Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Kebanyakan orang Katolik tahu Marta dan Maria dalam Injil. Marta sibuk melayani, Maria – demikian Luk. 10:39 – “duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya”.
Dalam setiap Kurban Misa, kita mengambil sikap seperti Maria dalam hal duduk dekat Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Sesungguhnya, hampir semua kata-kata dalam Misa dicuplik dari Alkitab, firman-Nya. Untuk itu, kita menaruh perhatian atas segala yang terjadi sepanjang Misa.
Perihal duduk, kita perlu menyadari bahwa duduk dalam Misa adalah “duduk liturgis”, berbeda dengan duduk di tempat dan acara lain. Duduk dalam Misa itu bagai duduknya Maria dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan-Nya.
Mari perbaiki (sadari) cara duduk kita dalam Misa supaya menjadi duduk yang semacam itu. Mungkin ada yang berujar: “Duduk saja diatur! Misa bukan upacara penuh aturan!” Benar, Misa memang bukan upacara bendera, namun duduk yang teratur mempengaruhi hati agar terarah kepada Tuhan.
Tahun 1962 dan sebelumnya, duduknya imam diatur ketat agar hati terarah. Hal ini bisa kita ambil manfaatnya. Demikian caranya: kaki rapat menghadap ke depan, telapak tangan terletak di atas paha: tangan kiri pada paha kiri, tangan kanan pada paha kanan. Mari mengarahkan hati mulai dari cara duduk. Inti: duduk kita selayaknya menjadi “duduk dekat Tuhan untuk mendengarkan-Nya”.
Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus
mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat
perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14.,
tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan
itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata
hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32..
Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di
depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata
itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk.
Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat
25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua
perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi
murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11).
Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal
rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)
Antifon Pembuka (Mrk 4:3.8)
Seorang penabur keluar menabur benih. Benih itu sebagian jatuh di tanah
yang baik, lalu tumbuh dengan suburnya dan menghasilkan buah.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau telah membangun dunia menjadi tempat
tinggal-Mu melalui Yesus Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia sebagai batu
sendi selalu menghimpun kami dan menjadikan kami umat kesayangan-Mu yang
mengenal Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-17)
"Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya."
Waktu itu Raja Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan. Maka datanglah
Tetapi pada sabda Tuhan kepada Natan, demikian: "Pergilah, katakanlah
kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam
rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi
Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku
mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan
firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan
menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan
bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan
kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang
mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk
menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala
tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu.
Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di
bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya,
sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan
dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak
Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan
keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan
kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah
genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak
kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan
mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta
kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan
menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum
dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan
anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya,
seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari
hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di
hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." Tepat seperti
perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada
Daud.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Bagi dia Aku akan memelihara kasih setia-Ku untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.27-28.29-30)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku
hendak bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak
cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun temurun.
2. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung
batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung,
menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.
3. Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan
perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin
kelestarian anak cucunya sepanjang masa dan takhtanya seumur langit.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah
orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa
naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ,
sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan
Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan.
Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah
seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian
benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya
sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak
banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya
tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering
karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu
makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih
itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh
dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus
bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua
belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah
diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala
sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka
tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar
mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada
mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian
bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu
menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu
ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan
mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar
sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan
atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain,
yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu,
tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan
dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak
berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang
yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh
kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali
lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Dengan berbagai cara Allah telah dan sedang berkarya dan bersabda kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, terutama kepada manusia, citra-Nya. Karya dan sabda-Nya itu mencapai puncak dan kesempurnaannya daiam karya dan sabda Tuhan Yesus Kristus, Putra-Nya sendiri. Di dalam diri Putra, Bapa hadir bersama Roh-Nya.
Sayang, ada yang menolak karya-karya dan sabda-sabda-Nya mentah-mentah, sehingga mereka tidak mendapatkan buah apapun dari karya dan sabda ilahi itu. Ada juga yang menerima-Nya setengah-setengah saja, sehingga mereka hanya mendapat buah sedikit saja dari karya-karya dan sabda-sabda-Nya. Syukurlah, ada juga yang menerimanya dengan sepenuh hati, sehingga mereka memperoleh buah yang berlimpah-ruah. Kondisi hati orang saat menanggapi sabda Allah itu seperti kondisi tanah ketika menyambut benih baik yang ditaburkan oleh petani. Tanah yang berbatu-batu tidak memungkinkan benih itu tetap hidup iaiu bertunas dan bertumbuh. Tanah yang dipenuhi semak-semak memang masih memungkinkan benih itu bertunas tetapi tunas itu segera mati karena “kalah bersaing” dengan semak-semak. Tanah yang subur memungkinkan benih itu bertunas, bertumbuh, dan akhirnya berbuah banyak. Namun, bagaimanapun juga sikap para tamu, perjamuan makan tersebut tidaklah sia-sia. Allah itu Maha Besar dan Mahakuasa. Karena itu, karya dan sabda-Nya pasti berhasil. Allah tidak dapat digagalkan oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya.
Contemplatio:
Bayangkanlah diri anda adalah seorang petani yang sedang menabur benih. Bagaimana perasaan anda kemudian, ketika anda melihat bahwa semua benih itu menumbuhkan tunas? Bagaimana perasaan anda ketika melihat ada tunas yang cepat mati? Oratio:
Ya Bapa, bantulah aku dengan rahmatMu, agar aku dapat menjadi lahan yang subur bagi benih itu, sehingga aku ikut menghasilkan buah banyak di dalam “kebun anggur”-Mu. Amin.. (APH/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020)
Antifon Komuni (Lih. Mrk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyambut Sabda Allah dalam hati yang tulus dan jujur dan menghasilkan buah dengan sabar.
Syalom aleikhem.
Betapa sering terdengar istilah “surga”, namun apa artinya menurut ajaran Katolik? Katekismus mengajarkan, surga adalah kehidupan (setelah kematian) yang sempurna; artinya tak ada cacat cela sedikit pun maupun kekurangan sekecil apapun.
Tak berhenti di situ, surga adalah kehidupan sempurna bersama Allah Tritunggal yang penuh cinta, bersama dengan Santa Perawan, para malaikat, dan para kudus. Surga adalah kehidupan dalam kebahagiaan tertinggi dan definitif. Bagaimana itu dibayangkan? Tak mudah, namun bayangkan kita bahagia tanpa jeda dan selama-lamanya, bahagia tanpa putus dan tanpa akhir.
Persis setelah orang meninggal dunia, ia langsung diadili dan mendapat keputusan final mengenai keadaan abadinya. Ada tiga keadaan: (1) langsung ke surga, kebahagiaan kekal; atau (2) ke surga melalui penyucian; atau (3) masuk ke pengutukan diri, yaitu neraka alias penderitaan abadi.
Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan dengan Allah dan suci sepenuhnya akan langsung masuk surga. Ketika seseorang meninggal dunia dan diadili dan kedapatan layak langsung masuk surga, ia masuk surga saat itu juga. Namun, sebelum kedatangan kedua Kristus pada akhir zaman, orang yang masuk surga berada di sana hanya dengan jiwa – badannya masih ada di dunia sebagai badan jasmani yang dapat rusak oleh penyebab alamiah.
Contoh: si A meninggal dunia. Jiwanya diadili dan kedapatan layak masuk surga. Maka, jiwanya langsung masuk surga, sementara badannya dikuburkan dan membusuk di dunia menanti kebangkitan badan pada akhir zaman untuk disatukan kembali dengan jiwanya.
Apakah itu berarti para kudus di surga kini berada di sana hanya dengan jiwa mereka? Ya, sampai saatnya hari kiamat, tubuh semua orang dibangkitkan, dan para kudus mendapatkan kembali tubuh mereka dalam tubuh rohani, begitu pula semua orang. Ada pengecualian dalam hal ini, yaitu Bunda Allah yang kini sudah di surga dengan jiwa dan raganya.
Surga Sepenuhnya
Apakah kini para kudus berada di surga yang belum sepenuhnya? Sudah sepenuhnya. Katekismus, mengutip pernyataan doktriner Sri Paus Benediktus XII sebagaimana dicatat dalam Denzinger no. 1000 dan dikutip dalam Lumen Gentium no. 49, mengajarkan bahwa jiwa para kudus yang kini berada di surga sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan pandangan langsung dari muka ke muka tanpa pengantaraan makhluk apapun.
Artinya, kini, yaitu sebelum Pengadilan Terakhir, para kudus sudah benar-benar di surga, bukan setengah surga atau icip-icip surga. Bedanya, kini mereka di sana hanya dengan jiwanya, namun kelak setelah Pengadilan Terakhir dengan jiwa dan raganya sebagaimana telah terjadi pada diri Sang Theotokos.
Ringkas simpelnya, surga kini dan surga nanti setelah hari kiamat itu surga yang sama. Yang berbeda adalah para kudus kini di sana dengan jiwa saja, kelak setelah akhir zaman barulah dengan jiwa dan raga. Selebihnya, sama.
** Penjelasan atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1023-1024
Selasa, 28 Januari 2020
Peringatan Wajib St. Tomas Aquino, Imam, Pujangga Gereja
Saudara-saudari terkasih, dalam sekolah para kudus, hendaklah kita jatuh
cinta dengan sakramen ini! Marilah kita berpartisipasi dalam Misa Kudus
dengan rekoleksi, untuk memperoleh buah-buah rohaninya, marilah kita
memperkaya diri kita dengan Tubuh dan Darah Tuhan kita, tiada henti
diberi makan oleh rahmat ilahi! Hendaklah kita dengan rela dan lebih
sering berdiam bersama Sakramen Mahakudus, dalam percakapan dari hati ke
hati! (Audiensi Umum Paus Benediktus XVI tentang St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Dan 12:3)
Orang bijaksana akan bersemarak, cemerlang laksana matahari, dan guru kebenaran akan berseri, kemilau laksana bintang abadi.
Those who are wise will shine brightly like the splendor of the
firmament and those who lead the many to justice shall be like the stars
for ever
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahabijaksana, berkat pertolongan-Mu Santo Tomas Aquino telah
mempersembahkan ilmu dan pengabdiannya guna menyemarakkan Gereja-Mu.
Kami mohon, semoga kami selalu terbuka terhadap ajaran pujangga-Mu ini,
dan berilah kami kemampuan untuk menyelami dan menghayati iman kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (6:12b-15.17-19)
"Daud dan segenap orang Israel mengarak tabut perjanjian dengan sorak-sorai."
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke
kota Daud, dengan sukacita. Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu
maju enam langkah, Daud mengurbankan seekor lembu dan seekor anak lembu
tambun. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia
mengenakan baju efod dari kain lenan. Daud dan segenap orang Israel
mengangkut tabut Tuhan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala. Tabut
Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, yakni di dalam
kemah yang dibentangkan Daud untuk itu; kemudian Daud mempersembahkan
kurban bakaran dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan. Setelah Daud
selesai mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan,
diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam. Lalu
dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai
Israel, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing seketul roti
bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah
seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapakah itu raja kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2.Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang
perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan bukalah dirimu
lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia
sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil
Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata
kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan
berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku?
Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di
sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki,
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Yesus memandang keluarga bukan hanya dari hubungan darah. Saudara bagi Yesus adalah mereka yang mau menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Pandangan ini jauh berbeda dari pandangan umum yang biasa di masyarakat kita. Kedekatan dengan sabda Tuhan bisa menjadikan kita saudara dalam keseharian. Ketika kita pergi ke daerah tertentu, kita menjumpai gereja dan kebetulan di gereja itu ada Perayaan Ekaristi. Kita merasa bahwa mereka yang ada dalam gereja itu adalah saudara dan saudari se-Bapa. Kedekatan Yesus dengan umat yang dilayani-Nya menjadikan Yesus memiliki banyak saudara. Dalam kehidupan; ketika kita berbuat baik kepada sesama pun, kita sudah menjadikan orang tersebut saudara.
Apa yang diperbuat oleh Yesus hari ini sungguh wajar. Tugas-Nya hadir ke tengah dunia adalah untuk menjadi berkat bagi umat. Yesus tidak terikat rasa kekeluargaan dalam melayani sesama. Ini bisa menjadi model kita dalam pelayanan. Kita tidak hanya mementingkan keluarga. Kita hadir untuk melayani semua orang. Namun kebanyakan kita terikat dengan keluarga. Misalnya saja ada seorang imam yang ke mana-mana dia bertugas selalu mencari orang yang berasal dari satu kampung dengan dia. Mereka membawa saudara-saudarinya dari kampung halaman untuk dijadikan karyawan di pastoran. Kisah ini hampir terjadi di mana-mana. Karena itu, kita patut belajar dari Yesus. Saudara kita bukan saja mereka yang sedarah dengan kita. Saudara kita adalah mereka yang ada di sekitar kita.
St. Tomas Aquinas yang hari ini kita peringati mengatakan bentuk tertinggi relasi yang dijalani manusia dalam lingkungan sosial adalah persaudaraan (baca: persahabatan). Siapa mereka sahabat atau saudara kita? Merekayang menegur, menyapa, dan memperhatikan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah tetangga dan orang yang sering datang mengobrol dengan kita. Semoga kita bisa memahami maksud Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kita bisa menjadi pribadi yang terbuka untuk semua orang dan bisa menjadi saudara dengan orang yang ada di sekitar . (AL/INSPIRASI BATIN 2020)
Antifon Komuni (Mrk 3:35) Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, saudari-Ku dan ibu-Ku.
Mrk. 6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Et cum dies opportunus accidisset, quo Herodes natali suo cenam fecit principibus suis et tribunis et primis Galilaeae,
Frasa “kesempatan yang baik” diterjemahkan dari ungkapan harafiah “hari yang cocok”. “Baik” bagi Herodias adalah matinya Yohanes Pembaptis. Ingat, Herodias memendam dendam mendalam dan mencari kesempatan untuk melancarkan pembunuhan. Kata “baik” pada terjemahan tak terdapat pada bahasa asli.
Apakah zaman itu ada acara ulang tahun? Ada, dalam kebudayaan Greko-Roman (Yunani-Romawi). Perhatikan istilah “dies natalis”, harafiahnya ‘hari lahir’, yang kita kenal sampai hari ini. Herodes merayakan pesta kelahirannya sesuai dengan budaya Greko-Roman, mengundang orang-orang penting: pejabat tinggi, pejabat militer, tokoh masyarakat. By the way, yang diterjemahkan dengan “perwira” adalah komandan pasukan dengan jumlah anak buah 600-1.000 orang.
Mrk. 6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,
cumque introisset filia ipsius Herodiadis et saltasset, placuit Herodi simulque
Kemungkinan besar, si anak adalah anak Herodias dari perkawinan sebelumnya. Jadi, anak tiri Herodes. Pintar menari rupanya si anak sehingga Herodes dan tamu-tamu senang menonton tariannya.
Kata “raja” yang dimaksud adalah Herodes. Herodes itu raja bawahan yang tunduk kepada maharaja (kaisar) di Roma.
Mrk. 6:23 lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”
Et iuravit illi multum: “ Quidquid petieris a me, dabo tibi, usque ad dimidium regni mei ”.
Bersumpah artinya menyatakan atau menjanjikan sesuatu dengan menyebut nama Allah atau tokoh ilahi sebagai saksi penguat. Dalam alam pikiran masyarakat zaman itu, sumpah itu serius, kata-kata yang harus ditepati. Orang yang tak melaksanakan apa yang disumpahkannya, dalam keyakinan zaman itu, akan terkena kutuk atau hukuman ilahi. Herodes bersungguh-sungguh ketika menawarkan hadiah kepada putri Herodias.
Isi sumpah harus dipahami menurut budaya zaman itu. Frasa “setengah kerajaanku” bukan harafiah, bukan berarti Herodes mau benar-benar memberikan setengah wilayahnya untuk si putri, melainkan itulah kata-kata yang umum untuk raja atau penguasa zaman itu ketika mengucapkan sumpah. Hal ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama (Est. 5:3): Raja Ahasyweros bersumpah di depan Ratu Ester.
“Kasih cenderung menjadi seperti yang dikasihi; sesungguhnya, kasih bahkan ingin menjadi satu dengan yang dikasihi. Allah mengasihi manusia yang tidak layak. Dia menghendaki untuk menjadi satu dengan manusia, dan itulah inkarnasi.” — Uskup Agung Fulton John Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 89:21-22)
Aku telah menemukan Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak
kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan
dia.
Doa Pembuka Allah Bapa sumber
pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui
Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan
berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10)
"Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Sekali peristiwa datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron.
Mereka itu berkata, “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. Telah lama
engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel, yakni sejak Saul
memerintah atas kami. Lagipula Tuhan telah bersabda kepadamu: “Engkaulah
yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi
raja atas Israel”. Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap Daud di
Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di sana di
hadapan Tuhan. Kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Pada saat menjadi raja itu, Daud berumur tiga puluh tahun; dan
selanjutnya empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia
memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia
memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.
Kemudian raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang
Yebus, penduduk negeri itu. Tetapi mereka itu berkata kepada Daud,
“Engkau tidak sanggup masuk kemari! Orang-orang buta dan orang-orang
timpang akan mengenyahkan engkau!” Maksud mereka: Daud tidak sanggup
masuk ke sana. Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota
Daud. Maka makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah
semesta alam, menyertai dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai raja.
Ayat. (Mzm 89:20.21-22.25-26)
1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang
Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang
pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.”
2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan
minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan
lengan-Ku meneguhkan dia.
3. Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku
tanduknya akan meninggi. Aku akan membuat tangannya menguasai laut, dan
tangan kanannya menguasai sungai-sungai. Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30)
"Kesudahan setan telah tiba."
Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata
tentang Yesus, “Ia kerasukan Beelzebul!” Ada juga yang berkata, “Dengan
kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Maka Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak
dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga
itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan
dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan,
malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat
memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali
kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat
merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat
anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat
ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa
yang kekal.” Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia
kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Demi keuntungan, tak jarang manusia menyerang sesama, mencari-cari kesalahan orang yang dianggap pesaingnya itu. Dalam politik, hal semacam itu sering disebut sebagai upaya kriminalisasi. Kriminalisasi (bahasa Inggris: criminalization) dalam ilmu kriminologi adalah suatu proses saat terdapat suatu perubahan perilaku individu-individu yang cenderung menjadi pelaku kejahatan dan menjadi penjahat. Dalam upaya tersebut, seorang yang sebelumnya dipandang bersih atau tak memiliki kesalahan ditempatkan sebagai seorang kriminal atau seorang pesakitan yang melakukan satu atau beberapa kejahatan. Lebih parah dari sekadar tuduhan sebagai seorang kriminal itu, si tertuduh diposisikan sebagai musuh bersama (public enemy). Sama seperti pembunuhan karakter atau perusakan reputasi. Harapannya, karier dan kehidupan orang yang dituju itu hancur. Mereka yang melakukan upaya kriminalisasi atau pembunuhan karakter itu mendulang keuntungan dari kehancuran pesaingnya itu.
Para ahli Taurat mengatakan bahwa Yesus tidak waras lagi. Bagaimana mungkin Yesus dikatakan demikian? Dalam pola pikir bangsa Yahudi saat itu, orang menjadi gila atau tidak waras karena kerasukan setan. Hal itu berkaitan erat dengan perkataan ahli T aurat yang datang dari Yerusalem itu bahwa Yesus kerasukan Beelzebul (lih. Mrk. 3:22). Lawan-lawan Yesus berupaya menghilangkan simpati orang banyak terhadap Yesus dengan aneka macam taktik. Mereka tidak hanya menuduh Yesus sebagai pelanggar Hukum Sabat atau Taurat, tetapi sebagai orang yang kerasukan roh setan, yaitu Beelzebul dan sebagai orang yang mengusir setan dengan bantuan kuasa penghulu setan itu.
Yesus tidak menganggap remeh tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dosa mereka itu tidak dapat diampuni. Mereka menghujat Roh Kudus. Dosa mereka berat karena menuduh Yesus bertindak dengan kuasa setan. Padahal, Yesus bertindak dalam kuasa Roh Kudus. Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah kekuatan yang membimbing manusia pada kebenaran. Kekuatan itu tidak mungkin keliru atau salah. Oleh karena itu, meragukan atau menyatakan Sang Pembimbing sebagai keliru atau salah adalah dosa besar karena menolak kebenaran itu sendiri. Melalui kisah ini, kita diajak untuk selalu berhati-hati terhadap kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Sekaligus, bacaan Injil ini juga mengajak kita untuk selalu membuka diri pada tuntunan Roh Kudus yang selalu menuntun kepada kebenaran sejati.
Antifon Komuni (Mzm 89:25)
Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia, dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi.
Syalom aleikhem. Bahasa tubuh manusia umumnya mengungkapkan dengan tepat apa yang dihayati dalam hatinya. Biasanya bahasa tubuh mudah terbaca. Contoh: rakyat kecil yang berjumpa presiden berdiri dengan hormat, misalnya membungkuk untuk menunjukkan kerendahan diri. Contoh lain: majikan berkacak pinggang atau bersilang tangan atau memasukkan tangan di kantung celana ketika memberikan instruksi kepada kacungnya; ini menunjukkan superioritas.
Liturgi Katolik berisi bahasa tubuh juga, yaitu tata gerak; berdiri salah satunya. Renungan sederhana demi penghayatan yang lebih baik: “Sudahkah aku berdiri dalam liturgi dengan layak dan pantas?”
Sama-sama berdiri, bahasa tubuh yang dipancarkan bisa berbeda. Berdiri bersilang tangan di depan dada berbeda dengan berdiri mengatup tangan; berdiri berkacak pinggang berbeda dengan berdiri membungkuk hormat. Masing-masing mengungkapkan isi hati yang berlainan.
Ketikan kita merayakan Kurban Misa, pasti ada tata gerak berdiri. Hayatilah berdiri dalam liturgi secara berbeda dengan berdiri antre tiket. Berdiri dalam liturgi adalah “berdiri di hadapan Tuhan”. Sadarilah sungguh-sungguh. Bayangkan Tuhan ada di hadapanmu, dan engkau berdiri di hadapan-Nya. Bagaimana sikapmu? Hayatilah berdirimu dalam liturgi agar sesuai dengan maknanya: berdiri di hadapan Tuhan dengan layak dan pantas.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati