| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 06 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXI

Rabu, 06 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXI
  
O Kristus, ubahlah daku sehingga hidupku melulu merupakan pantulan cahaya hidup-Mu. --- St. Elisabet dari Tritunggal

  

Antifon Pembuka (Mzm 112:1.4)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
 
Doa Pembuka


Allah Bapa kami Maha Pengasih, perkenankanlah kami mengikuti Putra-Mu dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Janganlah kami sampai berutang kepada sesama selain berutang cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,  yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (13:8-10)
      
  
"Kasih itu kegenapan hukum."
   
Saudara-saudara, janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.4-5.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Ptr 4:14)
Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)
   
"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."
      
Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Yesus sangat fasih dan cermat dalam mengajar. Hari ini kita mengetahuinya. Yesus menyesuaikan diri dengan orang-orang yang sedang diajak-Nya berbicara. Yesus memberi makanan kepada orang yang lapar. Ia menghadapi orang Farisi dan ahli Taurat dengan sikap rendah hati dan bersahaja. 
 
 Bacaan hari ini menyerukan bagaimana Yesus mengarahkan perkataan-Nya kepada orang banyak yang sedang berduyun-duyun berhasrat mengikuti-Nya. Yesus menasihati mereka untuk memahami syarat-syarat menjadi murid-Nya sebelum mereka membuat suatu pengakuan, dan agar mereka mempertimbangkan apa yang mereka lakukan itu. Bahkan, Yesus memberitahu mereka tentang hal terburuk yang harus mereka hadapi. 
 
 Yesus melakukan semua itu karena Ia mengetahui ada berbagai motivasi dari para pengikut-Nya. Kisah Yesus bersama dengan orang-orang yang berbondong-bondong ini juga dapat menjadi kisah kita, terutama berkaitan dengan ketergerakan diri sebagai orang yang sudah dibaptis Katolik.  
 
Antifon Komuni (Mzm 27:4)
 
Satu hal yang kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.  
 
 
 

 
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN

Seri Katekismus: KUASA PEMEGANG KUNCI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 294

Seri Katekismus
KUASA PEMEGANG KUNCI

Syalom aleikhem.
Sesudah kebangkitan-Nya, Sang Kristus mengutus Para Rasul-Nya untuk mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa. Berikut ini nasnya (Luk. 24:46-48): “Kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.’”

Pertobatan dan pengampunan dosa itu disebut oleh Rasul Paulus sebagai “pelayanan pendamaian” (2Kor. 5:18): “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.” Mengapa disebut pendamaian? Sebab, mengampuni dosa berarti mendamaikan (menyambungkan) kembali hubungan Allah dan manusia yang sebelumnya putus.

Terkait itu, Para Rasul mewartakan dua hal. Pertama, mereka mewartakan pengampunan dosa oleh Allah yang didapatkan Kristus bagi manusia, dan karenanya manusia diundang untuk bertobat. Lugasnya, manusia yang berdosa sudah diampuni oleh Allah karena kurban Kristus. Pengampunan itu – dalam bahasa sederhana – sudah disediakan dan tinggal diambil oleh manusia. Cara mengambilnya bagaimana? Dengan pertobatan. Bertobat berarti – dalam ungkapan simpel – kemauan mengambil pengampunan yang sudah disediakan Allah.

Kedua, pengampunan dosa itu diberikan dalam Pembaptisan dan dalam pelayanan pendamaian; keduanya diberikan melalui Gereja berkat kuasa kunci yang diterima dari Kristus. Dalam hal ini, kita bicara mengenai “kunci” yang dijelaskan dalam Mat. 16:19 ketika Tuhan memberikan mandat kepada Petrus: “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Dengan dasar itu, Gereja yakin bahwa kunci Kerajaan Surga telah diberikan kepada Gereja melalui Para Rasul yang berkuasa mengikat dan melepas. Apa artinya? Kuasa mengampuni dosa.

Gereja Katolik yakin bahwa yang mengampuni dosa adalah Allah. Kuasa Allah itu dibawa oleh Kristus semasa hidup-Nya di dunia sebagai manusia. Sebelum naik ke surga, Beliau memberikan kuasa itu kepada Gereja-Nya, yaitu kepada sokoguru Gereja, Para Rasul. Karena itu, Gereja tahu bahwa pelayanan pendamaian dipercayakan kepada dirinya. Kita mengenal pelayanan itu dengan nama Sakramen Tobat; nama lain: Sakramen Pemulihan, Sakramen Pengakuan, Sakramen Pengampunan, Sakramen Perdamaian.

Mengaku kepada Manusia


Dalam tataran praktis, hal ini menjawab pertanyaan (keberatan) banyak orang mengenai “mengapa kita harus mengaku dosa di hadapan manusia”. Ada beberapa keberatan yang kadangkala diajukan, mengapa orang Katolik harus mengaku dosa di hadapan manusia lain (presbiter, imam) untuk memperoleh pengampunan dosa dari Allah. Jawabannya jelas: kuasa kunci telah dipercayakan oleh Kristus kepada Gereja-Nya.

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 981-987

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 05 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXI

Selasa, 05 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXI
 
“Kurban Misa telah dilembagakan untuk empat tujuan: untuk menghormati Allah; untuk menebus dosa-dosa kita; untuk bersyukur kepada Allah karena kebaikan-Nya; dan untuk mendapatkan rahmat Ilahi. Kurban Misa adalah kurban yang sama seperti yang pernah dipersembahkan di Kalvari, perbedaannya adalah bahwa di Kalvari darah Yesus Kristus benar-benar ditumpahkan, tetapi di atas altar darah Yesus ditumpahkan dengan cara yang mistis, yaitu dengan cara tak berdarah.” — St. Alfonsus Liguori
  

Antifon Pembuka (Rom 12:5)

Bersama-sama kita semua merupakan satu tubuh dalam Kristus. Tetapi masing-masing kita adalah anggota yang tergantung satu sama lain.

Doa Pembuka


Allah Bapa kami, sumber sukacita sejati, baruilah kiranya kami dengan semangat saling melayani sesama. Semoga segala tingkah laku kami selalu membuat bahagia dan gembira sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:5-16a)
 
   
"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, merupakan satu tubuh dalam Kristus, masing-masing adalah anggota satu sama lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu untuk bernubuat, baiklah kita bernubuat sesuai dengan iman kita. Jika untuk melayani, baiklah kita melayani. Jika untuk mengajar, baiklah kita mengajar. Jika untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia membagi-bagi dengan hati yang ikhlas. Siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia memimpin dengan rajin. Siapa yang menunjukkan kemurahan hati, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Kasihmu janganlah berpura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kalian saling menaruh kasih sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah kerajinanmu berkurang, hendaklah rohmu menyala-nyala, dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa. Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangan dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kalian! Berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis. Hendaklah kalian sehati sebudi dalam hidupmu bersama. Janganlah kalian memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.
       
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)
 
"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."
 
Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang dari tamu-tamu berkata kepada Yesus, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada seorang mengadakan perjamuan besar. Ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan, ‘Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap’. Tetapi mereka semua minta dimaafkan. Yang pertama berkata, ‘Aku baru membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata, ‘Aku baru membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan’. Yang lain lagi berkata, ‘Aku baru saja menikah, dan karena itu aku tidak dapat datang’. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semua itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya, ‘Pergilah segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh’. Kemudian hamba itu melaporkan, ‘Tuan, apa yang Tuan perintahkan sudah dilaksanakan. Sekalipun demikian, masih ada tempat’. Maka tuan itu berkata, ‘Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh’. Sebab aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari para undangan itu akan menikmati jamuan-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Orang-orang miskin di jalanan memang pada umumnya terbuka, siap-sedia dan tanggap atas ajakan-ajakan spontan untuk bekerja atau bergotong royong apalagi berpesta, sebagaimana terjadi di desa-desa ataupun daerah-daerah kumuh di kota-kota besar. Kebersamaan dan persaudaraan mereka masih cukup kuat dan asli, tidak dibuat-buat atau bagaikan sandiwara. Sebaliknya orang kaya, berkedudukan atau pejabat ketika menerima undangan atau ajakan sering masih berpikir-pikir, menunda-nunda tanggapan atau jawaban atau bahkan menolak secara diplomatis sebagaimana digambarkan dalam bacaan Injil hari ini. Secara klise, alasan penolakan atau minta maaf tidak dapat menanggapi undangan atau ajakan ada tiga, seperti digambarkan dalam Injil: sedang bisnis, sibuk atau urusan pribadi. Tiga alasan ini pada umumnya bagaikan meterai mati, tak mungkin dijelaskan atau diteliti. Maka sebagai murid-murid Yesus Kristus marilah kita buka hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita terhadap aneka panggilan atau undangan, apalagi jika undangan atau panggilan tersebut baik. Jika kita menolak ajakan atau undangan untuk berbuat baik, meskipun untuk itu harus berkorban dan berjuang, kita sendiri akan rugi bukan mereka yang mengundang atau mengajak. Kesiap-sediaan untuk menanggapi undangan atau ajakan berbuat baik ini hemat saya perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak di dalam keluarga maupun di sekolah. Dalam hidup sehari-hari undangan atau ajakan tersebut kiranya senantiasa ada di hadapan kita semua, entah yang bersifat vokal atau ‘diam’. Yang bersifat ‘diam’ misalnya terkait dengan masalah kebersihan lingkungan: jika ada kotoran apapun di lingkungan hidup hendaknya segera dibereskan atau diselesaikan tidak perlu menunda-nunda.
(Catatan Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)

Doa Malam

Allah yang Mahamulia, Engkau selalu mengundang aku untuk hadir dalam perjamuan Ekaristi. Bukalah mata hatiku supaya dapat menanggapi undangan-Mu dengan hati penuh sukacita. Amin.
 
 
 

  “Bantulah kami, Tuhan, untuk membuang dalih-dalih kami yang sia-sia. Kami mau datang ke perjamuan-Mu…. Jangan biarkan keangkuhan kami atau sensualitas atau keterikatan- keterikatan tertentu…. menghalangi jalan kami untuk hadir di perjamuan itu…. Pada akhirnya, siapakah yang akan ada di sana? Para pengemis, penderita sakit, penyandang cacat dan tuna netra… Kami akan datang sebagai orang miskin… Kami telah diundang oleh Ia yang kaya, yang telah menjadi miskin demi kami… Kami akan datang sebagai orang sakit, sebab kami membutuhkan Tabib ilahi untuk menyembuhkan penyakit kami. Kami akan datang sebagai orang timpang, dan kami berkata, “Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu…” (Mzm 119:133). Kami akan datang sebagai orang buta dan memohon, “Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati” (Mzm 13:4, St. Agustinus,   112,8)
  
 

Senin, 04 November 2019 Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus, Uskup

Senin, 04 November 2019
Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus, Uskup
  
Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut. --- Amsal 12:28
  

Antifon Pembuka (Yeh 14:11.23-24)

Tuhan bersabda, "Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka."
 
Doa Pembuka

Allah Bapa, sumber segala pembaruan, kuatkanlah kiranya dalam umat-Mu semangat yang menjiwai uskup-Mu Santo Carolus Borromeus. Semoga Gereja-Mu selalu diperbarui dan semakin menyerupai Kristus, sehingga sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.


Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:29-36)
  
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
   
Saudara-saudara, Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Dahulu kalian tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang kalian mendapat kemurahan karena orang-orang Israel tidak taat. Demikian pun sekarang mereka tidak taat, supaya memperoleh kemurahan berkat kemurahan yang telah kalian peroleh. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberi Allah sesuatu, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 69:30-31.33-34.36-37)

1. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
2. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
3. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:12-14)
     
"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."
   
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Karolus Boromeus lahir di Rocca d'Arona, tepi danau Maggiore pada tanggal 2 Oktober 1538. la adalah putera kedua dari Giberto Berromeo dan Margherita de'Medici, saudari Paus Pius IV (1846-1878). Di kemudian hari ia menjadi Kardinal dan Uskup Agung Milano serta tokoh utama usaha pembaharuan Tridentine. Dari seluruh kisah kehidupannya dan karyanya dapat dikatakan bahwa Karolus sudah ditentukan Tuhan sajak lahirnya untuk menjadi pelayan Allah bagi kemajuan Gereja-Nya.

Kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Reformasi Protestan, Tuhan menggerakkan Karolus Boromeus untuk membantu Paus dalam usahanya menangkal segala sepak terjang para penganut Protestan. Dalam usia yang masih sangat muda (22 tahun), Karolus diangkat menjadi Kardinal oleh pamannya Paus Pius IV (1846-1878). la menjabat sebagai Sekretaris Negara dan menjadi orang terkuat di Kuria Roma. Ia tekun belajar hingga larut malam.

Setelah kakaknya meninggal mendadak, ia memutuskan mengikuti suatu retret khusus. Kemudian ia menjadi imam dan mulai hidup sangat sederhana. Sehari-hari ia berdoa berjam-jam dan menjalani matiraga keras. Kekayaannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin; jumlah pelayanannya diperkecil, dan banyak dana disisihkannya untuk memberikan beasiswa.

Ia dikenal sebagai salah seorang pemeran utama Konsili Trente, bahkan keberhasilan Konsili itu merupakan hasil jerih payahnya. Ia berusaha keras meneruskan Konsili Trente dan mendesak agar keputusan-keputusan Konsili itu dilaksanakan. Dalam hubungan itu ia meminta Paus agar ia dibebaskan dari tugasnya di Kuria Roma untuk membaharui keuskupannya, keuskupan Milano. Meskipun masih muda belia, Karolus sangat menyadari kebutuhan umatnya jaman itu. Di masa itu hidup keagamaan amat Parah: banyak anak tidak mengenal Tuhan, bahkan membuat tanda salib saja pun tidak bisa; gereja-gereja sepi dari kunjungan umat, bahkan ada gereja yang diubah menjadi toko atau bangsal pesta. Para imam tidak bisa berkotbah karena tak terdidik baik dalam hal pewartaan iman.

Karolus mengambil bagian di dalam sidang-sidang terakhir Konsili Trente, yang membahas pembaharuan Gereja. Lalu ia mulai bekerja sekuat tenaga untuk membaharui keuskupannya. Mula-mula ia menegaskan agar staf keuskupan menghayati suatu corak hidup yang lebih mencerminkan status mereka sebagai rohaniwan. Ia sendiri memberi teladan serta bersemangat doa, rajin mengaku dosa, berpuasa dan hidup sederhana. Berulang kali ia mengunjungi paroki-paroki, menyelenggarakan rapat dengan para pastor, mengajar agama dan berkhotbah.

Pada tahap awal, usahanya hampir kandas karena ia tidak bisa berbicara dengan lancar. Tetapi ia pantang menyerah dan senantiasa berbicara dengan penuh keyakinan. Untuk memberantas kebutaan anakanak dalam hal keagamaan, ia mendirikan 'sekolah-sekolah minggu'. Ia membuka seminari-seminari keuskupan untuk menggembleng para calon imam yang tangguh. Itulah seminari model pertama. Dengan usaha usahanya itu, ia berhasil menyalakan api semangat Kristiani dalam hati umatnya dan membuat Kristus dicintai lagi.

Pengaruhnya tidak terbatas di dalam wilayahnya sendiri. Terbukti pada tahun 1576, ketika Milano terserang wabah sampar yang ganas, tempat tinggalnya dijadikan sebagai rumah sakit. Ia sendiri melayani sebagai perawat dan pembimbing rohani para pasien. Selain itu, ia masih juga menangani tugas-tugas berat lainnya: ia banyak mengadakan kunjungan-kunjungan ke wilayah-wilayah yang lain seperti Italia, Switzerland dan lain-lain dalam usaha mengatasi kerisauan di dalam tubuh Gereja akibat Reformasi Protestan dan timbulnya bidaah-bidaah. Ia berusaha memekarkan kembali kehidupan menggereja di daerah-daerah yang telah lemah semangat imannya. Namun ada saja orang yang menentang kebijaksanaannya. Beberapa biarawan yang tidak mau ditertibkan berusaha melawan melalui pembunuh bayaran. Untunglah ia selamat. Ia disukai umat dan dianggap sebagai penyelamat kota Milano. Pemerintah sendiri, yang seharusnya merasa beruntung dan oleh sebab itu harus berterimakasih kepada Karolus, kurang menyukainya, malahan memfitnahnya. Untunglah ia dilindungi oleh Paus. Memang berbuat baik amat banyak cobaan dan rintangannya. Dunia sepertinya iri hati atas semua keberhasilannya. Namun iman dan ketabahannya tetap membuat Karolus berdiri tegak dalam prinsipnya. Pekerjaan berat ditambah penderitaan-penderitaan tersebut merongrong kesehatannya. Ia wafat di Milano pada tanggal 3 November 1584!  (imankatolik.or.id)
 
 
“Dalam persekutuan para kudus, "diantara para beriman apakah mereka telah ada di dalam tanah air surgawi atau masih menyilih di tempat penyucian atau masih berziarah di dunia - benar-benar terdapat satu ikatan cinta yang tetap dan satu pertukaran kekayaan yang berlimpah" (ibid.). Dalam pertukaran yang mengagumkan ini kekudusan seseorang dapat berguna untuk orang lain, dan malahan lebih daripada dosa seseorang dapat merugikan orang lain. Dengan demikian penggunaan persekutuan para kudus dapat membantu pendosa yang menyesal, bahwa ia lebih cepat dan lebih berdaya guna dibersihkan dari siksa-siksa dosanya.” (Katekismus Gereja Katolik, 1475)
 
Antifon Komuni (Mzm 69:33)
 
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Kamu akan mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali. 
 
 
 

Minggu, 03 November 2019 Hari Minggu Biasa XXXI

Minggu, 03 November 2019
Hari Minggu Biasa XXXI
        
Kebangkitan Yesus merupakan puncak kebenaran iman Kristen, yang diwartakan sebagai bagian hakiki dari Misteri Paskah sejak permulaan Kekristenan. (Instruksi Ad Resurgendum Cum Christo (Bangkit Bersama Kristus), Kongregasi Ajaran Iman 15 Agustus 2016)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 38:22-23)

Jangan tinggalkan daku, ya Tuhan, Allahku, janganlah jauh dariku! Bersegeralah menolong aku, ya Tuhan, Penyelamatku. 
 
Forsake me not, O Lord, my God; be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!

Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mencari dan menyelamatkan umat-Mu yang tersesat dan hilang. Kami mohon, bukalah hati kami untuk dengan gembira menerima kehadiran-Nya yang membawa anugerah keselamatan dan kehidupan bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (11:22-12:2)
  
"Semua orang Kaukasihani, sebab Engkau mengasihi segala yang ada."

   
Tuhan, laksana sebutir debu di atas neraca, atau seperti embun pagi yang jatuh ke bumi, demikianlah seluruh jagat di hadapan-Mu. Tetapi justru karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu, maka semua orang Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan, supaya mereka bertobat. Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan tidak benci kepada barang apa pun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika tidak Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak Kaupanggil? Engkau menyayangkan segala-galanya sebab semua itu milik-Mu, ya Penguasa penyayang hidup! Roh-Mu yang baka ada di dalam segala sesuatu. Dari sebab itu orang-orang yang jatuh Kauhukum berdikit-dikit. Mereka Kautegur dengan mengingatkan dalam hal mana mereka sudah berdosa, supaya setelah menjauhi kejahatan itu mereka percaya kepada Dikau, ya Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.               
                                

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk-tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14; Ul: lh.1)

1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
4. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:11-2:2)
   
"Semoga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia."
  
Saudara-saudara, kami senantiasa berdoa untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik, dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu. Dengan demikian nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu, dan kamu di dalam Dia, sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan kita Yesus Kristus. Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, Saudara-saudara, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
                       

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
   
"Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
  
Sekali peristiwa Yesus memasuki Kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika sampai ke tempat itu, Yesus melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun! Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa!” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Mausia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Berjumpa dan berhadapan secara pribad dengan Yesus selalu menuntut tanggapan. Wajah Allah yang berbelaskasih dan penyabar terhadap orang berdosa nyata dalam sikap dan pribadi Yesus. Kasih-Nya menembusi benteng-benteng pertahanan dosa yang paling keras dan mengundang pertobatan. Karena Allah dalam Yesus datang bukan untuk menghukum manusia berdosa melainkan untuk mengembalikan martabat anak Allah kepadanya. 
 
Zakheus, tokoh terkenal di kota Yerikho karena profesinya sebagai petugas pajak, sudah lama terpesona oleh sosok Yesus yang menjadi buah bibir masyarakat Yerikho. Ketika terdengar berita bahwa Yesus akan lewat di kotanya, Zakheus berusaha untuk berjumpa dengan-Nya atau paling sedikit meiihat-Nya dari dekat. Dia pun bergegas memanjat pohon di pinggir jalan yang akan dilewati Yesus “karena badannya pendek”. Upayanya yang tidak kenal lelah dan malu itu menuai hasil manis. Yesus yang melintas di jalan itu memandang ke arah pohon tempat Zakheus duduk. Undangan-Nya membebaskan, melegakan dan membesarkan hati Zakheus. “Segeralah turun Aku harus menumpang di rumahmul”.

Ada orang yang berkeberatan karena Yesus memasuki ke rumah Zakheus, yang dianggap pendosa dan najis karena profesinya. Yesus menegaskan, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini. Anak Manusia datang untuk mencan dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:9-10).
(Mgr. Petrus Turang/Renungan Harian Mutiara Iman 2019) 
   
Contemplatio:


Masuklah ke dalam keheningan. Tempatkan dirimu di tengah kerumunan orang banyak yang menyambut Yesus saat memasuki kota Yerikho. Dengarkan sapaan Yesus kepada Zakheus. la pun menyapamu pula. Apa yang disampaikan-Nya kepadamu? Bagaimana reaksimu? Bersyukurlah...

Oratio:

Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk selalu berusaha seperti Zakheus berpaling dari dosa dan mencari Engkau. Berilah aku kekuatan untuk menyiiih dosa-dosaku dengan iaku tapa dan amal kasih. Amin
 
Antifon Komuni (Mzm 16:11)
 
Engkau menunjukkan kepadaku jalan kehidupan. Di hadapan-Mu, ya Tuhan, ada sukacita berlimpah. 
 
You will show me the path of life, the fullness of joy in your presence, O Lord

Sabtu, 02 November 2019 Peringatan Mulia Arwah Semua Orang Beriman

Sabtu, 02 November 2019
Peringatan Mulia Arwah Semua Orang Beriman
  
“Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh Bapanya, bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.” (St. Yohanes Krisostomus)

   
*Pada hari ini setiap Imam dapat merayakan tiga misa dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan oleh Benediktus XV melalui Konstitusi Apostolik, 10 Agustus 1915: AAS (1915), hlm. 401-405.
    
MISA 1

Antifon Pembuka (bdk. 1Tes 4:14; 1Kor 15:22)

Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian semua orang yang meninggal dalam Dia, akan dijemput Allah bersama Yesus. Dan seperti semua manusia mati dalam Adam, demikian semua orang dihidupkan kembali dalam Kristus.

Just as Jesus died and has risen again, so through Jesus God will bring with him those who have fallen asleep; and as in Adam all die, so also in Christ will all be brought to life.

Ref. Requiem æternam dona eis Domine: et lux perpetua luceat eis.
1. Te decet hymnus, Deus, in Sion; et tibi reddetur votum in Ierusalem. (Antifon)
2. Qui audis orationem, ad te omnis caro veniet propter iniquitatem. (Antifon)
3. Etsi prævaluerunt super nos impietates nostræ, tu propitiaberis eis. (Antifon)
4. Beatus quem elegisti et assumpsisti, inhabitabit in atriis tuis. (Antifon)
5. Replebimur bonis domus tuæ, sanctitate templi tui. (Antifon)

Pengantar

Hari ini secara khusus kita mengenangkan dan mendoakan kaum keluarga, sahabat, dan kenalan kita yang sedang menantikan keselamatan di api penyucian. Sesudah kematian, hubungan kita dengan semua yang mendahului kita tak terputuskan. Cinta kita kepada mereka diteruskan melampaui batas-batas maut. Cinta kita kepada anggota keluarga, sahabat dan kenalan tidak mati dan berhenti seiring dengan kematiannya. Inilah cinta yang dihayati dalam Gereja Katolik. Karena itu, bukan hanya waktu meninggal dan hari-hari tertentu sesudahnya, tetapi juga setiap tanggal 2 November Gereja Katolik merayakan peringatan mulia arwah semua orang beriman.

Doa Pembuka

Ya Allah, kami mohon, berkenanlah mendengarkan doa-doa kami. Engkau telah menganugerahkan kepada kami iman yang kokoh akan Putra-Mu yang bangkit dari antara orang mati. Semoga Engkau meneguhkan harapan kami bahwa bersama hamba-hamba-Mu yang telah meninggal kami pun akan bangkit untuk hidup abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (12:43-46)
  
"Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah."
   
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
atau
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan
atau
Aku menanti-nantikan Tuhan, aku mengharapkan firman-Nya.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab; Ul:lh.5)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.  
 
   

atau

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.     
 
         

atau Mazmur 42, Mazmur 63 atau Mazmur 122

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Singkat: 15:20-23)
  
"Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus."
  
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (Panjang: 15:12-34)

Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau kebangkitan orang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan. Dan kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-orang yang mati dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang di antara semua manusia. Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk didalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya dibawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga—mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:40)
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 
 
   

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:37-40)
 
"Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal."
 
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
   
Hari ini kita berdoa bagi saudara-saudari kita yang telah meninggal dunia. Cinta kita kepada mereka tidak berhenti kendati kematian membuat kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Kematian tidak memisahkan kita. Kematian orang yang kita cintai bahkan membuat kita terdorong untuk makin mencintai. Kalau kita berdoa, itulah ungkapan kasih kita, secara khusus dalam bulan November ini yang selalu dipersembahkan untuk mendoakan arwah-arwah dari semua orang beriman yang sudah dipanggil menghadap Tuhan.
     
 Yesus memberikan diri-Nya agar setiap orang yang menerima-Nya dalam kepercayaan memperoleh hidup kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Itulah juga kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Namun demikian, tawaran Yesus tidak selalu ditanggapi dengan penerimaan. Kata-kata-Nya dianggap keras (Yoh. 6:60) sehingga banyak dari antara para murid yang meninggalkan-Nya. Penolakan terhadap iman akan Yesus juga terus berlangsung dan memunculkan penganiayaan terhadap jemaat Yerusalem. Tetapi justru karena penganiayaan inilah, muncul banyak orang yang berani tampil sebagai saksi bagi Yesus. Mereka mengambil risiko atas pilihan mereka untuk bersaksi. Stefanus adalah contoh saksi yang menanggung kematian demi iman akan Yesus. Banyak murid Yesus diseret keluar rumah dan dibawa ke dalam penjara, tetapi risiko dan bahaya penganiayaan itu tidak menyurutkan semangat iman mereka. Ketika mereka dianiaya di Yerusalem, mereka pergi mewartakan Yesus ke Samaria. Barangkali inilah jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan untuk membawa warta tentang Yesus menjangkau wilayah yang semakin luas. Yesus Sang Roti Hidup tidak hanya dikenal di Yudea dan Galilea, tetapi juga dikenal oleh bangsa-bangsa yang semula dianggap kafir dan berdosa. Roti Hidup itu diterima dan memberi hidup bagi semakin banyak orang berkat darah kemartiran dan semangat para saksi yang membawa Yesus kepada semua orang.
     
Yesus memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi sebagai makanan rohani karena Dia mencintai kita. Ekaristi tidak hanya mempersatukan kita dengan Kristus sebagai Kepala Gereja tetapi juga mempersatukan kita satu sama lain sebagai satu anggota tubuh mistik Kristus (KGK, 1396). Sebab penerimaan komuni bukanlah soal yang bersifat individualistis, melainkan sesuatu yang menyangkut "tubuh". Dalam perayaan Ekaristi kita berkumpul sebagai "tubuh"; kita datang ke meja perjamuan Tuhan sebagai satu keluarga. Kebenaran ini diungkapkan dalam simbol alkitabiah satu roti dan satu piala. Kematian bukanlah akhir, namun awal hidup baru. Yesus yang wafat disalib, bangkit. Kita percaya kepada Yesus. Kita yang telah mengalami kematian juga akan mengalami kebangkitan. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan iman kita akan Yesus yang bangkit? Kita mengikuti Yesus, berarti kita mau menyelaraskan hidup kita dengan hidup Yesus. Kesesuaian hidup kita dengan ajaran Yesus, menjadi jalan bagi kita untuk ikut bangkit bersama Yesus. 
    
Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi. Api Penyucian adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian).
  
Katekismus Gereja Katolik, no 1030-1032, menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
  
1030 Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
  
1031 (1954, 1472) Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence Bdk. DS 1304. dan Trente Bdk. DS 1820; 1580.. Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci Bdk. misalnya 1 Kor 3:15; 1 Ptr 1:7.:
  
"Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, 'di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di dunia lain" (Gregorius Agung, dial. 4,39).
  
1032 Ajaran ini juga berdasarkan praktik doa untuk orang yang sudah meninggal tentangnya Kitab Suci sudah mengatakan: "Karena itu [Yudas Makabe] mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati, supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Sudah sejak zaman dahulu Gereja menghargai peringatan akan orang-orang mati dan membawakan doa dan terutama kurban Ekaristi Bdk. DS 856. untuk mereka, supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja juga menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi orang-orang mati.
 
"Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya Bdk. Ayb 1:5., bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka"
(Yohanes Krisostomus, hom. in 1 Cor 41,5).
 
RENUNGANPAGI
 
 
 Allah mewahyukan kepada umat-Nya tentang kebangkitan dari antara orang mati langkah demi langkah. Harapan akan kebangkitan badan dari orang-orang yang telah meninggal, muncul sebagai akibat dari iman akan satu Allah, yang menciptakan seluruh manusia dengan jiwa dan badan. Juga Pencipta langit dan bumi memegang teguh dan dengan setia akan perjanjian-Nya kepada Abraham dan keturunannya. Sambil memandang kedua kenyataan ini, mulailah iman akan Kebangkitan menyata. (Katekismus Gereja Katolik, 992)

Antifon Komuni (Bdk. Yoh 11:25-26)

Akulah kebangkitan dan kehidupan, Sabda Tuhan. Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup, walaupun Ia sudah mati. Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.

I am the Resurrection and the Life, says the Lord. Whoever believes in me, even though he dies, will live, and everyone who lives and believes in me will not die for ever.

atau

Lux æterna luceat eis, Domine, cum sanctis tuis in æternam, quia pius es.
 
 
 
 MISA 2
 
   
Antifon Pembuka (Bdk. Ezr 2:34-35)  
 
Istirahat kekal, ya Tuhan, anugerahkanlah kepada mereka dan semoga cahaya abadi menyinari mereka.
 
Eternal rest grant unto them, O Lord, and let perpetual light shine upon them.
 
Ezra 2:34-35 / Mzm 65:2-5 (Graduale Romanum, 669)
Ref. Requiem æternam dona eis Domine: et lux perpetua luceat eis.
1. Te decet hymnus, Deus, in Sion; et tibi reddetur votum in Ierusalem.
2. Qui audis orationem, ad te omnis caro veniet propter iniquitatem.
3. Etsi prævaluerunt super nos impietates nostræ, tu propitiaberis eis.
4. Beatus quem elegisti et assumpsisti, inhabitabit in atriis tuis..
5. Replebimur bonis domus tuæ, sanctitate templi tui.
  
Bacaan dari Kitab Ayub (19:1.23-27a)
    
"Aku tahu bahwa penebusku hidup."
    
Ayub berkata kepada Bildad, sahabatnya, "Ah, kiranya perkataanku ditulis dan dicatat dalam kitab; sekiranya perkataanku dipahat dengan besi pengukir dan timah pada gunung batu untuk selama-lamanya! Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah. Aku akan melihat sendiri Dia memihak kepadaku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 801
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu.
atau
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan
atau
Aku menanti-nantikan Tuhan, aku mengharapkan firman-Nya.
Ayat. (Mzm 130:1b-2.3-4.5-6ab; Ul:lh.5)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.

atau

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.
    
atau Mazmur 42, Mazmur 63 atau Mazmur 122 
        
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 4:14 -5:1)
    
"Yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
     
Saudara-saudara, kami yakin bahwa Allah, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur yang semakin melimpah bagi kemuliaan Allah. Sebab itu kami tidak tawar hati! Meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan itu sementara, sedangkan yang tak kelihatan itu kekal. Kami tahu, jika kemah kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang bukan buatan tangan manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Why 14:3)
Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan. Mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (23:33.39-43)
  
"Hari ini juga Engkau akan bersama-sama Aku di dalam Firdaus."
  
Para serdadu yang mengantar Yesus ke tempat penghukuman telah sampai di tempat yang bernama Tengkorak. Lalu mereka menyalibkan Yesus di situ. Bersama dengan Yesus juga disalibkan dua orang penjahat, yang seorang di sebelah kanan, dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Salah seorang dari kedua penjahat yang digantung itu menghujat Yesus katanya, "Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi penjahat yang seorang lagi menegur dia katanya, "Tidakkah engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum; kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita! Tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah!" Lalu ia berkata kepada Yesus, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja!" Kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama Aku di dalam Firdaus."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Bdk. Ezr 2:35,34)

Semoga cahaya abadi menerangi mereka hingga kekal, bersama para Kudus-Mu, ya Tuhan, karena Engkau maharahim.

Let perpetual light shine upon them, O Lord, with your Saints for ever, for you are merciful. 
 
Manusia disatukan dengan semua makhluk hidup oleh asal-usul duniawinya, tetapi hanya melalui jiwanya yang oleh Allah telah dihembuskan napas ke dalamnya, maka ia menjadi manusia. Maka dianugerahkanlah kepada martabat yang tak tergantikan dan juga tanggung jawabnya yang uni. (Kardinal Christoph Schonborn, 1945, Uskup Agung Wina) 
  
 
MISA 3
   
Antifon Pembuka (Bdk. Rm 8:11)

Allah yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan membangkitkan pula tubuh kita yang fana ini karena Roh-Nya yang tinggal dalam diri kita. 
  
God, who raised Jesus from the dead, will give life also to your mortal bodies, through his Spirit that dwells in you.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (4:7-15)
   
"Hidup yang tak bercela, itulah usia lanjut!"
   
Orang benar akan mendapat istirahat, meskipun ia mati sebelum waktunya. Sebab bukan panjangnya waktu yang membuat usia terhormat, dan bukan pula banyaknya jumlah tahun. Tetapi, pengertian, itulah uban manusia, dan hidup yang tak bercela, itulah usia lanjut! Karena berkenan pada Allah maka orang benar dikasihi, dan karena hidup di tengah-tengah orang berdosa, ia dipindahkan; ia disentak supaya kejahatan jangan mengubah budinya, dan tipu daya jangan membujuk jiwanya. Sebab pengaruh dari yang buruk menyuramkan yang baik, dan tumpukan hawa nafsu mengubah roh yang tak bercela. Karena sempurna dalam waktu yang pendek, maka orang benar memenuhi waktu yang panjang. Tuhan berkenan kepada jiwanya, maka ia pun diambil dari tengah-tengah kejahatan. Orang memang melihat, tetapi tidak mengerti, dan tidak menaruh perhatian kepada yang berikut ini: kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang pilihan Allah, bagi orang suci tersedia perlindungan dari-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita.
Ayat. (Mzm 122.1-2.4-5.6-7;8-9; Ul:1)
1. Ku bersukacita waktu orang berkata kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan. Sekarang kaki kami berdiri di gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur pada nama Tuhan sesuai dengan peraturan.
3. Berdoalah agar Yerusalem sejahtera "Damai bagi orang yang mencintai Engkau. "Semoga damai turun atas wilayahmu dan kesentosaan atas purimu."
4. Atas nama saudara dan sahabatku kuucapkan selamat kepadamu. Demi bait Tuhan Allah kita ku- mohonkan bahagia bagimu.    
 
        

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 2:8-13)
       
"Jika kita bertekun, kita pun akan memerintah dengan Kristus."
     
Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud, yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini, “Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, Sabda Tuhan. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
    
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
             
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Bdk. Flp 3:20-21)

Kita menantikan Juru Selamat kita, Tuhan Yesus Kristus, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan Tubuh-Nya yang mulia.
 
We await a savior, the Lord Jesus Christ, who will change our mortal bodies, to conform with his glorified body.
     
 Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.  (Yoh 6:37)
 

Apa itu Api Penyucian?

Api Penyucian atau ‘purgatorium’ adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian). Gereja Katolik mengajarkan hal ini di dalam Katekismus Gereja Katolik # 1030-1032, yang dapat disarikan sebagai berikut:
1) Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian.
2) Pemurnian di dalam Api Penyucian adalah sangat berlainan dengan siksa neraka.
3) Kita dapat membantu jiwa-jiwa yang ada di Api Penyucian dengan doa-doa kita, terutama dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus bagi mereka. (Sumber: katolisitas.org)

Seri Alkitab: INJIL MARKUS 6:10-11

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 293

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:10-11

Mrk. 6:10
Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.

Et dicebat eis: “ Quocumque introieritis in domum, illic manete, donec exeatis inde.

Syalom aleikhem.
Petunjuk Tuhan Yesus kepada para murid-Nya yang sebentar lagi diutus masih lanjut. Maksud ayat ini: kalau di suatu kota, murid-murid diterima di satu rumah, mereka tak boleh pindah ke rumah lain selama mereka di kota itu. Intinya, di satu kota, mereka hanya boleh menginap di satu rumah.

Mengapa demikian? Pada masa itu, pengajar-pengajar agama biasa pindah-pindah rumah guna cari sambutan yang lebih enak. Tuhan melarang murid-murid-Nya berbuat begitu. Kalau sudah diterima di satu rumah, enak tak enak sudahlah, tinggallah di situ sampai saat pindah kota.

Mrk. 6:11
Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”

Et quicumque locus non receperit vos nec audierint vos, exeuntes inde excutite pulverem de pedibus vestris in testimonium illis ”.

Yang dimaksud “tempat” pada ayat ini kota atau desa. Dua kata: “menerima” dan “mendengarkan” disebut serangkai untuk menyatakan “penyambutan”. Maka, “tidak menerima dan tidak mendengarkan” artinya “tak menyambut; menolak”. Kalau ditolak di suatu kota atau desa, para murid harus keluar dari sana, tak boleh memaksa.

Frasa “kebaskan debu” adalah suatu idiom, gaya bahasa, bukan kata harafiah. Tindakan itu bukan fungsional untuk membersihkan kaki, melainkan simbolik untuk memberi tahu orang-orang yang menolak.

Apa artinya secara simbolik? Pada masa itu, orang Yahudi tak bergaul dengan orang non-Yahudi (yang tak mengenal Allah) karena menganggap orang non-Yahudi najis, dan karenanya tanah tempat tinggal non-Yahudi pun ikut najis. Kalau menginjak wilayah mereka, contohnya melintas, seorang Yahudi membersihkan kaki setelahnya supaya tanah najis itu tak mengotorinya.

Sebagai sebuah gagasan dari masa lampau, bagian ini mudah dipahami, namun sebagai sebuah ajaran yang relevan, tak mudah diterapkan. Bagaimana relevansi nas ini untuk kita jaman now?

Pertama, mengebaskan debu artinya orang-orang yang menolak dianggap sama dengan orang-orang non-Yahudi yang najis dan pantas dihukum. Relevansinya, niat baik kita untuk memberitahukan jalan yang benar tak selalu mendapat sambutan baik. Biarlah, kalau ada penolakan, selanjutnya menjadi urusan Allah; yang penting kita sudah mencoba memperingatkan.

Kedua – tampaknya lebih cocok lagi untuk zaman ini – mengebaskan debu artinya membersihkan diri, jangan sampai kotoran dari sana mengotori para murid. Maknanya untuk kita: jangan sampai sikap menolak Allah juga mengotori kita, jangan sampai sikap menentang Allah pun menjangkiti kita. Contoh, kalau kita memaki-maki karena ditolak, maka kita sudah kena “debu”. Bersihkan itu, jangan sampai kita jadi ikut “jahat”.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy