Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Ingatlah ikhtisar edisi lalu. Gereja Katolik punya warga dalam tiga status berbeda: (1) warga yang masih hidup di dunia; (2) warga yang telah meninggal tapi membutuhkan penyucian; (3) warga yang telah meninggal namun sudah bahagia di surga, yaitu para kudus.
Gereja Katolik, Bunda dan Guru kita, mengajarkan bahwa persatuan antara kita yang masih berjuang di dunia dan mereka yang telah beristirahat dalam damai Kristus tak pernah terputus. Kita dan para kudus selalu berhubungan. Ajaran ini berbeda dengan ajaran kaum sempalan yang menyatakan bahwa orang yang telah meninggal tak ada hubungan lagi dengan orang yang masih hidup di dunia, dan karena itu doa-doa tak lagi bisa menolong. Ah, keliru! Menurut iman Katolik, hubungan mereka yang telah meninggal dengan kita yang masih hidup, terus berlangsung untuk saling “berbagi harta rohani”.
Kita & Para Kudus
Para kudus telah berada di surga bersama Sang Kristus. Mereka ikut merayakan ibadat kepada Allah yang dilaksanakan oleh umat Tuhan di dunia. Oleh sebab itu, dalam setiap Misa, persisnya dalam setiap Prefasi, ada kata-kata: “Bersama para kudus dan para malaikat”. Para kudus beribadat bersama kita, menambah keagungan ibadat kita.
Santo-santa menjadi pendoa bagi kita. Gereja mengajarkan bahwa kelemahan-kelemahan kita banyak dibantu oleh doa-doa para kudus. Beberapa orang suci, sebelum meninggal mengatakan kurang-lebih demikian: “Sesudah saya mati, saya akan lebih berguna bagi kamu daripada selama saya hidup.” Maksudnya, harta rohani para kudus membantu kita berjuang sebagai murid-murid Tuhan, dan doa-doa mereka diarahkan kepada Allah demi kita. Inilah yang disebut “doa syafaat para kudus”.
Gereja Katolik merayakan kenangan akan para kudus untuk mengingat teladan mereka. Para kudus bukan orang yang langsung suci sejak lahir, bukan orang yang tanpa kesulitan selama hidup. Para kudus, selama hidup di atas bumi ini, adalah manusia-manusia biasa yang berjuang dengan kelemahan dan dosa. Mereka jatuh bangun untuk setia melaksanakan firman Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang memberikan teladan bagi Gereja yang masih berjuang ini.
Kenangan akan para kudus juga menegaskan persatuan Gereja, yaitu antara Gereja yang berjuang dan Gereja yang mulia. Persatuan ini adalah cinta kasih persaudaraan. Kita dan para kudus bersaudara.
Kita & Mereka di Penyucian
Umat Tuhan yang sudah meninggal namun masih dalam pemurnian alias Gereja dalam penyucian, tak dilupakan. Karena itu, Gereja Katolik merayakan kenangan akan mereka yang telah meninggal sebagaimana amanat dalam 2Mak. 12:45: “Inilah suatu pikiran yang mursyid dan saleh: mendoakan mereka yang meninggal supaya dilepaskan dari dosa-dosa mereka.” Doa-doa kita di dunia membantu mereka di penyucian sehingga segera memperoleh kebahagiaan kekal di surga. Setelah mereka di surga, doa-doa mereka pun akan berguna bagi kita.
Singkatnya, doa-doa para kudus membantu kita di dunia; doa-doa kita di dunia menolong mereka di penyucian; setelah mereka di penyucian beralih ke surga, doa-doa mereka membantu kita.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 955-959
“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus,
seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil” (Sta. Gianna
Bereta Molla)
Antifon Pembuka (lih. Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang mahabaik, sungguh besar kesabaran-Mu dan sungguh
agung kerahiman-Mu. Perkenankanlah kami bertobat mengakui kebenaran-Mu,
yang tampak dalam diri Yesus, Sabda-Mu yang terpercaya dan mendatangkan
harapan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)
"Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya."
Hai manusia, siapapun juga engkau, kalau menghakimi orang lain, engkau
sendiri tidak bebas dari kesalahan. Sebab dalam menghakimi orang lain,
engkau pun menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi
orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman
Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan
engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat
demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau
sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Ataukah kauanggap
sepi kemurahan-Nya yang berlimpah? Kauanggap sepikah kesabaran dan
kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah
ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu
yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri untuk
hari penghakiman. Saat murka dan hukuman Allah yang adil akan
dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Hidup
kekal akan diberikan kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, yang
mencari kemuliaan, kehormatan dan kebakaan. Tetapi murka dan geram akan
diberikan kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak
taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan
kesesakan akan menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat,
pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Sebaliknya kemuliaan,
kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat
baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah
tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku,
aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku,
aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai orang-orang
Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan
segala jenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih
Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di
tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar.
Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda;
orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya. Seorang ahli
Taurat menjawab, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami
juga.” Tetapi Yesus berkata lagi, “Celakalah kalian juga, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada
orang, tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari
pun.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Membaca, “merasakan", dan mencecap-cecap kata-kata sabda 'celaka' yang diucapkan oleh Yesus, yang muncul dalam pikiran saya adalah Yesus sedang geram dengan orang/ orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka itu dua golongan yang terpandang dan menduduki jabatan dalam masyarakat Yahudi. Mereka dihormati dalam agama mereka. Namun. mengapa bisa dikatakan 'celaka' oleh Yesus? Apa sebabnya?
Ketika ahli Taurat mengonfirmasikan tentang dirinya kepada Yesus, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga", malah mendapat “semprotan” yang tegas dari Yesus: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikulkan pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun” (ay. 46). Nah, la..., kena getahnya!
Sebenarnya, apa yang dikatakan Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat juga ditujukan kepada kita semua. Bibit-bibit kemunafikan selalu ada dalam diri manusia, saya dan Anda. Hanya saja kadarnya bisa berbeda tergantung situasi, kondisi, tempat, serta waktu. Tidak ada orang yang mudah menerima kesalahan dirinya sendiri. Sedikit orang yang mudah menerima kesalahan dengan “legawa” (hati terbuka, apa adanya), daripada dengan penolakan, menghindar. Ingat yang dikatakan Yudas Iskariot, “Bukan aku, ya Tuhan?" Justru yang menolak atau menghindar itulah yang berbuat. Bukankah kita sering kali mendengar ungkapan, “Maling (pencuri) berteriak maling?" Seperti orang berlomba siapa dulu yang mengatakannya dan lebih keras. Pengalaman seperti ini banyak terjadi di sekitar kita, entah kita ikut atau kita yang menjadi korbannya.
Dalam keheningan, kita mencecap sabda 'celaka' yang juga ditujukan kepada kita. Kita rasakan, kita teliti kembali tindakan kita, kita buktikan kalau kita memang tidak terlibat dalam sabda celaka. Hati yang bening akan menuntun kita. Tuhan memberkati!
(JK/INSPIRASI BATIN 2019)
Antifon Komuni (Yoh 14:6) Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan.
Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya.
Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia
mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan.” –
(Francis Cardinal Arinze)
Selasa, 15 Oktober 2019 Peringatan Wajib Sta. Teresia dari Avila
“Ingatlah, tidak ada senjata yang lebih baik daripada salib” (St. Teresa dari Avila)
Antifon Pembuka (Mzm 42:2-3)
Bagaikan rusa merindukan air, demikianlah hatiku pada-Mu Tuhan. Hatiku haus akan Allah, Allah yang hidup.
Like the deer that yearns for running streams, so my soul is yearning
for you, my God; my soul is thirsting for God, the living God.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang bersemayam di istana mulia, atas dorongan Roh Kudus
Santa Teresia telah menunjukkan kepada umat-Mu jalan menuju
kesempurnaan. Tambahkanlah iman kami ketika kami jatuh dalam ketakutan
dan keraguan, terutama dalam menghadapi godaan-godaan dunia yang dapat
membuat kami jauh dari-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya
di dalam Injl itu, ada kebenaran Allah yang membawa kepada hidup. Sebab
itu kebenaran Allah janganlah diganti dengan dusta, namun harus terus
diwartakan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Roma (1:16-25)
"Sekalipun mereka mengenal Allah, namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah."
Saudara-saudara, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena
Injil itu kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalam
Injil kebenaran Allah menjadi nyata, dan kebenaran itu bertolak dari
iman dan menuju kepada iman, seperti ada tertulis, “Orang benar akan
hidup oleh imannya.” Sebab murka Allah nyata dari surga atas segala
kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan
kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah telah
nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab
apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuasaan-Nya yang kekal dan
keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran tentang karya-Nya sejak dunia
dijadikan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka
mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau pun
mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia,
dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah
mereka penuh hikmat, tetapi nyatanya mereka telah menjadi bodoh. Mereka
menggantikan kemuliaan Allah yang baka dengan gambaran yang mirip dengan
manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat,
atau binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah menyerahkan
mereka kepada nafsu kecemaran mereka, sehingga mereka saling mencemarkan
tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta,
dan memuja serta menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang
harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Langit mewartakan kemuliaan Allah.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya
tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan
malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di
seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung
bumi. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Yesus diundang orang Farisi untuk makan di rumahnya. Mereka heran bahwa
Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Yesus pun menasihati mereka
agar tidak bersikap pura-pura, tampil bersih tapi hatinya jahat. Sikap
itu sama dengan membohongi diri sendiri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk
makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan.
Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum
makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian
membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu
penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah yang
menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka
berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih
bagimu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Manusia bisa mempercantik,
mempertampan dan memperkaya dirinya. Tetapi, jika pikiran dan hatinya
penuh rampasan dan kejahatan, apakah masih ada artinya kecantikan,
ketampanan dan kekayaan lahiriah itu? Mari kita syukuri kecantikan,
ketampanan dan kekayaan yang bisa kita pandang, namun lebih daripada
itu, mari kita mengelola materi lahiriah itu agar jangan pikiran kita
sia-sia, hati menjadi gelap, tubuh menjadi cemar dan mulut penuh dusta.
Kita bersihkan hidup kita dengan semangat berbagi kasih dan rezeki.
Antifon Komuni (Mzm 89(88):2)
Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
I will sing for ever of your mercies, O Lord; through all ages my mouth will proclaim your fidelity
Mrk. 6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Et egressus est inde et venit in patriam suam, et sequuntur il lum discipuli sui.
Syalom aleikhem. Mengacu pada ayat-ayat sebelumnya, kata “situ” menunjuk pada rumah Yairus. Ayat ini tak menyebut nama tempat asal Tuhan Yesus. Dari Injil lain kita tahu bahwa tempat itu adalah Nazaret. Kali ini Tuhan pulang kampung, mudik. Murid-murid-Nya ikut ke sana bersama-Nya.
Mrk. 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya.
Et facto sabbato, coepit in synagoga docere; et multi audientes admirabantur dicentes: “ Unde huic haec, et quae est sapientia, quae data est illi, et virtutes tales, quae per manus eius efficiuntur?
Tuhan mengajar di sinagoga di kampung-Nya sendiri; waktu itu Sabat, hari ibadat umat Yahudi. Kata “takjub” dalam ayat ini digunakan pula untuk menyebut reaksi orang ketika menyaksikan penyembuhan oleh Tuhan. Orang-orang yang berkumpul di sinagoga heran sekali mendengarkan pengajaran Tuhan yang amat istimewa bagi para pendengar.
Ungkapan “mereka berkata” maksudnya para hadirin saling berbincang satu sama lain mengenai kehebatan Tuhan mengajar. Orang-orang di sana terheran-heran dan saling mempertanyakan bagaimana Tuhan Yesus mendapatkan kemampuan semacam itu. Kata “semuanya itu” menunjuk pada kata “hikmat” dan “mujizat” yang disebut kemudian. Hikmat menunjuk pada cara Tuhan mengajar dan isi ajaran-Nya. Tuhan menguasai keduanya: cara mengajar-Nya bagus dan isinya mantap.
Selain mengagumi hikmat Tuhan, orang-orang juga mengagumi mujizat-Nya. Apakah Tuhan baru saja melakukan mujizat di sana? Rupanya tidak. Lalu? Orang-orang Nazaret sudah mendengar kabar tersiar mengenai mujizat-mujizat yang telah dilakukan Tuhan di mana-mana. Keadaan inilah yang dimaksudkan ayat ini.
Mrk. 6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia
Nonne iste est faber, filius Mariae et frater Iacobi et Iosetis et Iudae et Simonis? Et nonne sorores eius hic nobiscum sunt? ”. Et scandalizabantur in illo.
Pertanyaan pada ayat ini bukan pertanyaan yang butuh jawaban. Inilah lanjutan keheranan dari ayat sebelumnya. Ayat ini menyatakan bahwa orang-orang di sana mengenal latar belakang Tuhan Yesus, mereka tahu siapa saja anggota keluarga-Nya. Justru karena itu, mereka jadi heran sekali: bagaimana mungkin si Yesus yang mereka kenal, sekarang menjadi “sehebat ini”.
Pada ayat ini kata “tukang kayu” dikenakan pada Tuhan Yesus. Ini menambah keheranan orang-orang: bagaimana mungkin seorang tukang kayu sanggup mengajar dengan baik dan mampu membuat mujizat. Sungguh mengherankan. Akhir ayat memberi tahu kita: orang-orang menolak Si Tukang Kayu.
Pentingnya keheningan ditandaskan oleh PUMR, tak hanya selama perayaan, bahkan sebelumnya. PUMR no. 45 menyebut tiga wilayah di mana keheningan hendaknya dijalankan sebelum Kurban Misa: (1) di dalam gereja; (2) di sakristi; (3) di area sekitar gereja. Kalau nomor (3) agak sulit, hendaknya nomor (1) dan (2) diupayakan. Di dalam gereja itu demi umat, di sakristi demi pelayan liturgi supaya sama-sama siap menyembah Allah.
Ketika semuanya siap, Misa diawali dengan Ritus Pembuka yang isinya, menurut PUMR no. 46: Perarakan Masuk, Salam, Pengantar, Pernyataan Tobat, Kyrie, Gloria, dan Collecta. Kyrie itu Tuhan Kasihanilah, Gloria Kemuliaan, Collecta adalah Doa Pembuka. Ritus ini punya ciri khas sebagai (1) pembuka; (2) pengantar; (3) persiapan. Hakikat ritus ini adalah persiapan untuk bagian utama pertama Misa, yaitu Liturgi Sabda.
Tujuan adanya Ritus Pembuka: (1) mempersatukan umat yang berhimpun; (2) mempersiapkan umat supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dengan perhatian dan, lebih dalam, merayakan Ekaristi dengan layak dan pantas. Cara mempersatukan umat adalah dengan berbagai pernyataan dan doa dan nyanyian yang dilakukan bersama-sama. Nilai kebersamaan menjadi penting di sana.
Tak kurang penting, Ritus Pembuka adalah persiapan bagi Sabda. Demi perhatian kita pada Sabda Allah, diadakan Ritus Pembuka. Jika datang pas Doa Pembuka, ambil contoh, anda mendengar Sabda tanpa persiapan yang cukup.
“Kemiskinan-Nya memperkaya, pinggiran jubah-Nya menyembuhkan, kelaparan-Nya memuaskan, wafat-Nya memberi hidup, penguburan-Nya memberi kebangkitan. Oleh karena itu, Dia adalah harta kekayaan, karena roti-Nya begitu kaya. Dan ‘kaya’ adalah sesuai untuk orang yang telah makan roti ini dan tak akan bisa merasakan lapar lagi. Dia memberikannya kepada para rasul untuk dibagikan kepada orang-orang percaya, dan hari ini Dia memberikannya kepada kita, karena Dia, sebagai imam, setiap hari mengkonsekrasikan roti ini dengan sabda-Nya sendiri. Oleh karena itu, roti ini telah menjadi makanan bagi orang-orang kudus.” — St. Ambrosius dari Milan
Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd-4)
Segala ujung bumi telah menyaksikan penyelamatan oleh Allah kita.
Bersoraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bersorak gembira dan
bernyanyilah.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, Maha Pengasih, semua orang Kausayangi dan Kaupanggil
masuk ke dalam Gereja-Mu, bersatu dengan Yesus Putra-Mu. Kami mohon,
Kaujaga dan Kaulindungi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:1-7)
"Dengan perantaraan Kristuslah kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa supaya percaya."
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan
dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu dahulu telah
dijanjikan-Nya dengan perantaraan para nabi dalam kitab-kitab suci.
Pokok isinya ialah tentang Anak Allah yang menurut daging dilahirkan
dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan sebagai Anak
Allah yang berkuasa, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia
itulah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima
kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya
mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kalian yang telah dipanggil
menjadi milik Kristus, kalian pun termasuk di antara mereka. Kepada
kalian semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil
dan dijadikan orang-orang kudus: Semoga kasih karunia dan damai
sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai
kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ul: lh. 11, do=c, 2/4, PS No. 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
atau Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya,
telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah
kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab) Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni
Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu
tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian
pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu
penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari
angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di
sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang
Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan
pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada
Yunus!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Cerita tentang Yunus yang tercebur di laut dan masuk ke dalam perut ikan
selama tiga hari merupakan peristiwa langka dan bisa dikatakan
mustahil. Peristiwa itu rupanya mau menjelaskan campur tangan Tuhan
untuk orang yang tak mau pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh-Nya untuk
mewartakan pertobatan. Akhirnya melalui peristiwa itu Yesus diantar ke
tempat yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu Niniwe, agar orang-orang
Niniwe bertobat. Nabi Yunus menjadi tokoh yang terkenal oleh orang
Israel dalam mewartakan pertobatan agar Israel tidak menjadi sombong dan
tidak toleran terhadap bangsa lain, yang bukan orang Yahudi. Allah
telah memilih umat Israel menjadi umat pilihan-Nya justru agar mereka
menjadi berkat bagi semua orang di bumi dan terang bagi bangsa-bangsa.
Allah tidak bisa dibatasi untuk diri sendiri saja, sebab Ia menjadi
Allah bagi semua orang. Kota Niniwe adalah ibukota negeri Asyur, musuh
yang sangat dibenci Israel. Tak mengherankan kalau Yunus menolak diutus
ke tempat itu.
Secara
terus-menerus orang diajak untuk bertobat agar orang senantiasa ingat
bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari kuk perhambaan. Artinya,
orang sudah merdeka, tidak terbelenggu dosa lagi. Menjadi sangat ironis
kalau orang yang sudah dibebaskan, malah kemudian mau menjadi
terbelenggu lagi. Maka, ajakan pertobatan sebenarnya juga berisi ajakan
untuk tidak kembali lagi kepada belenggu dosa itu. Tetapi, toh kalau
kemudian tetap jatuh dalam dosa yang sama, orang akan selalu ditarik
lagi dari lubang dosa itu. Justru karena itulah ajakan pertobatan itu
selalu dikumandangkan. Meskipun begitu, kadang orang berpura-pura tidak
mendengarkan ajakan itu dan sulit bertobat.
Memang bertobat bukanlah perkara mudah. Yang paling dibutuhkan dalam
proses ini adalah kehendak yang kuat untuk berubah. Selain itu, juga
perlu kesadaran bahwa pertobatan sejati tidak membutuhkan syarat-syarat
atau tanda-tanda tertentu. Misalnya, ”Saya mau bertobat kalau.....”
Yang pokok dan terpenting adalah orang tersebut mau bertobat. Kalau
orang mau, entah ada tanda atau tidak, orang akan tetap bertobat.
Tetapi, meskipun ada banyak tanda, kalau orang tidak ada kemauan
bertobat, pertobatan itu juga tidak akan pernah terjadi. Bahkan boleh
dikatakan, jika ada orang yang menuntut tanda untuk pertobatannya, yang
sebenarnya terjadi adalah ia hanya mencari dalih agar tidak perlu
bertobat.(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Rm 1:7)
Tuhan menyayangi kalian dan memanggil kalian menjadi umat-Nya. Kasih
karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus
Kristus, menyertai kalian.
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan
aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti
berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa
mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk
melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan
iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan
sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang
palsu. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 130:3-4)
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.
If you, O Lord, should mark iniquities, Lord, who could stand? But with you is found forgiveness, O God of Israel.
Si iniquitates observaveris Domine, Domine quis sustinebit? quia apud te propitiatio est, Deus Israel.
Doa Pembuka
Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan
mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang
baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (2Raj 5:14-17)
"Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan."
Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke Sungai Yordan,
lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu, sesuai dengan
perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti
tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan
seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke
depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak
ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu
pemberian dari hambamu ini!” Tetapi Elisa menjawab, “Demi Tuhan yang
hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa.” Walaupun
Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya
berkatalah Naaman, “Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini
tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini
tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau kurban sembelihan
kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; R: 2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia
telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih setia-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah
kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah! Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 2:8-13)
"Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Kristus."
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud,
yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam
Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu
seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena
itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah,
supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan
kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini, “Jika kita mati dengan
Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun
akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan
menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia
tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18; 2/4)
Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perbatasan Samaria dan
Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta
menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus,
Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata,
“Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam
perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika
melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan
suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah
kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang
sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain orang asing ini?” lalu Yesus berkata kepada
orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan MENYELAMATKAN YANG TERBUANG
Ketika kami tinggal di Singapura, di paroki kami diadakan suatu acara
doa penyembuhan dengan mengundang salah seorang Romo, yang terkenal
mempunyai karunia penyembuhan. Aula gereja yang cukup besar tidak mampu
untuk menampung umat yang membludak, sehingga banyak di antara mereka
yang akhirnya harus berdiri di luar. Beberapa minggu kemudian, Romo yang
sama itu datang lagi di aula yang sama, bukan untuk memimpin doa
penyembuhan, tetapi untuk memberikan pengajaran. Tapi herannya, aula
yang pada waktu acara penyembuhan itu tidak mampu menampung umat, kini
hanya terisi kurang dari setengahnya saja. Rupanya kebanyakan orang
lebih tertarik kepada acara penyembuhan daripada pengajaran. Banyak
orang lebih tertarik kepada acara-acara yang nampak sensasional, mencari
dan mengharapkan untuk melihat mukjizat-mukjizat dibandingkan dengan
pengajaran- pengajaran tentang iman. Betapa banyak umat Katolik yang
rajin mengikuti acara-acara doa penyembuhan, bahkan yang tidak diadakan
di Gereja Katolik. Tapi menghadiri pengajaran iman untuk lebih mengenal
Yesus? Ogah ah, bosan!
Bacaan Injil Lukas pada hari ini
menceritakan tentang sepuluh orang kusta yang berteriak kepada Yesus,
“Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Penyakit kusta adalah penyakit yang
paling hina saat itu, yang membuat para penyandangnya menjadi kaum yang
dikucilkan. Maka Yesus, yang tergerak oleh belas kasihan, memberikan
kesembuhan kepada kesepuluh penderita kusta yang memohon kepada-Nya ini
(lih. Luk 17:17). Namun ternyata, setelah mendapati diri mereka telah
sembuh, hanya satu orang dari mereka yang kembali kepada Yesus untuk
berterima kasih kepada-Nya dan memuliakan Allah. Orang itu adalah
seorang Samaria, seorang asing. Ah, ternyata sembilan orang kusta yang
lain lebih tertarik kepada kesembuhan yang telah mereka terima, namun
tidak peduli kepada Sang Pemberi kesembuhan. Kesembilan orang ini tidak
menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak hanya ingin memberikan kesembuhan
fisik, namun lebih daripada itu, kesembuhan rohani. Dengan kembali
kepada Yesus, orang Samaria tersebut menerima berkat lebih banyak lagi,
yaitu karunia iman yang menyelamatkan (lih. Luk 17:19).
Orang
Samaria ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa kembali kepada
Tuhan Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Mari kita lebih mengutamakan
Sang Pemberi berkat, daripada berkat-berkat-Nya. Mari kita belajar
untuk semakin mendalami iman kita, yang berpusat pada Yesus Kristus,
agar kita dapat semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Semoga dengan
demikian, iman kita bertumbuh dalam kesatuan dengan pengharapan dan
kasih, sehingga iman kita sungguh adalah iman yang menyelamatkan.
Pertanyaannya sekarang adalah: Di manakah kita dapat kembali menemukan
Tuhan Yesus untuk bersyukur kepada-Nya? Memang Tuhan ada di mana-mana,
dan dalam doa kita dapat selalu bersyukur kepada-Nya. Namun secara
khusus, keseluruhan Kristus, yaitu Tubuh, Darah, Jiwa dan
ke-Allahan-Nya, hadir dalam Sakramen Ekaristi. Maka sudah selayaknya
kita kembali kepada Kristus dalam Ekaristi, untuk bersyukur dan
memuliakan Allah, atas segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada kita.
Sudahkah
kita datang kepada Kristus dalam Ekaristi dengan penuh iman dan syukur?
Semoga kita dapat mendengar suara-Nya yang berbisik dalam hati kita,
“Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
Antifon Komuni (bdk. Mzm 34:11)
Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatu pun. The rich suffer want and go hungry, but those who seek the Lord lack no blessing.
atau (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When the Lord appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.
Renungan oleh: Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati