| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Seri Liturgi: TIGA SPOT UTAMA

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 301

Seri Liturgi
TIGA SPOT UTAMA

Syalom aleikhem.
Berikut ini sebutan-sebutan teknis terkait bangunan gereja. Bagian pintu utama gereja disebut “depan”. Umat yang duduk di bangku paling belakang menurut arah hadap umat, sesungguhnya paling depan menurut arah hadap bangunan.

Di bagian paling belakang, ada tempat yang lantainya tinggi. Itulah panti imam. Ada tiga spot utama di sana: (1) sedelia: kursi imam, (2) altar: meja kurban, (3) ambo: meja firman. Mari mengenali ketiganya secara sekilas.

Sedelia melambangkan Kristus yang memimpin umat. Secara jasmani, imamlah pemimpin Misa, namun secara rohani, Kristuslah pemimpin sebab si imam bertindak in persona Christi (atas nama Kristus). Letak sedelia tak diatur secara rinci: kiri atau kanan; yang penting di panti imam.

Kedua, altar melambangkan Kristus yang mengurbankan diri demi keselamatan kita. Di atas altar, dikurbankan Hosti Suci, yaitu Tubuh Kristus. Altar selalu di berada pusat (tengah) panti imam. Itulah spot sentral peribadatan Katolik, terutama liturgi, lebih khususnya Misa.

Ambo melambangkan Kristus yang bersabda. Di situ, firman Allah diwartakan, juga dijelaskan dan diuraikan kepada umat. Seperti sedelia, ambo pun tak diatur rinci di mana diletakkan; yang penting ada di panti imam.

Itulah tiga spot utama di panti imam bangunan Gereja Katolik.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring (

Jumat, 22 November 2019 Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir

Jumat, 22 November 2019
Peringatan Wajib St. Sesilia, Perawan dan Martir
  
“Hai tentara Kristus, buanglah pekerjaan kegelapan dan kenakanlah senjata cahaya." (St. Sesilia)
    
Antifon Pembuka

Inilah martir sejati yang bersedia menumpahkan darah untuk membela nama Kristus. Ia tidak takut menghadapi ancaman di pengadilan. Kerajaan surga kini menjadi miliknya.

Doa Pembuka

Allah Bapa sumber kehidupan kekal, menjadi pengikut Kristus Putra-Mu akan selalu berhadapan dengan kenyataan ditolak, dimusuhi bahkan dianiaya. Berilah aku keteguhan hati untuk tetap setia dengan mengingat janji keselamatan-Mu seperti diteladankan oleh St. Sesilia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (4:36-37.52-59)   
   
"Mereka menahbiskan mezbah dan dengan sukacita mempersembahkan kurban."
  
Pada waktu itu Yudas Makabe serta saudara-saudara berkata, “Musuh kita sudah hancur. Baiklah kita pergi mentahirkan bait Allah dan mentahbiskannya kembali.” Setelah seluruh bala tentara dihimpun berangkatlah mereka ke Gunung Sion. Dalam tahun 148, pada tanggal dua puluh lima bulan ke-9, yaitu bulan Kislew, pagi-pagi benar seluruh rakyat bangun untuk mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum Taurat di atas mezbah kurban bakaran baru yang telah mereka buat. Tepat pada jam dan tanggal yang sama seperti waktu orang-orang asing mencemarkannya, mezbah itu ditahbiskan dengan kidung yang diiringi gambus, kecapi dan canang. Maka meniaraplah segenap rakyat dan sujud menyembah, serta melambungkan pujian ke surga, kepada Dia yang memberi mereka hasil yang baik. Delapan hari lamanya perayaan pentahbisan mezbah itu dilangsungkan. Dengan sukacita dipersembahkanlah kurban bakaran, kurban keselamatan dan kurban pujian. Bagian depan bait Allah dihiasi dengan karangan-karangan keemasan dan utar-utar. Pintu-pintu gerbang dan semua balai diperbaharui dan pintu-pintu dipasang padanya. Segenap rakyat diliputi sukacita yang sangat besar. Sebab penghinaan yang didatangkan orang-orang asing itu sudah terhapus. Yudas serta saudara-saudaranya dan segenap umat Israel menetapkan sebagai berikut, ‘Perayaan pentahbisan mezbah itu tiap-tiap tahun harus dilangsungkan dengan sukacita dan kegembiraan delapan hari lamanya, tepat pada waktunya, mulai tanggal dua puluh lima bulan Kislew.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu yang agung.
Ayat. (MT 1Taw 29:10.11abc.11d-12a.12bcd)
1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah Israel leluhur kami dari kekal sampai kekal.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya milik-Mulah segala yang ada di langit dan di bumi, ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan.
3. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya, kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang menguasai segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:45-48)
 
"Rumah-Ku telah kalian jadikan sarang penyamun."
        
 Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” Tiap-tiap hari Yesus mengajar di bait Allah. Para imam kepala dan ahli Taurat serta orang-orang terkemuka bangsa Israel berusaha membinasakan Yesus. Tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 


Cerita-cerita mengenai Sesilia kurang pasti dan jelas. Dalam buku 'Acta' (Cerita Kuno) yang berbau legenda, diceritakan bahwa Sesilia adalah seorang gadis Roma yang telah menjadi Kristen. Ia, puteri bangsawan dari suku bangsa Coesilia, suku terkenal yang menghasilkan banyak pemimpin serta delapanbelas orang konsul untuk Republik Roma pada masa itu. Konon semenjak kecil ia telah berikrar kepada Allah untuk hidup suci-murni dan tidak menikah. Namun ketika sudah dewasa, orang-tuanya mempertunangkan dia dengan Valerianus, seorang pemuda yang berhati mulia dan jujur tetapi masih kafir.   


Sebagai anak yang sudah menjelang dewasa, ia cukup bijaksana menghadapi ulah orang-tuanya. Ia tidak menoIak kehendak orang tuanya, kendatipun dalam hatinya ia terus berupaya mencari jalan bagaimana cara ia tetap mempertahankan ikrar kemurniannya. Ia yakin bahwa Tuhan yang Mahakuasa akan membantunya dalam niatnya yang baik itu. Dengan keyakinan itu, imannya tidak goyah sambil tetap menghormati kedua orang-tuanya. Ketika hari perkawinannya tiba, maka Sesilia mengikuti upacara sambil berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohani; sementara itu para tamu sudah datang dan bunyi musik pun sudah ramai terdengar. Seusai pesta perkawinan itu, ia bersama Valerianus memasuki kamar mereka sebagai suami-isteri.

Dengan berani Sesilia berkata kepada suaminya Valerianus: "Valerianus! Aku mau menceritakan kepadamu suatu rahasia pribadi. Aku mohon engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku mempunyai seorang malaekat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku sebagaimana biasanya dilakukan oleh suami-isteri yang sudah menikah secara resmi, maka malaekat itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati keperawananku, maka malaekat pelindungku itu akan mencintai emgkau sebagaimana dia mencintai aku."

Kata Valerianus: "Tunjukkanlah malaekat itu kepadaku. Jika ia berasal dari Tuhan maka aku akan mengikuti kemauanmu." Jawab Sesilia: "Jika engkau percaya dan mau dibaptis menjadi Kristen, engkau akan melihat malaekat itu." Valerianus menyetujui usul Sesilia, isterinya. Ia disuruh menghadap Paus Urbanus, yang tinggal di Jalan Apia. Di sana ia mengalami suatu penampakan ajaib dan mendapat pengetahuan iman lalu ia bertobat dan dipermandikan oleh Paus Urbanus. Ketika ia kembali ke rumah, didapatinya Sesilia sedang berdoa didampingi seorang malaekat yang membawa 2 mahkota bunga: untuk Sesilia dan Valerianus. Valerianus sangat terharu menyaksikan peristiwa itu. Dengan itu apa yang dikehendakinya terpenuhi: ia melihat sendiri malaekat pelindung Sesilia, isterinya.

Pada waktu itu Kaisar Roma Diokletianus sedang giat mengejar dan menganiaya umat Kristen. Dengan rajin Sesilia dan Valerianus setiap hari menguburkan jenazah orang-orang Kristen yang dibunuh. Valerianus kemudian tertangkap dan dihukum mati bersama adiknya dan seorang tentara Romawi yang bertobat. Tak lama kemudian Sesilia juga ditangkap dan diadili. Ia menolak dengan tegas bujukan para penguasa. Maka ia disiksa dengan bermacam-macam cara, tetapi semuanya itu sia-sia saja. Akhirnya dia dipenggal lehernya dan wafat sebagai martir Kristus pada tahun 230.

Keberaniannya menghadapi kemartirannya membuat Sesilia tampil sebagai contoh gadis Kristen sejati, yang menjadikan hidupnya suatu madah pujian bagi Tuhan; ia dengan tegas dan gembira memilih keperawanan dan lebih senang mati daripada menyangkal cinta setianya kepada Kristus. Kemartirannya membuat banyak orang Roma bertobat dan mengimani Kristus. Dalam abad kelima di Roma didirikan sebuah gereja basilik untuk menghormatinya, dan devosi-devosi rakyat segera mengangkatnya sebagai pelindung paduan suara dan musik gerejawi.
(Imankatolik.or.id).
 
    
  

Antifon Komuni (Mzm 96:13)
 
Bersukarialah di hadapan Tuhan, sebab Ia datang. Ia datang menghakimi dunia. Ia akan menghakimi dunia dengan adil, dan para bangsa dengan tepat. 
   
Doa Malam

Ya Tuhan, bimbinglah aku untuk semakin peka dalam menyadari kehadiran-Mu dalam hidupku. Dengan menyadari dan mengalami kehadiran-Mu maka aku beroleh kekuatan di tengah kerapuhan dan kelemahanku. Di dalam Engkau aku kuat, ya Tuhanku dan Allahku. Amin.

 

Kamis, 21 November 2019 Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah

Kamis, 21 November 2019
Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah
   
“Simpul ketidaktaatan Hawa telah dilepaskan oleh ketaatan Maria. Sebab apa yang telah diikat kuat oleh perawan Hawa melalui ketidakpercayaannya, telah diuraikan oleh Perawan Maria melalui iman.” — St. Irenaeus dari Lyon
 
Antifon Pembuka (Ydt 13:23-25)

Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.

Doa Pembuka

Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

Kesaksian indah diberikan oleh Matatias dan anak-anaknya. Mereka tidak mau melakukan ketetapan raja. Mereka tetap setia melaksanakan hukum Tuhan. Mereka rela meninggalkan segalanya untuk mengikuti jalan Tuhan.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (2:15-29)
  
   
"Kami akan menaati hukum nenek moyang kami."
 
Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes orang-orang Yahudi dipaksa meninggalkan ketetapan hukum Taurat. Sekali peristiwa para pegawai raja datang ke Kota Modein untuk menuntut orang-orang Yahudi mempersembahkan kurban kepada berhala. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Matatias dan anak-anak berkumpul juga. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias, “Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini,dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat. Baiklah Saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi ketetapan raja. Hal ini telah dilakukan semua bangsa, bahkan juga orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tinggal di Yerusalem. Kalau demikian niscaya Saudara serta anak-anak Saudara termasuk dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!” Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang, “Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi perintah Seri Baginda dan masing-masing murtad dari agama nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah Seri Baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku hendak tetap hidup menurut perjanjian nenek moyang kami. Semoga Tuhan mencegah kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan. Titah raja itu tidak dapat kami taati. Kami tidak dapat menyimpang sedikit pun dari agama kami.” Belum lagi Matatias selesai berbicara, seorang Yahudi tampil ke depan umum untuk mempersembahkan kurban di atas mezbah berhala di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya karena geram yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat mezbah. Petugas raja yang memaksakan kurban itupun dibunuhnya pada saat itu juga. Kemudian mezbah itu dirobohkannya. Tindakannya untuk membela hukum Tuhan itu serupa dengan yang dahulu pernah dilakukan oleh Pinehas terhadap Zimri bin Salmon. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di Kota Modein, “Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya mengikuti aku!” Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:1-2.5-6.14-15)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.
2. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilan-Nya; Allah sendirilah Hakim!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, maka Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Daku."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Yesus menangisi Yerusalem. Alasannya, karena kota itu tidak terbuka hatinya untuk menerima karya Tuhan dalam Diri-Nya. Yesus lalu menubuatkan kehancuran Yerusalem.

 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:41-44)
 
"Andaikan engkau tahu apa yang perlu untuk damai sejahteramu!"
 
Pada waktu itu ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, musuhmu mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Dan mereka akan membinasakan dikau beserta semua pendudukmu. Tembokmu akan dirobohkan dan tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Sebab engkau tidak mengetahui saat Allah melawati engkau.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   

Ada banyak hal yang membuat kita terlena. Kadangkala kita merasakan bahwa apa yang kita kerjakan menjadi penghancur hidup rohani kita. Tahu-tahu, kita sudah jauh melangkah dan berada di ambang kehancuran. Peringatan Yesus kepada penduduk kota Yerusalem juga menjadi peringatan bagi kita, supaya kita betul-betul memperhatikan hidup rohani kita dengan baik dan tidak terlena dengan berbagai hal yang mungkin akan menghancurkannya. Jangan sampai kita dikejutkan oleh situasi yang kita kerjakan sendiri dan ternyata malah kontra produktif atau tidak mendukung perkembangan hidup rohani kita.
       
Antifon Komuni (Luk 1:49)
 
Besarlah perbuatan Yang Mahakuasa bagiku, dan kuduslah nama-Nya. 
 
 Doa Malam

Tuhan Yesus, jangan biarkan diriku terlena oleh aneka tawaran dunia yang dapat menjauhkan diriku dari tujuan utama perjalanan hidup ini. Jadikanlah damai sejahtera-Mu senantiasa menguasaiku. Maka bentengilah diriku dengan perisai iman, buah anugerah-Mu agar tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan aku. Amin.

Maria adalah anggota Gereja yang suci; ia anggota yang melebihi semua anggota; tetapi ia masih tetap salah satu anggota dari seluruh tubuh, dan tubuh tentu lebih besar dari anggota. (St. Agustinus). 
 
 
 
 
 
 
RUAH

Rabu, 20 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXIII

Rabu, 20 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXIII
  
Sejak Paskah, Roh Kudus "menginsyatkan" dunia akan "dosa" (Yoh 16:8-9), artinya Ia menyingkapkan bahwa dunia tidak percaya kepada Dia, yang diutus Bapa. Roh yang sama, yang membuka kedok dosa, adalah juga Penolong Bdk. Yoh 15:26. yang memberi rahmat penyesalan dan pertobatan kepada hati manusia Bdk. Kis 2:36-38; DeV 27-48. (Katekismus Gereja Katolik, 1433)
 
Antifon Pembuka (bdk. 2Mak 7:23)
 
Berkat belas kasih-Nya Tuhan mengembalikan roh dan hidup kepadamu, justru karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami, sumber kebahagiaan abadi, semoga kami selalu gembira dalam berbakti kepada-Mu. Sebab hanya dalam mengabdi kepada-Mu kami akan memperoleh kebahagiaan yang sempurna dan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (7:1.20-31)
 
"Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu."
 
Pada waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik. Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan. Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri penuh dengan semangat hukum. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.” Adapun Raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikan sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan Negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasihati anaknya demi keselamatan hidupnya. Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau. Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurku sekarang ini dan terus memliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan semuanya itu bukan dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.” Belum lagi ibu itu mengakhiri ucapannya berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)
1. Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
3. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan. Alleluya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:11-28)
 
"Mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang?"

  
Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberi mereka sepuluh mina, katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali’. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami’. Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina’. Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik. Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.’ Datanglah yang kedua dan berkata, “Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina’. Katanya kepada orang kedua itu, ‘Dan engkau, kuasailah lima kota’. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur’. Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tau, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya’. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu’. Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina’. Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.” Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Mendekati Yerusalem berarti mendekati akhir tugas pengutusan atau penyempurnaan tugas pengutusan, yang bagi Yesus harus mempersembahkan diri dengan wafat di kayu salib. Memang menjelang berakhirnya suatu tugas pengutusan pada umumnya orang mengenangkan kembali apa yang telah dikerjakan alias membuat evaluasi. Hemat saya tidak hanya menjelang berakhirnya tugas pengutusan saja orang membuat evaluasi, tetapi setiap hari, yaitu akhir hari atau menjelang istirahat/tidur malam. Evaluasi lebih ditekankan pada apa yang telah kita kerjakan secara pribadi sesuai dengan tugas pengutusan atau pekerjaan kita. Kutipan Warta Gembira hari ini mengingatkan bahwa. Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Yang dimaksudkan dengan mempunyai disini hemat saya adalah melaksanakan tugas pengutusan atau mewujudkan rahmat atau anugerah Tuhan dalam hidup sehari-hari. Misalnya saya diberi anugerah atau bakat menulis atau mengarang jika saya berusaha terrus menerus menulis atau mengarang berarti saya akan semakin terampil menulis dan mengarang, semakin lama semakin kaya akan tulisan dan karangan. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua: rahmat atau karunia macam apa yang dianugerahkan Tuhan kepadaku? Bakat, keterampilan atau kecerdasan macam apa yang dianugerahkan kepadaku? Kami harapkan anugerah atau karunia, bakat, keterampilan atau kecerdasan tersebut tidak disimpan di almari , melainkan diteruskan kepada yang lain atau sesama dalam kegiatan atau kesibukan sehari-hari, atau dalam melaksanakan tugas pengutusan yang diserahkan kepada kita. Setiap hari kita mawas diri apakah kita telah meneruskan anugerah atau karunia Tuhan tersebut kepada saudara-saudari atau sesama kita dengan baik sebagaimana diharapkan.

"Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing! Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.
(2Mak 7:22-23), demikian kata seorang ibu kepada tujuh anaknya yang akan mati karena siksaan penguasa. Kata-kata ibu ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Hidup adalah anugerah Tuhan, maka pada waktunya Tuhan juga akan mengambilnya lagi. Karena yang memberi nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian tubuh/badan kita adalah Tuhan, maka selayaknya kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Memang hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan pada masa kini tidak akan terlepas dari aneka tantangan, hambatan, penderitaan, ancaman dan perjuangan, mengingat dan memperhatikan masih maraknya kemerosotan moral hampir di semua bidang kehidupan bersama. Meskipun harus menghadapi ancaman mati karena disiksa atau dibunuh, marilah kita tetap setia pada kehendak Tuhan alias berbudi pekerti luhur serta berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Percaya dan imani belas kasihan Tuhan yang senantiasa menyertai dan mendampingi hamba-hamba-Nya yang setia kepada-Nya, jangan takut, gentar atau mundur menghadapi tantangan, masalah, penderitaan yang lahir kerena kesetiaan pada kehendak Tuhan, karena hidup berbudi pekerti luhur.

Tuhan, ajarilah aku untuk rela menyumbangkan talentaku untuk kemuliaan nama-Mu dan kebaikan hidup bersama. Amin.
 
   

Catatan Renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ

Seri Katekismus: KEBANGKITAN ORANG MATI

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 300

Seri Katekismus
KEBANGKITAN ORANG MATI

Syalom aleikhem.
Setiap manusia terdiri atas jiwa dan badan yang menyatu tak terpisah (sekaligus jasmani dan rohani) sejak penciptaannya. Saat kematian, jiwa dan badan terpisah. Jiwa menuju Allah, diadili, dan menanti saat disatukan kembali dengan badan saat hari kiamat. Badan berhenti berfungsi, tetap berada di dunia, lalu hancur karena proses alamiah: membusuk dan mengurai. Jiwa ada di alam rohani, tubuh rusak.

Kebangkitan adalah bersatunya kembali (oleh kuasa Allah) jiwa dan badan. Badan yang telah hancur disusun kembali, diperbarui sehingga kerusakan diperbaiki. Badan “yang lama” diubah menjadi badan “yang baru” yang disebut “tubuh rohani” atau “tubuh mulia”. Dengan kebangkitan, manusia utuh kembali jiwa dan badannya.

Kebangkitan Kristus adalah pola (contoh) dari kebangkitan orang mati. Sang Kristus bangkit dengan tubuh-Nya sendiri, bukan tubuh “orang lain”. Beliau masih dapat dikenali dengan bentuk-Nya, wajah, anatomi, dsb sebagaimana tubuh Beliau sebelum kematian-Nya. Itu sebabnya, para murid tetap mengenali-Nya setelah kebangkitan.

Simpulan pertama, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian. Namun, sekaligus ada bedanya. Kristus, sebagai contoh, tak lagi terikat ruang dan waktu. Beliau bisa menembus halangan tembok dan pintu yang terkunci.

Simpulan kedua, tubuh mulia tak lagi terikat hukum alami: fisika, biologi, kimia, dsb. Jadi, tubuh mulia sama dengan tubuh sebelum kematian sekaligus berbeda total dengannya. Sama sekaligus beda.

Kristus bangkit namun tak kembali lagi ke kehidupan di dunia ini. Kristus hidup, namun bukan hidup ala dunia ini. Demikian pula kelak, semua orang akan hidup, namun tak lagi tunduk pada hukum duniawi. Ingat, tubuh mulia itu sama sekaligus beda dengan tubuh sebelum kematian.

Cara kebangkitan dapat digambarkan secara filosofis, dan memang diperlukan kemampuan filosofis untuk menalarnya, terutama dalam kaitan dengan konsep ruang dan waktu, namun bagaimana detailnya tak terjangkau oleh akal budi kita. Hanya dalam iman, kita dapat paham bagaimana kebangkitan badan itu.

Apakah kebangkitan badan hanya untuk orang benar? Atau hanya untuk orang Katolik saja? Oh, tidak! Kebangkitan badan berlaku untuk semua orang yang pernah ada di dunia ini sejak penciptaan dunia sampai hari kiamat. Semua manusia dari suku, agama, ras manapun akan dibangkitkan oleh Allah.

Kapan terjadinya? Pada hari kiamat alias akhir zaman. Sebab, kebangkitan orang mati terkait dengan kedatangan kedua Kristus. Jadi, ada tiga hal yang berlangsung serentak: (1) hari kiamat alias akhir zaman, (2) kebangkitan orang mati, (3) kedatangan kedua Kristus, Tuhan kita.

Keyakinan bahwa badan akan dibangkitkan membuat Gereja Katolik memberkati jenazah (tubuh) pada ritus kematian. Karena itu, kita hendaknya merawat dan hormat akan tubuh sebab tubuh ini akan dibangkitkan kelak, bukan hilang musnah tanpa jejak.

** Ringkas-uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 997-1004

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 19 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXIII

Selasa, 19 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
“Citra Allah hadir dalam setiap manusia” (Katekismus Gereja Katolik, 1702)
 
Antifon Pembuka (2Mak 6:30)

Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan kini menanggung sengsara hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa kuderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan.

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau menganugerahi kami teladan para kudus yang rela mengorbankan hidup demi kebenaran. Semoga kami berani bertindak selaras dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Eleazar, lebih memilih mati daripada makan daging yang haram. Dia menjadi model keberanian, bukan hanya untuk kaum muda, tetapi juga untuk semua orang Israel.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (2Mak 6:18-31)
 
"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."

  
Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan dirilayak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci itu.” Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan. Adapun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mengaduh, katanya, “Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan.” Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.

Untuk melihat Yesus yang melintasi kota Yerikho, ia memanjat sebuah pohon ara. Ketika Yesus melihatnya, Yesus memintanya turun dan berjanji untuk menumpang di rumahnya. Dia lalu meninggalkan masa lalu dan bertobat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
 
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
  
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah tutun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Zakheus yang pendek dan pendosa ingin melihat Tuhan. Yesus pun menyapanya secara pribadi, penuh pengampunan dan itu mengubah cara hidupnya. Dia bertobat dan hidupnya menjadi baru. Segala sesuatu yang lama dan menghambat ditinggalkannya.
 
Antifon Komuni (Mzm 3:4-5)
 
Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. 

Doa Malam

Tuhan Yesus, setiap saat selalu kujumpai sesama yang sungguh ingin berbuat baik dalam bentuk apapun. Buatlah aku turut mendukung keinginan mereka, untuk menjadi penyalur kasih dan kebaikan-Mu terhadap sesama. Amin.


RUAH

Senin, 18 November 2019 Hari Biasa Pekan XXXIII

Senin, 18 November 2019
Hari Biasa Pekan XXXIII
 
“Tujuan kehidupan yang berkebajikan ialah menjadi serupa dengan Allah” (St. Gregorius dari Nisa)

 
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 8:12)

Akulah cahaya dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, hidup dalam cahaya abadi.

Doa Pembuka

Allah Bapa kami yang Maharahim, ampunilah kami dan perkenankanlah kami memandang Engkau dalam diri Yesus, Putra Daud. Semoga kami dapat mengimani Sabda-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Makabe (1:10-15.41-43.54-57.62-64)
   
  
"Kemurkaan hebat menimpa umat."
 
Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera Raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain. Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan. Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang diketemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:53.61.134.150.155.158)
1. Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
2. Bebaskanlah aku dari pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
3. Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
4. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu!
5. Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:35-43)
 
"Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu? Tuhan, semoga aku melihat."
 
Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
  
    
Boleh jadi seorang pemimpin atau orang yang dituakan merasa memiliki hak untuk memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Seperti orang tua memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya, guru memaksakan kehendaknya kepada muridmuridnya, atau manajer memaksakan kehendaknya kepada karyawannya. Misalnya, seorang bapak memaksakan agar anaknya menjadi dokter, kendati anaknya tidak punya minat untuk itu. Pemaksaan kehendak ini terjadi karena pihak yang satu merasa bahwa dia lebih mengetahui dan bertanggung jawab daripada pihak lain atas suatu persoalan. Namun Yesus tidaklah demikian. Ketika orang buta datang kepada-Nya dan memohon agar disembuhkan, Yesus tidak memaksakan kehendak-Nya atas orang buta ini, malahan dia bertanya, “Apa yang engkau kehendaki agar Kuperbuat bagimu?”

Orang buta dalam bacaan Injil dapat menjadi gambaran dari diri kita yang belum mengenal dan mengembangkan segala potensi yang telah dikaruniakan oleh Allah, sehingga kita kurang mampu terlibat dan memberi arti dalam hidup bersama. Potensi-potensi itu masih terkubur dalam diri karena kita kurang berani dan berusaha untuk menggali dan mengembangkannya. Kita hendaknya seperti orang buta itu memohon kepada Yesus, agar Dia memampukan kita semakin mengenal dan mengembangkan diri dengan segala potensi kita.

Orang buta itu juga dapat menjadi gambaran dari diri kita yang belum mengetahui arah atau tujuan hidup, sehingga kita sangat tergantung pada orang lain. Arah hidup kita hendaknya terutama ditentukan oleh kehendak Allah, bukan oleh kehendak orang lain. Namun, mungkin kita masih “buta” atau belum dapat mengenal kehendak Allah. Oleh karena itu, kita memohon kepada Yesus agar memampukan kita mengenal kehendak Allah, seperti yang dimohonkan oleh orang buta itu kepada-Nya, “ut videam, supaya saya dapat melihat.” Apakah kita sudah semakin mengenal dan mengembangkan diri kita? Apakah kita sudah mengenal arah dan tujuan hidup kita?
(MT/INSPIRASI BATIN 2019)
 
    

Antifon Komuni (Luk 18:41-42)

Si buta berkata, "Tuhan, semoga aku melihat." Jawab Yesus kepadanya, "Melihatlah! Imanmu telah menyelamatkan dikau!"

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy