Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 291 Seri Katekismus KUASA MENGAMPUNI DOSA
Syalom aleikhem. Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia, Putra Allah yang tunggal. Beliau memiliki kuasa mengampuni dosa sebagaimana dinyatakan-Nya: “di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mrk. 2:10). Ayat-ayat lain juga menyatakan kuasa Kristus itu (Mrk. 2:5; Luk. 7:48). Mengampuni dosa adalah kuasa ilahi yang dimiliki Tuhan Yesus.
Selanjutnya, kuasa itu diberikan oleh Kristus kepada manusia-manusia terpilih, yaitu Para Rasul, supaya mereka melaksanakannya atas nama-Nya. Tertulis dalam Yoh. 20:21-23: “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’ Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.’”
Sebelum naik ke surga, Tuhan mempercayakan kuasa mengampuni dosa kepada Para Rasul (jabatan apostolik). Itu sebabnya, Rasul Paulus mengajar melalui suratnya (2Kor. 5:18): “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.” “Pelayanan pendamaian” adalah pengampunan dosa. Disebut pendamaian karena pengampunan dosa artinya mendamaikan (menyambungkan) kembali hubungan Allah dan manusia yang terputus.
Ayat berikutnya yang menyatakan bahwa pelayanan pengampunan dipercayakan kepada jabatan apostolik (rasuli) adalah 2Kor. 5:20: “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” “Kami” dalam ayat ini adalah Para Rasul. Jelas sudah, kuasa mengampuni dosa dipercayakan oleh Kristus kepada Para Rasul, kepada Gereja-Nya. Pembaptisan dan Pengampunan Dosa Pengampunan dosa pertama-tama terkait dengan iman dan Pembaptisan sebagaimana dinyatakan oleh Tuhan kita dalam Mrk. 16:15-16. Dengan Pembaptisan, orang dipersatukan dengan Kristus yang telah wafat untuk dosa manusia dan yang telah bangkit demi pembenaran manusia.
Dengan Pembaptisan, orang dibersihkan dari dosa asal dan dosa akibat perbuatannya sendiri, diampuni dari segala kesalahannya. Ketika dibaptis, dosa orang dan siksa dosanya dihapuskan semuanya Namun, Pembaptisan tak menghapus kelemahan manusiawi, yaitu kecenderungan berbuat dosa. Karena itu, orang masih harus berjuang tanpa henti melawan hawa nafsunya guna menjaga rahmat baptisannya. Pengakuan dan Pengampunan Dosa
Sewaktu dibaptis, orang dibebaskan dari segala dosa dan siksa dosanya. Tak ada dosa sekecil apapun masih melekat padanya. Putih seperti salju. Masalahnya, ia masih punya kecenderungan berbuat dosa. Jadi, orang masih bisa berdosa setelah Pembaptisan. Karena itu, diperlukan sakramen lain untuk menghapuskan dosa-dosa yang diperbuat setelah Pembaptisan; namanya Sakramen Tobat alias Pengakuan (Dosa).
** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 976-980
Rabu, 30 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXX
Kasih persaudaraan adalah kesaksian paling nyata yang dapat kita berikan karena Yesus tinggal di antara kita (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (bdk. Rm 8:27)
Allah yang menyelami hati sanubari manusia mengetahui maksud Roh Kudus.
Sebab Roh Kudus berdoa untuk umat Allah, sesuai dengan kehendak Allah
sendiri.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakudus, Engkau menguatkan kami dengan Roh Kudus-Mu untuk menghadap hadirat-Mu. Tunjukkanlah kepada kami jalan menuju kebahagiaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:26-30)
"Bagi mereka yang mengasihi Tuhan, segala sesuatu mendatangkan kebaikan."
Saudara-saudara, Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelami hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang
dipilih Allah sejak semula, mereka itu juga ditentukan sejak semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan
Allah dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan yang dibenarkan-Nya,
mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 13:4-5.6)
1. Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku
bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan
berkata, “Aku telah mengalahkan dia”, dan lawan-lawanku bersorak-sorak,
apabila aku goyah.
2. Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak
karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan karena Ia telah
berbuat baik kepadaku. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang
kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang
sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha
untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan
menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu
sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan
berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan
berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah
mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak
tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua
yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan
mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang
terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan
menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Ada orang
yang menilai bahwa keselamatan itu adalah hasil dari kerjanya. Bila dia
bekerja dengan baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka
dia akan memperoleh keselamatan. Ada juga yang menilai bahwa keselamatan
itu adalah hasil dari kemampuan mengendalikan pikiran. Kita adalah apa
yang kita pikirkan. Bila kita berpikir positif maka diri kita pun akan
positif. Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu adalah sebuah
utopia, jauh dari kenyataan. Sehebat apa pun kita, keselamatan itu tidak
akan pernah kita peroleh. Dengan kata lain itu hanya khayalan semata.
Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu hanyalah sebuah perasaan
bahagia yang bisa ditemukan di dalam diri kita masing-masing.
Keselamatan itu bukan sesuatu di luar diri kita, tetapi sesuatu yang
berada di dalam hati kita. Begitulah macam-macam pandangan tentang
keselamatan.
Orang beriman hendaknya memahami
keselamatan dengan terang iman. Keselamatan itu bukan hasil dari kerja
manusia. Itu adalah anugerah dari Allah, yang dikaruniakan bagi orang
yang percaya kepada-Nya. Keselamatan itu juga bukan sesuatu yang dapat
kita kendalikan. Pengalaman mengatakan bahwa tidak semua di dunia itu
bisa kita kendalikan. Bahkan, ketika kita menyerahkan diri atau pasrah,
saat itulah kita merasakan keselamatan itu. Keselamatan itu juga bukan
sebuah utopia yang tidak pernah menjadi kenyataan. Namun, keselamatan
itu adalah sebuah harapan. Setiap kali kita berharap akan sesuatu yang
lebih baik, di situlah kita terarah padanya.
Antifon Komuni (Rm 8:26)
Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 126:6)
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu
dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon
perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab
dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang
telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai
sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan
bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus
sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab
kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat,
bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa
yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak
kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang
bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah
kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah
melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan
perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air
kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan
Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung
di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi,
“Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu
seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam
tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Perumpamaan yang baru saja kita dengar disampaikan oleh Yesus agar orang-orang paham tentang Kerajaan Allah. Ia tidak menjelaskannya melalui teori, melainkan perumpamaan yang kita alami sehari-hari. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Benih dan pertumbuhan Kerajaan Allah itu berasal dari Allah. Manusia diminta kerja samanya agar benih itu berkembang baik. Untuk itu, diperlukan keterbukaan hati, kesabaran, ketekunan, pengurbanan dan kesetiaan.Kita semua dipanggil untuk berperan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bersediakah kita? Apa yang bisa saya lakukan?
Doa Malam Tuhan Yesus, aku
berterima kasih atas anugerah bahwa misteri Kerajaan Allah dinyatakan
kepada orang kecil. Semoga dalam kesederhanaan hidup orang kecil, aku
dapat mengimani-Mu sepenuhnya. Sebab Engkaulah Tuhan dan penuntun
hidupku, sepanjang segala masa. Amin.
Syalom aleikhem. Itu bukan sembarang meja meski bentuknya betul meja, itulah altar. Di tengah panti imam dalam setiap gedung gereja Katolik, ada altar sebagai pusat aktivitas peribadatan. Altar begitu penting fungsi dan maknanya dalam setiap Perayaan Ekaristi.
Sebab itu, para pelayan liturgi: para imam, diakon, dsb selalu menghormati altar ketika perarakan masuk dan keluar. Selain itu, para imam dan diakon selalu mencium altar, bahkan dalam perayaan meriah, mereka mendupai altar. Semua tindakan itu menunjukkan betapa bernilainya altar bagi peribadatan Katolik. PUMR no. 49 merinci bagaimana tata cara penghormatan altar.
Sementara itu, PUMR no. 296 mencatat apa makna altar: (1) tempat menghadirkan kurban salib dengan menggunakan tanda-tanda sakramental; (2) meja perjamuan Tuhan; (3) pusat ucapan syukur.
Setiap kali melihat altar, mata rohani kita mestilah bagai melihat Golgota karena di sanalah terjadi kurban salib Kristus pada masa lampau. Kurban salib yang sama itu dihadirkan kembali kini dan setiap kali dalam tanda-tanda sakramental di atas altar. Ingatlah, setiap altar adalah Kalvari jaman now. Tubuh dan Darah Tuhan dikaruniakan kepada kita di sana, di altar suci.
Karena itu, setiap Misa adalah kurban salib yang “datang lagi” kepada kita. Bukan diulangi, namun dihadirkan kembali… di atas altar suci.
Senin, 28 Oktober 2019
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul
“Tugas para rasul jugalah untuk membawa orang berdosa kepada pertobatan” (St. Sirilus dari Aleksandria)
Antifon Pembuka
Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka
dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.
Isti sunt viri sancti, quos elégit Dóminus in caritáte non ficta, et dedit illis glóriam sempitérnam.
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory.
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Ya Allah, pada Pesta Santo Simon dan Yudas ini, Engkau telah melimpahkan
sukacita yang sejati. Berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu
hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian
tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu. Peliharalah kami
supaya tetap bersatu dengan Putra-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan
setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di
atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut
dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
atau Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya
tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan
malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di
seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung
bumi.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari
siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua
belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga
diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus,
Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan
Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot
yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan
berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar
dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh
Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka
datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit
mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar
suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Kirt adalah murid Kristus, bukan hanya karena mendapat pengajaran dari Yesus tetapi karena kita berhubungan erat dengan Yesus. Kita menjadi murid karena panggilan dari Yesus sendiri. Kita mengikuti Yesus dengan melaksanakan kehendak Allah. Sebagai murid, kita bersatu padu dengan Yesus tanpa syarat. menyerahkan hidup kepada-Nya bahkan harus siap mati dengan iman kepada-Nya. Murid Kristus harus memiliki kerendahan hati, semangat pertobatan dan kemiskinan, dan paling penting memmki keutamaan kasih.
Kita menerima iman akan sengsara dan kebangkitan Yesus dari dua belas rasul yang pertama. Kedua belas rasul itu memberikan kesaksian bahwa Yesus yang bangkit sama dengan Yesus dari Nazaret yang mereka kenal. Para rasul menyerahkan kuau memimpin, mengajar, dan menguduskan kepada pengganti mereka. yaitu pan uskup dan para pembantu mereka dalam jajaran hierarki. Mereka menghadirkan kepemimpinan Gereja pertama dan selanjutnya secara tak terputus sampai hari im.
Kaum awam pun ikut serta mengemban tugas perutusan sebagai imam, nabi. dan raja berkat baptis yang mereka terima. Kaum awam dengan demikian ikut merasul terutama meresapi dan menyempurnakan tata dunia (seperti perkawinan. profesi, dan budaya) dengan semangat Injil. Kaum awam turut merasul dengan semangat kristiani di tengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi. Untuk dapat merasakan dengan baik. kaum awam harus selalu bekerja sama dengan hierarki. Sudah barang tentu, pusat kehidupan orang kristiani adalah Ekaristi. Tanpa kekuatan Ekaristi, kerasulan awam tidak bermakna. Persatuan dengan Kristus mutlak perlu untuk kerasulan.
Antifon Komuni (bdk. Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, demikianlah
firman Tuhan; dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Si quis díligit me, sermónem meum servábit, dicit Dóminus et Pater meus
diligent eum, et ad eum veniémus, et mansiónem apud eum faciémus.
Whoever loves me will keep my word, says the Lord; and my Father will
love him, and we will come to him, and make our home with him.
Doa Malam
Yesus, Engkau telah memilih aku menjadi murid-Mu. Engkau telah
menyembuhkan segala luka hatiku, terlebih luka karena dosa. Semoga aku
setia mengabdi-Mu sampai akhir hayatku. Amin.
"..... Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti
kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari
meja Tubuh Kristus Bdk. DV 21." (Katekismus Gereja Katolik, 103)
Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan kekal, tambahkanlah iman, harapan, dan kasih
kami. Ajarilah kami mencintai apa yang Engkau perintahkan agar layak
menerima apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup
dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)
"Doa orang miskin menembusi awan."
Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara
orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan
yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang
mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan
sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke a wan. Doa
orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai
tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya,
sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan
menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816.
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu
ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang
yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk
melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu
berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia
lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan
orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya
dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan
dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara
iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan
hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang
pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan
ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan
menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan
sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan
demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari
setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk
ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya!
Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."
Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang
yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain,
“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang
Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok,
bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai
ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari
segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh,
bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri
dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata
kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri
akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Orang
sombong senantiasa memamerkan kemana-mana apa yang telah ia kerjakan
atau capai dalam kehidupan ini, misalnya: gelar, kedudukan, kekayaan,
pangkat dst.. Yang sering melakukan hal ini pada umumnya adalah para
pemimpin, direktur, manajer, dst.., padahal kesuksesan usaha atau peran
mereka tak pernah lepas dari jasa dan kinerja sekian banyak orang yang
membantunya seperti para pegawai, buruh atau bawahan. Sabda hari ini
mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senantiasa bersikap rendah
hati seperti pemungut cukai, yang berdoa kepada Tuhan “Ya Allah,
kasihanilah aku orang berdosa ini”.
Doa
adalah hal yang sangat mendasar di dalam hidup Kristiani. Setiap orang
yang percaya kepada Kristus, pasti berdoa, baik itu secara pribadi
maupun bersama-sama di keluarga, komunitas, lingkungan, gereja dan di
berbagai tempat lainnya. Salah
satu tokoh dalam Injil hari ini, yaitu pemungut cukai, memberikan
pembelajaran cara berdoa yang sesungguhnya kepada kita. Menurut orang
Yahudi, mungkin juga saat ini di Indonesia, pekerjaan ini adalah sumber
dosa, karena kecenderungan untuk penyelewengan sangat besar. Oleh sebab
itu, pemilik pekerjaan tersebut selalu dianggap pendosa berat. Akan
tetapi, pemungut cukai yang diceritakan oleh Yesus di dalam Injil ini
menepis prasangka umum tersebut. Justru ia malah diunggulkan oleh Yesus
di dalam doanya, karena ia dengan rendah hati melihat kedosaannya
walaupun mungkin ia tidak berdosa, karena orang yang memiliki hidup
baik, selalu menyadari dirinya sebagai pendosa, sehingga ia selalu
dengan penyesalan dan kerendahan hati datang di hadapan Tuhan.
Sebagai orang beriman, kita
dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya, yaitu
menyembuhkan mereka yang sakit, menolong yang menderita, tersingkir dan
terbuang, mengampuni yang berdosa dan bersalah. Dengan kata lain kita
dipanggil untuk mendatangi dan menyelematkan bagian dunia atau para
penghuni dunia yang sakit, berdosa dan menderita. Maka sekiranya kita
hanya mampu menyembuhkan atau mengampuni satu orang yang sakit atau
berdosa, bergembiralah dan bersyukurlah. Jika masing-masing dari kita
menyembuhkan atau mengampuni satu orang saja sungguh menggembirakan,
karena berarti kita saling mengampuni dan menyembuhkan. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 20:6)
Kami akan bersorak-sorai karena karya penyelamatan-Mu. Kami akan bergembira dalam nama Allah kita.
We will ring out our joy at your saving help and exult in the name of our God.
Atau (Bdk. Ef 5:2)
Kristus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan yang harum bagi Allah.
Christ loved us and gave himself up for us, as a fragrant offering to God.
Atau: Lætabimur in salutari tuo: et in nomine Domini Dei nostri magnificabimur.
Mohon
pengampunan adalah bentuk pertama dari doa permohonan. Itu ditemukan
misalnya dalam doa pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang
berdosa ini" (Luk 18:13). Doa itu merupakan prasyarat untuk doa yang
baik dan jujur. Kerendahan hati yang penuh kepercayaan, menempatkan
kembali kita dalam terang persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus
Kristus, dan dengan demikian dalam persekutuan antara kita manusiaBdk. 1
Yoh 1:7-2:2.. Lalu, "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya
dari-Nya" (1 Yoh 3:22). Doa mohon pengampunan harus mendahului perayaan
Ekaristi dan doa pribadi. (Katekismus Gereja Katolik, 2631)
Mrk. 6:8-9 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.
et praecepit eis, ne quid tollerent in via nisi virgam tantum: non panem, non peram neque in zona aes, sed ut calcearentur sandaliis et ne induerentur duabus tunicis.
Syalom aleikhem. Ayat ini berisi pesan Tuhan Yesus sebelum kedua belas murid pergi berdua-dua. Kata “berpesan” berarti harafiah ‘memberi petunjuk’. Apa sajakah petunjuk-Nya? Secara umum, Keduabelasan dilarang bawa apapun. Kalimat selanjutnya berisi rincian petunjuk umum. Ada tiga rincian sehubungan dengan alat, pangan, dan sandang.
Mengenai alat, ada pengecualian, Keduabelasan boleh bawa tongkat. Zaman itu, tongkat penting sekali sebagai alat dalam perjalanan sebab orang zaman itu umumnya bepergian dengan berjalan kaki. Tongkat berguna untuk menyangga badan di tempat-tempat licin, terjal, medan sulit. Selain itu, tongkat mujarab untuk menghalau hewan liar, mengusir ular dan hewan melata berbahaya lainnya. Tak kalah penting, tongkat juga alat bela diri kalau-kalau ada orang jahat berniat merampok dan mencelakakan. Maka dari itu, tongkat boleh dibawa untuk jaga keselamatan dalam perjalanan. Selain tongkat, tak boleh ada alat lain terbawa.
Terkait pangan, Tuhan melarang murid-murid bawa roti, makanan pokok masyarakat Timur Tengah waktu itu. Lebih lanjut, bekal dan uang juga tak boleh dibawa. Kata “bekal” diterjemahkan dari istilah untuk menyebut kantong perbekalan, semacam tas untuk kita zaman modern ini. Roti terlarang, wadahnya terlarang. Aduh!
Uang termasuk terlarang. Ungkapan “uang dalam ikat pinggang” muncul karena waktu itu orang lazim menyimpan uang dalam lipatan-lipatan ikat pinggang terbuat dari kain. Sebagai gambaran, perempuan Jawa masa lalu biasa memakai stagen; di situlah biasanya ada uang tersimpan aman. Inti rincian kedua: makanan, wadahnya, dan cadangan berupa uang tak boleh dibawa. Keduabelasan pergi tanpa jaminan makanan sama sekali. Yaelah!
Rincian ketiga berhubungan dengan pakaian. Ada dua yang dibolehkan: sandal dan baju. Ya, tentu saja keduanya harus dipakai. Sandal pada masa itu penting, biasanya terbuat dari kulit binatang, gunanya untuk melindungi kaki dari batu-batu tajam sepanjang jalan dan dari panasnya bumi yang terbakar teriknya surya. Tanpa sandal, kulit kaki bisa terluka dan melepuh. Bahaya!
Selanjutnya, baju. Ini bukan jubah. Pada masa itu, orang pakai baju, dan masih ditambah jubah di bagian luar. Baju adalah pakaian harian, panjangnya sampai lutut dan lengannya pendek. Sementara jubah adalah pelindung luar yang panjang dan menutup hampir sekujur badan; gunanya sebagai pelindung terhadap panas dan dingin. Para murid diizinkan bawa baju hanya satu potong. Artinya, mereka tak boleh bawa baju ganti, hanya yang dipakai di badan saja boleh dibawa.
Petunjuk Tuhan kepada Keduabelasan, kalau kita bahasakan ulang, jadi demikian: “Secara umum, tak boleh bawa apapun. Makanan dan wadahnya, juga uang tak boleh dibawa. Diperbolehkan: pertama, tongkat, hanya tongkat; kedua, sandal dan baju satu potong yang sedang dipakai.”
Mari membayangkan Keduabelasan berangkat. Ya ampun!
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati