| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 14 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Kamis, 14 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII
 
“Roti dan anggur bukan melambangkan Tubuh dan Darah Kristus - Sama sekali tidak! - melainkan sungguh Tubuh Kristus yang Kudus, oleh sebab Kristus Sendiri mengatakan: 'Inilah Tubuh-Ku'; dan bukannya 'Ini melambangkan Tubuh-Ku' melainkan 'Tubuh-Ku,' dan bukan 'melambangkan Darah-Ku' melainkan 'Darah-Ku'” (St. Yohanes Damaskus, The Orthodox Faith, IV [PG 94, 1148-49]).

 
Antifon Pembuka (Mzm 119:135)

Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahakuasa, melalui Yesus Putra-Mu Engkau menyampaikan rencana-Mu mengenai kami manusia. Kami mohon ajarilah kami bijaksana, sanggup memahami kehidupan-Mu dan menghayati dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:22-8:1)
  
"Kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah."
  
Di dalam kebijaksanaan ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, meyakinkan dan mantap, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh yang arif, murni dan halus sekalipun. Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembus dan melintasi segala-galanya. Kebijaksanaan adalah napas kekuatan Allah, dan pancaran murni kemuliaan Yang Mahakuasa. [Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya]. Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda kegiatan Allah, serta gambar kebaikan-Nya. Meskipun tunggal, namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membarui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi. Tiada sesuatu pun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan. Sebab kebijaksanaan lebih indah daripada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang. Dibandingkan dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan. Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, untuk selama-lamanya firman-Mu tetap teguh.
Ayat. (Mzm 119:89.90.91.130.135.175)
1. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
2. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; bumi Kautegakkan, sehingga tetap ada.
3. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
4. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
5. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
6. Biarlah jiwaku hidup supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. A l l e l u y a
Ayat. (Yoh 15:5)
Aku inilah pokok anggur, kamulah rantingnya. Tinggallah beserta-Ku, maka Aku tinggal besertamu, dan kamu akan berbuah banyak.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:20-25)
  
"Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, ‘Lihat, ia ada di sini’, atau ‘ia ada di sana’. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.” Yesus berkata kepada para murid, ‘Akan datang waktunya kalian ingin melihat salah satu hari Anak Manusia itu. Tetapi kalian tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat dia ada di sana! Lihat, dia ada di sini!’ Tetapi jangan kalian pergi ke situ, jangan kalian ikut. Sebab seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pula halnya dengan Anak Manusia, pada hari kedatangan-Nya kelak. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”
Inilah Injil Tuhan kita.
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Dalam pesta perkawinan orang Katolik, sering kali saya mendengarkan doa syukur/ doa makan yang diakhiri dengan rumusan: Ya Bapa, semoga pesta perkawinan ini meneguhkan kami untuk semakin saling mengasihi karena sebagai orang beriman kami percaya bahwa di mana manusia saling mencintai, di sana Tuhan hadir! Memang Kerajaan Allah sudah ada bersama kita; Dia meraja dalam hati dan kehidupan keseharian kita. Kuncinya, kesaksian pelayanan harian kita hendaknya ditandai dan dijiwai semangat cinta kasih Yesus.

Dalam kisah Injil hari ini Yesus bersabda, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lmdah, juga orang tidak dapat mengatakan, lihat “ia ada di sini” atau “ia ada di sana”. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu”. Dan pada ay. 24. ditegaskan Yesus, "... sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak ...".

Puncak dan pusat datangnya Kerajaan Allah terjadi dalam diri Yesus, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia dan mengalami nasib sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Seluruh peristiwa hidup-Nya yang berpuncak pada wafat dan kebangkitan-Nya membuahkan penebusan sebagai bukti cinta kasih Bapa kepada manusia pendosa sehingga kita beroleh keselamatan. Demi datangnya Kerajaan Allah di antara kita. Tuhan memilih jalan salib dan berkurban sehabis-habisnya hingga wafat di atas kayu salib.

Kita pun para pengikut Yesus diundang untuk ambil bagian secara penuh dalam pembangunan Kerajaan Allah. Kita dipanggil hari lepas hari untuk terus menghidupi semangat Yesus agar kesaksian hidup harian kita semakin serupa dengan hidup dan karya-Nya. Penjabaran konkretnya antara lain, mengasihi orang lain dengan penuh persaudaraan, rela mengampuni. siap berkurban. 

Antifon Komuni (Mzm 119:135, 75)
 
Pandanglah hamba-Mu dengan wajah berseri, ajarkanlah kehendak-Mu kepadaku. Perkenankan daku memuji Engkau sepanjang umurku, semoga hukum-Mu membantu aku.    
 
 

 


FN/INSPIRASI BATIN 2019

Rabu, 13 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXII

Rabu, 13 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXII

Menyembah Allah berarti dengan penuh hormat dan ketaklukan absolut mengakui, "keadaan makhluk yang tidak bernilai", yang memperoleh seluruh keberadaannya dari Allah. Menyembah Allah berarti memuja Allah, sebagaimana Maria di dalam Magnificat, bersyukur kepada-Nya dan merendahkan diri dihadapan-Nya, waktu orang mengakui dengan penuh terima kasih bahwa Ia telah melakukan yang besar dan bahwa nama-Nya kudus adanya Bdk. Luk 1:46-49.. Menyembah satu-satunya Allah membebaskan manusia dari ingat diri, perbudakan dosa, dan pendewaan dunia. (Katekismus Gereja Katolik, No. 2097)
 

Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Belalah orang lemah dan yatim piatu, berilah keadilah kepada orang hina dan papa. Luputkanlah orang lemah dan miskin, luputkanlah mereka dari tangan orang berdosa.
   

Doa Pembuka

 
Allah Bapa kami di surga, sumber segala rahmat, segala yang ada pada kami ini kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Semoga kami selalu penuh rasa syukur atas segala anugerah-Mu dan penuh harapan, bahwa akan Kauselesaikan segala yang sudah dimulai pada diri kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (6:2-11)
      
"Dengarkanlah, hai para raja, dan pelajarilah kebijaksanaan."
   
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau berlaku menurut kehendak Allah. Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat. Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
Ayat. (Mzm 82:3-4.6-7)
1. "Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
2. Allah sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Tes 5:18)
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:11-19)
  
"Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing itu?"
   
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam.” Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Pada Injil hari ini Yesus menyembuhkan kesepuluh orang sakit kusta. Ironisnya, dari kesepuluh orang kusta yang ditahirkan (disembuhkan) hanya satu orang yang kembali untuk memuliakan Allah. Kita sebagai manusia sering kali mampu mengucap syukur atas segala yang boleh kita terima. Sebagai orang beriman, kita perlu membiasakan diri untuk mengucap syukur. Dengan mengucap syukur, kita tidak hanya mengingat kebaikan Tuhan, tetapi juga dapat meningkatkan iman kita. Sikap syukur atas keberhasilan yang kita capai mesti menjadi bagian dari hidup kita. Mengapa? Karena kita ini makhluk yang hanya mengandalkan kasih karunia dari Tuhan. Kita hanya bisa hidup dengan baik, karena belas kasih Tuhan. Orang yang mampu bersyukur itu orang yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Orang yang tidak menganggap dirinya mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya. Hanya orang beriman, yang datang kepada Tuhan dan mengucap syukur. Sedangkan orang yang kurang beriman, akan melihat bahwa apa yang dia terima merupakan hasil usaha sendiri, tanpa campur tangan Allah. Banyak peristiwa yang memperlihatkan betapa kita lemah dalam mengucap syukur. Misalnya, saat kita sehat, kita jarang mengucap syukur. Pada waktu sakit, kita baru ingat betapa pentingnya kesehatan. Kita juga jarang mengucap syukur bahwa kita dapat bernafas dengan gratis tanpa mengeluarkan uang. Pada saat kita sakit dan memakai selang oksigen, kita baru sadar, betapa mahalnya setiap hembusan nafas. (RENUNGAN PAGI)
 
 
   
 
Antifon Komuni (Luk 17:17-18)
 
Bukankah sepuluh orang yang menjadi bersih? Di manakah yang kesembilan orang lainnya? Tiadakah seorang pun yang kembali memuliakan Allah kecuali orang asing ini?

Seri Katekismus: WAHYU MENGENAI KEBANGKITAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 297

Seri Katekismus
WAHYU MENGENAI KEBANGKITAN

Syalom aleikhem.
Dalam Syahadatnya, Gereja Katolik yakin akan adanya kebangkitan orang mati pada akhir zaman dan kehidupan abadi. Landasannya adalah kebangkitan Kristus sebagai kebangkitan pertama (sulung) dari kebangkitan semua orang. Sesudah kebangkitan, ada kehidupan kekal di surga bersama Kristus.

Kebangkitan badan secara harafiah berbunyi “kebangkitan daging”. Ungkapan “daging” artinya ‘manusia dalam kelemahan dan keadaan fana’. Saat kebangkitan, badan yang lemah dan fana akan dihidupkan kembali. Itu bukan hanya hidup kembali seperti semula. Tidak! Badan fana yang dihidupkan kembali akan berada dalam keadaan yang telah lepas dari kelemahan dan kefanaan. Pendek kata, badan kebangkitan tak dapat mati lagi.

Sesudah kematian, jiwa manusia tetap hidup di alam rohani. Setelah kebangkitan badan, tak hanya jiwa yang hidup, melainkan juga badan. Pada hari kiamat, manusia akan utuh lengkap dengan jiwa dan badannya, namun badannya dalam keadaan terbebas dari kelemahan dan kefanaan.

Tubuh kebangkitan adalah tubuh yang “sama sekaligus beda”. Sama karena tubuh yang inilah yang dibangkitkan. Orang akan tetap dikenali sebagai si Aling, si Poltak, si Joko, dsb, artinya badan yang sama, sekaligus berbeda karena sudah terbebas dari kelemahan dan kefanaan. Sakit tak ada lagi, kekurangan fisik tak ada lagi, mati tak ada lagi.

Iman mengenai kebangkitan sejak semula telah diyakini oleh umat Kristen. Karena kebangkitan Kristus, iman itu jelas dan nyata.

Wahyu tentang Kebangkitan

Allah memberitahukan mengenai kebangkitan kepada umat manusia secara bertahap. Perjanjian Lama sudah mencatat keyakinan akan kebangkitan badan (2Mak. 7:9): “Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya.”

Juga ini (2Mak. 7:14): “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya.”

Pada zaman Tuhan Yesus, orang Farisi dan orang-orang sezaman-Nya pun punya keyakinan akan kebangkitan badan. Ajaran Tuhan sangat jelas ketika menjawab orang Saduki yang tak percaya adanya kebangkitan badan. Tuhan tegas menyatakan, kebangkitan badan itu ada dan nyata.

Tuhan Yesus menghubungkan kebangkitan badan dengan diri-Nya. Kebangkitan para murid Kristus terhubung dengan kebangkitan-Nya. Mudahnya, para murid Kristus dibangkitkan dari kematian berkat kebangkitan Kristus dari alam maut. Bukti dan saksi mengenai kebangkitan Kristus sangat banyak dan jelas. Kebangkitan Kristus adalah bukti sejati mengenai adanya kebangkitan badan kelak pada akhir zaman.

** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 989-996

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 12 November 2019 Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir

Selasa, 12 November 2019
Peringatan Wajib St. Yosafat, Uskup dan Martir
 
“Uskup Yosafat menyerahkan hidupnya sebagai martir demi kehidupan Gereja” (Paus Pius XI)
   
Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, bangkitkanlah di dalam Gereja-Mu semangat yang mendorong Santo Yosafat untuk menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Semoga berkat doa dan teladannya kami dijiwai oleh semangat yang sama, sehingga takkan takut mempertaruhkan nyawa bagi kepentingan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)
    
  
"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."
   
Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Atau Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.  
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)
  
"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."
  
Yesus bersabda kepada para murid, “Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.’ Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam tradisi orang Palestina, seorang hamba menjadi bagian dari harta kekayaan tuannya. Bahkan sering dikatakan bahwa seorang hamba tidak berhak atas tikar pengalas tidur pada malam hari. Seorang hamba yang tidak berguna hanya melakukan tugas yang diperintahkan oleh tuannya. Demikian juga, para rasul, murid dan pengikut Yesus; termasuk diri kita umat kristiani, tidak memiliki program sendiri kecuali program Tuhan. Agar mengenal program Tuhan, kita harus pandai mendengarkan kehendak-Nya.
 
Seorang yang beriman akan melaksanakan apa yang menjadi panggilannya. Ibarat seorang hamba, ia akan melaksanakan tugas yang diberikan oleh tuannya. Dengan dasar itulah, hidup beriman menjadi baik dan benar. Manusia tidak menentukan keselamatannya sendiri. Tidak tanpa campur tangan Tuhan. Tetapi Tuhan yang menentukan keselamatan manusia. Dalam hidup sehari-hari, sering kita menyaksikan hubungan antara tuan dan hamba. Seorang hamba harus melaksanakan perintah tuannya. Apabila tidak, maka tuan itu akan memecat hambanya. Tuan tidak akan melayani hambanya, tidak harus pula mengucapkan terimakmasih pada hambanya. Tetapi lain dengan Yesus, Dia memperlakukan kita dengan baik dan penuh kasih. Ia mengangkat kita sebagai sahabat dan saudara-Nya.  Sebagaimana seorang tuan yang mengharapkan apa yang terbaik dari hambanya, demikian juga hidup kita sebagai hamba di hadapan Allah. Kita diundang untuk melakukan apa yang terbaik bagi Tuhan, bukan hanya sekadar menyelesaikan sebuah tugas. (RENUNGAN PAGI)
    
Antifon Komuni (Luk 17:4)
  
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, "Aku menyesal" engkau harus mengampuni dia.   
  
 
 

Penyesatan adalah satu sikap atau tingkah laku, yang menggoda orang lain kepada kejahatan. Siapa yang meyesatkan, menjadi penggoda bagi sesamanya. Ia membahayakan kebajikan dan kejujurannya; ia dapat menggiring saudaranya ke dalam kematian jiwa. Penyesatan adalah satu kesalahan berat, kalau orang lain digoda dengan sengaja untuk melakukan langkah salah yang buruk, melalui perbuatan atau kelalaian.

Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru, "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (Mat 18:6). Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba.

Siapa yang memanfaatkan wewenangnya sedemikian rupa, sehingga ia menggoda kepada yang jahat, bersalah karena penyesatan dan bertanggung jawab secara langsung atau tidak langsung atas kejahatan yang ia mungkinkan. "Tidak mungkin tidak ada penyesatan, tetap celakalah orang yang mengadakannya." (Luk 17:1)

Katekismus Gereja Katolik, 2284-2285, 2287 / RUAH

 

Senin, 11 November 2019 Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup

Senin, 11 November 2019
Peringatan Wajib St. Martinus dari Tours, Uskup
    
Kerajaan Kristus sudah Ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31.. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7., walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28., "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)
     
Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku, Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."
 
I shall raise up for myself a faithful priest who will act in accord with my heart and my mind, says the Lord.
 
Santo Martinus dari Tours, Uskup 
 


Martinus lahir di Sabaria, Pannoia (Szombathely, Hungaria Barat) tahun 316, namun besar di Italia. Ia diharapkan kelak menjadi seorang perwira Romawi yang tangguh, karena ayahnya, Sulpicius Severus adalah seorang perwira Romawi yang berpangkat tinggi. Sayang, ayah Martinus masih kafir. Ia dimasukkan ke dalam dinas militer saat ia berusia 15 tahun.

 Meskipun Martinus ditempa sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa, namun ia memiliki hati yang lembut dan tulus. Sedikit pun ia tidak terpengaruh dengan lingkungan militer yang sangat kental dengan kekafiran. Sejak umur 10 tahun ia telah diam-diam menjadi katekumen agama Katolik. Nilai-nilai kasih Kristianinya nampak dalam suatu peristiwa iman.

 Waktu itu musim dingin sedang berlangsung. Ketika Martinus sedang dalam perjalanan ke Armens, ia bertemu seorang pengemis yang sedang kedinginan di depan pintu gerbang kota. Pengemis itu lalu mengulurkan tangannya meminta sedekah. Martinus berhenti untuk memberinya sedekah. Namun, ternyata Martinus tidak memiliki sepeser pun uang. Karena hatinya tergerak oleh belas kasihan, Martinus langsung memotong mantol yang dikenakannya menjadi dua bagian. Sebagian dari mantolnya yang indah itu langsung diberikan kepada pengemis malang itu, sehingga Martinus hanya mengenakan mantolnya yang tinggal separuh.

 Pada malam harinya, Martinus mendapatkan sebuah penglihatan. Ia melihat Yesus bersama sejumlah besar malaikat datang menghampirinya. Menariknya, Yesus datang dengan mengenakan mantol yang diberikannya kepada pengemis tadi. Yesus berkata kepada para malaikat, "Seorang katekumen yang bernama Martinus memberikan mantel itu kepada-Ku". Tidak lama setelah peristiwa ini, Martinus segera menerima Sakramen Pembaptisan ketika ia berusia 18 tahun. Kemudian ia keluar dari dunia kemiliteran, karena menurutnya sebagai laskar Kristus ia tidak boleh berperang.

 Atas didikan St. Hilarius dan St. Hieronimus, Martinus ditahbiskan menjadi imam. Ia diutus sebagai gembala di Illirikum, Yugoslavia. Setelah itu ia kembali menarik diri untuk menjalani hidup bertapa di sebuah pulau kecil dekat pantai selatan Perancis. Kemudian ia bersama St. Hilarius mendirikan biara rahib pertama di Liguge, Perancis. Martinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun 371. Bersama para rahibnya, ia terkenal giat mewartakan pertobatan dan Kerajaan Allah. Ia tidak segan-segan melawan kekafiran dan penyembahan berhala yang sangat marak pada zaman itu. Ia meninggal pada 8 November 397 di Gaul, Perancis Tengah. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 11 November.

 Dari Santo Martinus, kita belajar tentang semangat berkorban dan melayani dengan rendah hati. Sekalipun ia adalah anak seorang kaya, namun ia dapat melihat Tuhan dalam diri pengemis. (Sumber: RUAH, www.wikipedia.org, www.algarvepress.net, www.newadvent.org)
   
Doa Pembuka
 
Allah Bapa, kemuliaan para kudus, uskup-Mu Santo Martinus meluhurkan Dikau baik dengan kehidupan maupun dengan kematiannya. Perbaruilah kiranya dalam hati kami karya agung rahmat-Mu, sehingga maut ataupun hidup takkan mampu memisahkan kami dari cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

   
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)
 
"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."

  
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)  
Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6) 

"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia."

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Inti nasihat Yesus hari ini adalah pengampunan. Kita harus mampu mengampuni sesama yang bersalah kepada kita kalau dia datang memohon ampun. Ungkapan “tujuh kali sehari” adaIah ungkapan untuk menyatakan bahwa pengampunan itu tanpa batas. Pengampunan harus diberikan selama orang itu memohonkannya.

Sifat Allah yang paling agung dan mulia adalah Ia mengampuni dosa umat manusia. A|lah mempunyai hati yang penuh kerahiman. Sekalipun kita berdosa yang besar atau kecil, kalau kita datang kepada-Nya Dia tidak pernah akan menolak kita. Allah tidak mau kehilangan kita manusia. Nasihat Yesus dalam perikop ini mengingatkan kita akan perumpamaan Yesus tentang domba yang hilang (Luk 15). Allah itu mahapengampun karena itu Ia mencari kita dan mengampuni dosa kita. Mari kita belajar dari Allah: kita mengampuni sesama kita hari ini. 
 
Antifon Komuni (Luk 17:6)
 
Jika kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, 'Cabutlah akarmu dan tanamkanlah dirimu di laut!" maka pohon itu akan menurut perintahmu.  
 
 
    
 
MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

Seri Liturgi: TUHAN KASIHANILAH KAMI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 295

Seri Liturgi
TUHAN KASIHANILAH KAMI

Syalom aleikhem.
Seruan “Tuhan kasihanilah kami” yang dalam bahasa aslinya, Yunani, berbunyi “Kyrie eleison”yang makna harafiahnya ‘Tuhan kasihanilah’ adalah doa yang sudah sangat tua dalam liturgi Kristen. Bahkan, seruan itu berasal dari pra-Kristen, tercantum dalam Alkitab Perjanjian Lama (lih. Mzm. 6:3; 9:14, Yes. 33:2). Mengingat itu, seruan inilah warisan berharga umat beriman dari zaman ke zaman.

Dalam liturginya, Gereja, baik Barat maupun Timur, menggunakan seruan yang juga terdapat dalam Perjanjian Baru itu sebagai seruan kepada Tuhannya.

Kitab tertua yang dapat ditemukan yang merekam adanya seruan Kyrie eleison bernama Konstitusi Apostolik. Di sana dijelaskan, seruan itu digunakan sebagai jawaban umat atas doa-doa liturgis yang dilagukan oleh diakon. Doa-doa yang dimaksud adalah untaian doa semacam Doa Umat dalam Liturgi Latin kita. Sampai hari ini , Liturgi Timur masih melaksanakan tata cara sebagaimana disebut dalam kitab tersebut.

Dalam liturgi Barat alias Latin, kesaksian Santo Gregorius (590-604) menjadi catatan penting mengenai penggunaan seruan itu. Di Barat, selain dalam liturgi, seruan itu juga dipakai dalam litani, sampai hari ini.

Berbagai kesaksian tentang penggunaan seruan Kyrie eleison menampilkan bukti kuat bahwa seruan itulah pusaka dalam liturgi kita. Simpel tapi amat dalam isi dan maknanya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 10 November 2019 Hari Minggu Biasa XXXII

Minggu, 10 November 2019
Hari Minggu Biasa XXXII
  
Dalam kesatuan iman dan Pembaptisan kita memiliki kedudukan sama bagi kita semua. (St. Leo Agung) 
     
Antifon Pembuka (Mzm 88:3)

Tuhan, biarlah doaku naik ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada permohonanku.

Let my prayer come into your presence. Incline your ear to my cry for help, O Lord.

Intret oratio mea in conspectu tuo: inclina aurem tuam ad precem meam Domine.

Mzm. Domine Deus salutis meæ: in die clamavi, et nocte coram te.
    

Doa Pembuka
   

Allah Bapa yang Mahakuasa, melalui kebangkitan-Nya, Putra-Mu telah mengalahkan kuasa maut dan menganugerahkan hidup baru kepada kami. Kami mohon, kuatkanlah kami untuk senantiasa melaksanakan pekerjaan dan perkataan yang baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1-2.9-14)
     
   
"Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal."
    
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, “Apakah yang hendak Baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak Baginda ketahui? Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, “Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!” Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, “Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya ini bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!” Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi bagi Baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = a, 2/4, PS 810
Ref. Condongkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah bebaskan daku.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15; R:15b)
1. Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan, yang jujur, perhatikan seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu; dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
                          
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:16-3:5)
  
"Semoga Tuhan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik."
  
Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudaraku, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu: juga supaya kami terlepas dari para pengacau dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
 
          

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Why 1:5a.6b)
Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-38)
  
"Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
   
Sekali peristiwa datanglah beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka menceritakan seorang wanita yang dinikahi berturut-turut oleh tujuh bersaudara yang semuanya mati tanpa meninggalkan anak; dan mereka bertanya siapakah yang menjadi suami wanita itu pada hari kebangkitan. Maka jawab Yesus kepada mereka, “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Orang-orang Saduki adalah kelompok ahli kitab yang tidak percaya akan kebangkitan. Bagi mereka kehidupan berakhir dengan kematian. Mereka tidak percaya kehidupan setelah kematian. Karena itu mereka mengajukan kasus tentang perempuan yang menikah tujuh kali kepada Yesus. Mungkin mereka membayangkan kebangkitan itu seperti kehidupan seperti sekarang ini: orang makan, minum, kawin, hidup bersama, dan seterusnya.

Yesus mengingatkan orang-orang Saduki bahwa kita manusia berasal dari Allah Sang Hidup. Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Artinya Dia adalah A|lah yang hidup dan sekaligus sebagai tujuan hidup kita. Maka hidup kita tidak berakhir dengan kematian melainkan berakhir dengan kehidupan karena Allah kita adalah Allah yang hidup. Kebangkitan berarti kesatuan hidup kita dengan Allah dalam keabadian.

Antifon Komuni (Mzm 23:1-2)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.

The Lord is my shepherd; there is nothing I shall want. Fresh and green are the pastures where he gives me repose, near restful waters he leads me.

Dominus regit me, et nihil mihi deerit: in loco pascuæ ibi me collocavit: super aquam refectionis educavit me. 


MM/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2019

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy