| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Minggu Biasa III: Minggu Sabda Allah

Paus Fransiskus telah menetapkan Minggu III Masa Biasa sebagai “Minggu Sabda Allah”, "Sunday of the Word of God", merupakan undangan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk memperdalam apresiasi, cinta, dan kesaksian mereka yang setia kepada Tuhan dan kata-katanya.

Melalui surat kepausan "Aperuit Illis", hari Minggu ketiga Masa Biasa – yang tahun ini jatuh pada tanggal 26 Januari 2020 – akan dirayakan sebagai hari khusus yang diperuntukkan bagi "perayaan, pendalaman, dan penyebaran Sabda Allah."

“Mempersembahkan secara khusus suatu hari Minggu dalam Tahun Liturgi bagi Sabda Allah, pertama-tama memampukan Gereja untuk mengalami kembali tindakan dari Dia yang bangkit yang membuka juga bagi kita kekayaan Sabda-Nya agar kita mampu menjadi pewarta kekayaan tak terhingga itu di dunia ini,” kata Paus Fransiskus dalam dokumen "Aperuit Illis" yang menetapkan perayaan khusus hari Minggu Sabda Allah.

Keuskupan dan paroki diundang untuk menanggapi dengan inisiatif kreatif, sumber daya yang membantu dan upaya baru untuk membantu umat Katolik terlibat lebih dalam dengan Alkitab di gereja dan dalam kehidupan mereka.

Uskup Agung Rino Fisichella, Presiden Dewan Kepausan untuk Promosi Evangelisasi Baru, mengatakan penekanan pada pentingnya firman Allah diperlukan karena "mayoritas umat Katolik" tidak akrab dengan Kitab Suci yang kudus.

“Bagi banyak orang, satu-satunya saat mereka mendengar firman Allah adalah ketika mereka menghadiri Misa,” katanya kepada Vatican News, pada 30 September 2019, ketika dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" diterbitkan.

"Alkitab adalah buku yang paling banyak didistribusikan, tetapi mungkin juga yang paling tertutup debu karena tidak berada di tangan kita," kata uskup agung itu seperti dilansir dari catholicnews.com, hari Jumat (10/1).

Dengan surat apostolik ini, paus "mengundang kita untuk memegang firman Tuhan di tangan kita setiap hari sebanyak mungkin sehingga itu menjadi doa kita" dan sebagian besar dari pengalaman hidup seseorang.

Dalam suratnya, Paus Fransiskus menulis, “Hari yang diperuntukkan bagi Alkitab ingin bukan “satu kali setahun”, namun satu kali untuk seluruh tahun, agar kita merasa sungguh perlu menjadi bersahabat dan intim dengan Kitab Suci dan Dia yang bangkit, yang tidak berhenti membagikan Sabda dan Roti di dalam komunitas umat beriman.”

“Untuk itu kita perlu masuk dalam keyakinan tetap dengan Kitab Suci, jika tidak maka hati akan tetap dingin dan mata tetap tertutup, kita bagaikan terserang begitu banyak bentuk kebutaan," tulisnya.

Paus mengatakan, Kitab Suci dan sakramen-sakramen adalah tak terpisahkan di antara mereka. Ketika Sakramen-sakramen diperkenalkan dan diterangi oleh Sabda Allah, maka menjadi lebih jelas tujuan perjalanan di mana Kristus sendiri membuka pikiran kita dan hati bagi pengenalan karya penyelamatan-Nya.

“Kristus Yesus mengetuk pintu kita melalui Kitab Suci; jika kita mendengarkan dan membuka pintu akal budi dan hati, maka Ia masuk ke dalam hidup kita dan tinggal bersama kita,” kata Paus.

Paus Fransiskus mendesak para imam untuk lebih menyediakan waktu yang cukup untuk mempersiapkan homili, menciptakan homili setiap hari Minggu yang "berbicara dari hati" dan benar-benar membantu orang memahami Alkitab "melalui bahasa" yang sederhana dan sesuai.

“Homili merupakan peluang pastoral yang tidak boleh disia-siakan. Waktu homili ini adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki untuk memahami keindahan firman Allah dan melihatnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka," katanya.

Paus Fransiskus mendorong orang untuk membaca Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, "Dei Verbum," dan nasihat kerasulan Paus Benediktus XVI tentang Alkitab, "Verbum Domini," yang ajarannya tetap "mendasar bagi komunitas kita."

“Komunitas-komunitas akan menemukan caranya sendiri untuk menghayati Hari Minggu itu sebagai hari raya. Namun akan penting bahwa dalam perayaan Ekaristi, Kitab Suci bisa ditahtakan, sehingga nampak bagi umat nilai normatif yang ada pada Sabda Allah,” katanya.

Paus mengatakan pada hari Minggu itu, dengan cara khusus, pentinglah memberi tekanan pada pewartaannya dan menyesuaikan homili untuk menonjolkan penghormatan yang diberikan kepada Sabda Tuhan. Pada Minggu ini para Uskup bisa merayakan upacara pelantikan Lektor atau membentuk (kelompok) pelayanan serupa, untuk memperlihatkan pentingnya pewartaan Sabda Allah dalam liturgi.

“Dengan cara yang sama, para pastor paroki bisa juga mencari bentuk-bentuk untuk memberikan Alkitab, atau salah satu dari Kitab, kepada seluruh umat sebagai cara menunjukkan pentingnya dalam kehidupan sehari-hari untuk terus membaca, mendalami, dan berdoa dengan dengan Kitab Suci, khususnya melalui praktik ‘lectio divina’,” kata paus.

Menurut Paus Fransiskus, Kitab Suci tidak boleh hanya menjadi warisan dari beberapa orang dan lebih-lebih bukan suatu koleksi kitab-kitab bagi sedikit orang-orang istimewa. Kitab Suci, terutama adalah milik umat yang berkumpul untuk mendengarkannya dan mengenal dirinya di dalam kata-kata itu.

“Sering, ditemukan kecenderungan usaha untuk memonopoli Teks Suci dengan membatasi bagi beberapa kalangan atau kelompok terpilih. Tidak boleh demikian. Alkitab adalah kitab milik Umat Tuhan yang, dalam mendengarkannya, bergerak dari ketercerai-beraian dan perpecahan menuju kesatuan. Sabda Allah menyatukan umat beriman dan menjadikannya satu bangsa,” katanya.

Paus mengatakan perayaan Hari Minggu Sabda Allah menyatakan suatu nilai ekumenis, karena Kitab Suci, bagi mereka yang mendengarkan, menunjukkan jalan untuk diikuti agar sampai pada kesatuan yang autentik dan kokoh.

“Hari Minggu Sabda Allah ini akan disatukan dalam suatu moment yang tepat pada tahun itu, ketika kita diundang untuk mempererat hubungan dengan umat Yahudi dan untuk berdoa bagi kesatuan umat kristiani,” katanya.

Dokumen kepausan, berjudul "Aperuit Illis" itu diterbitkan pada hari peringatan Santo Hieronimus, santo pelindung para sarjana Kitab Suci dan doktor gereja, yang berkata, "Ketidaktahuan akan Kitab Suci adalah ketidaktahuan akan Kristus."

Judul "Aperuit Illis" didasarkan pada sebuah ayat dari Injil Lukas 24:45, "Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci."

Paus mengatakan tidak mungkin untuk memahami Kitab Suci secara mendalam tanpa Tuhan yang membuka pikiran orang akan firman-Nya, namun "tanpa Kitab Suci, peristiwa-peristiwa misi Yesus dan gerejanya di dunia ini akan tetap tidak dapat dipahami."

Surat Apostolik Paus Fransiskus dalam bentuk “Motu proprio” yang diterbitkan pada 30 September 2019 itu dapat diakses melalui situs resmi Dokpen KWI. Untuk versi PDF terjemahan bahasa Indonesia Seri Dokumen Gerejawi “Aperuit Illis” dapat diunduh dengan klik link ini. 


Sumber: SATUHARAPAN

Seri Katekismus PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 306

Seri Katekismus
PENGADILAN KHUSUS SAAT KEMATIAN

Syalom aleikhem.
Bagi umat Kristen – Katolik adalah Kristen sejati – yang menyatukan kematiannya dengan wafat Tuhan Yesus, kematian bermakna: (1) pertemuan dengan-Nya; (2) masuk ke dalam kehidupan kekal.

Apa arti “menyatukan kematiannya”? Artinya, memelihara kesetiaan kepada Kristus selama hidupnya hingga ajalnya. Orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Kristus hingga ajalnya dapat disebut menyatukan kematiannya dengan wafat Kristus. Hidupnya dalam Tuhan, matinya pun dalam Tuhan.

Bagi orang seperti itu, kematian bukan kehancuran, melainkan pertemuan dengan Tuhan Yesus. Ini diimani oleh Gereja Katolik melalui liturginya dalam Doa Penyerahan Jiwa: “Bertolaklah dari dunia ini, hai saudara dalam Kristus… engkau akan melihat Penebusmu dari muka ke muka.” Tak diragukan, kematian adalah perjumpaan dengan Tuhan; peristiwa yang membahagiakan, bukan mengerikan.

Hal kedua bagi orang setia, kematian adalah masuk ke dalam kehidupan kekal. Setelah kematian, bukan berarti hidup berakhir. Ada kehidupan yang tanpa akhir sesudah kematian. Orang setia akan hidup dalam kebahagiaan bersama Tuhan. Kematian adalah pintu masuknya atau langkah awalnya.

Tiga Bekal

Gereja Katolik punya tiga bekal bagi orang yang mendekati kematian atau berada dalam sakrat maut: (1) pengampunan atas nama Kristus melalui Sakramen Tobat atau Berkat Apostolik kalau orang sudah tak mungkin mengaku dosa; (2) meterai melalui Sakramen Pengurapan Orang Sakit; (3) makanan, yaitu Hosti Suci, Tubuh Kristus sendiri.

Jangan segan memintakan tiga bekal bagi orang yang menjelang kematiannya. Ketiganya adalah bekal perjalanan menuju keabadian.

Pengadilan Khusus

Persis sesudah kematiannya, orang langsung diadili. Bukan pada akhir zaman? Pada akhir zaman, memang akan ada pengadilan yang disebut “Pengadilan Terakhir”. Namun, pada saat kematian pun, orang sudah diadili. Pengadilan berlaku untuk semua orang terlepas dari apa agamanya, sukunya, dsb. Semua orang dihakimi persis sesudah (saat) kematiannya. Ini namanya “Pengadilan Khusus”.

Dengan jelas, Alkitab mengajarkannya. Beberapa nas dapat disebut sebagai dasar alkitabiah, di antaranya: perumpamaan mengenai Lazarus Si Miskin (Luk. 16:22), penyamun yang baik pada penyaliban Kristus (Luk. 23:43).

Pada saat kematiannya, dengan Pengadilan Khusus, setiap orang langsung diberi keputusan ia akan berada di mana: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.

Dengan demikian, kita tahu bahwa pada saat kematian, kita sudah langsung tahu kita akan berada di mana karena ada Pengadilan Khusus yang keputusannya tak berubah hingga saat Pengadilan Terakhir dan sampai selama-lamanya.

** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1020-1022

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 26 Januari 2020 Hari Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah)

Minggu, 26 Januari 2020
Hari Minggu Biasa III (Hari Minggu Sabda Allah)
   
“Tuhan merendahkan diri-Nya supaya kita dapat datang mendekat kepada-Nya, supaya kita dapat memberikan cinta kita sebagai balasan bagi cinta-Nya, sehingga kehendak bebas kita dapat tunduk, tidak hanya pada pandangan akan kekuatan-Nya, tetapi juga pada kerendahan hati-Nya yang mengagumkan.” — St. Josemaria Escriva

  
Antifon Pembuka (Mzm 96:1.6)

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.

O sing a new song to the Lord; sing to the Lord, all the earth. In his presence are majesty and splendor, strength and honor in his holy place. 
        
Doa Pembuka


Allah Yang Mahakuasa dan kekal, bimbinglah tingkah laku kami sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga dalam nama Putra-Mu terkasih kami mampu menghasilkan banyak karya yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (8:23b-9:3)
 
"Di wilayah bangsa-bangsa lain orang telah melihat terang yang besar."
 
Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Tuhan akan memuliakan jalan ke laut itu, yakni daerah seberang Sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
        

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul: 1a)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
2. Satu hal telah ku minta kepada Tuhan, satu inilah yang ku-ingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!  
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:10-13.17)
 
"Semoga kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu."
      
  Saudara-saudara, aku menasihati kamu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu. Sebaliknya, hendaklah kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, Saudara-saudaraku, aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau: Aku dari golongan Apolos. Atau: Aku dari golongan Kefas. Atau: Aku dari golongan Kristus. Apakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan demi kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil. Dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. 
 
       

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23; 2/4)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 4:12-23 (Singkat: 4:12-17)
 
"Yesus diam di Kapernaum supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya."
 
Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain; bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang. Sejak waktu itu Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Setelah pergi dari sana, Yesus melihat pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya; bersama ayah mereka, Zebedeus, mereka sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Yesus. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


  

Yesus adalah pribadi yang sadar akan panggilan-Nya untuk mewartakan pertobatan kepada bangsanya. Ketika Ia mendengar bahwa Yohanes ditangkap, Ia lalu menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum. Di sanalah Ia merenungkan kembali kehendak Allah dalam hidup-Nya.

Betapa penting dalam hidup, kita memiliki waktu untuk merenungkan kembali apa yang menjadi tujuan hidup kita. Tujuan hidup itulah yang akan mengarahkan diri kita, mengarahkan waktu dan energi diri kita pada sesuatu yang bernilai dalam hidup kita dan sesama.

Yesus menyadari bahwa tujuan hidup-Nya adalah mengajak orang untuk bertobat karena Allah hadir, Allah menyertai hidup kita. Maka, dia mengajak orang untuk bertobat. Dia begitu yakin akan penyertaan Allah dalam hidup kita. Keyakinan Yesus ini meneguhkan yang diungkapkan oleh pemazmur, “TUHAN adalah terang dan keselamatanku kepada siapa aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mzm. 27:4). Keyakinan inilah yang menggerakkan Yesus untuk memanggil para murid-Nya. Ia memanggil orang-orang yang bersedia menjadi teman-Nya dalam menyuarakan pertobatan itu.

Menarik kalau kita mencermati dialog Yesus dengan para murid-Nya. Ketika Yesus menyapa para murid-Nya dengan berkata, “Mari ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan penjala manusia” (Mat. 4:19). Panggilan Yesus kepada mereka begitu bermakna Pekerjaan mereka sebagai penjala ikan diangkat agung oleh Yesus, disempurnakan oleh Yesus menjadi 'penjala manusia”. Mereka dipanggil untuk menarik banyak orang agar mengikuti Yesus yang mewartakan pertobatan, untuk menjadi pribadi yang berkenan bagi TUHAN dan sesama.

Panggilan Yesus ini ditanggapi para murid dengan tulus ikhlas dan penuh iman, sehingga mereka rela meninggalkan orang tua mereka dan hal-hal penting dalam hidup mereka untuk mengikuti Yesus.
 
 Semoga semangat para rasul dalam menanggapi panggilan Yesus itu, juga kita miliki dan meneguhkan kita dalam menanggapi panggilan-Nya.  (FH/INSPIRASI BATIN 2020) 
 
           
 
Antifon Komuni (Mzm 34:6)

Tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Look toward the Lord and be radiant; let your faces not be ashamed.

Sabtu, 25 Januari 2020 Pesta Bertobatnya Santo Paulus

Sabtu, 25 Januari 2020
Pesta Bertobatnya Santo Paulus

“Rasul Paulus kaya akan cinta Kristus. Selama ia memiliki itu, ia menganggap dirinya yang paling bahagia di antara raja, pemerintah dan penguasa” (St. Yohanes Krisostomus)


Antifon Pembuka (2Tim 11:12; 4:8)

Aku tahu kepada siapa kupercayakan diriku, dan aku yakin bahwa Ia sanggup memelihara semuanya sampai hari terakhir, sebab Ia hakim yang adil.

I know the one in whom I have believed and I am sure that he, the just judge, the mighty, will keep safe what is my due until that day.
 
Pada Misa ini ada Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa cahaya dunia, hari ini kami mengenangkan pertobatan Santo Paulus, dan mohon, agar kami pun Kaupertobatkan dan Kaupanggil menjadi pewarta sabda-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Paulus bersaksi bahwa sebetulnya dia membawa surat perintah untuk membinasakan para pengikut Yesus di Damsyik. Tapi di tengah jalan dia berjumpa dengan Yesus yang ia aniaya. Paulus bertobat, dibaptis dan mulai mewartakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (22:3-16)
 
"Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan."
  
Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, “Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini. Aku dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Agung maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik, dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang ada di situ, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah dari langit cahaya yang menyilaukan mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah, dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidaklah mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Sebab aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang hidup menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar, dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Atau:
  
Saulus yang kejam dibutakan oleh Tuhan sebagai peringatan. Namun Tuhan membuatnya melihat lagi melalui tangan Ananias. Saulus dibaptis dan memberitakan nama Yesus.
 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-22)
           
  Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, dengan hati berkobar-kobar Saulus mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Agung, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba memancarlah cahaya dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Kota Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat, dan tiga hari lamanya ia tidak makan serta minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias”. Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangan ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepda bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah Yudas. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari mata Saulus, sehingga ia dapat melihat kembali. Saulus bangun, lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan murid-murid Tuhan di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud menangkap dan membawa murid-murid Tuhan ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya, dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan (do-f, 4/4 PS 827)
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Yesus yang bangkit, mengutus kesebelas murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Sebuah perintah membawa kabar gembira yang memiliki daya/kuasa membuat kita yang diutusnya menjadi percaya bahwa kemampuan bukan dari diri kita sendiri tapi dari Dia yang mengutus kita.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-18)
  
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
     
Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

   
Orang jahat seperti Saulus bisa dibuat buta oleh Tuhan Yesus. Kekuatan negatif yang selama ini dibanggakannya bisa dilumpuhkan oleh Tuhan hingga ia tidak makan dan minum. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi mesin pembunuh karena bertentangan dengan kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Yesus membebaskan Saulus dari ketidakberdayaannya lewat Ananias, namun pengikut Jalan Tuhan juga bebas dari ketakutan. Roh Kudus membebaskan.
 
Antifon Komuni (Gal 2:20)
 
Aku hidup dalam kepercayaan kepada Putra Allah yang mengasihi aku dan telah mengorbankan diri-Nya bagiku. 
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau memilih Paulus yang telah menganiaya para pengikut-Mu menjadi orang pilihan-Mu yang istimewa. Semoga kami yang berdosa ini pun mau bertobat sehingga kami menjadi utusan-Mu, mewartakan karya cinta kasih-Mu kepada sesama. Amin.  
 
      
 
 
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:19-20


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 305

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:19-20

Mrk. 6:19
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
Herodias autem insidiabatur illi et volebat occidere eum nec poterat:

Syalom aleikhem.
Teguran kepada Herodes Antipas oleh Yohanes Pembaptis rupanya membuat Herodias sakit hati. Injil mencatat Herodias memendam dendam. Kata kerja bahasa aslinya berbunyi “memendam dendam di dalam”; artinya, di hati ada sikap memusuhi yang terus-menerus, bahkan kehendak untuk mencelakakan.

Dan benar, Herodias berniat jahat menghabisi nyawa Yohanes. Tapi, ia tak bisa melakukannya. Mengapa? Sebab, Herodes melindungi Yohanes. Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) menerjemahkannya dengan membubuhkan keterangan penjelas: “karena dihalang-halangi oleh Herodes”.

Mrk. 6:20
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Herodes enim metuebat Ioannem, sciens eum virum iustum et sanctum, et custodiebat eum, et, audito eo, multum haesitabat et libenter eum audiebat.

Kata “segan” diterjemahkan dari ungkapan yang harafiahnya “takut kepada”. Kata ini juga memuat kandungan makna “menghormati dengan kekaguman”. Herodes, dengan demikian, takut kepada Yohanes dengan rasa hormat serta kagum. Itulah keadaan Herodes. Karena itu, ia melindungi Yohanes, bahkan dari ancaman Herodias yang hendak membunuh Yohanes.

Apa artinya “orang benar”? Kata ini dipakai juga pada 2:17, artinya orang yang selalu hidup dengan cara yang tak melanggar ketentuan hukum Taurat. Orang benar itu orang lurus, tak pernah melanggar hukum sekecil apapun. Begitulah Yohanes.

Lalu, apa artinya “suci”? Artinya, dikhususkan bagi Allah, menjadi milik Allah. Orang suci artinya orang yang hidup sesuai dengan kehendak Allah, khusus untuk Allah, mengabdi dan berbakti hanya kepada Allah. Suci, secara ritual, juga bermakna tak tercemar, tak najis, bebas dari kotor.

Dalam ayat ini, Yohanes disebut “benar dan suci”; artinya Yohanes adalah orang yang baik dan tak melakukan dosa; orang yang hidup lurus; orang yang melakukan perbuatan benar dan mengikuti kehendak Allah dengan hati yang tulus.

Bagaimanakah cara Herodes melindungi Yohanes? Ia menyuruh tentaranya menjaga Yohanes di penjara. Dapat terbayang bahwa di penjara, Yohanes mendapat perlindungan khusus; mungkin hanya Herodes yang boleh menjumpainya dan orang yang mendapat izin khusus darinya.

Herodes cukup sering bertukar pikiran, berbincang-bincang dengan Yohanes di penjara. Ketika mendengar perkataan Yohanes, umumnya Herodes menjadi bingung dengan pikiran dan perasaan yang tak menentu. Inilah yang disebut “terombang-ambing”. Herodes mendua hati: di satu sisi, ia ingin hidup benar sesuai nasihat Yohanes; di sisi lain, ia tak mau melepas Herodias yang telah dikawininya.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 24 Januari 2020 Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales

Jumat, 24 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Fransiskus de Sales
 
“Hidup saleh membuat setiap tugas menjadi menyenangkan penuh gembira” (St. Fransiskus de Sales)

  
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
 
Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihiasi semarak kemuliaan.      
       
Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahamulia, demi keselamatan jiwa-jiwa, Engkau menghendaki Santo Fransiskus, Uskup, menjadi pewarta kebijaksanaan-Mu bagi semua orang. Kami mohon, agar dengan mengikuti teladannya, kami selalu menunjukkan kelembutan cinta-Mu dalam pelayanan kepada sesama saudara. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (24:3-21)
    
   
"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."
    
Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu. Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul. Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.” Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya. Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!” Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu. Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan. Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku. Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan. Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau! Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja! Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita! Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku! Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.” Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu. Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat? Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini. Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.
Ayat. (Mzm 57:2.3-4.6.11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.
2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.
3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:13-19)
  
"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."
   
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Fransiskus lahir di Spanyol pada tanggal 21 Agustus 1567. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Hal ini kemudian terlihat dalam hasil studinya di sekolah. Pendidikan Filsafat dan sastra di Universitas Paris diselesaikannya dengan gemilang. Setelah itu, ia melanjutkan studi di bidang hukum di Universitas Padua hingga meraih gelar Doktor.
  
Tuhan mempunyai rencana khusus atas dirinya. Fransiskus sendiri telah merasakan panggilan Allah ini. Setelah lama mempertimbangkan panggilann itu, ia memutuskan untuk mengikuti suara Tuhan. Orang tuanya tidak setuju dengan keputusan hatinya. Tetapi merekapun tidak berdaya untuk membatalkan rencana Allah atas diri anaknya itu. Fransiskus kemudian ditabhiskan menjadi imam.
  
Sebagai imam, ia dengan penuh semangat membaktikan dirinya bagi kepentingan gereja dan perkembangan iman. Ia bekerja di Chablais, kota Calvinis. Disana ia dengan gigih menegakkan ajaran iman yang benar. Tampaknya ia tidak berhasil. Karyanya menemui banyak rintangan, sedang hidupnya sendiripun senantiasa terancam. Meskipun demikian, ia tidak gentar menghadapi ancaman-ancaman itu. Ia coba menggunakan cara-cara lain untuk menyebarkan ajaran iman yang benar. Ia menulis ajaran-ajaran iman pada pamflet-pamflet dan meletakkannya pada tiang-tiang dan dinding-dinding diseluruh kota. Cara ini membawa hasil yang gemilang. Dalam waktu singkat, sebanyak 25.000-30.000 warga kota Calvinis bertobat dan kembali kepada ajaran iman yang benar. Hasil ini dilaporkannya kepada Sri Paus di Roma.
   
Melihat keberhasilan karyanya, pada tahun 1597 Fransiskus ditabhiskan menjadi Uskup. Sebagai Uskup, Fransiskus menaruh perhatian besar pada perkembangan iman umatnya. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang bijaksana, ramah dan sangat menyayangi umatnya. Sifatnya inilah yang membuatnya mampu mempertobatkan banyak orang. Tentang sifatnya, Fransiskus berkata:  Jika ada sesuatu yang mulia dari kelemah lembutan dan kerendahan hati, tentunya Tuhan sudah mengajarkan hal itu kepada kita. Tetapi Tuhan justru mengajarkan kepada kita kedua hal ini, yakni kelembutan dan kerendahan hati. Bersama dengan Santa Yohanna Fransiska de Chantal, ia mendirikan tarekat Suster-suster Visitasi.
  
Pada tahun 1662 Fransiskus meninggal di Lyon, Prancis. Banyak sekali hal yang ditinggalkannya kepada Gereja, terutama tulisan-tulisannya yang mendalam tentang iman Katolik. Salah satu warisannya ialah pentingnya memanfaatkan surat kabar untuk menyebarkan ajaran iman dan kebenaran. Fransiskus adalah orang Kudus yang merintis penggunaan surat kabar sebagai pewartaan iman. Karena itu, pada tahun 1887 ia digelari sebagai Pujangga Gereja dan pelindung para penulis dan pers Katolik oleh Sri Paus Pius IX. .
(IMANKATOLIK.OR.ID)

Antifon Komuni (Mrk 3:14)

Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya, menetapkan mereka untuk menyertai Dia, dan untuk diutus sebagai pewarta Injil.
 
 
 

Seri Liturgi AMBO MEJA FIRMAN


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 304

Seri Liturgi
AMBO MEJA FIRMAN

Syalom aleikhem.
Menyusul setelah Doa Pembuka (Collecta) adalah Liturgi Sabda: Bacaan Pertama, Bacaan Kedua, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil (Alleluya), Bacaan Injil, Homili, Kredo, dan Doa Umat.

Hampir seluruh Liturgi Sabda dilaksanakan di ambo sebagai “Meja Firman”. Di sana diwartakan firman ilahi yang agung. Karena keagungan itu, ambo perlu dibuat dengan seni sedemikian rupa yang menunjukkan martabat sabda ilahi. Karena itu, PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) no. 309 melarang adanya ambo yang sekadar terbuat dari stand (yang biasa dipakai untuk partitur musik).

Ambo perlu ditempatkan di lokasi yang dapat dilihat dengan mudah oleh umat. Sebelum digunakan, pemberkatan ambo baru perlu dilakukan sesuai buku tata cara pemberkatan yang namanya Rituale Romanum.

Satu lagi, ambo tak boleh dianggap sekadar mimbar layaknya mimbar pada umumnya: mimbar kuliah, mimbar sambutan, mimbar ceramah, dsb. Bukan, ambo bukan setara dengan itu semua. Ambo adalah Meja Firman. Sebab itu, seturut PUMR no. 309, hanya pelayan sabda (lektor, diakon, presbiter, uskup) yang melaksanakan tugas-pelayanan di sana. Nota: Sambutan tak pantas dilaksanakan di ambo. Ups! Selama ini banyak yang seperti itu. Ubahlah demi menghargai martabat ambo sebagai Meja Firman.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy