Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Mrk. 6:12-13 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Et exeuntes praedicaverunt, ut paenitentiam agerent; et daemonia multa eiciebant et ungebant oleo multos aegrotos et sanabant.
Syalom aleikhem. Yang dimaksud “mereka” adalah para murid Tuhan Yesus sebelumnya telah diberi-Nya petunjuk rinci untuk diutus. Ayat ini memuat pelaksanaan perutusan. Para murid mewartakan perihal pertobatan. Tobat artinya berhenti berbuat dosa dan melakukan kehendak Allah.
Selain itu, para murid mengusir setan. Kuasa mengusir setan dimiliki oleh Tuhan. Kini kuasa itu diberikan-Nya kepada para murid. Juga, para murid menyembuhkan orang-orang sakit; caranya dengan mengoleskan minyak yang melambangkan maksud bahwa Allah memberkati dan menguatkan si sakit. Kesembuhan berasal dari Allah yang bekerja melalui tindakan para utusan Tuhan. Ayat 12-13 meringkas kisah pelayanan para murid. Tentu saja banyak tindakan yang mereka lakukan, namun Injil mencatat secara singkat.
Mrk. 6:14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”
Et audivit Herodes rex; manifestum enim factum est nomen eius. Et dicebant: “ Ioannes Baptista resurrexit a mortuis, et propterea inoperantur virtutes in illo ”.
Ayat 14-16 menggunakan teknik kilas balik. Secara kronologis, adegan pada ayat 14-16 terjadi sesudah ayat 17, namun dalam tulisan ditempatkan sebelumnya.
Orang bisa bingung ketika membaca nama Herodes dalam Injil. Saat Tuhan Yesus dilahirkan, ada Herodes. Sekarang, saat Tuhan berkarya dan berumur 30-an tahun, Herodes ada pula. Siapa Herodes ini?
Nama “Herodes” sekaligus gelar. Bandingkan itu seperti gelar Raja Yogya: Hamengku Buwono. Ada beberapa Hamengku Buwono dari zaman berbeda. Demikian pula, ada beberapa Herodes dari masa yang berbeda. Herodes dalam ayat ini adalah Antipas, ia anak dari Herodes Agung yang disebut dalam Matius bab 2. Herodes Agung itu Herodes yang berusaha membunuh bayi Yesus.
Kini jelas, Herodes dalam ayat ini adalah Herodes Antipas, anak dari Herodes Agung yang membunuh bayi-bayi tak bersalah sebagaimana diceritakan dalam Injil Matius.
Herodes disebut raja meski bukan raja dalam arti sesungguhnya, melainkan raja bawahan, semacam bupati di kerajaan Jawa. Herodes menguasai wilayah Galilea dan Perea, kedudukannya di bawah Kaisar (Maharaja) Roma. Jadi, raja pada ayat ini harus dimengerti penguasa wilayah alias raja bawahan.
Herodes “anakan” ini sudah mendengar populernya Tuhan Yesus. Karena “kehebatan”-Nya (membuat mujizat dsb), banyak orang mengira Tuhan Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit dalam kematian.
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya
dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan
perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam
kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” –
St. Josemaria Escriva
Antifon Pembuka (Rom 14:8)
Jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan dan jika kita mati, kita mati
bagi Tuhan. Jadi, baik hidup maupun mati, kita tetap milik Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan, berkenanlah mengukir di dalam hati
kami gambaran Yesus Putra-Mu terkasih. Semoga sukacita kami terletak
pada usaha menggembirakan dan membahagiakan sesama. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus
hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
Sebagai orang beriman, yang percaya kepada Tuhan, Penopang hidupnya,
Rasul Paulus meyakinkan umat beriman di Roma bahwa apa pun keadaannya,
entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan. Menjadi milik Tuhan
adalah status yang harus dijaga dan dipertahankan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-12)
"Entah hidup, entah mati, kita tetap milik Tuhan."
Saudara-saudara, tiada seorang pun di antara kita yang hidup untuk
dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya
sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah kita hidup entah mati, kita tetap
milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,
supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas
orang-orang hidup. Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Allah. Sebab dalam Kiab Suci tertulis,
“Demi Aku hidup”’ demikianlah sabda Tuhan, “semua orang akan bertekuk
lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.” Demikianlah
masing-masing di antara kita akan memberi pertanggungjawaban kepada
Allah tentang dirinya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
atau
Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus
takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam
di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan
menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri
orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah
hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan! Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.
Para ahli Taurat dan kaum Farisi bersungut-sungut ketika Yesus
menyatakan kebaikan-Nya kepada para pemungut cukai dan orang berdosa.
Yesus memberi kesempatan bagi terjadinya pengungkapan anugerah yang
lebih penuh lagi. Bahkan akan ada sukacita di surga karena satu orang
berdosa yang bertobat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-10)
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus
untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Orang ini menerima orang-orang berdosa dan
makan bersama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan
berikut kepada mereka, “Siapakah di antaramu yang mempunyai seratus ekor
domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang
gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan
kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan
gembira. Setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan
tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab
dombaku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu, demikian
juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat,
lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang
tidak memerlukan pertobatan. Atau wanita manakah yang mempunyai sepuluh
dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan
menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan
kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan
tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab
dirhamku yang hilang telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu: Demikian
juga akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa
yang bertobat.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Rasul Paulus berusaha menyadarkan kita, “Mengapa engkau menghina
saudaramu?” Jika seseorang menghina saudaranya, maka ia mungkin berusaha
menutupi kehinaannya sendiri, malu mengakui bahwa dia memiliki
kekurangan dan takut orang lain mengetahuinya. Ia membesar-besarkan
kekurangan orang lain supaya ia tampil lebih “hebat” namun sebenarnya ia
“hina dan tercela” di dalam dirinya sendiri. Yesus menghendaki kita
“bersukacitalah bersama” orang berdosa yang mau dan tidak malu mengakui
kehinaannya di hadapan Yesus.
Antifon Komuni (Luk 15:10)
Para malaikat Allah akan bergembira atas satu orang berdosa yang bertobat.
Doa Malam
Ya Yesus, mampukanlah aku untuk bertobat dan makin mendekatkan diri
kepada-Mu. Ampunilah juga segala kesalahan dan dosa kami hingga malam
ini, dan antarkanlah aku kepada istirahat yang nyenyak pada malam ini.
Sebab Engkaulah Penjaga hidupku yang tak pernah tertidur. Amin.
O Kristus, ubahlah daku sehingga hidupku melulu merupakan pantulan cahaya hidup-Mu. --- St. Elisabet dari Tritunggal
Antifon Pembuka (Mzm 112:1.4)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka kepada
segala perintah-Nya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di
dalam gelap, Ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami Maha Pengasih, perkenankanlah kami mengikuti Putra-Mu
dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Janganlah kami sampai berutang
kepada sesama selain berutang cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus
hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (13:8-10)
"Kasih itu kegenapan hukum."
Saudara-saudara, janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga,
tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi
sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan
berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman
lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat
terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.4-5.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia
pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh belas
kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan
semestinya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Ptr 4:14)
Berbahagialah kalian, bila dinista karena nama Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:25-33)
"Yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."
Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, "Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan,
bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah
menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup
uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah
meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan
semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu
mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja
manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk
dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia
sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh
untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap
orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Yesus sangat fasih
dan cermat dalam mengajar. Hari ini kita mengetahuinya. Yesus
menyesuaikan diri dengan orang-orang yang sedang diajak-Nya berbicara.
Yesus memberi makanan kepada orang yang lapar. Ia menghadapi orang
Farisi dan ahli Taurat dengan sikap rendah hati dan bersahaja.
Bacaan hari ini menyerukan bagaimana
Yesus mengarahkan perkataan-Nya kepada orang banyak yang sedang
berduyun-duyun berhasrat mengikuti-Nya. Yesus menasihati mereka untuk
memahami syarat-syarat menjadi murid-Nya sebelum mereka membuat suatu
pengakuan, dan agar mereka mempertimbangkan apa yang mereka lakukan itu.
Bahkan, Yesus memberitahu mereka tentang hal terburuk yang harus mereka
hadapi.
Yesus melakukan semua itu karena Ia
mengetahui ada berbagai motivasi dari para pengikut-Nya. Kisah Yesus
bersama dengan orang-orang yang berbondong-bondong ini juga dapat
menjadi kisah kita, terutama berkaitan dengan ketergerakan diri sebagai
orang yang sudah dibaptis Katolik.
Antifon Komuni (Mzm 27:4)
Satu hal yang kuminta kepada Tuhan,
itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan
kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.
Syalom aleikhem. Sesudah kebangkitan-Nya, Sang Kristus mengutus Para Rasul-Nya untuk mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa. Berikut ini nasnya (Luk. 24:46-48): “Kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.’”
Pertobatan dan pengampunan dosa itu disebut oleh Rasul Paulus sebagai “pelayanan pendamaian” (2Kor. 5:18): “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.” Mengapa disebut pendamaian? Sebab, mengampuni dosa berarti mendamaikan (menyambungkan) kembali hubungan Allah dan manusia yang sebelumnya putus.
Terkait itu, Para Rasul mewartakan dua hal. Pertama, mereka mewartakan pengampunan dosa oleh Allah yang didapatkan Kristus bagi manusia, dan karenanya manusia diundang untuk bertobat. Lugasnya, manusia yang berdosa sudah diampuni oleh Allah karena kurban Kristus. Pengampunan itu – dalam bahasa sederhana – sudah disediakan dan tinggal diambil oleh manusia. Cara mengambilnya bagaimana? Dengan pertobatan. Bertobat berarti – dalam ungkapan simpel – kemauan mengambil pengampunan yang sudah disediakan Allah.
Kedua, pengampunan dosa itu diberikan dalam Pembaptisan dan dalam pelayanan pendamaian; keduanya diberikan melalui Gereja berkat kuasa kunci yang diterima dari Kristus. Dalam hal ini, kita bicara mengenai “kunci” yang dijelaskan dalam Mat. 16:19 ketika Tuhan memberikan mandat kepada Petrus: “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Dengan dasar itu, Gereja yakin bahwa kunci Kerajaan Surga telah diberikan kepada Gereja melalui Para Rasul yang berkuasa mengikat dan melepas. Apa artinya? Kuasa mengampuni dosa.
Gereja Katolik yakin bahwa yang mengampuni dosa adalah Allah. Kuasa Allah itu dibawa oleh Kristus semasa hidup-Nya di dunia sebagai manusia. Sebelum naik ke surga, Beliau memberikan kuasa itu kepada Gereja-Nya, yaitu kepada sokoguru Gereja, Para Rasul. Karena itu, Gereja tahu bahwa pelayanan pendamaian dipercayakan kepada dirinya. Kita mengenal pelayanan itu dengan nama Sakramen Tobat; nama lain: Sakramen Pemulihan, Sakramen Pengakuan, Sakramen Pengampunan, Sakramen Perdamaian. Mengaku kepada Manusia
Dalam tataran praktis, hal ini menjawab pertanyaan (keberatan) banyak orang mengenai “mengapa kita harus mengaku dosa di hadapan manusia”. Ada beberapa keberatan yang kadangkala diajukan, mengapa orang Katolik harus mengaku dosa di hadapan manusia lain (presbiter, imam) untuk memperoleh pengampunan dosa dari Allah. Jawabannya jelas: kuasa kunci telah dipercayakan oleh Kristus kepada Gereja-Nya.
** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 981-987
“Kurban Misa telah dilembagakan untuk empat tujuan: untuk menghormati Allah; untuk menebus dosa-dosa kita; untuk bersyukur kepada Allah karena kebaikan-Nya; dan untuk mendapatkan rahmat Ilahi. Kurban Misa adalah kurban yang sama seperti yang pernah dipersembahkan di Kalvari, perbedaannya adalah bahwa di Kalvari darah Yesus Kristus benar-benar ditumpahkan, tetapi di atas altar darah Yesus ditumpahkan dengan cara yang mistis, yaitu dengan cara tak berdarah.” — St. Alfonsus Liguori
Antifon Pembuka (Rom 12:5)
Bersama-sama kita semua merupakan satu tubuh dalam Kristus. Tetapi
masing-masing kita adalah anggota yang tergantung satu sama lain.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber sukacita sejati, baruilah kiranya kami dengan
semangat saling melayani sesama. Semoga segala tingkah laku kami selalu
membuat bahagia dan gembira sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:5-16a)
"Kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."
Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, merupakan satu tubuh dalam
Kristus, masing-masing adalah anggota satu sama lain. Demikianlah kita
mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu untuk bernubuat, baiklah
kita bernubuat sesuai dengan iman kita. Jika untuk melayani, baiklah
kita melayani. Jika untuk mengajar, baiklah kita mengajar. Jika untuk
menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia membagi-bagi dengan hati yang ikhlas. Siapa yang memberi
pimpinan, hendaklah ia memimpin dengan rajin. Siapa yang menunjukkan
kemurahan hati, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Kasihmu
janganlah berpura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Hendaklah kalian saling menaruh kasih sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat. Janganlah kerajinanmu berkurang,
hendaklah rohmu menyala-nyala, dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa.
Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangan dan berusahalah selalu
memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kalian! Berkatilah
dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis. Hendaklah kalian sehati sebudi
dalam hidupmu bersama. Janganlah kalian memikirkan yang muluk-muluk,
tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku
tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu
ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak
yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih
jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya! Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepada kalian.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:15-24)
"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh."
Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara
perjamuan berlangsung, seorang dari tamu-tamu berkata kepada Yesus,
“Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Tetapi
Yesus berkata kepadanya, “Ada seorang mengadakan perjamuan besar. Ia
mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan dimulai, ia menyuruh
hambanya mengatakan kepada para undangan, ‘Marilah, sebab segala sesuatu
sudah siap’. Tetapi mereka semua minta dimaafkan. Yang pertama berkata,
‘Aku baru membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta
dimaafkan. Yang lain berkata, ‘Aku baru membeli lima pasang lembu kebiri
dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan’. Yang lain lagi
berkata, ‘Aku baru saja menikah, dan karena itu aku tidak dapat datang’.
Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semua itu kepada tuannya.
Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya, ‘Pergilah
segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang
miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh’. Kemudian hamba itu
melaporkan, ‘Tuan, apa yang Tuan perintahkan sudah dilaksanakan.
Sekalipun demikian, masih ada tempat’. Maka tuan itu berkata, ‘Pergilah
ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di
situ masuk, karena rumahku harus penuh’. Sebab aku berkata kepadamu:
Tidak ada seorang pun dari para undangan itu akan menikmati jamuan-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Orang-orang miskin di jalanan memang pada umumnya terbuka, siap-sedia dan tanggap atas ajakan-ajakan spontan untuk bekerja atau bergotong royong apalagi berpesta, sebagaimana terjadi di desa-desa ataupun daerah-daerah kumuh di kota-kota besar. Kebersamaan dan persaudaraan mereka masih cukup kuat dan asli, tidak dibuat-buat atau bagaikan sandiwara. Sebaliknya orang kaya, berkedudukan atau pejabat ketika menerima undangan atau ajakan sering masih berpikir-pikir, menunda-nunda tanggapan atau jawaban atau bahkan menolak secara diplomatis sebagaimana digambarkan dalam bacaan Injil hari ini. Secara klise, alasan penolakan atau minta maaf tidak dapat menanggapi undangan atau ajakan ada tiga, seperti digambarkan dalam Injil: sedang bisnis, sibuk atau urusan pribadi. Tiga alasan ini pada umumnya bagaikan meterai mati, tak mungkin dijelaskan atau diteliti. Maka sebagai murid-murid Yesus Kristus marilah kita buka hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita terhadap aneka panggilan atau undangan, apalagi jika undangan atau panggilan tersebut baik. Jika kita menolak ajakan atau undangan untuk berbuat baik, meskipun untuk itu harus berkorban dan berjuang, kita sendiri akan rugi bukan mereka yang mengundang atau mengajak. Kesiap-sediaan untuk menanggapi undangan atau ajakan berbuat baik ini hemat saya perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak di dalam keluarga maupun di sekolah. Dalam hidup sehari-hari undangan atau ajakan tersebut kiranya senantiasa ada di hadapan kita semua, entah yang bersifat vokal atau ‘diam’. Yang bersifat ‘diam’ misalnya terkait dengan masalah kebersihan lingkungan: jika ada kotoran apapun di lingkungan hidup hendaknya segera dibereskan atau diselesaikan tidak perlu menunda-nunda.(Catatan Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)
Doa Malam
Allah yang Mahamulia, Engkau selalu mengundang aku untuk hadir dalam
perjamuan Ekaristi. Bukalah mata hatiku supaya dapat menanggapi
undangan-Mu dengan hati penuh sukacita. Amin.
“Bantulah kami, Tuhan, untuk membuang dalih-dalih kami yang sia-sia. Kami mau datang ke perjamuan-Mu…. Jangan biarkan keangkuhan kami atau sensualitas atau keterikatan- keterikatan tertentu…. menghalangi jalan kami untuk hadir di perjamuan itu…. Pada akhirnya, siapakah yang akan ada di sana? Para pengemis, penderita sakit, penyandang cacat dan tuna netra… Kami akan datang sebagai orang miskin… Kami telah diundang oleh Ia yang kaya, yang telah menjadi miskin demi kami… Kami akan datang sebagai orang sakit, sebab kami membutuhkan Tabib ilahi untuk menyembuhkan penyakit kami. Kami akan datang sebagai orang timpang, dan kami berkata, “Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu…” (Mzm 119:133). Kami akan datang sebagai orang buta dan memohon, “Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati” (Mzm 13:4, St. Agustinus, 112,8)
Senin, 04 November 2019
Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus, Uskup
Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut. --- Amsal 12:28
Antifon Pembuka (Yeh 14:11.23-24)
Tuhan bersabda, "Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat
seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah
mereka."
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber segala pembaruan, kuatkanlah kiranya dalam umat-Mu
semangat yang menjiwai uskup-Mu Santo Carolus Borromeus. Semoga
Gereja-Mu selalu diperbarui dan semakin menyerupai Kristus, sehingga
sanggup menampakkan wajah Kristus kepada dunia. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus
hidup dan berkuasa, Allah, kini sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:29-36)
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
Saudara-saudara, Allah tak pernah menyesali kasih karunia dan
panggilan-Nya. Dahulu kalian tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang
kalian mendapat kemurahan karena orang-orang Israel tidak taat. Demikian
pun sekarang mereka tidak taat, supaya memperoleh kemurahan berkat
kemurahan yang telah kalian peroleh. Sebab Allah telah mengurung semua
orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya
atas mereka semua. Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan
pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, tak terselami
jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau
siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah
memberi Allah sesuatu, sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala
sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju kepada Allah.
Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 69:30-31.33-34.36-37)
1. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah,
kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
2. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang-orang-Nya
yang ada dalam tahanan.
3. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda,
supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu
hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai
nama-Nya akan diam di situ.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:12-14)
"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila
engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang
sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau
tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan
mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin,
cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak
mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat
balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Karolus Boromeus lahir di Rocca d'Arona, tepi danau Maggiore pada tanggal 2 Oktober 1538. la adalah putera kedua dari Giberto Berromeo dan Margherita de'Medici, saudari Paus Pius IV (1846-1878). Di kemudian hari ia menjadi Kardinal dan Uskup Agung Milano serta tokoh utama usaha pembaharuan Tridentine. Dari seluruh kisah kehidupannya dan karyanya dapat dikatakan bahwa Karolus sudah ditentukan Tuhan sajak lahirnya untuk menjadi pelayan Allah bagi kemajuan Gereja-Nya.
Kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Reformasi Protestan, Tuhan menggerakkan Karolus Boromeus untuk membantu Paus dalam usahanya menangkal segala sepak terjang para penganut Protestan. Dalam usia yang masih sangat muda (22 tahun), Karolus diangkat menjadi Kardinal oleh pamannya Paus Pius IV (1846-1878). la menjabat sebagai Sekretaris Negara dan menjadi orang terkuat di Kuria Roma. Ia tekun belajar hingga larut malam.
Setelah kakaknya meninggal mendadak, ia memutuskan mengikuti suatu retret khusus. Kemudian ia menjadi imam dan mulai hidup sangat sederhana. Sehari-hari ia berdoa berjam-jam dan menjalani matiraga keras. Kekayaannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin; jumlah pelayanannya diperkecil, dan banyak dana disisihkannya untuk memberikan beasiswa.
Ia dikenal sebagai salah seorang pemeran utama Konsili Trente, bahkan keberhasilan Konsili itu merupakan hasil jerih payahnya. Ia berusaha keras meneruskan Konsili Trente dan mendesak agar keputusan-keputusan Konsili itu dilaksanakan. Dalam hubungan itu ia meminta Paus agar ia dibebaskan dari tugasnya di Kuria Roma untuk membaharui keuskupannya, keuskupan Milano. Meskipun masih muda belia, Karolus sangat menyadari kebutuhan umatnya jaman itu. Di masa itu hidup keagamaan amat Parah: banyak anak tidak mengenal Tuhan, bahkan membuat tanda salib saja pun tidak bisa; gereja-gereja sepi dari kunjungan umat, bahkan ada gereja yang diubah menjadi toko atau bangsal pesta. Para imam tidak bisa berkotbah karena tak terdidik baik dalam hal pewartaan iman.
Karolus mengambil bagian di dalam sidang-sidang terakhir Konsili Trente, yang membahas pembaharuan Gereja. Lalu ia mulai bekerja sekuat tenaga untuk membaharui keuskupannya. Mula-mula ia menegaskan agar staf keuskupan menghayati suatu corak hidup yang lebih mencerminkan status mereka sebagai rohaniwan. Ia sendiri memberi teladan serta bersemangat doa, rajin mengaku dosa, berpuasa dan hidup sederhana. Berulang kali ia mengunjungi paroki-paroki, menyelenggarakan rapat dengan para pastor, mengajar agama dan berkhotbah.
Pada tahap awal, usahanya hampir kandas karena ia tidak bisa berbicara dengan lancar. Tetapi ia pantang menyerah dan senantiasa berbicara dengan penuh keyakinan. Untuk memberantas kebutaan anakanak dalam hal keagamaan, ia mendirikan 'sekolah-sekolah minggu'. Ia membuka seminari-seminari keuskupan untuk menggembleng para calon imam yang tangguh. Itulah seminari model pertama. Dengan usaha usahanya itu, ia berhasil menyalakan api semangat Kristiani dalam hati umatnya dan membuat Kristus dicintai lagi.
Pengaruhnya tidak terbatas di dalam wilayahnya sendiri. Terbukti pada tahun 1576, ketika Milano terserang wabah sampar yang ganas, tempat tinggalnya dijadikan sebagai rumah sakit. Ia sendiri melayani sebagai perawat dan pembimbing rohani para pasien. Selain itu, ia masih juga menangani tugas-tugas berat lainnya: ia banyak mengadakan kunjungan-kunjungan ke wilayah-wilayah yang lain seperti Italia, Switzerland dan lain-lain dalam usaha mengatasi kerisauan di dalam tubuh Gereja akibat Reformasi Protestan dan timbulnya bidaah-bidaah. Ia berusaha memekarkan kembali kehidupan menggereja di daerah-daerah yang telah lemah semangat imannya. Namun ada saja orang yang menentang kebijaksanaannya. Beberapa biarawan yang tidak mau ditertibkan berusaha melawan melalui pembunuh bayaran. Untunglah ia selamat. Ia disukai umat dan dianggap sebagai penyelamat kota Milano. Pemerintah sendiri, yang seharusnya merasa beruntung dan oleh sebab itu harus berterimakasih kepada Karolus, kurang menyukainya, malahan memfitnahnya. Untunglah ia dilindungi oleh Paus. Memang berbuat baik amat banyak cobaan dan rintangannya. Dunia sepertinya iri hati atas semua keberhasilannya. Namun iman dan ketabahannya tetap membuat Karolus berdiri tegak dalam prinsipnya. Pekerjaan berat ditambah penderitaan-penderitaan tersebut merongrong kesehatannya. Ia wafat di Milano pada tanggal 3 November 1584! (imankatolik.or.id)
“Dalam persekutuan para kudus, "diantara para beriman apakah mereka
telah ada di dalam tanah air surgawi atau masih menyilih di tempat
penyucian atau masih berziarah di dunia - benar-benar terdapat satu
ikatan cinta yang tetap dan satu pertukaran kekayaan yang berlimpah"
(ibid.). Dalam pertukaran yang mengagumkan ini kekudusan seseorang dapat
berguna untuk orang lain, dan malahan lebih daripada dosa seseorang
dapat merugikan orang lain. Dengan demikian penggunaan persekutuan para
kudus dapat membantu pendosa yang menyesal, bahwa ia lebih cepat dan
lebih berdaya guna dibersihkan dari siksa-siksa dosanya.” (Katekismus
Gereja Katolik, 1475)
Antifon Komuni (Mzm 69:33)
Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah. Kamu akan mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali.
Kebangkitan
Yesus merupakan puncak kebenaran iman Kristen, yang diwartakan sebagai
bagian hakiki dari Misteri Paskah sejak permulaan Kekristenan.
(Instruksi Ad Resurgendum Cum Christo (Bangkit Bersama Kristus), Kongregasi Ajaran Iman 15 Agustus 2016)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 38:22-23)
Jangan tinggalkan daku, ya Tuhan, Allahku, janganlah jauh dariku! Bersegeralah menolong aku, ya Tuhan, Penyelamatku.
Forsake me not, O Lord, my God; be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mencari dan menyelamatkan
umat-Mu yang tersesat dan hilang. Kami mohon, bukalah hati kami untuk
dengan gembira menerima kehadiran-Nya yang membawa anugerah keselamatan
dan kehidupan bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (11:22-12:2)
"Semua orang Kaukasihani, sebab Engkau mengasihi segala yang ada."
Tuhan, laksana sebutir debu di atas neraca, atau seperti embun pagi yang
jatuh ke bumi, demikianlah seluruh jagat di hadapan-Mu. Tetapi justru
karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu, maka semua orang
Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan, supaya mereka
bertobat. Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan tidak benci kepada
barang apa pun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci,
niscaya tidak Kauciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika tidak
Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak
Kaupanggil? Engkau menyayangkan segala-galanya sebab semua itu milik-Mu,
ya Penguasa penyayang hidup! Roh-Mu yang baka ada di dalam segala
sesuatu. Dari sebab itu orang-orang yang jatuh Kauhukum berdikit-dikit.
Mereka Kautegur dengan mengingatkan dalam hal mana mereka sudah berdosa,
supaya setelah menjauhi kejahatan itu mereka percaya kepada Dikau, ya
Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk-tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14; Ul: lh.1)
1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji
nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan
memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih
setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap
segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
4. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya, dan penuh kasih setia
dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang
jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:11-2:2)
"Semoga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia."
Saudara-saudara, kami senantiasa berdoa untuk kamu, supaya Allah kita
menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya
menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik, dan menyempurnakan segala
pekerjaan imanmu. Dengan demikian nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di
dalam kamu, dan kamu di dalam Dia, sesuai dengan kasih karunia Allah
kita dan Tuhan kita Yesus Kristus. Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus
Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu,
Saudara-saudara, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh
maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari
Tuhan telah tiba.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16) Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
"Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Sekali peristiwa Yesus memasuki Kota Yerikho dan berjalan melintasi kota
itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama
Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak
berhasil karena orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat
Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika sampai ke tempat itu, Yesus
melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun! Hari ini Aku
harus menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus
dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu
bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa!” Tetapi
Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku
akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus
kepadanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan atas rumah ini, karena
orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Mausia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus Renungan
Berjumpa dan berhadapan secara pribad dengan Yesus selalu
menuntut tanggapan. Wajah Allah yang berbelaskasih dan penyabar terhadap
orang berdosa nyata dalam sikap dan pribadi Yesus. Kasih-Nya menembusi
benteng-benteng pertahanan dosa yang paling keras dan mengundang
pertobatan. Karena Allah dalam Yesus datang bukan untuk menghukum
manusia berdosa melainkan untuk mengembalikan martabat anak Allah
kepadanya.
Zakheus, tokoh terkenal di kota
Yerikho karena profesinya sebagai petugas pajak, sudah lama terpesona
oleh sosok Yesus yang menjadi buah bibir masyarakat Yerikho. Ketika
terdengar berita bahwa Yesus akan lewat di kotanya, Zakheus berusaha
untuk berjumpa dengan-Nya atau paling sedikit meiihat-Nya dari dekat.
Dia pun bergegas memanjat pohon di pinggir jalan yang akan dilewati
Yesus “karena badannya pendek”. Upayanya yang tidak kenal lelah dan malu
itu menuai hasil manis. Yesus yang melintas di jalan itu memandang ke
arah pohon tempat Zakheus duduk. Undangan-Nya membebaskan, melegakan dan
membesarkan hati Zakheus. “Segeralah turun Aku harus menumpang di
rumahmul”.
Ada orang yang berkeberatan karena Yesus memasuki ke
rumah Zakheus, yang dianggap pendosa dan najis karena profesinya. Yesus
menegaskan, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini. Anak Manusia datang untuk mencan dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:9-10). (Mgr. Petrus Turang/Renungan Harian Mutiara Iman 2019)
Contemplatio:
Masuklah
ke dalam keheningan. Tempatkan dirimu di tengah kerumunan orang banyak
yang menyambut Yesus saat memasuki kota Yerikho. Dengarkan sapaan Yesus
kepada Zakheus. la pun menyapamu pula. Apa yang disampaikan-Nya
kepadamu? Bagaimana reaksimu? Bersyukurlah... Oratio: Tuhan
Yesus, berilah aku keberanian untuk selalu berusaha seperti Zakheus
berpaling dari dosa dan mencari Engkau. Berilah aku kekuatan untuk
menyiiih dosa-dosaku dengan iaku tapa dan amal kasih. Amin
Antifon Komuni (Mzm 16:11)
Engkau menunjukkan kepadaku jalan kehidupan. Di hadapan-Mu, ya Tuhan, ada sukacita berlimpah.
You will show me the path of life, the fullness of joy in your presence, O Lord
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati