| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 24 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Kamis, 24 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX

“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.” (St. Yohanes Paulus II)
 

Antifon Pembuka (Luk 12:49)

Aku datang untuk membawa api ke dunia, dan betapa Kuinginkan api itu menyala

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, sumber cinta dan belas kasih, Engkau telah menyalakan api di dunia, yaitu Yesus, api cinta kasih-Mu. Kami mohon, semoga cinta dan belas kasih-Nya melepaskan kami dari segala dosa. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (6:19-23)
   
   
"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah."
  
Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan. Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik dari padanya? Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu, karena kesudahannya ialah kematian. Tetapi, sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah. Maka kalian memperoleh buah yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (buku MT halaman 407, 408)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau: Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: 40:5)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)
  
"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."
  
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah. Tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan putranya, dan putra melawan bapanya, ibu melawan putrinya, dan putri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Sabda Yesus kali ini sungguh menyentak hati. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk. 12:51). Ya, betapa tidak menyentak! Keyakinan kita terhadap Yesus sebagai Raja Damai, jadi goyah.

Keyakinan goyah bisa saja terjadi! Kita tidak dapat menutup mata melihat tuntutan Yesus untuk menjadi murid-Nya. Tuntutan itu berat, tidak mudah. Sebut saja, setia bersama Yesus, mendengar dan melakukan sabda-Nya, mengampuni tanpa batas, mengasihi dengan tulus termasuk yang memusuhi dan menfitnah kita, bekerja dengan tulus tanpa pamrih dan motivasi mencari muka pada majikan (bdk Luk. 12:35-48: lnjil kemarin), hati tidak terikat atau lepas bebas terhadap harta, dsb. Kita, untuk menjadi murid sejati Yesus, harus menyikapi tuntutan Yesus ini, dan dalam menyikapi tuntutan itu kita kadang mengalami pergumulan batin, bahkan juga kadang terjadi pertentangan dalam dan di antara anggota keluarga. Pergumulan itu bisa pelan-pelan reda-teratasi jika kita tidak lagi mendua hati, sebaliknya mulai fokus memilih Yesus berikut menghidupi amanat-Nya dari hari ke hari dengan satu … kita masih bersikap tawar… & lam menerima dan melaksanakan tuntutan Yesus ini? Sikap tawar-menawar (dalam menghadapi apa pun) yang kunjung henti akan kian momo… pergumulan batin. dan berujung kepada kemandegan hidup.
  
Antifon Komuni (Mzm 1:1.2)

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tetapi kesukaannya ialah hukum Tuhan dan siang malam merenungannya.
 
Doa Malam  
 
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, utuslah Roh-Mu dan tinggal di dalam hatiku. Dengan demikian, aku dapat menempuh hidup ini dalam bimbingan dan penyertaan Roh Kudus dan oleh-Nya dibawa kepada kekudusan dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
 
 
  
 
WD/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Katekismus MARIA BUNDA GEREJA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 288

Seri Katekismus
MARIA BUNDA GEREJA

Syalom aleikhem.
Hubungan erat Bunda Maria dengan Sang Kristus sangatlah jelas, demikian pula dengan Roh Kudus. Kali ini akan dijelaskan hubungan eratnya dengan Gereja sebagaimana Paus Paulus VI katakan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Gereja. Bunda Kristus sekaligus Bunda Gereja.

Menjelang wafat-Nya di salib, Kristus mengaruniakan Bunda Maria kepada murid-Nya. Bunda Maria lalu menjadi ibu bagi murid itu, yang mewakili seluruh murid Kristus. Dengan demikian, Bunda Maria menjadi ibu segenap murid Kristus, ibu Gereja. Sesudah Putranya naik ke surga, Bunda Maria menyertai Gereja awal mula dengan doa-doanya.

Kisah Para Rasul 1:13-14 mencatat peran Ibu Maria: “Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.” Dalam doa-doa bersama menantikan turunnya Roh Kudus, Ibu Maria berada di antara para murid Kristus, dan karena itu menjadi Bunda Gereja.

Setelah di Surga

Setelah diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, Ibu Maria tetap menjadi Bunda Gereja dengan tetap menjalankan peran sebagaimana yang telah diembannya selama hidup di dunia. Setelah di surga, Ibu Maria membantu kita memperoleh karunia-karunia demi mengantar kita kepada keselematan kekal. Karunia-karunia itu berasal dari Putranya, namun diperoleh oleh Bunda Maria untuk “disalurkan” kepada kita di dunia.

Peran Ibu Maria yang demikian tidak mengecilkan atau mengurangi peran Kristus sebagai pengantara tunggal. Justru sebaliknya, Ibu Maria menegaskan lebih kuat lagi peran Kristus sebagai pengantara satu-satunya. Mengapa? Sebab, semua karunia yang diperoleh oleh Ibu Maria lalu diberikan kepada kita, diperolehnya dari Sang Kristus.

Karena peran istimewa itu, Bunda Maria dihormati oleh Gereja dengan bakti (devosi) yang spesial. Sejak zaman kuno, Sang Perawan sudah digelari Bunda Allah. Meski begitu, bakti kepada Bunda Maria tak dapat disejajarkan dengan bakti dan penyembahan kepada Putranya, Sang Firman yang menjadi manusia.

Penghormatan kepada Bunda Maria tak mengecilkan dan mengurangi penghormatan dan penyembahan kepada Sang Kristus, Tuhan. Sebab, penghormatan kepada Sang Perawan selalu automatis merupakan penghormatan kepada Sang Kristus. Bunda Maria tak pernah “berdiri sendiri”, melainkan selalu menunjuk dan terkait dengan Sang Kristus. Bahkan, sebagai buktinya, semua dogma Gereja mengenai Bunda Maria tak pernah “demi” Sang Perawan sendiri, melainkan selalu menunjuk kepada Sang Kristus. Per Mariam ad Iesum, melalui Maria kepada Yesus, demikian ujaran tradisional dalam ajaran Gereja Katolik.

Gereja menghormati Santa Perawan sebagai Bunda Tuhannya sekaligus Bundanya sendiri.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 963-972

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 23 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Rabu, 23 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX
   
 “Kristus, sebagai terang, terangilah dan bimbinglah aku! Kristus, sebagai perisai, naungilah dan lindungilah aku! Kristus, beradalah di bawah aku! Kristus, beradalah di atas aku! Kristus, beradalah di samping aku, di kiri dan kananku! Kristus, beradalah hari ini di dalam aku dan di luar aku! Kristus, yang rendah hati dan lemah lembut, Kristus Yang Mahakuasa, beradalah di hati orang yang aku ajak bicara; beradalah di mulut setiap orang yang berbicara kepadaku; beradalah di setiap orang dekat aku, melihat aku, atau mendengarkan aku.” — St. Patrisius dari Irlandia
     

Antifon Pembuka (Luk 12:48)

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya. Dan barangsiapa diberi lebih banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.

Doa Pembuka


Allah Bapa, cahaya kehidupan kami, berkenanlah mengutus Putra-Mu mendatangi kami sebagai cahaya kehidupan. Semoga kejahatan dan kesombongan kami tersingkir berkat kebaikan hati-Mu dan belas kasih-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (6:12-18)
    
  
"Serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang telah bangkit dari kematian."
     
Saudara-saudara, janganlah dosa berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginannya. Janganlah kalian menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa, untuk dipakai sebagai senjata kelaliman. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati tapi sekarang hidup. Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk dijadikan senjata-senjata kebenaran. Sebab kalian tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kalian tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita berbuat dosa karena tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Tidak tahukah kalian, bahwa dengan menghambakan diri kepada seseorang untuk mentaatinya, kalian menjadi hamba orang itu? Bahwa kalian harus mentaati dia baik dalam dosa yang memimpin kalian kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kalian kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kalian hamba dosa, tetapi sekarang kalian dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah disampaikan kepadamu. Kalian telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8; Ul: 8a)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita; - biarlah Israel berkata demikian, - Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:22a.44)
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:39-48)
   
"Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut darinya."
    
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kalian juga siap sedia, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tak kalian sangka-sangka.” Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksud dengan perumpamaan ini ataukah juga semua orang?” Tuhan menjawab, “Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang-datang’. Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuannya akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia serta membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut dari padanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Kedatangan kembali Anak Manusia pada akhir zaman untuk menentukan nasib manusia secara definitif tidak bisa direka. Para murid hanya diminta untuk selalu siap sedia, bagai seorang hamba setia menantikan kepulangan majikannya tanpa kepastian waktu. Anak Manusia juga bagai majikan itu dapat datang tiba-tiba ' tanpa disangka-sangka.

Hamba menanti tidak berarti duduk manis di depan pintu. Ia mesti tetap bekerja, entah menyapu, mengepel, mencuci, menyeterikan, dsb, guna menghalau rasa bosan, ngantuk, lengah. Betapa hamba ini berbahagia ketika tuannya datang, ia didapati bekerja dan siap sedia menyambut tuannya. Murid-murid Kristus juga demikian. Murid yang menanti pasif tanpa mengisi agenda hidupnya dengan karya pengembangan kemanusiaan, keimanan, kepedulian terhadap lingkungan, mudah lengah, bosan, bahkan mudah kehilangan arah hidup. Tanpa murid sadari dengan mengerjakan pekerjaan harian kita dengan tulus, merajut persaudaraan, memupuk kasih, taat pada Allah, ia telah mulai hidup dalam tuntunan Tuhan saat ini. Begitu, kedatangan Tuhan di akhir zaman bagi para murid tidak lagi mengagetkan apalagi menakutkan, tetapi dirindukan, disambut dengan gembira.
(WD/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019).    
 
 

 

Antifon Komuni (Luk 12:48)

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula yang dituntut daripadanya. Dan barangsiapa dipercaya banyak, lebih banyak lagi yang dituntut daripadanya.

Selasa, 22 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Selasa, 22 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX
       
“Aku berjuang mencari suara Allah dan aku memanjat menara tertinggi, tetapi Allah berkata: 'Turunlah lagi - Aku tinggal di antara umat-Ku.'” — St. John Henry Kardinal Newman


Antifon Pembuka (Rom 5:21)

Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia berlimpah. Jadi, sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikian pula kasih karunia akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk hidup kekal.

Doa Pembuka


Allah Bapa Mahakuasa, Engkau membangun dunia dan manusia di atas Yesus, Adam Baru. Kami bersyukur, karena Engkau telah menganugerahkan daya pengharapan dan semangat baru. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Karena ketidaktaatan satu orang, manusia telah jatuh dalam dosa. Kita juga akhirnya dibenarkan karena ketaatan satu orang. Satu orang itu adalah Yesus Kristus, Tuhan kita.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma (5:12,15b,17-19,20b-21)
    
     
"Jika karena dosa satu orang maut telah berkuasa, betapa hebatnya mereka akan berkuasa dalam kehidupan."
    
Saudara-saudara, dosa telah masuk ke dunia lantaran satu orang, dan karena dosa itu juga maut. Demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Jika karena pelanggaran satu orang semua orang jatuh ke dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia dan anugerah Allah, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang lantaran satu orang, yaitu Yesus Kristus. Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa maka lebih benar lagi yang terjadi atas mereka yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran: mereka akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu sebagaimana oleh satu pelanggaran semua orang mendapat penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang mendapat pembenaran untuk hidup. Jadi, sebagaimana oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua menjadi orang benar. Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia berlimpah-limpah. Jadi, sebagaimana dosa berkuasa dalam alam maut, demikianlah pula kasih karunia akan berkuasa karena Tuhan kita Yesus Kristus membenarkan kita untuk hidup kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban baker dank urban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!”
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Biarlah bergembira dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu tetap berkata, “Tuhan itu besar!”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:36)
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

Setiap murid Tuhan diminta untuk selalu berjaga-jaga. Itulah sikap seorang hamba. Ia selalu siap melayani tuannya. Ia siap juga melaksanakan apa yang dikehendaki oleh tuannya. 
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:35-38)
   
"Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga."
     
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah para hamba itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  
Apa yang disebut ‘persiapan’ hemat saya merupakan suatu langkah kegiatan penting dalam aneka usaha atau kesibukan kita; dengan persiapan baik ada harapan cita-cita atau usaha akan sukses. Persiapan yang baik membuat orang yang bersangkutan senantiasa dalam keadaan siap-siaga untuk dipanggil dan diutus. Tanpa melecehkan prosfesi lainnya, hemat saya militer dapat menjadi contoh dalam hal persiapan. Militer memiliki tugas utama dalam ‘perang’, maka ketika tidak berperang pun pada umumnya mereka terus mempersiapkan diri dengan berbagai latihan. Dengan kata lain mereka belajar terus menerus. Bagi para pelajar atau mahasiswa, tugas belajar juga merupakan persiapan, entah persiapan untuk ujian atau profesi masa depan, dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Hidup kita hemat saya juga merupakan persiapan untuk mati atau dipanggil Tuhan. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri bahwa tugas atau pekerjaan kita apapun dan dimanapun adalah persiapan atau pembelajaran. Sikap mental selama persiapan atau belajar antara lain: kerja keras, terbuka, siap sedia terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, bergairah, dst.. atau berjaga-jaga seperti satpam atau penjaga malam yang baik. Salah satu usaha yang tak boleh dilupakan selama persiapan atau belajar menjaga kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga. Untuk menjaga keshatan dan kebugaran jiwa dan raga antara lain tidak melupakan hidup doa serta senantiasa berbuat baik jika ada kesempatan, maupun rajin berolahraga dan mengkomsumsi makanan sesuai dengan pedoman ‘empat sehat lima sempurna’, hidup teratur baik dalam kerja maupun istirahat. Usaha menjaga kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga ini hendaknya sedini mungkin diusahakan di dalam keluarga: anak-anak dibiasakan hidup sehat dan bugar dengan teladan dan bimbingan orangtua/bapak-ibu.
    
DOA PANCARAN CINTA KASIH TUHAN

Oleh: St. John Henry Kardinal Newman

Ya Allah Tuhanku, tolonglah aku menyebarkan keharuman-Mu ke mana saja aku pergi.

Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidup-Mu.

Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa sehingga seluruh hidupku hanyalah merupakan pacaran cinta kasih-Mu.

Bersinarlah sepenuhnya dalam diriku sedemikian rupa sehingga setiap jiwa yang berhubungan denganku dapat merasakan kehadiran-Mu dalam jiwaku.

Semoga mereka tidak melihat diriku lagi melainkan menengadah memandang Engkau sendiri oh Tuhanku.

Tinggalah selalu dalam jiwaku sehingga Engkau sendiri yang memancarkan sinar melalui diriku, sedemikian rupa hingga memancarkan sinar-Mu menerangi sesamaku.

Sinar itu oh Tuhan akan datang seluruhnya daripada-Mu, tak satu pun milikku, hanya Dikau saja yang memancarkan sinar-Mu menembusiku menerangi sekelilingku.

Biarkanlah aku memuji-Mu dengan cara yang paling berkenan di hati-Mu dengan membawa sinar-Mu menerangi orang-orang di lingkunganku.

Biarkanlah aku mewartakan-Mu tanpa mengkhotbahi bukan dengan kata-kata melainkan dengan suri teladanku, dengan daya yang menawan dan pengaruh lembut dari apa yang kulakukan, menjadi bukti nyata dari keutuhan cinta kasihku kepada-Mu. Amin.
 

Antifon Komuni (Mat 24:42,44)
 
Waspadalah dan siap siagalah, sebab kamu tidak tahu, kapan Putra Manusia datang. 
 
Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, kami kami mohon Kauingatkan akan kedatangan-Mu di tengah-tengah kami. Ajarilah kami mengenal tanda-tanda yang mengisyaratkan kehadiran-Mu dan mewartakan kekayaan penyelenggaraan-Mu kepada setiap orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. 
 
 
 


Arsip Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 6:4-7

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 287

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:4-7

Mrk. 6:4
Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.”

Et dicebat eis Iesus: “ Non est propheta sine honore nisi in patria sua et in cognatione sua et in domo sua ”.

Syalom aleikhem.
Perkataan Tuhan Yesus ditujukan kepada “mereka”, orang-orang di sinagoga di Nazaret. Kata “dihormati” diterjemahkan dari ungkapan negasi dobel yang harafiahnya berbunyi “bukan tidak dihormati”; dua kali tidak yang berjejer artinya ya. Setelah kata “kecuali” ada tiga rincian: tempat asal yang menunjuk pada kota atau kampung, kaum keluarga yang menunjuk pada kerabat, dan rumah yang menunjuk pada keluarga inti. Kata-kata Tuhan ini tanggapan atas kekecewaan dan penolakan orang-orang Nazaret terhadap-Nya (ay. 3).

Mrk. 6:5-6a
Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Et non poterat ibi virtutem ullam facere, nisi paucos infirmos impositis manibus curavit; et mirabatur propter incredulitatem eorum.

Kekecewaan dan penolakan menghasilkan ketidakpercayaan. Ayat 6a menjelaskan hal ini. Tuhan sampai heran karena sikap itu. Kok bisa ya, orang-orang yang sudah menerima pengajaran sampai terkagum-kagum dan takjub serta sudah mendengar berita banyaknya mujizat, tak mau percaya juga, kira-kira beginilah batin Tuhan kalau diselami. Karena situasi itu, Tuhan tak dapat membuat mujizat di sana. Kata “tidak dapat” bukan berarti Tuhan kehilangan kuasa, tapi karena orang-orang di sana tak percaya kepada-Nya. Kita melihat kaitan kepercayaan (iman) dengan mujizat. Tanpa iman, tak ada mujizat; bukan karena Tuhan tak punya kuasa, tapi karena manusia tak siap menerimanya. Rupanya mujizat “mencari” orang yang siap.

Mrk. 6:6b
Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Et circumibat castella in circuitu docens.

Tuhan keluar dari Nazaret lalu pergi ke desa-desa lain di sekitarnya. Beliau mengajar di pelbagai desa itu, mungkin di satu desa beberapa hari lalu pindah ke desa lain dan seterusnya.

Mrk. 6:7
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

Et convocat Duodecim et coepit eos mittere binos et dabat illis potestatem in spiritus immundos;

Di tengah perjalanan keliling dari kampung ke kampung itu, adegan pada ayat ini terjadi. Tempat pastinya tak jelas, tampaknya masih dekat-dekat Nazaret. Waktu itu, Tuhan sudah punya dua belas murid yang ikut ke mana-mana. Jadi, sampai di sini kedua belas murid pun selalu ikut serta. Karena itu, kata “memanggil” berarti ‘bicara secara khusus’. Perkataan Tuhan berikutnya tak ditujukan kepada orang banyak, melainkan khusus kepada Keduabelasan.

Keduabelasan diberi tugas khusus dengan diutus berdua-dua. Artinya, ada enam pasang murid yang pergi ke tempat yang berbeda-beda. Murid A dan B pergi ke desa 01, murid C dan D ke desa 02, dst. Untuk keperluan itu, Tuhan memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat. Dengan itu, Keduabelasan siap pergi dengan kuasa Kristus.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 21 Oktober 2019 Hari Biasa Pekan XXIX

Senin, 21 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXIX
 
Titik pusat Salam Maria adalah nama Yesus, ibarat sendi yang menghubungkan kedua bagian Salam Maria (Paus Yohanes Paulus II)
 

Antifon Pembuka (bdk Rm 4:21-22)

Abraham penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Maka hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami di surga, sumber sukacita, bangunlah kiranya kami menjadi Gereja, yang didasari batu sendi sejati, ialah Yesus Kristus. Semoga kami Kaupenuhi pula dengan sukacita, karena diperkenankan mengimani Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (4:20-25)
  
    
"Kita pun dibenarkan karena mengimani Allah."
  
Saudara-saudara, terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena kurang percaya, tetapi sebaliknya, ia malahan diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah. Ia yakin penuh bahwa Allah berkuasa melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya. Maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ‘hal ini diperhitungkan kepadanya’ tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi untuk kita juga, sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita, dan dibangkitkan demi pembenaran kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia mengunjungi umat-Nya.
Ayat. (Luk 1:69-70.71-72.73-75; Ul: 68)
1. Tuhan telah mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud, hamba-Nya. Seperti dijanjikan-Nya dari sediakala dengan perantaraan para nabi-Nya yang kudus.
2. Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita, dan dari tangan semua lawan yang membenci kita. Untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada leluhur kita dan mengindahkan perjanjian-Nya yang kudus.
3. Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita, akan membebaskan kita dari tangan musuh, agar kita dapat mengabdi kepada-Nya tanpa takut, dan berlaku kudus dan jujur di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
  
"Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?"
  
Sekali peristiwa Yesus mengajar banyak orang. Salah seorang dari mereka berkata kepada Yesus, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan daku.” Tetapi Yesus menjawab, “Saudara, siapa yang mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?” Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu.” Kemudian Ia menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak punya tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’. Lalu katanya, ‘Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya. Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!’ Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu?’ Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
  
  Dalam rangka pengelolaan dana atau uang sering ada yang disebut dengan ‘dana abadi’, tentu saja tidak dimaksudkan bahwa dana tersebut bersifat abadi alias tak akan berubah, melainkan yang dimaksudkan adalah dana yang dapat digunakan dalam keadaan sungguh terpaksa. Dana, uang atau harta benda memang tidak abadi; perhatikan saja dengan peristiwa gempa bumi atau kebakaran dan banjir yang akhir-akhir ini melanda wilayah Indonesia: bangunan roboh, aneka macam jenis harta benda ludes terbakar atau hanyut dalam hitungan menit dst.. Cukup banyak orang menjadi stress alias sinthing karena kehilangan harta benda atau kekayaan duniawi tersebut, bahkan ada yang bunuh diri atau hidup ngawur. Harta benda pada dasarnya bersifat sosial, tidak egois, maka hendaknya menyikapi aneka macam jenis harta benda sebagai sarana untuk membangun hubungan sosial, persaudaraan atau persahabatan sejati dalam rangka mengupayakan keselamatan jiwa manusia. Dengan kata lain yang utama adalah keselamatan jiwa bukan keselamatan harta benda atau uang. Kami berharap kepada mereka yang masih mengutamakan atau menempatkan diri sebagai yang tergantung pada harta benda atau kekayaan duniawi alias bersikap mental materialistis atau duniawi, untuk bertobat dan memperbaharui diri. Kepada siapapun yang kaya atau semakin kaya akan harta benda atau uang, kami harapkan juga semakin beriman, dan dengan demikian memfungsikan semua harta benda atau kekayaannya sebagai sarana untuk menjadi lebih suci, lebih mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui pelayanan kepada sesamanya.
 
 “Terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan” (Rm 4:20-21), demikian kesaksian Paulus perihal iman bapa Abraham. Sebagai orang beriman kita diharapkan meneladan iman bapa Abraham. Kepada kita semua atau masing-masing dari kita, Allah telah menjanjikan hidup mulia di sorga untuk selama-lamanya setelah dipanggil Tuhan nanti atau meninggal dunia. Janji ini hendaknya memperkuat iman atau penyerahan diri kita kepada Allah melalui sesama atau saudara-saudari kita, dengan kata lain mengimani janji Allah ini berarti kita saling menyerahkan diri, saling membahagiakan dan saling menyelamatkan. Kuasa Allah dalam pemenuhan janji perlu disertai atau didukung oleh cara hidup dan cara bertindak kita yang saling mempersembahkan atau menyerahkan diri satu sama lain. Cara hidup dan cara bertindak yang demikian ini hendaknya pertama-tama dan terutama dihayati di dalam keluarga-keluarga, sebagai dasar hidup bersama, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama, dengan teladan konkret dari bapak-ibu atau orangtua. Sedini mungkin anak-anak di dalam keluarga dididik.atau dibiasakan dalam hal saling menyerahkan diri, saling membahagiakan satu sama lain. Marilah kita bekerjasama dalam rangka mengupayakan kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan jiwa kita; marilah kita fungsikan keterampilan, bakat atau hobby kita demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita. 
 
Antifon Komuni (Luk 1:68)
 
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.     
 
 
 

Arsip Renungan Rm. Ign. Sumarya SJ

Minggu, 20 Oktober 2019 Hari Minggu Biasa XXIX

Minggu, 20 Oktober 2019
Hari Minggu Biasa XXIX 
  
Amanat misi. "Kepada para bangsa Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi 'Sakramen universal keselamatan'. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan hakiki sifat katoliknya, menaati perintah Pendirinya, Gereja sungguh-sungguh berusaha mewartakan Injil kepada semua orang" (AG 1): "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:19-20). --- Katekismus Gereja Katolik, 849
  
  
Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)


Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.

To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.

Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum protege me.

Doa Pembuka

Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Kitab Keluaran (17:8-13)
    
  
 "Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel."
       
  Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. Musa berkata kepada Yosua, “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa, Harun dan Hur naik ke puncak bukit. Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. Tetapi menjadi penatlah tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.          
                       
       
                                
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 805
Ref. Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.
Ayat. (Mzm 121:1-2.3-4.5-6.7-8; R:lih. 2)
1. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
2. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
3. Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
4. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 3:14-4:2)
  
"Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."
  
Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi oleh setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12; 2/4)
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:1-8)
  
"Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya."
    
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ia berkata, “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’ Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku.” Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan



Hidup adalah perjuangan. Orang yang lemah imannya dan tidak mau berjuang akan mudah putus asa. Sebaliknya orang yang kuat imannya akan menghadapi setiap tantangan sebagai sarana untuk menguji ketangguhannya. Dalam hidup rohani, kita juga mesti terus berjuang, tidak boleh lekas putus asa. Yesus mengharapkan kita tekun berdoa dengan tak jemu-jemu. “Jemu” artinya bosan, jenuh dan putus asa. Sedangkan sikap optimis menunjukkan kualitas orang dalam beriman.
  
Bacaan Injil hari ini mengajak kita semua untuk banyak berdoa setiap waktunya. Bahkan Tuhan Yesus berkata bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemunya. Mengapa kita harus banyak berdoa? Bukan hanya karena kita memerlukan rahmat dan pertolongan Tuhan setiap saatnya, tetapi karena kita ini hidup di hadapan Allah Bapa yang mahabaik. Hakim yang lalim saja mau menolong janda miskin itu, apalagi Allah Bapa yang begitu baik kepada kita, anak-anak-Nya. Doa adalah salah satu sarana untuk mengalami belas kasih Allah. Yesus menunjukkan kepada para murid bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan mereka yang bertekun dan setia dalam doa. Dia juga menegaskan, dari pihak kita dituntut ketekunan, kesetiaan dan iman. Ini menjadi bahan refleksi bagi kita bersama, bagaimana belas kasih Allah kita alami dalam ketekunan dan kesetiaan doa kita. Bagaimana kita memelihara iman kita akan belas kasih Allah tersebut?


"Kita harus merangkul/dekat dan ramah kepada semua manusia; tapi apa yang datang dari musuh tidak bisa dan tidak boleh bergabung. Anda tidak dapat menggabungkan Kristus dan Belial (pangeran kegelapan)!" (Kardinal Robert Sarah, Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata-tertib Sakramen)
  
   
Antifon Komuni (Mzm 33:18-19)

Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang mengharapkan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Behold, the eyes of the Lord are on those who fear him, who hope in his merciful love, to rescue their souls from death, to keep them alive in famine.

Atau (Mrk 10:45)

Anak Manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya memnjadi tebusan bagi banyak orang.

The Son of Man has come to give his life as a ransom for many.
 
   
 
 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy