya memuaskan, wafat-Nya memberi hidup, penguburan-Nya memberi kebangkitan. Oleh karena itu, Dia adalah harta kekayaan, karena roti-Nya begitu kaya. Dan ‘kaya’ adalah sesuai untuk orang yang telah makan roti ini dan tak akan bisa merasakan lapar lagi. Dia memberikannya kepada para rasul untuk dibagikan kepada orang-orang percaya, dan hari ini Dia memberikannya kepada kita, karena Dia, sebagai imam, setiap hari mengkonsekrasikan roti ini dengan sabda-Nya sendiri. Oleh karena itu, roti ini telah menjadi makanan bagi orang-orang kudus.” — St. Ambrosius dari Milan
Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd-4)
Segala ujung bumi telah menyaksikan penyelamatan oleh Allah kita.
Bersoraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersorak gembira dan
bernyanyilah.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, Maha Pengasih, semua orang Kausayangi dan Kaupanggil
masuk ke dalam Gereja-Mu, bersatu dengan Yesus Putra-Mu. Kami mohon,
Kaujaga dan Kaulindungi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:1-7)
"Dengan perantaraan Kristuslah kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa supaya percaya."
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan
dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu dahulu telah
dijanjikan-Nya dengan perantaraan para nabi dalam kitab-kitab suci.
Pokok isinya ialah tentang Anak Allah yang menurut daging dilahirkan
dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan sebagai Anak
Allah yang berkuasa, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia
itulah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima
kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya
mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kalian yang telah dipanggil
menjadi milik Kristus, kalian pun termasuk di antara mereka. Kepada
kalian semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil
dan dijadikan orang-orang kudus: Semoga kasih karunia dan damai
sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai
kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ul: lh. 11, do=c, 2/4, PS No. 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
atau Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya,
telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah
kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab) Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni
Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu
tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian
pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu
penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari
angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di
sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang
Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan
pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada
Yunus!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Cerita tentang Yunus yang tercebur di laut dan masuk ke dalam perut ikan
selama tiga hari merupakan peristiwa langka dan bisa dikatakan
mustahil. Peristiwa itu rupanya mau menjelaskan campur tangan Tuhan
untuk orang yang tak mau pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh-Nya untuk
mewartakan pertobatan. Akhirnya melalui peristiwa itu Yesus diantar ke
tempat yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu Niniwe, agar orang-orang
Niniwe bertobat. Nabi Yunus menjadi tokoh yang terkenal oleh orang
Israel dalam mewartakan pertobatan agar Israel tidak menjadi sombong dan
tidak toleran terhadap bangsa lain, yang bukan orang Yahudi. Allah
telah memilih umat Israel menjadi umat pilihan-Nya justru agar mereka
menjadi berkat bagi semua orang di bumi dan terang bagi bangsa-bangsa.
Allah tidak bisa dibatasi untuk diri sendiri saja, sebab Ia menjadi
Allah bagi semua orang. Kota Niniwe adalah ibukota negeri Asyur, musuh
yang sangat dibenci Israel. Tak mengherankan kalau Yunus menolak diutus
ke tempat itu.
Secara
terus-menerus orang diajak untuk bertobat agar orang senantiasa ingat
bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari kuk perhambaan. Artinya,
orang sudah merdeka, tidak terbelenggu dosa lagi. Menjadi sangat ironis
kalau orang yang sudah dibebaskan, malah kemudian mau menjadi
terbelenggu lagi. Maka, ajakan pertobatan sebenarnya juga berisi ajakan
untuk tidak kembali lagi kepada belenggu dosa itu. Tetapi, toh kalau
kemudian tetap jatuh dalam dosa yang sama, orang akan selalu ditarik
lagi dari lubang dosa itu. Justru karena itulah ajakan pertobatan itu
selalu dikumandangkan. Meskipun begitu, kadang orang berpura-pura tidak
mendengarkan ajakan itu dan sulit bertobat.
Memang bertobat bukanlah perkara mudah. Yang paling dibutuhkan dalam
proses ini adalah kehendak yang kuat untuk berubah. Selain itu, juga
perlu kesadaran bahwa pertobatan sejati tidak membutuhkan syarat-syarat
atau tanda-tanda tertentu. Misalnya, ”Saya mau bertobat kalau.....”
Yang pokok dan terpenting adalah orang tersebut mau bertobat. Kalau
orang mau, entah ada tanda atau tidak, orang akan tetap bertobat.
Tetapi, meskipun ada banyak tanda, kalau orang tidak ada kemauan
bertobat, pertobatan itu juga tidak akan pernah terjadi. Bahkan boleh
dikatakan, jika ada orang yang menuntut tanda untuk pertobatannya, yang
sebenarnya terjadi adalah ia hanya mencari dalih agar tidak perlu
bertobat.(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Rm 1:7)
Tuhan menyayangi kalian dan memanggil kalian menjadi umat-Nya. Kasih
karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus
Kristus, menyertai kalian.
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan
aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti
berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa
mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk
melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan
iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan
sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang
palsu. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 130:3-4)
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.
If you, O Lord, should mark iniquities, Lord, who could stand? But with you is found forgiveness, O God of Israel.
Si iniquitates observaveris Domine, Domine quis sustinebit? quia apud te propitiatio est, Deus Israel.
Doa Pembuka
Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan
mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang
baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2Raj 5:14-17)
"Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan."
Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke Sungai Yordan,
lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu, sesuai dengan
perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti
tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan
seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke
depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak
ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu
pemberian dari hambamu ini!” Tetapi Elisa menjawab, “Demi Tuhan yang
hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa.” Walaupun
Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya
berkatalah Naaman, “Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini
tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini
tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau kurban sembelihan
kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; R: 2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia
telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih setia-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah
kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah! Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 2:8-13)
"Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Kristus."
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud,
yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam
Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu
seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena
itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah,
supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan
kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini, “Jika kita mati dengan
Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun
akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan
menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia
tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18; 2/4)
Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan
Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta
menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus,
Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata,
“Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam
perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika
melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan
suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah
kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang
sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain orang asing ini?” lalu Yesus berkata kepada
orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan MENYELAMATKAN YANG TERBUANG
Ketika kami tinggal di Singapura, di paroki kami diadakan suatu acara
doa penyembuhan dengan mengundang salah seorang Romo, yang terkenal
mempunyai karunia penyembuhan. Aula gereja yang cukup besar tidak mampu
untuk menampung umat yang membludak, sehingga banyak di antara mereka
yang akhirnya harus berdiri di luar. Beberapa minggu kemudian, Romo yang
sama itu datang lagi di aula yang sama, bukan untuk memimpin doa
penyembuhan, tetapi untuk memberikan pengajaran. Tapi herannya, aula
yang pada waktu acara penyembuhan itu tidak mampu menampung umat, kini
hanya terisi kurang dari setengahnya saja. Rupanya kebanyakan orang
lebih tertarik kepada acara penyembuhan daripada pengajaran. Banyak
orang lebih tertarik kepada acara-acara yang nampak sensasional, mencari
dan mengharapkan untuk melihat mukjizat-mukjizat dibandingkan dengan
pengajaran- pengajaran tentang iman. Betapa banyak umat Katolik yang
rajin mengikuti acara-acara doa penyembuhan, bahkan yang tidak diadakan
di Gereja Katolik. Tapi menghadiri pengajaran iman untuk lebih mengenal
Yesus? Ogah ah, bosan!
Bacaan Injil Lukas pada hari ini
menceritakan tentang sepuluh orang kusta yang berteriak kepada Yesus,
“Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Penyakit kusta adalah penyakit yang
paling hina saat itu, yang membuat para penyandangnya menjadi kaum yang
dikucilkan. Maka Yesus, yang tergerak oleh belas kasihan, memberikan
kesembuhan kepada kesepuluh penderita kusta yang memohon kepada-Nya ini
(lih. Luk 17:17). Namun ternyata, setelah mendapati diri mereka telah
sembuh, hanya satu orang dari mereka yang kembali kepada Yesus untuk
berterima kasih kepada-Nya dan memuliakan Allah. Orang itu adalah
seorang Samaria, seorang asing. Ah, ternyata sembilan orang kusta yang
lain lebih tertarik kepada kesembuhan yang telah mereka terima, namun
tidak peduli kepada Sang Pemberi kesembuhan. Kesembilan orang ini tidak
menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak hanya ingin memberikan kesembuhan
fisik, namun lebih daripada itu, kesembuhan rohani. Dengan kembali
kepada Yesus, orang Samaria tersebut menerima berkat lebih banyak lagi,
yaitu karunia iman yang menyelamatkan (lih. Luk 17:19).
Orang
Samaria ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa kembali kepada
Tuhan Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Mari kita lebih mengutamakan
Sang Pemberi berkat, daripada berkat-berkat-Nya. Mari kita belajar
untuk semakin mendalami iman kita, yang berpusat pada Yesus Kristus,
agar kita dapat semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Semoga dengan
demikian, iman kita bertumbuh dalam kesatuan dengan pengharapan dan
kasih, sehingga iman kita sungguh adalah iman yang menyelamatkan.
Pertanyaannya sekarang adalah: Di manakah kita dapat kembali menemukan
Tuhan Yesus untuk bersyukur kepada-Nya? Memang Tuhan ada di mana-mana,
dan dalam doa kita dapat selalu bersyukur kepada-Nya. Namun secara
khusus, keseluruhan Kristus, yaitu Tubuh, Darah, Jiwa dan
ke-Allahan-Nya, hadir dalam Sakramen Ekaristi. Maka sudah selayaknya
kita kembali kepada Kristus dalam Ekaristi, untuk bersyukur dan
memuliakan Allah, atas segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada kita.
Sudahkah
kita datang kepada Kristus dalam Ekaristi dengan penuh iman dan syukur?
Semoga kita dapat mendengar suara-Nya yang berbisik dalam hati kita,
“Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
Antifon Komuni (bdk. Mzm 34:11)
Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatu pun. The rich suffer want and go hungry, but those who seek the Lord lack no blessing.
atau (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When the Lord appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.
Renungan oleh: Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org
“Jika selagi Dia berkeliling di dunia, orang-orang sakit disembuhkan hanya dengan menjamah jubah-Nya, bagaimana mungkin kita ragu-ragu bahwa Dia akan melakukan mukjizat-mukjizat jika Dia ada di dalam kita, dan jika kita memiliki iman, atau bahwa Dia akan memberikan kepada kita apa yang kita minta kepada-Nya karena Dia ada di rumah kita?” — St. Teresa dari Avila
Antifon Pembuka (Luk 11:28)
Yang berbahagia ialah mereka, yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, Engkaulah benteng perlindungan bagi siapa saja
yang mengimani Engkau. Semoga sabda-Mu, mendasari kehidupan kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin. Melalui
Nabi Yoel, Tuhan memberikan ancaman hukuman. Ancaman hukuman itu
merupakan sebuah undangan untuk bertobat. Dengan bertobat, kita
mendapatkan kembali kasih pengampunan Tuhan.
Bacaan dari Nubuat Yoel (3:12-21)
"Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian."
Hendaklah bangsa-bangsa bergerak dan maju ke Lembah Yosafat, sebab di
sana Aku akan duduk untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru.
Ayunkanlah sabit, sebab sudah masaklah tuaian. Marilah, iriklah, sebab
tempat anggur sudah penuh; tempat-tempat pemerasan sudah berkelimpahan.
Sebab banyaklah kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah
penentuan! Ya, sudah dekatlah hari Tuhan di lembah penentuan! Matahari
dan bulan menjadi gelap dan bintang-bintang kehilangan cahayanya. Tuhan
mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya, dan
langit serta bumi pun bergoncang. Tetapi Tuhan adalah tempat
perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel. Maka kalian
akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, adalah Allahmu, yang tinggal di Sion,
gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang
luar takkan melintasinya lagi. Pada waktu itu akan terjadi bahwa
gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan
susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan
terbit dari rumah Tuhan dan akan membasahi Lembah Sitim. Mesir akan
menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, oleh
sebab kekerasan terhadap keturunan Yehuda, oleh karena mereka telah
menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tanahnya. Tetapi Yehuda
tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem turun-temurun. Aku
akan membalas darah mereka yang belum Kubalas; Tuhan tetap diam di
Sion.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan
semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang
yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan
nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan Sabda Tuhan dan memeliharanya. Setiap
orang ingin hidup bahagia. Lantas di mana letak kebahagiaan seorang
murid Tuhan? Yakni, dalam hal ini: mendengarkan sabda Tuhan dan
melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak,
berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata
kepada Yesus, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui
Engkau.” Tetapi Yesus bersabda, “Yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
“Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim” (Yoel 3:18). Kutipan di atas ini merupakan janji bagi bangsa terpilih yang akan melaksanakan kehendak atau perintah Tuhan, maka baiklah kita renungkan bagi kita sebagai umat beriman. Kebahagiaan dan damai sejati akan kita nikmati jika kita setia melaksanakan kehendak Tuhan, antara lain dengan setia menghayati aneka janji yang pernah kita ikrarkan, misalnya: janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, janji pegawai atau pejabat dst.. . Maka hendaknya kita tidak berhenti bangga dan puas ketika sedang mengikrarkan janji-janji tersebut. Saat pengikraran janji tersebut hemat saya bagaikan ‘SIM’ (Surat Izin Menghayati). Sebagai orang yang telah dibaptis, marilah kita hayati dalam hidup sehari-hari janji kita untuk hanya mengabdi Tuhan Allah saja dan menolak semua godaan setan; sebagai suami-isteri marilah kita hayati janji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit; sebagai imam marilah kita hayati sebagai penyalur berkat/rahmat Allah kepada manusia dan sebagai yang telah berkaul triprasetia marilah kita senanitiasa membaktikan diri sepenuhnya pada Penyelenggaraan Ilahi dan secara konkret membaktikan diri bagi sesama agar mereka bahagia dan damai sejahtera. “Gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu”, yang sakit akan sembuh dan segar bugar kembali, yang tertindas akan terbebaskan, yang sedih akan berbahagia, yang frustrasi akan bergairah, dst.. jika setia pada janji-janji yang pernah diikrarkan. Jika kita setia pada janji yang pernah kita ikrarkan, maka dari diri kita akan mengalir kesegaran dan kegairahan alias siapapun yang melihat dan hidup bersama dengan kita akan semakin segar dan bergairah.
Kebahagiaan sejati seorang ibu antara lain ketika melihat anak yang telah dikandung dan disusuinya tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, yang berbakti kepada kepentingan dan kebutuhan sesamanya, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya. Maka ada seorang perempuan, yang telah menyaksikan dan mengalami keberhasilan pelayanan Yesus, berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau”. Mendengarkan kata-kata itu tanggapan Yesus nampak ‘menolak atau tidak menyetujui’, tetapi sebenarnya ‘meneguhkan’, ketika Ia berkata:”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Yang dimaksudkan oleh Yesus di sini tidak lain adalah Bunda Maria, yang telah mengandung-Nya dan menyusuiNya. Bunda Maria, teladan umat beriman, senantiasa ‘mendengarkan firman Allah dan memeliharanya atau melaksanakannya’, dan dengan demikian senantiasa berbahagia karenanya. Maka jika kita mendambakan kebahagiaan sejati, marilah kita dengarkan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, kita renungkan dan hayati atau laksanakan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Keunggulan hidup beriman terletak dalam penghayatan atau pelaksanaan bukan wacana atau omongan. Maka baiklah aneka peraturan atau tatanan hidup sekecil atau sesederhana apapun marilah kita hayati atau laksanakan, entah dilihat oleh orang lain atau tidak. Secara khusus saya mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mentaati dan melaksanakan aneka aturan lalu lintas atau rambu-rambu lalu lintas ketika sedang di perjalanan, entah sebagai pengendara kendaraan maupun pejalan kaki. Tertib berlalu-lintas di jalanan hemat saya merupakan cermin tertib cara hidup dan cara bertindak warga masyarakat atau bangsa.
Antifon Komuni (1Yoh 2:5)
Barangsiapa melaksanakan sabda Kristus, dialah yang memiliki cinta kasih Allah yang sempurna.
Doa Malam
Allah Bapa Sumber Kehidupan, ajarilah aku untuk mendengarkan suara
sabda-Mu yang terjadi di dalam hidup harian ini. Bukalah mata hatiku
agar aku siap melakukan apa yang menjadi kehendak-Mu kendati berat.
Namun, bersama Engkau aku bisa, oleh karena itu aku tidak akan
mengandalkan kekuatanku sendiri. Amin.
“Siapapun yang memisahkan diri dari Gereja …. terpisah dari janji-janji
Gereja.; ia yang meninggalkan Gereja tidak akan memperoleh penghargaan
dari Kristus…Ia tak dapat memiliki Tuhan sebagai Bapa-Nya, yang tidak
mempunyai Gereja sebagai ibunya; …. Siapapun yang menghancurkan damai
dan harmoni Kristus, bertindak melawan Kristus; barangsiapa mengumpulkan
di tempat lain di luar Gereja, mencerai-beraikan Gereja Kristus…. Jika
seseorang tidak menjaga kesatuan ini, ia tidak menjaga hukum Tuhan, ia
telah kehilangan iman akan Bapa, Putra dan ia telah kehilangan hidupnya
dan jiwanya” (St. Siprianus, The Unity of the Catholic Church, 6).
Antifon Pembuka (Mzm 9:2-3)
Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan
segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria
karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Benteng Kekuatan kami, berkenanlah menjaga kelangsungan
semangat Yesus Putra-Mu dalam diri kami. Semoga kami rukun bersatu padu
dan selalu bersedia membangun kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yoel (1:13-15;2:1-2)
"Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut."
Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah. Merataplah,
hai para pelayan mezbah. Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain
kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah lama di rumah Allahmu
tiada kurban sajian dan kurban curahan. Adakanlah puasa yang kudus,
maklumkanlah perkumpulan raya. Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh
penduduk negeri ke rumah Tuhan Allahmu, dan berteriaklah kepada Tuhan.
Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datangnya seperti hari
pemusnahan dari Yang Mahakuasa. Tiuplah sangkakala di Sion dan
berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk
negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Suatu hari
gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat.
Seperti fajar di atas gunung-gunung terbentanglah suatu bangsa yang
besar dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan
tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun, pada masa yang akan
datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 9:2-3.6.16.8-9; R: 9a)
1. Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau
menceritakan perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria
karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
2. Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang
fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan
selama-lamanya. Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuatnya,
kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
3. Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya
didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi
dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan; dan
bila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang
kepada-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:15-26)
"Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."
Sekali peristiwa, setelah Yesus mengusir setan, ada beberapa orang yang
berkata, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan." Ada
pula yang mencobai Dia dan meminta tanda dari surga. Tetapi Yesus
mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Setiap kerajaan yang
terpecah-pecah, pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang
terpecah-pecah, pasti runtuh. Jika Iblis juga terbagi-bagi dan melawan
dirinya sendiri, bagaimana mungkin kerajaannya dapat bertahan? Sebab
kalian berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah
pengikut-pengikutmu mengusir setan? Sebab itu merekalah yang akan
menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang
kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya, amanlah segala miliknya.
Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan
mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang
diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Barangsiapa tidak
bersama Aku, ia melawan Daku, dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama
Aku, ia mencerai-beraikan. Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia
mengembara di tempat-tempat yang tandus mencari perhentian; dan karena
tidak mendapatnya, ia berkata, 'Aku akan kembali ke rumah yang telah
kutinggalkan itu.' Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih
tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain
yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan tinggal di situ. Maka
akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Injil Lukas hari ini mengisahkan bagaimana Yesus mengusir roh-roh jahat
yang membisukan. Orang melihat Yesus mengusir setan dengan kuasa
Beelzebul. Lalu Yesus menjelaskan bahwa bukan kuasa setan yang ia
pergunakan melainkan kuasa Allah. Kuasa setan tidak akan mampu
mengalahkan setan. Yesus menegaskan bahwa yang memampukan dia mengusir
setan dan kuasa kejahatan, adalah kuasa Allah sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
dari kita takut dengan kuasa kejahatan atau aneka macam nama setan. Kita
percaya bahwa makhluk halus seperti setan, tuyul, gendruwo atau apapun
namanya eksis di sekitar kita. Kita seringkali kerasukan roh-roh itu dan
kita tidak berdaya untuk melepaskannya. Kalau kita beriman, roh jahat,
setan dan teman-temannya, bisa dengan mudah kita kalahkan. Iman akan
Tuhan, mampu mengusir dan mengalahkan mereka. Menggunakan air berkat dan
mendoakan mereka kita akan mudah mengusirnya. Apalagi ada kuasa imamat.
Setan yang sulit diusir adalah setan-setan yang ada dalam hati dan diri
kita manusia seperti egoisme, kebencian, iri hati, kedengkian, amarah.
Setan-setan inilah yang harus kita hancurkan terlebih dahulu karena
setan-setan inilah yang dengan mudah menghancurkan kehidupan dan relasi
kita baik dengan Allah ataupun dengan sesama. (RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN)
Antifon Komuni (Gal 3:14)
Allah menghendaki agar dalam Yesus Kristus berkat Abraham sampai kepada
bangsa-bangsa bukan Yahudi, sehingga berkat iman, kita menerima Roh yang
telah dijanjikan.
“Tutuplah telingamu, kalau ada orang mengajar kamu tanpa berbicara tentang Yesus Kristus” (St. Ignasius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Luk 11:9)
Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabaik, Engkaulah sahabat siapa saja yang mencari
Engkau. Semoga permohonan mereka Kaukabulkan, dan mereka Kaubuat gembira
dan tenang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin. Orang-orang
yang takwa akan beroleh selamat. Bagi mereka akan terbit surya
kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan. Sebaliknya, orang fasik akan
memperoleh kebinasaan.
Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13 - 4:2a)
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, "Bicaramu tentang Aku kurang
ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, 'Apakah yang kami bicarakan di
antara kami tentang Engkau?' Kalian berkata, 'Sia-sialah beribadat
kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan
terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan
semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang
gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka
mencobai Allah, namun luput juga.' Sebaiknya orang-orang yang takwa
berbicara demikian, 'Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah
kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa
kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.' "Mereka
akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri," sabda Tuhan semesta alam,
"pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti
seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat
kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat, antara orang yang
beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya.
Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang
gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar
oleh hari yang akan datang itu," sabda Tuhan semesta alam. "Mereka akan
habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi
kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan
siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
Bapa
di surga itu Allah yang Mahabaik. Karena itu, Ia memberikan yang
terbaik kepada kita jika meminta kepada-Nya dengan tulus ikhlas.
Janganlah malu-malu untuk meminta. Sebab Allah itu kaya dengan rahmat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:5-13)
"Mintalah, maka kalian akan diberi."
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda
kepada mereka, “Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke
rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjamilah aku
tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di
rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya,
masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu
aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku
tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.’ Aku berkata kepadamu:
Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun
ia itu sahabatnya namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu
itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh
karena itu, Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima, setiap orang
yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan
dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kalan, yang memberi anaknya
sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya
minta ikan? Atau kalajengking kalau yang diminta telur? Jika kalian yang
jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang
di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta
kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Walaupun
kelihatannya mereka yang tidak bertakwa kepada Allah memiliki hidup yang
nyaman, ternyata Allah menunjukkan akhir hidup yang berbeda bagi
mereka. Situasi ini, seringkali membuat mereka yang berjalan di jalan
Allah, menjadi ragu-ragu. Nubuat Maleakhi dalam bacaan pertama
meneguhkan mereka yang bertakwa supaya bersikap tenang melihat perbedaan
itu dan diajak untuk tetap setia kepada Allah. Ada sesuatu yang indah,
yang dipersiapkan oleh Allah bagi setiap orang yang menjaga ketakwaannya
kepada-Nya. Antifon Komuni (Luk 11:13)
Setiap orang yang meminta akan
menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat; dan setiap orang
yang mengetuk akan dibukakan pintu.
Doa Malam
Ya Tuhan dan Allahku, aku
bersyukur atas segala anugerah yang telah kuterima sepanjang hari ini.
Aku mohon, mampukanlah aku untuk makin percaya pada kehendak Bapa dalam
hidup harianku ini, sebagaimana Engkau telah melakukan kehendak Bapa
sebagai makanan sehari-hari. Amin.
Rabu, 09 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXVII
"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1).
"Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan
pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi
setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut
kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang
merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja
Katolik, 2761
Antifon Pembuka (Mzm 86:9-10)
Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada
doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, Engkau selalu memperhatikan
setiap orang, meski ia berdosa dan mengingkari Engkau. Kami bersyukur,
karena demikian besar cinta dan belas kasih-Mu; dan kami mohon semoga
kami bersedia berbuat baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani
kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah
kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah
yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih
setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah
sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan,
cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.”
Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari
kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan
sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan
terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah
sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari
kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah
pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga
layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah,
bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari
menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati.
Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan
bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?”
Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda,
“Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau
berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh
dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku
tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih
dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak?
Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku
berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab
kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada
doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya
Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau!
Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah! Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)
"Tuhan, ajarlah kami berdoa."
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia
berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya,
“Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar
murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa,
katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu.
Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa
kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Suatu berita baik, murid-murid meminta Yesus untuk
mengajari berdoa. Mereka ingin berdoa secara baik dan benar. Mengapa itu
disebut kabar baik? Pertama, karena para murid meminta
pengajaran pada orang yang tepat. Yesus adalah orangnya. Yesus adalah
Guru doa. Yesus mengerti benar apa itu doa dan bagaimana harus berdoa
secara baik dan benar. Karena Dia adalah seorang Pendoa. Bagi Yesus doa
adalah napas kehidupan-Nya. Tidak berdoa berarti kehilangan napas alias
mati. Oleh karenanya doa bagi-Nya bukan sambilan, mengisi waktu kosong
atau kalau sempat. Bukan! Doa merupakan dasar untuk menghayati
kehidupan.
Tidak mengherankan, bila Yesus berdoa sampai semalam-malaman. Ini tentu
mengherankan. Karena terkadang kita tidak betah berdoa agak lama.
Mengapa Yesus bisa sampai seperti itu? Karena Yesus menghayati doa
sebagai saat teduh; saat untuk berkomunikasi, berelasi dan bersekutu
dari hati ke hati dengan Allah Bapa-Nya. Saat cinta seperti itu lamanya
waktu tidak menjadi perhitungan lagi. Coba perhatikan saja, relasi orang
yang tengah saling mencintai, semua akan berjalan dengan mudah nan
indah. Kedua, belajar rendah hati. Manusia pada dasarnya tidak
bisa berdoa, bila tidak ditolong oleh Allah sendiri dalam Roh-Nya. Ini
harus kita akui. Berdoa memang sebuah tindakan manusiawi tetapi
sekaligus ilahi. Dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri
manusia tidak sampai pada Allah. Oleh karena itu,"Kerendahan hati
adalah dasar doa, karena 'kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus
berdoa' (Roma 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap
rendah hati" (Katekismus Gereja Katolik, 2559).
Kita tahu pula bahwa berdoa itu bukan mendikte atau memaksa Tuhan agar
kemauan atau kehendak kitalah yang terlaksana. Doa yang baik adalah doa
yang penuh kepasrahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Sta. Teresia
dari Lisieux pernah memberi teladan dalam doanya demikian, "O,
Allahku, aku ingin melaksanakan kehendak-Mu sepenuhnya dan mencapai
kemuliaan yang sudah Kausiapkan bagiku kerajaan-Mu. Singkatnya, aku mau
menjadi kudus, namun aku merasa ketidaksempurnaanku dan aku mohon
kepada-Mu, O, Allahku agar Engkau sendiri sudi menjadi kekudusanku."
Betapa indah doa dengan kerendahan hati itu. Bukan hanya indah untuk
didengarkan tetapi untuk diteladani. Selain itu, doa dengan penuh
kerendahan hati, memudahkan Allah untuk berkarya dan melaksanakan
kehendak-Nya. Maka, dari ini kita dapat bercermin, jangan-jangan doaku
tidak diberkati karena selama ini aku berdoa masih diselipi kesombongan.
Karena itu, menyangkal diri merupakan tindakan askese yang tidak pernah
boleh berhenti bagi seorang pendoa.
Ketiga, doakanlah doa Bapa Kami. Kita tidak diminta oleh Yesus untuk membaca atau menghafal doa Bapa Kami,
tetapi diminta untuk mendoakannya. Ada godaan atau kecenderungan orang
melafalkan doa Bapa Kami dengan cepat, mekanis dan tanpa sadar
menghambur keluar begitu saja dari mulut. Ketika ditanya, kenapa begitu?
Oh, saya sudah hafal di luar kepala. Bahkan, bisa jadi juga di luar
hati. Lalu apakah itu masih dapat disebut sebagai doa? Saya kira, bukan!
Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus memang singkat. Karena
Allah tidak senang orang berdoa dengan bertele-tele. Kita perlu
mengerti, bukan banyaknya kata-kata yang perlu dalam doa, tetapi
banyaknya cinta yang dikurbankan dalam doa. Dengan cinta orang dapat
memuji kekudusan Tuhan. Selain itu, dengan cinta manusia tahu apa yang
dibutuhkannya. Kerajaan cinta, kebutuhan makanan yang secukupnya dan
pengampunan merupakan kehendak-Nya.
Itulah yang harus menjadi kesadaran ketika kita berdoa kepada Tuhan.
Doa yang demikian akan menjadi efektif dan revolutif. Artinya, doa itu
akan mendorong dan menggerakkan orang untuk bekerja sama dengan Tuhan di
dalam membangun kerajaan-Nya tanpa henti. Betapa kita masih terus
belajar untuk berdoa.
Maka, betapa penting setiap saat akan berdoa kita menyebut dan memohon, "Tuhan, ajarilah kami berdoa sesuai dengan yang Engkau kehendaki!"
RP. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm
Antifon Komuni (Lukas 11:4)
Bapa, ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati