| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 04 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Selasa, 04 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV 
   
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva


Antifon Pembuka (Ibr 12:1)

Marilah kita tanggalkan semua beban dosa, perintang kita dan berlomba dengan tekun sebagaimana diwajibkan.

Doa Pembuka
   
Allah Bapa yang Maharahim, Putra-Mu telah memberikan teladan untuk mengampuni dan mendoakan mereka yang telah menyalibkan-Nya. Semoga Yesus Kristus, Putra-Mu membebaskan kami pula dari segala bentuk kebencian dan hasrat untuk balas dendam sehingga kami mampu menjadi pembawa damai. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

    
“Ketika engkau menerima-Nya, katakan kepada-Nya: Tuhan, aku berharap kepada-Mu, aku menyembah-Mu, aku mencintai-Mu, tambahkanlah imanku. Jadilah penopang dari kelemahanku: Engkau, yang tinggal tak berdaya dalam Ekaristi biarlah menjadi obat bagi kelemahan ciptaan-Mu.” — St. Josemaria Escriva 
    
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30-19:3)
  
"Daud meratapi kematian Absalom."  

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, "Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin." Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamnya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, "Pergilah ke samping, berdirilah di situ." Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, "Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku." Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, "Selamatkanlah Absalom, orang muda itu?" Jawab orang Etiopia itu, "Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat." Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, "Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!" Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom." Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, "Raja bersusah hati karena anaknya." Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)

1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya Ayat. (Mat 8:17) 
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita.

Orang sakit merasa diri sangat tidak berdaya. Ia menggantungkan diri kepada belas kasih orang lain. Ia percaya dengan sepenuh hati bahwa orang lain akan menolongnya. Orang beriman menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhan mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Keselamatan memang menuntut iman dan penyerahan yang besar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)

"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!

Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Iman itu menyelamatkan! Wanita yang sakit pendarahan dan iman Yairus, seorang kepala rumah ibadat telah membuktikan hal itu. Bahkan, Yesus menandaskan bahwa jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita akan mampu melakukan hal-hal yang besar. Daya iman itu sungguh mengagumkan. Iman mampu melahirkan hal-hal yang seakan tak mungkin menurut perhitungan manusiawi kita. Apakah kita sudah memiliki totalitas iman yang sekualitas itu?

Antifon Komuni (Ibr 12:2)
 
Yesuslah yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman itu menuju kesempurnaan. 
 
Doa Malam

Tuhan, dengan berbagai macam cara Engkau ingin meringankan beban penderitaan umat-Mu. Ajarilah kami, ya Tuhan, untuk senantiasa membantu sesama kami yang membutuhkan bantuan kami, tanpa memandang muka serta mempertimbangkan untung rugi. Amin.
      

"Dalam rencana kita untuk dialog antaragama, kita dapat menghadapi beberapa risiko. Hanya ada satu kebenaran yang harus dicari, dicapai, dan diberitakan: itu adalah Yesus Kristus." - Kardinal Robert Sarah
 
 
RUAH

Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 315

Seri Katekismus
PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR
Bagian I

Syalom aleikhem.
Surga dan neraka sama-sama kekal. Di surga, manusia bahagia selama-lamanya, sebaliknya di neraka sengsara selama-lamanya. Bagaimana dengan purgatorium alias (api) penyucian? Siapa masuk ke sana?

Ketika seseorang meninggal dunia, ia langsung diadili dan tahu ke mana arahnya: surga atau neraka. Masuk neraka itu langsung, plung! Masuk surga dua “jenis”: ada yang langsung dan ada yang perlu penyucian lebih dulu. Masuk surga “jenis kedua” inilah yang disebut purgatorium.

Katekismus menulis, orang “yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya” sudah jelas masuk surga. Orang itu mati dalam kesetiaan pada kehendak Allah; kalaupun melakukan dosa besar, dosa itu sudah disesali dan ia sudah mohon ampun kepada Allah melalui Sakramen Pendamaian. Orang yang demikian boleh jadi juga punya dosa kecil. Orang macam ini masuk surga melalui purgatorium.

Paham mengenai purgatorium bertitik tolak dari dan terkait erat dengan paham mengenai surga. Simpelnya: ada dua “jenis” masuk surga: (1) langsung, (2) bertahap. Masuk surga secara bertahap disebut purgatorium. Orang yang masuk purgatorium masih harus menjalankan penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu agar dapat sempurna masuk surga kekal.

Mengapa masih harus penyucian? Sebab, tiada dosa sekecil apapun diperkenankan ada di surga. Allah itu mahakudus, sumber segala kekudusan. Karena itu, dosa, meski kecil sekali, tak dapat ditoleransi ada di surga yang kudus. Dosa-dosa kecil dibersihkan (diampuni) di purgatorium yang disebut juga “penyucian akhir”.

Bukankah pengampunan dosa hanya berlaku ketika manusia hidup di dunia? Betul, untuk dosa-dosa besar memang demikian; salah satu yang terbesar adalah “menentang Roh Kudus” (Mat. 12:32). Namun, ada dosa-dosa (kecil) yang dapat diampuni pada “dunia yang akan datang”, yaitu dunia setelah kematian.

Alkitab menyatakan hal tersebut dengan jelas. Ada dosa yang dapat diampuni di dunia ini, ada pula dosa yang dapat di ampuni di dunia kelak, sesudah kematian. Berikut kutipannya (Mat. 12:32): “jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”

Jelasnya pernyataan Alkitab disempurnakan oleh Tradisi Suci, salah satunya yang disampaikan oleh Santo Gregorius Agung: “Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu.”

Terakhir, apa di purgatorium itu sengsara? Katekismus menyatakan purgatorium jelas berbeda dengan neraka. Kalaupun kata sengsara mau dikenakan, “sengsara” – dalam tanda petik – di purgatorium amat berbeda dengan sengsara di neraka. Gambarkan, “sengsara” di purgatorium sengsaranya orang rindu kekasih dan ingin jumpa tapi belum bisa karena belum tiba saatnya; sudah jelas akan bertemu, tapi masih menunggu waktu.

** Ikhtisar atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1030-1031

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 03 Februari 2020 Hari Biasa Pekan IV

Senin, 03 Februari 2020
Hari Biasa Pekan IV

Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir

  
“Siapa yang mempunyai talenta khusus harus mempergunakannya demi keuntungan orang lain yang membutuhkannya” (Katekismus Gereja Katolik, 1937)

     

Antifon Pembuka (Mzm 3:4)

Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.

Doa Pembuka

Allah Bapa Maharahim, semoga kami Kaukasihi dan semoga Roh-Mu membuka hati kami, agar kami dapat mengimani Engkau dan Utusan-Mu yang mendatangi kami, ialah Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Raja Daud mengerti dengan tepat, apa artinya bertobat! Pertobatan membutuhkan silih. Dia membiarkan Simei bin Gera, orang Benyamin yang tinggal di Behurim itu, mengutuki dirinya. Bahkan, sebenarnya Raja Daud rela memberikan takhtanya kepada Absalom, si anak yang memberontak.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
 
   
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
    
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Babi tak lebih berharga dariapda manusia, seburuk apa pun keadaannya. Di pekuburan Gerasa, Yesus mengusir legion (pasukan) roh jahat dan mengizinkannya pindah ke dalam sekumpulan babi. Keputusan Yesus tepat, walau Dia harus menanggung akibatnya: Yesus diusir keluar dari daerah itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
    
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
   
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 

Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Setelah disembuhkan, ia ingin mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya, malah mengutusnya untuk pergi ke tengah kaum keluarganya, dan kepada orang-orang sekampungnya. Ia diminta untuk mewartakan karya kebaikan dan cinta Tuhan yang telah dialaminya. Kita juga diutus untuk ambil bagian dalam hidup dan karya Yesus, dengan menyampaikan kasih dan kebaikan Tuhan yang telah kita alami kepada siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
 
  
Blasius adalah seorang Uskup Sebaste, Armenia (Turki). Ketika ia memberkati umat seorang ibu bergegas datang kepadanya. Ia memohon Uskup Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir meninggal karena duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Ia segera mendoakan anak itu dan memberkatinya. Mukjizat pun terjadi. Nyawa anak itu dapat diselamatkan.

Pada hari ini kita dapat menerima "Berkat Santo Blasius". Caranya: Umat menghampiri imam seperti pada acara komuni. Sambil memegang dua batang lilin yang disilangkan pada leher umat. Kemudian imam berkata: "Semoga dengan berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama Bapa (+) dan Putra dan Roh Kduus. Amin." Uskup Blasius dibunuh pada tahun 316. Peringatannya dirayakan secara fakultatif pada 3 Februari. 
 
    

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, hari telah mulai malam. Tinggallah dalam hatiku agar kegelapan malam ini tidak menggelapkan hatiku. Buatlah agar hatiku senantiasa terang sehingga karya-Mu senantiasa dapat kuwartakan lewat kata dan perbuatanku. Amin.
  
RUAH

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:27-30


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 314

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:27-30

Mrk. 6:27
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

et statim misso spiculatore rex praecepit afferri caput eius. Et abiens decollavit eum in carcere

Yang dimaksud “raja” adalah Herodes, sementara “pengawal” diterjemahkan dari istilah untuk menyebut algojo, yaitu orang yang melaksanakan hukuman mati. Setelah mendengar permintaan anak Herodias, Herodes langsung memberikan perintah kepada si algojo. Di penjara, kepala Yohanes dipenggal. Gugurlah dia.

Mrk. 6:28
Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

et attulit caput eius in disco; et dedit illud puellae, et puella dedit illud matri suae.

Algojo membawa kepala Yohanes yang terpancung di atas semacam piring kepada Herodes. Herodes ke si gadis, lalu si gadis ke Herodias. Puaslah Herodias, dendamnya terbalaskan.

Mrk. 6:29
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Quo audito, discipuli eius venerunt et tulerunt corpus eius et posuerunt illud in monumento.

Waktu itu, Yohanes punya banyak murid, bahkan sebelum Tuhan Yesus punya murid. Beberapa murid Tuhan, sebelumnya adalah murid Yohanes. Murid-murid Yohanes mendengar kabar bahwa Yohanes telah dihukum mati. Mereka datang ke penjara, mungkin secara resmi meminta kepada Herodes, sebagaimana kelak jenazah Tuhan Yesus diminta kepada Pilatus, agar murid-murid itu diizinkan mengurus jenazah Yohanes. Mereka memakamkan Yohanes secara layak. Apakah kepalanya ikut dimakamkan? Kiranya ya.

Mrk. 6:30
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.

Et convenientes apostoli ad Iesum renuntiaverunt illi omnia, quae egerant et docuerant.

Ayat ini seperti bicara perihal lain secara tiba-tiba, padahal tidak. Perhatikan Mrk. 6:7-11, Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya menjadi rasul (utusan). Kemudian, lihat Mrk. 6:12-13, murid-murid melaksanakan perintah Tuhan. Murid-murid yang diutus itu disebut “rasul”, artinya ‘utusan’.

Dalam Injil Markus, istilah “rasul” digunakan khusus untuk menyebut dua belas murid yang dipilih secara istimewa oleh Tuhan (Mrk. 3:13-19). Kata “murid” dalam Injil Markus bermakna umum, yaitu semua orang yang mengikuti Tuhan ke mana-mana menjadi pengikut-Nya. Di antara murid-murid, ada orang-orang yang dipilih khusus, jumlahnya dua belas orang, inilah “rasul-rasul” (Mrk. 3:14). Ada perbedaan penggunaan kata “rasul” dan “murid” dalam seluruh Injil Markus.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Minggu, 02 Februari 2020 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2020
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik Caritas in Veritate

PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa Minggu dan Hari Raya)


Antifon

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.

Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.

Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.

    
Pengantar
 
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai "Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria". 
 
Pada hari ini kita memperingati peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung. Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
   
Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius.
(Mzm 48:10-11, 2)
    
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
   
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
    
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
 
        

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
   
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
    
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
        

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
    
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Paus Benediktus XVI

Renungan
    
Hari ini kita memperingati hari Yesus dipersembahkan di kenisah di Yerusalem, tepat empat puluh hari setelah kelahiran-Nya, yang juga bertepatan dengan waktu pentahiran. St. Yusuf dan Bunda Maria membawa Yesus untuk dipersembahkan kepada Allah, agar memenuhi hukum Taurat Musa, bahwa semua anak sulung, yaitu semua yang lahir terdahulu dari kandungan, baik manusia maupun hewan, adalah milik Allah (lih. Kel 13:2,12-13). Persembahan ini menjadi kenangan yang hidup, akan bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir. Yaitu saat Allah membinasakan semua anak sulung dari bangsa Mesir, baik manusia maupun hewan, sedangkan anak- anak sulung dari bangsa Israel diselamatkan-Nya karena tanda darah kurban anak domba, yang dibubuhkan di ambang pintu-pintu rumah mereka. Setelah peristiwa ini, bangsa Israel selalu mempersembahkan anak binatang yang sulung sebagai kurban kepada Allah.  Sedangkan anak sulung mereka, mereka tebus dengan kurban, sebagai tanda bahwa anak itu adalah milik Tuhan (Kel 13:15). Untuk maksud inilah St. Yusuf dan Bunda Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur dan dua ekor anak merpati, yaitu ketentuan kurban tebusan bagi umat yang miskin.
   
Di kenisah itulah, St. Yusuf dan Bunda Maria bertemu dengan Simeon dan Hana. Mereka menerima pernyataan dari Roh Kudus, sehingga mereka mengenali bahwa Anak yang dalam pelukan Bunda Maria itu adalah Mesias: keselamatan dari Allah, terang bagi bangsa-bangsa dan kemuliaan bagi umat Israel (lih. Luk 2:29-32). St. Bernardus mengatakan dalam salah satu khotbahnya tentang perayaan hari ini, yang sering ditandai dengan prosesi, demikian, “Hari ini Perawan Maria membawa ke kenisah, Sang Tuhan-nya kenisah….” St. Bernardus kemudian menyebutkan bahwa St. Yusuf, Bunda Maria, Simeon dan Hana, adalah empat orang pertama yang memulai prosesi sukacita, yang akan terus diperingati sampai ke ujung bumi. Prosesi ini kemudian dilanjutkan oleh Gereja dengan tradisi prosesi lilin yang melambangkan Kristus Sang Terang dunia. Kita membawa lilin-lilin untuk diberkati dan digunakan pada saat berdoa, lambang yang mengingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk menjadi seperti Kristus yang mempersembahkan diri-Nya kepada Allah Bapa. Gereja mengajak kita untuk membawa Terang Kristus kepada dunia dan orang-orang di sekitar kita.
    
Hari ini, kita juga memperingati saat Bunda Maria mempersembahkan Puteranya, dan mempersembahkan dirinya sendiri kepada Allah. Bunda Maria memperbarui ketaatannya kepada Allah, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38), sebagaimana dikatakannya kepada malaikat yang menyampaikan Kabar Gembira dari Allah kepadanya. Maka, hari ini kitapun diundang untuk memperbarui ketaatan kita kepada Allah.  Yaitu, agar kita dapat mengikuti teladan Bunda Maria, mau mempersembahkan seluruh diri kita, pikiran dan karya kita, kepada Allah.  Sejujurnya, betapa sedikitlah yang dapat kita persembahkan kepada Allah, sebab segala sesuatu yang ada pada kita, toh sebenarnya juga dari Allah dan milik Allah. Persembahan sederhana Bunda Maria- sepasang tekukur dan merpati- menjadi sungguh istimewa, sebab disatukan dengan persembahan Kristus. Maka, mari kita juga mempersembahkan persembahan kita, dan kita satukan dengan persembahan Kristus, agar berkenan bagi Allah Bapa. Doa-doa, karya, bakat dan sejumlah berkat Allah yang kita terima dari Allah, kita persembahkan kembali kepada Allah, dan kita persatukan dengan kurban Kristus dalam Ekaristi kudus. Maka apa yang nampaknya tidak berarti menjadi begitu bernilai, sebab telah disatukan dengan kurban Kristus yang nilainya tiada terkira. Semoga Allah Bapa berkenan menerima persembahan kita sebagaimana Ia menerima persembahan St. Yusuf dan Bunda Maria.
   
Hari ini, mari kita berdoa bersama St. Alfonsus Liguori, “Hari ini, O Bundaku, aku juga mengikuti teladanmu, hendak mempersembahkan hatiku yang miskin kepada Allah… Persembahkanlah aku sebagai milikmu juga kepada Allah Bapa dan kepada Yesus, dan berdoalah kepada Bapa, supaya melalui jasa Kristus Putera-Nya, dan oleh doa-doamu, Ia dapat menerimaku dan menjadikan aku sebagai milik-Nya sendiri….”
 (Stefanus Tay - Ingrid Listiati www.katolisitas.org)

Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
 
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.

Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529 
 
 

Seri Liturgi AMIN: KATA PERTAMA


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 313

Seri Liturgi
AMIN: KATA PERTAMA

Syalom aleikhem.
Apa kata pertama yang dilisankan umat dalam Perayaan Ekaristi? Benar, itulah “amin”. Kurban Misa dibuka dengan Tanda Salib yang diucapkan imam, lalu umat menjawab dengan amin.

Anda kiranya sudah paham, kata terakhir dalam Alkitab adalah amin (Why. 22:21). Kata ini juga bertebaran di sepanjang Alkitab, terutama pada bagian akhir doa-doa Perjanjian Baru.

Amin dalam bahasa Ibrani yang merupakan sumbernya, erat berhubungan dengan “iman” dalam bahasa yang sama. Amin dan iman punya akar kata yang sama yang bermakna ‘teguh, andal, setia’. Dengan demikian, menurut ajaran Gereja Katolik yang tersurat dalam Katekismus Gereja Katolik no. 1062, amin bermakna ganda: (1) kesetiaan Allah kepada kita, (2) kepercayaan kita kepada Allah.

Setiap kali “amin” muncul dari diri anda tiap-tiap Ekaristi, ingatlah bahwa ada dua makna: amin berarti Allah itu setia, amin berarti anda percaya. Maka kini kita tahu, amin tak hanya bermakna setuju sebagaimana dipahami kebanyakan orang.

Terakhir, Tuhan Yesus sendiri adalah “Sang Amin” (Why. 3:14). Karena itu, setiap kali berkata “amin”, secara rohani anda sedang menyebut “nama” Tuhan sendiri. Maka, tak usah sering ber-“amin-amin” di medsos, latah itu. Sering terlihat amin berhamburan tak terkendali di kolom komentar aneka media.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Sabtu, 01 Februari 2020 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 01 Februari 2020
Hari Biasa Pekan III

Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
  
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
   
 "Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
     
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
   
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
 
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 

Kadang-kadang kita menakuti terlalu banyak hal: jangan-jangan hari ini gagal lagi atau jangan-jangan orang yang hendak kita temui tidak bersikap ramah. Kita takut bukan saja akan hal-hal yang tampaknya besar; juga akan hal-hal yang tampaknya sepele dan tidak berarti.

Kita menyaksikan kejahatan dan bencana sepertinya tidak berkesudahan. Kadang-kadang kejahatan tampak lebih kuat daripada kebaikan. Perbaikan hidup seolah tidak terjadi. Kita mencemaskan rezeki atau bagaimana dapat memenuhi kebutuhan kita untuk bulan berjalan atau biaya pendidikan anak yang belum dibayar. Layaknya, kita mengayuh perahu di tengah gelombang yang terancam tenggelam. Kita takut dan kehilangan keyakinan, seolah kita sendirian.

Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia datang menemui dan menguatkan kita dalam perahu kita masing-masing dan berkata, "Mengapa takut? Mengapa kehilangan keberanian dan kehilangan pegangan?"

Yesus menyapa kita bukan saja pada saat gembira dan saat semuanya berjalan lancar. Dia juga datang pada saat kita mulai kekurangan tenaga dan kehilangan semangat dalam hidup. Kita hanya perlu membuka mata dan telinga kita untuk menangkap seruan dan sapaan-Nya melalui peristiwa yang kita saksikan, orang yang kita temui, dan bahkan dalam pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
(Ziarah Batin, Renungan Harian dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mrk 4:31)

Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.
 
 
 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy