Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Menyusul setelah Doa Pembuka (Collecta) adalah Liturgi Sabda: Bacaan Pertama, Bacaan Kedua, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil (Alleluya), Bacaan Injil, Homili, Kredo, dan Doa Umat.
Hampir seluruh Liturgi Sabda dilaksanakan di ambo sebagai “Meja Firman”. Di sana diwartakan firman ilahi yang agung. Karena keagungan itu, ambo perlu dibuat dengan seni sedemikian rupa yang menunjukkan martabat sabda ilahi. Karena itu, PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) no. 309 melarang adanya ambo yang sekadar terbuat dari stand (yang biasa dipakai untuk partitur musik).
Ambo perlu ditempatkan di lokasi yang dapat dilihat dengan mudah oleh umat. Sebelum digunakan, pemberkatan ambo baru perlu dilakukan sesuai buku tata cara pemberkatan yang namanya Rituale Romanum.
Satu lagi, ambo tak boleh dianggap sekadar mimbar layaknya mimbar pada umumnya: mimbar kuliah, mimbar sambutan, mimbar ceramah, dsb. Bukan, ambo bukan setara dengan itu semua. Ambo adalah Meja Firman. Sebab itu, seturut PUMR no. 309, hanya pelayan sabda (lektor, diakon, presbiter, uskup) yang melaksanakan tugas-pelayanan di sana. Nota: Sambutan tak pantas dilaksanakan di ambo. Ups! Selama ini banyak yang seperti itu. Ubahlah demi menghargai martabat ambo sebagai Meja Firman.
Kamis, 23 Januari 2020 Hari Biasa Pekan II “Hanya
percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen.
Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah]
berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Bunda Angelica
Antifon Pembuka
Aku yakin, bahwa Allah memihak aku. Kepada Allah
yang sabda-nya kupuji, kepada Tuhan yang sabda-Nya kujunjung tinggi,
kepada Dia aku percaya dan tidak takut.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, yang lemah dalam pandangan orang
Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan
kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami
teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (18:6-9; 19:1-7)
"Saul berikhtiar membunuh Daud."
Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu, pasukan-pasukan
Israel pulang. Maka di segala kota Israel, keluarlah wanita-wanita
menyongsong Raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul
rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan
perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya, “Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Maka
bangkitlah amarah Saul dengan amat sangat! Perkataan itu menyebalkan
hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud mereka perhitungkan
berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu;
akhir-akhirnya jabatan raja itu pun akan jatuh kepadanya.” Sejak hari
itu Saul selalu menaruh dendam kepada Daud. Maka Saul mengatakan kepada
Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawai-pegawainya, bahwa Daud harus
dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul itu, sangat suka kepada Daud,
sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud, “Ayahku Saul berikhtiar
membunuhmu. Oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu
tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan
mendampingi ayahku di padang tempatmu itu. Aku akan berbicara dengan
ayahku perihalmu dan aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu
memberitahukannya kepadamu.” Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang
Daud kepada Saul, ayahnya, katanya, “Janganlah Raja berbuat dosa
terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu.
Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Daud telah
mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan
karena dia, Tuhan telah memberikan kemenangan besar kepada seluruh
Israel. Tatkala melihatnya, engkau bersukacita karenanya. Mengapa engkau
hendak berbuat dosa terhadap orang yang tidak bersalah dengan membunuh
Daud tanpa alasan?” Saul mendengarkan perkataan Yonatan, lalu bersumpah,
“Demi Tuhan yang hidup, ia tidak akan dibunuh.” Lalu Yonatan memanggil
Daud, dan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa
Daud kepada Saul, dan ia bekerja padanya seperti semula.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada Allah, aku percaya tidak takut.
Ayat (Mzm 56:2-3.9-10a.10b-11.12-13, R:5bc)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang
hari mereka memerangi dan menghimpit aku! Seteruku menginjak-injak aku
sepanjang hari, bahkan banyak orang menyerbu aku dari tempat tinggi.
2. Tuhan, Engkau tahu akan sengsaraku, air mataku Kautaruh ke dalam
kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaucatat? Musuhku akan mundur pada
waktu aku berseru.
3. Aku yakin, bahwa Allah berpihak kepadaku. Kepada Allah, yang
firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi.
4. Kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan
manusia terhadapku? Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan
kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:7-12)
"Roh-roh jahat berteriak, "Engkau Anak Allah." Tetapi dengan keras Yesus melarang memberitahukan siapa Dia."
Sekali peristiwa, Yesus menyingkir ke Danau Galilea bersama
murid-murid-Nya, dan banyak orang dari Galilea mengikuti Dia. Juga dari
Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari
daerah Tirus serta Sidon datanglah banyak orang kepada-Nya. Sesudah
mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Karena orang banyak itu,
Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya,
jangan sampai Dia terhimpit oleh mereka. Sebab Yesus menyembuhkan banyak
orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desak ingin dijamah
oleh-Nya. Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur
di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi dengan
keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Roh
jahat atau setan jika terjepit memang lalu berteriak keras, begitulah
orang yang bersalah dan tidak mengakui kesalahannya pada umumnya juga
berteriak keras. Teriakannya membuka misteri yang selama ini tersembunyi
sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini : “Engkaulah Anak Allah”. Pengakuan
Yesus sebagai Anak Allah, Utusan Allah, datang dari si jahat, yang
berarti bukan pengakuan sejati melainkan semu saja, maka “Ia dengan
keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”. Orang-orang yang
disembuhkan oleh Yesus dari penyakitnya belum sampai pada pengakuan
tersebut, melainkan mereka masih melihat bahwa Yesus bagaikan dukun
hebat. Yesus melarang pemberitaan mukjizat tersebut karena ada bahaya
mereka akan ‘mengurung’-Nya dan mereka tidak sampai pada penghayatan
bahwa Yesus adalah Anak Allah. Sebagian besar manusia lebih
mengandalkan kekuatan dan kemampuannya masing-masing. Memang harus
diakui bahwa orang perlu percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya.
Namun jangan sampai kita lupa bahwa manusia ada batasnya. Keterbatasan
manusia ini, sebenarnya mau mengarahkan manusia kepada Allah sumber
segala kekuatan. Semoga
pesan Injil hari ini menjadi bahan mawas diri bagi kita semua: sejauh
mana di dalam hidup sehari-hari kita menyaksikan karya agung Allah dan
kemudian kita semakin beriman atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada
Allah. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mrk 3:5)
Yesus berkata kepada si lumpuh, "Ulurkanlah tanganmu!" Maka si lumpuh mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia.
Syalom aleikhem. Kematian memisahkan jiwa manusia dengan tubuhnya. Pada hari kebangkitan pada akhir zaman, tubuh disatukan kembali dengan jiwa, dan dengan itu kembali utuhlah manusia dengan jiwa dan raganya.
Dalam pandangan sehari-hari, kematian adalah peristiwa alami. Badan manusia makin lama makin uzur, melemah sejalan usia, dan pada puncaknya semua fungsinya berhenti. Itulah kematian. Kenyataan ini menyentak dan mengingatkan kita bahwa ada jangka waktu tertentu menjalankan kehidupan; hidup manusia pendek dan terbatas.
Dalam kacamata iman, kematian adalah “upah dosa”. Adanya kematian karena ada dosa. Kematian masuk ke dalam dunia karena manusia telah berbuat dosa. Apakah manusia sesungguhnya kekal, tak dapat mati? Manusia mempunyai kodrat “dapat mati”, artinya tak kekal – hanya Allah saja yang kekal – tapi Sang Pencipta menentukan supaya manusia tak mati. Pada awal mula, manusia hidup bersama Allah, dan kebersamaan dengan Allah membuat manusia tak mati.
Karena itu, kematian bertentangan dengan kehendak Sang Pencipta. Kematian datang sebagai akibat adanya dosa. Seandainya manusia tak berdosa, apakah ia tak mati? Ya, tak mati. Dalam Gaudium et Spes no. 18, dikutip Katekismus Gereja Katolik no. 1008, Gereja Katolik mengajarkan demikian: “Kematian badan yang dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosa adalah ‘musuh terakhir’ manusia yang harus dikalahkan.”
Jadi, dalam arti tertentu, kematian itu peristiwa alami berhentinya fungsi badan. Namun, dalam pandangan iman, kematian itu upah dosa; manusia mati karena berdosa.
Sejak kematian Yesus Kristus, kematian telah diubah: kematian yang dulunya kutuk, kini menjadi berkat. Manusia harus mati bersama (seperti) Kristus supaya bangkit bersama Kristus. Kematian kini menjadi pintu peralihan dari dunia ini menuju Tuhan.
Karena kematian Kristus, kematian manusia mempunyai arti positif. Kematian kini menjadi gerbang berjumpa dengan Sang Kristus. Itu mengapa orang-orang suci berkata: “mati adalah keuntungan” dan “lebih baiklah bagiku untuk mati”; maksudnya mati bersama Kristus, artinya mati dalam iman sepenuhnya kepada-Nya.
Terkait itu, beginilah pandangan Gereja Katolik mengenai kematian: “Hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan. Dan sesudah roboh rumah kami di dunia ini, akan tersedia bagi kami kediaman abadi di surga.” Keyakinan ini tercatat dalam teks liturgi, yaitu Missale Romanum mengenai Prefasi Arwah.
Sesudah kematian, tak akan ada kehidupan duniawi lagi. Kematian adalah titik akhir kehidupan duniawi. Sesudah kematian, tak ada “reinkarnasi”. Manusia mati, lalu dihakimi untuk kehidupan kekal. Kehidupan sekarang adalah satu-satunya yang kita punya, tak ada “kesempatan kedua”.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1005-1014
“Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh
orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah
dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku,
lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13..
Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik
dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan
kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15..”
(Katekismus Gereja Katolik, 2285)
Antifon Pembuka (Mzm 144:2)
Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan
penyelamatku; Tuhanlah perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang
menundukkan para bangsa ke bawah kuasaku.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber daya kekuatan, berilah kami kesehatan jiwa raga
melalui sabda Yesus Mesias. Semoga kami mematuhi sabda-Nya, yaitu sabda
kebenaran bagi setiap orang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah
seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi
melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak
mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau
dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari
masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul,
“Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang.
Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul
kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil
tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin
dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu,
sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang
Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di
depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat
melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia
masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin
itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku
dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud.
Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan
dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”
Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau
mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku
mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan
Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau
ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus
kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara
orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar,
supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya
segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang
atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan
menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu
bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh
menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu,
diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi
Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud
mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan
Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan
orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang
Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat.
Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku
dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang
menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus
sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan
kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang
yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka
dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah
tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata
kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka!
Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi,
“Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah
seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol
dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Di PL, Hari Sabat merupakan hari istirahat untuk dikuduskan bagi
Tuhan (Kel 16:23, 31:15; Ul 5:14). Hari Sabat ini adalah untuk
memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir (Ul
5:14-15). Maka semua pekerjaan dilarang untuk dilakukan pada hari itu
(Kel 20: 8-10; 31:13-17; Ul 5:12-14). Pekerjaan yang dilarang antara
lain adalah memasak (Kel 16:23), mengumpulkan manna (Kel 16:26),
menyalakan api (untuk memasak 35:3), membajak dan menabur (34:21),
mengumpulkan kayu (Bil 15:32), membawa beban (Yer 17:21-22), dst.
Larangan ini mengharuskan orang Israel untuk mempersiapkan makanan
sehari sebelum hari Sabat. Pada hari Sabat ini, 1) kurban dilakukan dua
kali lebih banyak dari hari biasa (Bil 27:3-10),2) diadakan penggantian
roti manna yang ditempatkan di kemah suci (Im 24:5; 1 Taw 9:32), 3) umat
berkumpul untuk menyembah Tuhan (Im 23:2-3)
Hari Sabat pertama dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian
manna/ hari ke-enam (Kel 16: 22). Musa mengingatkan bahwa pada hari itu
orang-orang Israel harus mengumpulkan manna untuk 2 hari, sebab esoknya
adalah hari Sabat bagi Tuhan. Para nabi menekankan pentingnya penerapan
hari Sabat ini (Am 8:5; Yes 1:13; 57:13-14, Yeh 20:12-) Seiring dengan
waktu, karena pengaruh kaum Farisi, maka diciptakan sistem yang rumit
dan membebani dalam hal Sabat ini, sampai maksud utamanya, yaitu
menguduskan hari Tuhan, menjadi kabur.
Di PB, Yesus menentang sistem yang terlalu membebankan pada hari
Sabat ini yang sampai membuat manusia menjadi seperti ‘budak’ pada hari
itu. Ia mengatakan “Sabat dibuat untuk manusia dan manusia untuk hari
Sabat” (Mrk 2:27). Maka Ia menyembuhkan pada hari Sabat, dan menyatakan
bahwa hal menguduskan hari Sabat tidak dilanggar jika yang dilakukan
adalah tindakan kasih yang sangat diperlukan (Mat 12:3-; Mrk 2:25-;Luk
6:3; 14:5). Setelah kebangkitan Kristus, murid-murid Kristus kemudian
merayakan ibadah pada hari Minggu/ hari pertama dalam pekan (Kis 20:7; 1
Kor 16:2).
Jadi kita melihat di PL, bahwa manna dan Sabat merupakan tanda
penyertaan Allah kepada bangsa Israel. Manna menunjukkan bagaimana Allah
telah memelihara dan memberi makan bangsa Israel selama di padang
gurun. Demikian pula hari Sabat merupakan peringatan akan pembebasan
bangsa Israel dari perbudakan Mesir, yang harus dirayakan dengan gembira
(Yes 57:13). Manna dan Sabat dapat lebih dipahami hubungannya, jika
kita melihatnya dalam terang Perjanjian Baru. Sebab sebagai tanda kasih
pemeliharaanTuhan, baik manna maupun Sabat mengacu kepada penggenapannya
dalam diri Kristus, sehingga tak heran keduanya (manna dan Sabat)
dijelaskan dalam satu perikop Kel 16.
Kristus adalah Roti Hidup yang turun dari Surga, yang
nilainya jauh lebih tinggi dari manna di padang gurun (lih. Yoh 6).
Kasih-Nya kepada umat pilihan-Nya dinyatakan dengan wafat dan
kebangkitan-Nya untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa. Misteri
Paska ini kita rayakan setiap hari Minggu, yaitu pada hari peringatan
kebangkitan-Nya dari mati. Hari Minggu ini kemudian menjadi ‘hari Tuhan’
bagi kita umat beriman.
(Ingrid Listiati, www.katolisitas.org)
Antifon Komuni (Mzm 130:5)
Aku mengandalkan Tuhan. Aku mengandalkan sabda-Nya.
Selasa, 21 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Agnes, Perawan dan Martir
“Di surga aku disatukan dengan Tuhan, sebab di dunia aku cinta pada-Nya dengan sepenuh hati.” (St. Agnes)
Antifon Pembuka
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan piala bernyala.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, yang lemah dalam pandangan orang
Kaupilih untuk mempermalukan yang kuasa. Hari ini kami kenangkan
kesaksian Santa Agnes, yang menyerahkan nyawa demi imannya. Buatlah kami
teguh dalam iman dan tetap setia sampai akhir. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1-13)
"Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud."
Setelah Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama
lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai
raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku
mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara
anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Tetapi Samuel berkata,
“Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh
aku.” Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku
datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah
Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu
apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut
kepadamu.” Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia
di Kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan
gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?” Jawab
Samuel, “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada
Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara
pengurbanan ini.” Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang
laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu. Lalu
mereka itu masuk. Ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di
hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi bersabdalah
Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan
yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang
dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah
melihat hati.” Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di
depan Samuel. Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih
Allah!” Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata,
“Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh
anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai,
“Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai,
“Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia
sedang menggembalakan domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah
memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang
kemari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan,
matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah,
urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang
berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu
berangkatlah Samuel menuju Rama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.27-28)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang
Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang
pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan
minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan
lengan-Ku meneguhkan dia.”
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung
batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung,
menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18) Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:23-28)
"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara
berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang
Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum
pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para
pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah
Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian
yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga
kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak
Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Orang Farisi menegur Yesus karena mund-murid-Nya memetik gandum pada hari sabar. Orang Yahudi tidak boleh berkerja atau beraktivitas pada hari sabat. Murid-murid Yesus, memetik bulir-bulir gandum, artinya mereka melanggar aturan Musa itu. Tujuannya adalah Yesus memberi prioritas kepada manusia. Yesus mempunyai pilihan utama. Yesus tidak ragu, atau kaku, tetapi dia mempunyai prinsip.
Di salah satu daerah di Sumatera Utara ada perdebatan mengenai aktivitas umat Kristiani pada hari Minggu. Apakah boleh bekerja atau tidak sama sekali? Saya mendengar dari beberapa umat yang saya layani, mengatakan bahwa ada anggota jemaat yang berangkat ke sawah atau ke ladang bekerja pada hari Minggu, pada jam 5 pagi, pada saat masih gelap supaya mereka tidak dilihat oleh tetangganya. Di lain pihak, saya bertemu dengan keluarga-keluarga Katolik, ketua stasi dengan Iistrinya, sepulang dari Gereja, mereka singgah di ladang sebentar dan membersihkan parit, memperbaiki pagar yang sudah lapuk dan dirusak oleh segerombolan kerbau.
Hari Minggu, itu bukanlah hari Sabat, tetapi hari Minggu adalah hari Tuhan. Umat Katolik diundang mengikuti Misa kudus lebih dahulu. Umat Katolik diundang memprioritaskan perayaan ekaristi setiap hari Minggu atau mengikuti Ibadat sabda lebih dahulu di Gereja. (NR/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020)
Doa Malam
Allah Bapa, sumber kebahagiaan, Yesus Saudara kami Kauangkat sebagai
Tuhan penguasa alam semesta. Semoga kami meneladan Dia sebagai orang
bebas, yang selalu mengusahakan kebahagiaan sesama. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami. Amin.
“Orang Kristen, ingatlah martabat dirimu, kamu telah mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Maka, jangan berpikir untuk kembali kepada perbuatan jahatmu yang dahulu. Ingatlah kepada Sang Kepala dan Tubuh-Nya adalah kamu sebagai anggotanya. Jangan lupa bahwa kamu telah dibebaskan dari kuasa kegelapan dan dibawa kepada terang dan Kerajaan Allah. Oleh Sakramen Baptis, engkau telah menjadi bait Roh Kudus. Jangan berpikir untuk mengusir Sang Tamu Agung dengan berbuat kejahatan; jangan berpikir untuk menundukkan dirimu kepada perbudakan setan, sebab harga yang telah dibayar untukmu adalah darah Kristus.” — Paus St. Leo Agung
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
Hendaklah seluruh bumi menyembah Engkau, dan bermadah serta melagukan mazmur bagi-Mu, Allah Mahaluhur.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan
sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan
janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1Sam 15:16-23)
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya,
“Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan
kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!” Sesudah itu
berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri!
Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku
Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah,
tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah
melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka? Mengapa engkau tidak
mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan
apa yang jahat di mata Tuhan?” Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang
mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan
Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek
sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan
itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas
itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.”
Tetapi sahut Samuel, “Apakah Tuhan itu berkenan kepada kurban bakaran
dan kurban sembelihan, sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan
sabda-Nya? Sesungguhnya, mengamalkan sabda lebih baik daripada kurban
sembelihan, menuruti firman lebih baik daripada lemak domba jantan.
Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung dan kedegilan itu
sama seperti menyembah berhala. Karena engkau telah menolak firman
Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu
senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari
rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut
perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan
mengesampingkan firman-Ku?”
3. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira
Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin
berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban,
ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan
keselamatan yang dari Allah. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan kuat. Sabda itu menguji segala pikiran dan maksud hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:18-22)
"Pengantin itu sedang bersama mereka."
Waktu itu murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa.
Pada suatu hari datanglah orang-orang kepada Yesus dan berkata,
“Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa
murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah
sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa selagi pengantin itu bersama
mereka? Selama pengantin itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat
berpuasa. Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka,
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun
menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang sudah tua,
karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya; yang baru
mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya. Demikian juga tak
seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah
tua, karena jika demikian anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu,
sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang. Jadi anggur yang
baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan Melihat murid-murid Yohanes
dan orang-orang Farisi berpuasa, sedangkan murid-murid Yesus tidak
berpuasa, maka orang-orang bertanya kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?". Menanggapi pertanyaan itu Yesus menjawab:
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai
itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak
dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari
mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dari dialog ini
kita semua diundang untuk memahami apa itu ‘puasa’ atau ‘matiraga’.
Yesus tidak menentang puasa. Namun, Ia hendak menunjukkan bahwa
kedatangan Sang Anak adalah "saat kegembiraan". Jika nanti para
murid-Nya berpuasa, hal itu bukan didorong pertama-tama oleh aturan,
melainkan oleh kehendak sukarela untuk menundukkan yang jasmani pada apa
yang rohani. Dengan berpuasa kita diajak untuk semakin bersedia
meninggalkan segala sesuatu yang melekat pada diri kita dan memberikan
hidup kita secara lebih penuh dan bebas demi kebahagiaan sesama kita. Puasa
itu punya nilai lebih personal dan sarana keselamatan, bukan sekedar
sebuah aturan matiraga dan askese biasa. Berpuasa berarti hadir di
antara orang-orang berdosa dan tersingkir, menjadi pengantara rahmat
keselamatan bagi mereka (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mrk 2:20.22)
Tak seorang pun menyimpan anggur baru dalam kirbat lama. Anggur baru haruslah disimpan dalam kirbat baru.
“Marilah kita tinggal dalam sembah sujud; dan kepada Dia, yang untuk
menyelamatkan kita, merendahkan diri hingga ke tingkat kemiskinan yang
begitu rupa dengan menerima tubuh kita, marilah kita mempersembahkan
tidak hanya kemenyan, emas, dan mur..., tetapi juga
persembahan-persembahan rohani, yang lebih luhur daripada yang dapat
dilihat dengan mata.” — St. Gregorius dari Nazianzus
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
Doa Pembuka
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengatur segala yang di langit
dan di bumi. Dengarkanlah dengan rela permohonan-permohonan umat-Mu dan
berilah damai-Mu bagi kami pada zaman ini. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:3.5-6)
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
Tuhan berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu
Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Demikianlah firman Tuhan, yang
membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, yaitu untuk
mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan
kepada-Nya, yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku
menjadi kekuatanku. Beginilah firman-Nya, “Terlalu sedikit bagimu untuk
hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub dan
mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan
membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan
yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:2+4ab.7-8a.8b-9.10; R: 8a.9a)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar
teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk
memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka
telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku
berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
4. Aku mengabarkan keadilan, di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:1-3)
"Kasih karunia dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus."
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus
Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus,
yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil
menjadi orang-orang kudus, serta kepada sekalian saudara di mana pun
yang berseru kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan
Yesus Kristus, menyertai kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yohanes 1:14:12b)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:29-34)
"Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia."
Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, ia melihat Yesus datang
kepadanya. Maka katanya, “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa
dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang
seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Aku
sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang
dan membaptis dengan air, yaitu supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”
Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya, “Aku telah melihat Roh turun
dari langit seperti merpati, dan Roh itu tinggal di atas-Nya. Aku pun
sebenarnya tidak mengenal Dia, tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan
air telah berfirman: Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang
dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh
Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberi kesaksian: Dia inilah
Anak Allah.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pengenalan
diri terhadap orang Iain menjadi salah satu aspek yang meneguh~ kan
relasi interpersonal. Ketika kita mengenal dengan baik, bukan sekadar
tampilan fisik, tetapi juga karakter atau sifat orang Iain, maka kita
akan memiliki kekayaan untuk semakin memahami sikap orang lain tersebut.
Yohanes mengenal Yesus dengan tepat dan benar. la sunguh paham tentang
diri Yesus sebagai Anak Domba Allah yang akan menyelamatkan, kurban
pelunas dosa dunia. Karena keyakinan itu pula, Yohanes menjadi saksi
tentang diri Yesus, juga ketika ia harus mempermandikan Yesus di hadapan
banyak orang.
Pengalaman Yohanes Pembaptis yang kita baca dan
renungkan dalam Injil hari ini mengundang kita untuk juga menjadi saksi
bagi Yesus Kristus. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita berusaha supaya
bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus dari apa yang kita hayati dalam
saat-saat kehidupan bukan bersaksi tentang apa yang kita ketahui tentang
Yesus Kristus. Selamat menjadi saksi iman di tengah situasi dan hidup
kita hari ini.
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 23:5)
Engkau menyediakan hidangan di hadapanku, pialaku penuh melimpah.
Atau Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. (1Yoh 4:16)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati