Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem.
Hubungan erat Bunda Maria dengan Sang Kristus sangatlah jelas, demikian pula dengan Roh Kudus. Kali ini akan dijelaskan hubungan eratnya dengan Gereja sebagaimana Paus Paulus VI katakan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Bunda Kristus sekaligus Bunda Gereja.
Menjelang wafat-Nya di salib, Kristus mengaruniakan Bunda Maria kepada murid-Nya. Bunda Maria lalu menjadi ibu bagi murid itu, yang mewakili seluruh murid Kristus. Dengan demikian, Bunda Maria menjadi ibu segenap murid Kristus, ibu Gereja. Sesudah Putranya naik ke surga, Bunda Maria menyertai Gereja awal mula dengan doa-doanya.
Kisah Para Rasul 1:13-14 mencatat peran Ibu Maria: “Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” Dalam doa-doa bersama menantikan turunnya Roh Kudus, Ibu Maria berada di antara para murid Kristus, dan karena itu menjadi Bunda Gereja.
Setelah di Surga
Setelah diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, Ibu Maria tetap menjadi Bunda Gereja dengan tetap menjalankan peran sebagaimana yang telah diembannya selama hidup di dunia. Setelah di surga, Ibu Maria membantu kita memperoleh karunia-karunia demi mengantar kita kepada keselematan kekal. Karunia-karunia itu berasal dari Putranya, namun diperoleh oleh Bunda Maria untuk “disalurkan” kepada kita di dunia.
Peran Ibu Maria yang demikian tidak mengecilkan atau mengurangi peran Kristus sebagai pengantara tunggal. Justru sebaliknya, Ibu Maria menegaskan lebih kuat lagi peran Kristus sebagai pengantara satu-satunya. Mengapa? Sebab, semua karunia yang diperoleh oleh Ibu Maria lalu diberikan kepada kita, diperolehnya dari Sang Kristus.
Karena peran istimewa itu, Bunda Maria dihormati oleh Gereja dengan bakti (devosi) yang spesial. Sejak zaman kuno, Sang Perawan sudah digelari Bunda Allah. Meski begitu, bakti kepada Bunda Maria tak dapat disejajarkan dengan bakti dan penyembahan kepada Putranya, Sang Firman yang menjadi manusia.
Penghormatan kepada Bunda Maria tak mengecilkan dan mengurangi penghormatan dan penyembahan kepada Sang Kristus, Tuhan. Sebab, penghormatan kepada Sang Perawan selalu automatis merupakan penghormatan kepada Sang Kristus. Bunda Maria tak pernah “berdiri sendiri”, melainkan selalu menunjuk dan terkait dengan Sang Kristus. Bahkan, sebagai buktinya, semua dogma Gereja mengenai Bunda Maria tak pernah “demi” Sang Perawan sendiri, melainkan selalu menunjuk kepada Sang Kristus. Per Mariam ad Iesum, melalui Maria kepada Yesus, demikian ujaran tradisional dalam ajaran Gereja Katolik.
Gereja menghormati Santa Perawan sebagai Bunda Tuhannya sekaligus Bundanya sendiri.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 963-972
“Kristus, sebagai terang, terangilah
dan bimbinglah aku! Kristus, sebagai perisai, naungilah dan lindungilah
aku! Kristus, beradalah di bawah aku! Kristus, beradalah di atas aku!
Kristus, beradalah di samping aku, di kiri dan kananku! Kristus,
beradalah hari ini di dalam aku dan di luar aku! Kristus, yang rendah
hati dan lemah lembut, Kristus Yang Mahakuasa, beradalah di hati orang
yang aku ajak bicara; beradalah di mulut setiap orang yang berbicara
kepadaku; beradalah di setiap orang dekat aku, melihat aku, atau
mendengarkan aku.” — St. Patrisius dari Irlandia
Antifon Pembuka (Luk 12:48)
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan
barangsiapa diberi lebih banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari
padanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa, cahaya kehidupan kami, berkenanlah mengutus Putra-Mu
mendatangi kami sebagai cahaya kehidupan. Semoga kejahatan dan
kesombongan kami tersingkir berkat kebaikan hati-Mu dan belas kasih-Mu.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara
kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (6:12-18)
"Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."
Saudara-saudara, janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang
fana, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya. Janganlah kalian
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa, untuk dipakai sebagai
senjata kelaliman. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai
orang-orang yang dahulu mati tapi sekarang hidup. Serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dijadikan senjata-senjata
kebenaran. Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena
kalian tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih
karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita berbuat dosa karena tidak berada di
bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Tidak tahukah kalian, bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang
untuk mentaatinya, kalian menjadi hamba orang itu? Bahwa kalian harus
mentaati dia baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian,
maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran? Tetapi
syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kalian hamba dosa, tetapi sekarang
kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah
disampaikan kepadamu. Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi
hamba kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8; Ul: 8a)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita; - biarlah Israel
berkata demikian, - Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika
manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita
hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus
kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah
Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap;
jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam
nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:22a.44)
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:39-48)
"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Camkanlah
ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia
tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap
sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian
sangka-sangka.” Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksud
dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?” Tuhan menjawab,
“Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat
oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan
kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya
sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata
kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala
miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku
tidak datang-datang’. Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria
maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang
pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak
diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib
dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak
tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang
dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi
barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang
harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut dari padanya. Dan
barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari
padanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Kedatangan kembali Anak
Manusia pada akhir zaman untuk menentukan nasib manusia secara definitif
tidak bisa direka. Para murid hanya diminta untuk selalu siap sedia,
bagai seorang hamba setia menantikan kepulangan majikannya tanpa
kepastian waktu. Anak Manusia juga bagai majikan itu dapat datang
tiba-tiba ' tanpa disangka-sangka.
Hamba menanti tidak berarti
duduk manis di depan pintu. Ia mesti tetap bekerja, entah menyapu,
mengepel, mencuci, menyeterikan, dsb, guna menghalau rasa bosan,
ngantuk, lengah. Betapa hamba ini berbahagia ketika tuannya datang, ia
didapati bekerja dan siap sedia menyambut tuannya. Murid-murid Kristus
juga demikian. Murid yang menanti pasif tanpa mengisi agenda hidupnya
dengan karya pengembangan kemanusiaan, keimanan, kepedulian terhadap
lingkungan, mudah lengah, bosan, bahkan mudah kehilangan arah hidup.
Tanpa murid sadari dengan mengerjakan pekerjaan harian kita dengan
tulus, merajut persaudaraan, memupuk kasih, taat pada Allah, ia telah
mulai hidup dalam tuntunan Tuhan saat ini. Begitu, kedatangan Tuhan di
akhir zaman bagi para murid tidak lagi mengagetkan apalagi menakutkan,
tetapi dirindukan, disambut dengan gembira. (WD/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019).
Antifon Komuni (Luk 12:48)
Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan
barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut
daripadanya.
“Aku berjuang mencari suara Allah dan aku memanjat menara tertinggi, tetapi Allah berkata: 'Turunlah lagi - Aku tinggal di antara umat-Ku.'” — St. John Henry Kardinal Newman
Antifon Pembuka (Rom 5:21)
Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia berlimpah. Jadi,
sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikian pula kasih karunia
akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk
hidup kekal.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau membangun dunia dan manusia di atas Yesus,
Adam Baru. Kami bersyukur, karena Engkau telah menganugerahkan daya
pengharapan dan semangat baru. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Karena
ketidaktaatan satu orang, manusia telah jatuh dalam dosa. Kita juga
akhirnya dibenarkan karena ketaatan satu orang. Satu orang itu adalah
Yesus Kristus, Tuhan kita.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (5:12,15b,17-19,20b-21)
"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."
Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dunia lantaran satu orang, dan
karena dosa itu juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Jika karena pelanggaran
satu orang semua orang jatuh ke dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi
kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang
lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Sebab jika oleh dosa satu
orang, maut telah berkuasa maka lebih benar lagi yang terjadi atas
mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah
kebenaran: mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu,
yaitu Yesus Kristus. Sebab itu sebagaimana oleh satu pelanggaran semua
orang mendapat penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran
semua orang mendapat pembenaran untuk hidup. Jadi, sebagaimana oleh
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua menjadi orang benar. Di
mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia berlimpah-limpah.
Jadi, sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikianlah pula kasih
karunia akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita
untuk hidup kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka
telingaku; kurban baker dank urban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku
berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau;
biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata,
“Tuhan itu besar!” Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:36)
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Setiap
murid Tuhan diminta untuk selalu berjaga-jaga. Itulah sikap seorang
hamba. Ia selalu siap melayani tuannya. Ia siap juga melaksanakan apa
yang dikehendaki oleh tuannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:35-38)
"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah pinggangmu tetap
berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang
menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya
datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari, dan
mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Apa yang disebut ‘persiapan’ hemat saya merupakan suatu langkah kegiatan penting dalam aneka usaha atau kesibukan kita; dengan persiapan baik ada harapan cita-cita atau usaha akan sukses. Persiapan yang baik membuat orang yang bersangkutan senantiasa dalam keadaan siap-siaga untuk dipanggil dan diutus. Tanpa melecehkan prosfesi lainnya, hemat saya militer dapat menjadi contoh dalam hal persiapan. Militer memiliki tugas utama dalam ‘perang’, maka ketika tidak berperang pun pada umumnya mereka terus mempersiapkan diri dengan berbagai latihan. Dengan kata lain mereka belajar terus menerus. Bagi para pelajar atau mahasiswa, tugas belajar juga merupakan persiapan, entah persiapan untuk ujian atau profesi masa depan, dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Hidup kita hemat saya juga merupakan persiapan untuk mati atau dipanggil Tuhan. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri bahwa tugas atau pekerjaan kita apapun dan dimanapun adalah persiapan atau pembelajaran. Sikap mental selama persiapan atau belajar antara lain: kerja keras, terbuka, siap sedia terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, bergairah, dst.. atau berjaga-jaga seperti satpam atau penjaga malam yang baik. Salah satu usaha yang tak boleh dilupakan selama persiapan atau belajar menjaga kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga. Untuk menjaga keshatan dan kebugaran jiwa dan raga antara lain tidak melupakan hidup doa serta senantiasa berbuat baik jika ada kesempatan, maupun rajin berolahraga dan mengkomsumsi makanan sesuai dengan pedoman ‘empat sehat lima sempurna’, hidup teratur baik dalam kerja maupun istirahat. Usaha menjaga kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga ini hendaknya sedini mungkin diusahakan di dalam keluarga: anak-anak dibiasakan hidup sehat dan bugar dengan teladan dan bimbingan orangtua/bapak-ibu.
DOA PANCARAN CINTA KASIH TUHAN
Oleh: St. John Henry Kardinal Newman
Ya Allah Tuhanku, tolonglah aku menyebarkan keharuman-Mu ke mana saja aku pergi.
Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidup-Mu.
Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa sehingga seluruh hidupku hanyalah merupakan pacaran cinta kasih-Mu.
Bersinarlah sepenuhnya dalam diriku sedemikian rupa sehingga setiap jiwa yang berhubungan denganku dapat merasakan kehadiran-Mu dalam jiwaku.
Semoga mereka tidak melihat diriku lagi melainkan menengadah memandang Engkau sendiri oh Tuhanku.
Tinggalah selalu dalam jiwaku sehingga Engkau sendiri yang memancarkan sinar melalui diriku, sedemikian rupa hingga memancarkan sinar-Mu menerangi sesamaku.
Sinar itu oh Tuhan akan datang seluruhnya daripada-Mu, tak satu pun milikku, hanya Dikau saja yang memancarkan sinar-Mu menembusiku menerangi sekelilingku.
Biarkanlah aku memuji-Mu dengan cara yang paling berkenan di hati-Mu dengan membawa sinar-Mu menerangi orang-orang di lingkunganku.
Biarkanlah aku mewartakan-Mu tanpa mengkhotbahi bukan dengan kata-kata melainkan dengan suri teladanku, dengan daya yang menawan dan pengaruh lembut dari apa yang kulakukan, menjadi bukti nyata dari keutuhan cinta kasihku kepada-Mu. Amin.
Antifon Komuni (Mat 24:42,44)
Waspadalah dan siap siagalah, sebab kamu tidak tahu, kapan Putra Manusia datang.
Doa Malam
Allah Bapa Mahamulia, kami kami mohon Kauingatkan akan kedatangan-Mu di
tengah-tengah kami. Ajarilah kami mengenal tanda-tanda yang
mengisyaratkan kehadiran-Mu dan mewartakan kekayaan penyelenggaraan-Mu
kepada setiap orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Mrk. 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”
Et dicebat eis Iesus: “ Non est propheta sine honore nisi in patria sua et in cognatione sua et in domo sua ”.
Syalom aleikhem. Perkataan Tuhan Yesus ditujukan kepada “mereka”, orang-orang di sinagoga di Nazaret. Kata “dihormati” diterjemahkan dari ungkapan negasi dobel yang harafiahnya berbunyi “bukan tidak dihormati”; dua kali tidak yang berjejer artinya ya. Setelah kata “kecuali” ada tiga rincian: tempat asal yang menunjuk pada kota atau kampung, kaum keluarga yang menunjuk pada kerabat, dan rumah yang menunjuk pada keluarga inti. Kata-kata Tuhan ini tanggapan atas kekecewaan dan penolakan orang-orang Nazaret terhadap-Nya (ay. 3).
Mrk. 6:5-6a Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
Et non poterat ibi virtutem ullam facere, nisi paucos infirmos impositis manibus curavit; et mirabatur propter incredulitatem eorum.
Kekecewaan dan penolakan menghasilkan ketidakpercayaan. Ayat 6a menjelaskan hal ini. Tuhan sampai heran karena sikap itu. Kok bisa ya, orang-orang yang sudah menerima pengajaran sampai terkagum-kagum dan takjub serta sudah mendengar berita banyaknya mujizat, tak mau percaya juga, kira-kira beginilah batin Tuhan kalau diselami. Karena situasi itu, Tuhan tak dapat membuat mujizat di sana. Kata “tidak dapat” bukan berarti Tuhan kehilangan kuasa, tapi karena orang-orang di sana tak percaya kepada-Nya. Kita melihat kaitan kepercayaan (iman) dengan mujizat. Tanpa iman, tak ada mujizat; bukan karena Tuhan tak punya kuasa, tapi karena manusia tak siap menerimanya. Rupanya mujizat “mencari” orang yang siap.
Mrk. 6:6b Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Et circumibat castella in circuitu docens.
Tuhan keluar dari Nazaret lalu pergi ke desa-desa lain di sekitarnya. Beliau mengajar di pelbagai desa itu, mungkin di satu desa beberapa hari lalu pindah ke desa lain dan seterusnya.
Mrk. 6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
Et convocat Duodecim et coepit eos mittere binos et dabat illis potestatem in spiritus immundos;
Di tengah perjalanan keliling dari kampung ke kampung itu, adegan pada ayat ini terjadi. Tempat pastinya tak jelas, tampaknya masih dekat-dekat Nazaret. Waktu itu, Tuhan sudah punya dua belas murid yang ikut ke mana-mana. Jadi, sampai di sini kedua belas murid pun selalu ikut serta. Karena itu, kata “memanggil” berarti ‘bicara secara khusus’. Perkataan Tuhan berikutnya tak ditujukan kepada orang banyak, melainkan khusus kepada Keduabelasan.
Keduabelasan diberi tugas khusus dengan diutus berdua-dua. Artinya, ada enam pasang murid yang pergi ke tempat yang berbeda-beda. Murid A dan B pergi ke desa 01, murid C dan D ke desa 02, dst. Untuk keperluan itu, Tuhan memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Dengan itu, Keduabelasan siap pergi dengan kuasa Kristus.
Titik pusat Salam Maria adalah nama Yesus, ibarat sendi yang menghubungkan kedua bagian Salam Maria (Paus Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (bdk Rm 4:21-22)
Abraham penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang
telah Ia janjikan. Maka hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai
kebenaran.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, sumber sukacita, bangunlah kiranya kami
menjadi Gereja, yang didasari batu sendi sejati, ialah Yesus Kristus.
Semoga kami Kaupenuhi pula dengan sukacita, karena diperkenankan
mengimani Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:20-25)
"Kita pun dibenarkan karena mengimani Allah."
Saudara-saudara, terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena
kurang percaya, tetapi sebaliknya, ia malahan diperkuat dalam imannya
dan memuliakan Allah. Ia yakin penuh bahwa Allah berkuasa melaksanakan
apa yang telah dijanjikan-Nya. Maka hal itu diperhitungkan kepadanya
sebagai kebenaran. Kata-kata ‘hal ini diperhitungkan kepadanya’ tidak
ditulis untuk Abraham saja, tetapi untuk kita juga, sebab kepada kita
pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah
membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus
yang telah diserahkan karena pelanggaran kita, dan dibangkitkan demi
pembenaran kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia mengunjungi umat-Nya. Ayat. (Luk 1:69-70.71-72.73-75; Ul: 68)
1. Tuhan telah mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah
perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala
dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita, dan dari tangan semua
lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur
kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan
kita dari tangan musuh, agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut,
dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"
Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka
berkata kepada Yesus, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia
berbagi warisan dengan daku.” Tetapi Yesus menjawab, “Saudara, siapa
yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus
kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidak tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Ia menceritakan kepada
mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya
berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus
kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil
tanahku’. Lalu katanya, ‘Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak
lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu
aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang,
tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah!’ Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai
orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi
siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’ Demikianlah jadinya
dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak
kaya di hadapan Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Dalam rangka pengelolaan dana atau uang sering ada yang disebut dengan ‘dana abadi’, tentu saja tidak dimaksudkan bahwa dana tersebut bersifat abadi alias tak akan berubah, melainkan yang dimaksudkan adalah dana yang dapat digunakan dalam keadaan sungguh terpaksa. Dana, uang atau harta benda memang tidak abadi; perhatikan saja dengan peristiwa gempa bumi atau kebakaran dan banjir yang akhir-akhir ini melanda wilayah Indonesia: bangunan roboh, aneka macam jenis harta benda ludes terbakar atau hanyut dalam hitungan menit dst.. Cukup banyak orang menjadi stress alias sinthing karena kehilangan harta benda atau kekayaan duniawi tersebut, bahkan ada yang bunuh diri atau hidup ngawur. Harta benda pada dasarnya bersifat sosial, tidak egois, maka hendaknya menyikapi aneka macam jenis harta benda sebagai sarana untuk membangun hubungan sosial, persaudaraan atau persahabatan sejati dalam rangka mengupayakan keselamatan jiwa manusia. Dengan kata lain yang utama adalah keselamatan jiwa bukan keselamatan harta benda atau uang. Kami berharap kepada mereka yang masih mengutamakan atau menempatkan diri sebagai yang tergantung pada harta benda atau kekayaan duniawi alias bersikap mental materialistis atau duniawi, untuk bertobat dan memperbaharui diri. Kepada siapapun yang kaya atau semakin kaya akan harta benda atau uang, kami harapkan juga semakin beriman, dan dengan demikian memfungsikan semua harta benda atau kekayaannya sebagai sarana untuk menjadi lebih suci, lebih mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui pelayanan kepada sesamanya.
“Terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan” (Rm 4:20-21), demikian kesaksian Paulus perihal iman bapa Abraham. Sebagai orang beriman kita diharapkan meneladan iman bapa Abraham. Kepada kita semua atau masing-masing dari kita, Allah telah menjanjikan hidup mulia di sorga untuk selama-lamanya setelah dipanggil Tuhan nanti atau meninggal dunia. Janji ini hendaknya memperkuat iman atau penyerahan diri kita kepada Allah melalui sesama atau saudara-saudari kita, dengan kata lain mengimani janji Allah ini berarti kita saling menyerahkan diri, saling membahagiakan dan saling menyelamatkan. Kuasa Allah dalam pemenuhan janji perlu disertai atau didukung oleh cara hidup dan cara bertindak kita yang saling mempersembahkan atau menyerahkan diri satu sama lain. Cara hidup dan cara bertindak yang demikian ini hendaknya pertama-tama dan terutama dihayati di dalam keluarga-keluarga, sebagai dasar hidup bersama, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama, dengan teladan konkret dari bapak-ibu atau orangtua. Sedini mungkin anak-anak di dalam keluarga dididik.atau dibiasakan dalam hal saling menyerahkan diri, saling membahagiakan satu sama lain. Marilah kita bekerjasama dalam rangka mengupayakan kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan jiwa kita; marilah kita fungsikan keterampilan, bakat atau hobby kita demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita.
Antifon Komuni (Luk 1:68)
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi
'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan
hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja
sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1):
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman"
(Mat 28:19-20). --- Katekismus Gereja Katolik, 849
Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)
Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah.
Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku
bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.
To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me;
hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your
wings protect me.
Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi
verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum
protege me. Doa Pembuka
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus
dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung,
dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (17:8-13)
"Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel."
Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang
Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua, “Pilihlah orang-orang bagi
kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok
akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di
tanganku.” Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya
dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa, Harun dan Hur naik
ke puncak bukit. Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat
tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa
menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. Tetapi menjadi penatlah
tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di
belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang
kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang
lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam.
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang
pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan
langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
3. Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan
pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga
nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai
selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)
"Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang
telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang
yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil
engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran. Dengan demikian orang-orang kepunyaan Allah
diperlengkapi oleh setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di
hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang
mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya
dan demi Kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu,
baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur dan
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12; 2/4)
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
"Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya."
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada
murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim
yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota
itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan
berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim
itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku
tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena
janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan
terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Tuhan berkata,
“Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan
membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan
adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata
kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak
manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hidup adalah perjuangan. Orang yang lemah imannya dan tidak mau berjuang
akan mudah putus asa. Sebaliknya orang yang kuat imannya akan
menghadapi setiap tantangan sebagai sarana untuk menguji ketangguhannya.
Dalam hidup rohani, kita juga mesti terus berjuang, tidak boleh lekas
putus asa. Yesus mengharapkan kita tekun berdoa dengan tak jemu-jemu.
“Jemu” artinya bosan, jenuh dan putus asa. Sedangkan sikap optimis
menunjukkan kualitas orang dalam beriman.
Bacaan Injil hari ini mengajak
kita semua untuk banyak berdoa setiap waktunya. Bahkan Tuhan Yesus
berkata bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Mengapa kita
harus banyak berdoa? Bukan hanya karena kita memerlukan rahmat dan
pertolongan Tuhan setiap saatnya, tetapi karena kita ini hidup di
hadapan Allah Bapa yang mahabaik. Hakim yang lalim saja mau menolong
janda miskin itu, apalagi Allah Bapa yang begitu baik kepada kita,
anak-anak-Nya.Doa
adalah salah satu sarana untuk mengalami belas kasih Allah. Yesus
menunjukkan kepada para murid bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan
mereka yang bertekun dan setia dalam doa. Dia juga menegaskan, dari
pihak kita dituntut ketekunan, kesetiaan dan iman. Ini menjadi bahan
refleksi bagi kita bersama, bagaimana belas kasih Allah kita alami dalam
ketekunan dan kesetiaan doa kita. Bagaimana kita memelihara iman kita
akan belas kasih Allah tersebut?
"Kita harus merangkul/dekat dan ramah kepada semua manusia; tapi apa
yang datang dari musuh tidak bisa dan tidak boleh bergabung. Anda tidak
dapat menggabungkan Kristus dan Belial (pangeran kegelapan)!" (Kardinal
Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen)
Antifon Komuni (Mzm 33:18-19)
Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang
mengharapkan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut
dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Behold, the eyes of the Lord are on those who fear him, who hope in his
merciful love, to rescue their souls from death, to keep them alive in
famine.
Atau (Mrk 10:45)
Anak Manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya memnjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man has come to give his life as a ransom for many.
Syalom aleikhem. Ada harta berharga dalam Kurban Misa yang kini – entah mengapa – terlupakan. Namanya Antifon, salah satunya Antifon Pembuka. Gereja Katolik (masih) memilikinya dalam khazanah liturginya, namun berapa orangkah yang masih tahu betapa tinggi nilainya? Mungkin, tahu keberadaannya saja tidak: “Wah, apa itu Antifon Pembuka?” Itulah nasib Antifon, harta terlupa dalam liturgi kita.
Umat Katolik begitu kenal dengan Nyanyian Pembuka (yang sering secara salah kaprah disebut “Lagu Pembuka” dan lebih meleset lagi “Lagu Pembukaan”). Nota: Lagu itu notasi nada; kalau pakai kata-kata, namanya nyanyian: gabungan nada dan kata.
Tentulah tak salah melantunkan Nyanyian Pembuka sebab PUMR no. 47 menyatakan, Nyanyian Pembuka dimulai ketika imam dan para pelayan lain berarak menuju altar. Namun, rupanya PUMR no. 48 menyebut bahwa pertama-tama Nyanyian Pembuka diambil dari Graduale Romanum (GR) atau Graduale Simplex (GS). Keduanya kitab nyanyian Latin bernotasi gregorian. Ah, sulit dilaksanakan! Tenang, PUMR beri alternatif: nyanyian lain yang sesuai dengan sifat perayaan, sifat pesta, dan suasana masa liturgi.
Aneka pertimbangan itu perlu digunakan ketika kita memilih Nyanyian Pembuka di luar GR dan GS; jadi, tak asal nyanyi saja. Tak lupa, nyanyian yang dapat digunakan dalam Kurban Misa adalah yang teksnya sudah disahkan Konferensi Uskup, bukan asal cipta nyanyian dan langsung jreng-jreng dipakai. Lihatlah PUMR no. 48.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati