Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Mrk. 6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
Et dicebat eis: “ Quocumque introieritis in domum, illic manete, donec exeatis inde.
Syalom aleikhem. Petunjuk Tuhan Yesus kepada para murid-Nya yang sebentar lagi diutus masih lanjut. Maksud ayat ini: kalau di suatu kota, murid-murid diterima di satu rumah, mereka tak boleh pindah ke rumah lain selama mereka di kota itu. Intinya, di satu kota, mereka hanya boleh menginap di satu rumah.
Mengapa demikian? Pada masa itu, pengajar-pengajar agama biasa pindah-pindah rumah guna cari sambutan yang lebih enak. Tuhan melarang murid-murid-Nya berbuat begitu. Kalau sudah diterima di satu rumah, enak tak enak sudahlah, tinggallah di situ sampai saat pindah kota.
Mrk. 6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”
Et quicumque locus non receperit vos nec audierint vos, exeuntes inde excutite pulverem de pedibus vestris in testimonium illis ”.
Yang dimaksud “tempat” pada ayat ini kota atau desa. Dua kata: “menerima” dan “mendengarkan” disebut serangkai untuk menyatakan “penyambutan”. Maka, “tidak menerima dan tidak mendengarkan” artinya “tak menyambut; menolak”. Kalau ditolak di suatu kota atau desa, para murid harus keluar dari sana, tak boleh memaksa.
Frasa “kebaskan debu” adalah suatu idiom, gaya bahasa, bukan kata harafiah. Tindakan itu bukan fungsional untuk membersihkan kaki, melainkan simbolik untuk memberi tahu orang-orang yang menolak.
Apa artinya secara simbolik? Pada masa itu, orang Yahudi tak bergaul dengan orang non-Yahudi (yang tak mengenal Allah) karena menganggap orang non-Yahudi najis, dan karenanya tanah tempat tinggal non-Yahudi pun ikut najis. Kalau menginjak wilayah mereka, contohnya melintas, seorang Yahudi membersihkan kaki setelahnya supaya tanah najis itu tak mengotorinya.
Sebagai sebuah gagasan dari masa lampau, bagian ini mudah dipahami, namun sebagai sebuah ajaran yang relevan, tak mudah diterapkan. Bagaimana relevansi nas ini untuk kita jaman now?
Pertama, mengebaskan debu artinya orang-orang yang menolak dianggap sama dengan orang-orang non-Yahudi yang najis dan pantas dihukum. Relevansinya, niat baik kita untuk memberitahukan jalan yang benar tak selalu mendapat sambutan baik. Biarlah, kalau ada penolakan, selanjutnya menjadi urusan Allah; yang penting kita sudah mencoba memperingatkan.
Kedua – tampaknya lebih cocok lagi untuk zaman ini – mengebaskan debu artinya membersihkan diri, jangan sampai kotoran dari sana mengotori para murid. Maknanya untuk kita: jangan sampai sikap menolak Allah juga mengotori kita, jangan sampai sikap menentang Allah pun menjangkiti kita. Contoh, kalau kita memaki-maki karena ditolak, maka kita sudah kena “debu”. Bersihkan itu, jangan sampai kita jadi ikut “jahat”.
Jumat, 01 November 2019
Hari Raya Semua Orang Kudus (Jumat Pertama, Hari Raya Wajib)
“…Para
pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan
mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan
dalam Tuhan Yesus, dan dalam Baptis iman sungguh-sungguh dijadikan
anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi
suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan
mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. Oleh
rasul mereka dinasehati, supaya hidup “sebagaimana layak bagi
orang-orang kudus” (Ef 5:3); supaya “sebagai kaum pilihan Allah, sebagai
orang-orang Kudus yang tercinta, mengenakan sikap belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12);
dan supaya menghasilkan buah-buah Roh yang membawa kepada kesucian (lih.
Gal 5:22; Rom 6:22). Akan tetapi karena dalam banyak hal kita semua
bersalah (lih. Yak 3:2), kita terus-menerus membutuhkan belas kasihan
Allah dan wajib berdoa setiap hari: “Dan ampunilah kesalahan kami” (Mat
6:12). Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani,
bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai
kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih…” (Konstitusi
Dogmatis tentang Gereja, 40)
Antifon Pembuka
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta
untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat
pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum
omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor
of all the Saints, at whose festival the Angels rejoice and praise the
Son of God
Pada Misa Hari Raya Semua Orang Kudus ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami
kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya
kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para
kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu.
Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami
dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan
berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari
terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia
berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi
dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan
bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling
takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah
sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata
kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di
dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan
menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri
di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah
palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,
penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang
mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang
kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita
kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus
menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan
melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang
menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki
lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu
Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah
orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah
orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan
dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan
bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan Hari
ini kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Secara spontan,
bayangan di benak kita, orang-orang kudus yang kita rayakan adalah
santo, santa, beato, beata, dan semua orang suci yang namanya tertera di
buku yang berisi daftar orang-orang kudus itu. Akan tetapi, tahukah
kita bahwa selain para kudus yang resmi diakui oleh Gereja, para kudus
yang dirayakan hari ini adalah semua orang, siapa saja yang memang telah
masuk dalam barisan orang kudus, mereka yang telah berada di surga?
Siapa saja orang itu? Mereka itu dapat orang tua kita, kakek atau nenek
kita, bahkan kakak atau adik, anak, atau teman, atau siapa saja dari
orang dekat kita yang telah meninggal dan telah masuk ke dalam kemuliaan
Allah di surga! Betapa kita harus bersukacita dan bangga, sebab orang
yang pernah mengasuh kita (orang tua), orang yang kita kasihi dan pernah
kita tolong saat sakit dahulu, kini telah berada di surga, telah
menikmati damai dan kemuliaan abadi di surga.
Semua
orang yang telah berada di surga itulah yang kira rayakan hari ini.
Orang-orang itu dilukiskan oleh Kitab Wahyu pada bacaan pertama hari ini
sebagai “Orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” Apa
artinya? Kitab Wahyu barangkali menunjuk
para martir, orang-orang Kmten yang dahulu dianiaya dan dimartir,
sehingga disebutkan "keluar dari kesusahan besar". Tetapi kita boleh
percaya bahwa yang keluar dari kesusahan besar adalah siapa saja dari
para murid Kristus termasuk saudara-saudari kita yang telah meninggal
itu, yang ketika di dunia juga mengalami berbau derita dan kesulitan
dalam hidup, tetapi berkat penebusan Kristus, diselamatkan. "Jubah putih
karena dicuci dalam darah Anak Domba" jelaslah menunjuk pada kemuliaan
dan kesucian berkat pahala darah Kristus yang tersalib. Artinya. darah
Anak Domba Allah telah menghapus dosa-dosa mereka. dan menjadikan mereka
layak masuk ke dalam kemuliaan Allah di surga. Orang-orang kudus ini
telah melihat Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, seperti dikatakan
Rasul Yohanes pada bacaan kedua.
Apa maknanya bagi kita? Nasib
para kudus yang sekarang kita rayakan ini adalah keadaan dan gambaran
yang akan datang bagi kita semua. ltulah nasib yang harapkan terjadi
ketika pada waktunya kita menghadap Allah di surga. Akan tetapi marilah
kemuliaan para kudus yang diterima berkat darah Anak Domba itu juga
sudah mulai kita hidupi dalam sejarah hidup kita sekarang ini. Bagaimana
caranya? Marilah kita laksanakan sabda bahagia yang dikatakan Yesus
dalam Injil hari ini. Sabda bahagia itu kita jadikan tuntunan dan kita
hidupi, karena dengan cara itulah kita disebut bahagia oleh Tuhan. Bukan
hanya tatkala nanti di surga seperti para kudus, tetapi sudah pada hari
ini, saat ini ketika kita menghayatinya. [Rm. Emmanuel Martasudjita, Pr/INSPIRASI BATIN 2019]
Kekudusan
berawal dari hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan dengan motif
kasih yang besar kepada Tuhan, karena “perbuatan kasih adalah jalan
utama yang memimpin kita kepada Tuhan.” (St. Teresia dari Kanak-kanak
Yesus)
Antifon Komuni (Mat 5:8-10)
Berbahagialah orang yang suci hatinya sebab mereka akan memandang Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai sebab mereka akan disebut
anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Blessed are the clean of heart, for they shall see God. Blessed are the
peacemakers, for they shall be called children of God. Blessed are they
who are persecuted for the sake of righteousness, for theirs is the
Kingdom of Heaven.
Beati mundo corde, quoniam ipsi Deum videbunt: beati pacifici, quoniam
filii Dei vocabuntur: beati qui persecutionem patiuntur propter
iustitiam, quoniam ipsorum est regnum caelorum.
“Jiwa yang telah dipersatukan dan diubah dalam Allah, bernapas di dalam
Allah dengan pernapasan ilahi sama seperti Allah” (St. Yohanes dari
Salib)
Antifon Pembuka (bdk. Roma 8:39)
Makhluk mana pun takkan dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah, yang dinyatakan dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami Yang Mahakuasa dan kekal, kami tak perlu takut sedikit
pun karena Engkau memihak kami. Kami mengucap syukur, karena telah
Kauberi janji kasih setia-Mu dalam diri Yesus Putra-Mu. Sebab Dialah
Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:31b-39)
"Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus."
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan
kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi
menyerahkan-Nya demi kita sekalian. Bagaimana mungkin Dia tidak
menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah
yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan
mereka! Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah
wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? Yang juga duduk di sisi
kanan Allah? Yang malahan menjadi pembela kita? Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan?
Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Seperti ada
tertulis, ‘Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang
hari dan dianggap sebagai domba sembelihan’. Tetapi dalam segalanya itu
kita akan menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin,
baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik
yang di atas maupun yang di bawah, atau suatu makhluk lain mana pun,
takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 109:21-22.26-27.30-31)
1. Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku demi kebesaran
nama-Mu, lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah! Sebab
sengsara dan miskinlah aku, dan hatiku terluka dalam diriku.
2. Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan
kasih setia-Mu, supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa
Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
3. Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku, aku hendak
memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak, Sebab Ia berdiri di
sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang
menghukumnya. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 13:35; Mrk 11:10)
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)
"Tidak semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus:
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh
Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si
serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini
dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini
dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah
semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu
orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak
akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia
yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan ”Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau” (Luk 13:34). Demikianlah keluhan Yesus terhadap Yerusalem, kota yang melambangkan kekerasan hati yang dari dulu menolak kehadiran nabi-nabi. Kota dengan umat pilihan Allah, tetapi yang menolak-Nya. Menolak kasih Allah yang datang mau menyelamatkan umat-Nya. Mereka menolak ajaran dan mukjizat-mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus. Umat pilihan Allah menolak kehadiran-Nya sendiri.
Daud dalam mazmurnya mengingatkan "Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan." Kita mesti menjadikan Tuhan sebagai fokus dan pusat hidup. Dengan kata lain, Tuhanlah yang terutama dalam hidup manusia. Persoalannya, itulah yang tidak dilakukan Yerusalem, Penduduk Yerusalem lebih menggugu kehendak hatinya sendiri. Mereka tidak menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup mereka. Itu tampak jelas ketika beberapa orang Farisi berkata kepada Yesus, ”Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Yesus menanggapi beberapa orang Farisi yang datang dan memberitahu bahwa Herodes hendak membunuh-Nya. Dia berkata bahwa tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem. Yesus memang siap dengan risiko apa pun sebagai utusan Allah untuk menyelamatkan umat-Nya dari segala dosa. Yesus menyebut Herodes dengan serigala. Yang dimaksud dengan serigala di sini ialah sekilas tampak seperti domba karena warnanya tak begitu berbeda, namun pemangsa domba. Arti kiasan rubah ialah untuk menggambarkan orang jahat yang licik dan berbahaya. Di mata Yesus, Herodes merupakan gambaran manusia yang terlihat baik, namun berbahaya.
Doa Malam
Tuhan, dalam perjalanan hidupku di dunia ini, ajarilah aku untuk
senantiasa mau membantu sesama tanpa memandang muka, tanpa
memikir-mikirkan untung dan rugi. Engkau telah memberi teladan dalam
berkurban sampai mati demi cinta-Mu terhadap umat-Mu sendiri. Terpujilah
Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.
KATKIT (Katekese Sedikit) No. 291 Seri Katekismus KUASA MENGAMPUNI DOSA
Syalom aleikhem. Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia, Putra Allah yang tunggal. Beliau memiliki kuasa mengampuni dosa sebagaimana dinyatakan-Nya: “di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Mrk. 2:10). Ayat-ayat lain juga menyatakan kuasa Kristus itu (Mrk. 2:5; Luk. 7:48). Mengampuni dosa adalah kuasa ilahi yang dimiliki Tuhan Yesus.
Selanjutnya, kuasa itu diberikan oleh Kristus kepada manusia-manusia terpilih, yaitu Para Rasul, supaya mereka melaksanakannya atas nama-Nya. Tertulis dalam Yoh. 20:21-23: “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’ Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.’”
Sebelum naik ke surga, Tuhan mempercayakan kuasa mengampuni dosa kepada Para Rasul (jabatan apostolik). Itu sebabnya, Rasul Paulus mengajar melalui suratnya (2Kor. 5:18): “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.” “Pelayanan pendamaian” adalah pengampunan dosa. Disebut pendamaian karena pengampunan dosa artinya mendamaikan (menyambungkan) kembali hubungan Allah dan manusia yang terputus.
Ayat berikutnya yang menyatakan bahwa pelayanan pengampunan dipercayakan kepada jabatan apostolik (rasuli) adalah 2Kor. 5:20: “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” “Kami” dalam ayat ini adalah Para Rasul. Jelas sudah, kuasa mengampuni dosa dipercayakan oleh Kristus kepada Para Rasul, kepada Gereja-Nya. Pembaptisan dan Pengampunan Dosa Pengampunan dosa pertama-tama terkait dengan iman dan Pembaptisan sebagaimana dinyatakan oleh Tuhan kita dalam Mrk. 16:15-16. Dengan Pembaptisan, orang dipersatukan dengan Kristus yang telah wafat untuk dosa manusia dan yang telah bangkit demi pembenaran manusia.
Dengan Pembaptisan, orang dibersihkan dari dosa asal dan dosa akibat perbuatannya sendiri, diampuni dari segala kesalahannya. Ketika dibaptis, dosa orang dan siksa dosanya dihapuskan semuanya Namun, Pembaptisan tak menghapus kelemahan manusiawi, yaitu kecenderungan berbuat dosa. Karena itu, orang masih harus berjuang tanpa henti melawan hawa nafsunya guna menjaga rahmat baptisannya. Pengakuan dan Pengampunan Dosa
Sewaktu dibaptis, orang dibebaskan dari segala dosa dan siksa dosanya. Tak ada dosa sekecil apapun masih melekat padanya. Putih seperti salju. Masalahnya, ia masih punya kecenderungan berbuat dosa. Jadi, orang masih bisa berdosa setelah Pembaptisan. Karena itu, diperlukan sakramen lain untuk menghapuskan dosa-dosa yang diperbuat setelah Pembaptisan; namanya Sakramen Tobat alias Pengakuan (Dosa).
** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 976-980
Rabu, 30 Oktober 2019
Hari Biasa Pekan XXX
Kasih persaudaraan adalah kesaksian paling nyata yang dapat kita berikan karena Yesus tinggal di antara kita (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (bdk. Rm 8:27)
Allah yang menyelami hati sanubari manusia mengetahui maksud Roh Kudus.
Sebab Roh Kudus berdoa untuk umat Allah, sesuai dengan kehendak Allah
sendiri.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakudus, Engkau menguatkan kami dengan Roh Kudus-Mu untuk menghadap hadirat-Mu. Tunjukkanlah kepada kami jalan menuju kebahagiaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:26-30)
"Bagi mereka yang mengasihi Tuhan, segala sesuatu mendatangkan kebaikan."
Saudara-saudara, Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelami hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang
dipilih Allah sejak semula, mereka itu juga ditentukan sejak semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan
Allah dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan yang dibenarkan-Nya,
mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Aku percaya akan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 13:4-5.6)
1. Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku
bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan
berkata, “Aku telah mengalahkan dia”, dan lawan-lawanku bersorak-sorak,
apabila aku goyah.
2. Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak
karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan karena Ia telah
berbuat baik kepadaku. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang
kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang
sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha
untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan
menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu
sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan
berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan
berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah
mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak
tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua
yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan
mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang
terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan
menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Ada orang
yang menilai bahwa keselamatan itu adalah hasil dari kerjanya. Bila dia
bekerja dengan baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka
dia akan memperoleh keselamatan. Ada juga yang menilai bahwa keselamatan
itu adalah hasil dari kemampuan mengendalikan pikiran. Kita adalah apa
yang kita pikirkan. Bila kita berpikir positif maka diri kita pun akan
positif. Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu adalah sebuah
utopia, jauh dari kenyataan. Sehebat apa pun kita, keselamatan itu tidak
akan pernah kita peroleh. Dengan kata lain itu hanya khayalan semata.
Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu hanyalah sebuah perasaan
bahagia yang bisa ditemukan di dalam diri kita masing-masing.
Keselamatan itu bukan sesuatu di luar diri kita, tetapi sesuatu yang
berada di dalam hati kita. Begitulah macam-macam pandangan tentang
keselamatan.
Orang beriman hendaknya memahami
keselamatan dengan terang iman. Keselamatan itu bukan hasil dari kerja
manusia. Itu adalah anugerah dari Allah, yang dikaruniakan bagi orang
yang percaya kepada-Nya. Keselamatan itu juga bukan sesuatu yang dapat
kita kendalikan. Pengalaman mengatakan bahwa tidak semua di dunia itu
bisa kita kendalikan. Bahkan, ketika kita menyerahkan diri atau pasrah,
saat itulah kita merasakan keselamatan itu. Keselamatan itu juga bukan
sebuah utopia yang tidak pernah menjadi kenyataan. Namun, keselamatan
itu adalah sebuah harapan. Setiap kali kita berharap akan sesuatu yang
lebih baik, di situlah kita terarah padanya.
Antifon Komuni (Rm 8:26)
Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
“Maria adalah ibu umat manusia yang paling lembut; dialah tempat pengungsian bagi para pendosa.” (St. Alfonsus Maria de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 126:6)
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebebasan, Engkau menghendaki ciptaan-Mu
dibebaskan dan disempurnakan dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon
perkenankanlah kami lahir kembali menjadi putra dan putri kebebasan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab
dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang
telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan,
dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai
sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan
bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus
sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab
kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat,
bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa
yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak
kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang
bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah
kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah
melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan
perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air
kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan
Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung
di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi,
“Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu
seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam
tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan Perumpamaan yang baru saja kita dengar disampaikan oleh Yesus agar orang-orang paham tentang Kerajaan Allah. Ia tidak menjelaskannya melalui teori, melainkan perumpamaan yang kita alami sehari-hari. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Benih dan pertumbuhan Kerajaan Allah itu berasal dari Allah. Manusia diminta kerja samanya agar benih itu berkembang baik. Untuk itu, diperlukan keterbukaan hati, kesabaran, ketekunan, pengurbanan dan kesetiaan.Kita semua dipanggil untuk berperan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bersediakah kita? Apa yang bisa saya lakukan?
Doa Malam Tuhan Yesus, aku
berterima kasih atas anugerah bahwa misteri Kerajaan Allah dinyatakan
kepada orang kecil. Semoga dalam kesederhanaan hidup orang kecil, aku
dapat mengimani-Mu sepenuhnya. Sebab Engkaulah Tuhan dan penuntun
hidupku, sepanjang segala masa. Amin.
Syalom aleikhem. Itu bukan sembarang meja meski bentuknya betul meja, itulah altar. Di tengah panti imam dalam setiap gedung gereja Katolik, ada altar sebagai pusat aktivitas peribadatan. Altar begitu penting fungsi dan maknanya dalam setiap Perayaan Ekaristi.
Sebab itu, para pelayan liturgi: para imam, diakon, dsb selalu menghormati altar ketika perarakan masuk dan keluar. Selain itu, para imam dan diakon selalu mencium altar, bahkan dalam perayaan meriah, mereka mendupai altar. Semua tindakan itu menunjukkan betapa bernilainya altar bagi peribadatan Katolik. PUMR no. 49 merinci bagaimana tata cara penghormatan altar.
Sementara itu, PUMR no. 296 mencatat apa makna altar: (1) tempat menghadirkan kurban salib dengan menggunakan tanda-tanda sakramental; (2) meja perjamuan Tuhan; (3) pusat ucapan syukur.
Setiap kali melihat altar, mata rohani kita mestilah bagai melihat Golgota karena di sanalah terjadi kurban salib Kristus pada masa lampau. Kurban salib yang sama itu dihadirkan kembali kini dan setiap kali dalam tanda-tanda sakramental di atas altar. Ingatlah, setiap altar adalah Kalvari jaman now. Tubuh dan Darah Tuhan dikaruniakan kepada kita di sana, di altar suci.
Karena itu, setiap Misa adalah kurban salib yang “datang lagi” kepada kita. Bukan diulangi, namun dihadirkan kembali… di atas altar suci.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati