Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Syalom aleikhem. Ada sementara orang berpendapat neraka itu tak ada sebab adanya neraka bertentangan dengan belas kasih ilahi dan ajaran bahwa Allah adalah kasih. Menurut mereka, kalau Allah mahakasih, tak mungkin ada neraka, suatu hukuman abadi. Apa benar neraka tak ada? Mari pelajari ajaran Gereja yang sejati.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1035 dengan jelas menyatakan “ada neraka” dan “neraka berlangsung selama-lamanya”. Dua pokok kebenaran disebut: (1) neraka itu ada; (2) neraka itu kekal. Ajaran Gereja Katolik menyatakan, jiwa orang yang mati dalam keadaan dosa berat, langsung masuk neraka sesudah kematiannya, dan jiwa itu abadi di sana dalam siksa abadi alias – ini istilah – “api abadi”.
Apa yang membuat orang masuk neraka? KGK menyebutnya jelas: “mati dalam keadaan dosa berat”. Catat dua hal ini: (1) mati; (2) dosa berat. Gabungan keduanya membuat orang masuk neraka. Apa dosa berat saja tak membuat orang masuk neraka? Kalau dosa berat itu disesali dan si pelaku mohon ampun kepada Allah, tentulah kalau lalu ia mati, ia tak masuk neraka. Ingat baik-baik, mati dalam keadaan dosa berat adalah yang melemparkan orang ke neraka.
Mati dalam dosa berat berarti berpisah secara abadi dengan Allah. Dosa berat itu mematikan, artinya dosa berat membuat aliran hidup ilahi terhenti; orang terputus hubungannya dengan Allah, sumber hidup. Gambarkan, ibarat ada lampu pijar, dosa berat artinya kabel dari lampu yang menancap di stop kontak dicabut; matilah seketika lampu itu. Dosa berat ibarat “mencabut colokan dari aliran hidup ilahi”.
Gambaran Neraka
Paham kita mengenai neraka perlu diluruskan. Neraka bukan wujud “balas dendam ilahi” kepada manusia. Jangan dibayangkan Allah dengan sengaja mencipta tempat laknat khusus untuk orang-orang jahat yang melawan-Nya, lalu pada akhir zaman Allah marah kepada orang-orang itu dan balas dendam kepada mereka: “Modar kalian, Kumasukkan ke sini!” Hei, bukan! Salah gambaran itu.
Gambaran yang tepat: orang tak mau bersama dengan Allah. Dosa berat kepada Allah, terwujud dalam dosa berat kepada diri dan sesama, membuat orang terputus hubungannya dengan Allah. Jadi, dosa berat adalah “bunuh diri”, orang memutuskan sendiri aliran hidup ilahi kepada dirinya.
Kalau dalam keadaan dosa berat itu seseorang mati tanpa menyesali dosanya dan mohon ampun kepada Allah, maka ia mati dalam keadaan terpisah dari Allah. Orang itu berada dalam keadaan “pengucilan diri” dari persatuan dengan Allah. Gamblangnya, orang itu memilih sendiri untuk “tidak (lagi) bersama Allah”.
Paham tentang neraka harus bertolak dari gambaran itu, dan begitu pulalah Gereja Katolik mengajarkan. KGK no. 1033 mencatat terus terang bahwa neraka adalah “keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus”. Gereja mengajarkan bahwa neraka bukan azab atau kutukan atau balas dendam ilahi, melainkan hasil tindakan manusia yang tak mau (lagi) bersama Allah.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1033-1035
“Tuhan Yesus Kristus, Guru yang baik, aku bersyukur, sebab aku telah
Kauberi kekuatan untuk mengatasi siksaan algojo." (St. Agata)
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)
Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster.
Doa Pembuka
Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena
hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka
jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau
membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu
orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat
orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak
menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah
terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan
segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi
pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan
menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini
Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan
tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila
engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan
memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam
gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia
pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh
belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan
semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia
tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada
Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya
derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam
kemuliaan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan
kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian
Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa
pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku
pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar.
Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata
hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada
kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
"Kamu adalah garam dunia."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak
orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik,
dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan Dalam khotbah-Nya,
Yesus selalu mengangkat kehidupan sehari-hari. Kali ini Ia menggunakan
garam dan terang. Pengajaran-Nya sangat singkat, tetapi memiliki makna
yang sangat luas.
Pengajaran pertama, mengenai garam yang diambil
dari dunia dapur dan makanan. Hampir semua makanan yang kita konsumsi
setiap hari, terlebih-lebih lauk-pauk, mengandung unsur garam untuk
menambah rasa nikmat akan makanan tersebut. Bahkan makanan yang
dikonservasi pun, secara legal harus mengindikasikan unsur-unsur yang
terkandung dalam kemasan itu, termasuk garam. Sebelum penemuan bahan
pengawet, garam adalah unsur yang sangat penting untuk menyimpan makanan
agar bisa bertahan lebih lama. Contoh paling konkret adalah ikan asin
yang digemari banyak orang, bisa bertahan lama karena garam, bukan
karena bahan pengawet formalin.
Pengajaran kedua mengenai terang.
Jelasnya mengenai pelita yang selalu ditempatkan di tempat yang lebih
tinggi agar bisa menjalankan fungsinya sebagai penerang. Pengajaran ini
pun diambil dari kehidupan kita yang tidak pernah terpisahkan dari
terang. Kecuali kalau kita tidur, barangkali terang tidak dibutuhkan. Di
luar itu, terang pasti dibutuhkan manusia dengan berbagai fungsinya.
Jika
kita memperhatikan cara Yesus menyampaikan pengajaran, maka seringkali
ditemukan bahwa peristiwa hidup sehari-hari selalu digunakan dalam
pengajaran. Inilah salah satu ciri khas Yesus sehingga apa yang
diajarkan selalu mengena bagi pendengar-Nya.
Hari ini Yesus
mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang berarti kita
diajak-Nya untuk berbuat sesuatu yang baik di tempat kita hidup; baik
itu di lingkungan, bertetangga, tempat kerja dan di mana saja kita
berada. Bacaan pertama, kitab Nabi Yesaya, memberikan kepada kita cara
menjadi garam dan terang dunia, yaitu dengan peduli akan orang lapar,
miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ditegaskan bahwa dengan berbuat
demikian, terang orang tersebut merekah di dalam dirinya dan garam
dalam dirinya memberikan penyedap kepada orang lain.
Membantu
orang lain dalam kesusahan adalah salah satu bentuk menjadi garam dan
terang, bukan malah mencibirkan dan bahkan mengejek. Di kota-kota,
kemiskinan mungkin berkurang, tetapi orang banyak membutuhkan bantuan
dalam perjalanan hidup agar tidak stres dan merasa sendirian atau
kesepian. Umat beriman dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi
sesama, bukan malah memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka
yang sering sekali terjadi.
Ada banyak cara bisa kita tempuh
untuk menjadi garam dan terang dunia. Tergantung situasi kita dan
keadaan sosial yang kita hadapi, termasuk juga kreativitas. Namun, yang
jelas Yesus mengajak kita semua agar berbuat sesuatu untuk perwujudan
garam dan terang. Kitab Nabi Yesaya memberikan semangat kepada kita
sebagai garam dan terang dengan berkata, "Kebenaran akan menuntunmu dan
kemuliaan Tuhan menjiwaimu."
Antifon Komuni (Mat 5:4.6)
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka
akan dipuaskan.
Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are
those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their
fill.
Mrk. 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Et exiens vidit multam turbam et misertus est super eos, quia erant sicut oves non habentes pastorem, et coepit docere illos multa.
Syalom aleikhem. Orang banyak yang berjalan kaki tiba lebih dulu di tempat Tuhan Yesus dan para murid-Nya mendarat. Oleh sebab itu, saat Tuhan turun dari perahu, sudah ada orang banyak di situ.
Ungkapan panjang dalam terjemahan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” berasal dari satu kata kerja bahasa Yunani yang secara harafiah berbunyi “isi perut bergejolak”, suatu keadaan yang tak nyaman, rasa nyeri yang meliputi. Itulah keadaan diri Tuhan yang disebut tergerak hati-Nya. Melihat orang banyak menunggu-nunggu-Nya dan menumpukan harapan pada-Nya, hati Tuhan “nyeri”. Timbul belas kasih.
Frasa “seperti domba yang tidak mempunyai gembala” itu kiasan untuk menyebut orang-orang yang tak punya pelindung atau pemimpin. Malanglah nasib domba tanpa gembala: kebutuhan tak tercukupi, keselamatan tak terjaga, arah tak menentu, dsb. Kiasan ini umum dalam Perjanjian Lama.
Begitu mendarat, Tuhan mengajar orang banyak itu. Padahal, tujuan-Nya semula adalah menyingkir dari orang banyak supaya Beliau dan para murid-Nya dapat istirahat sejenak dan makan. Namun, apa terjadi? Belum sempat istirahat apalagi makan, orang banyak sudah menanti. Belas kasih-Nya mengalahkan segalanya, termasuk lelah dan lapar. Dalam kondisi lelah dan lapar, Tuhan melayani orang banyak. Itulah belas kasih.
Mrk. 6:35-36 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. * Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Et cum iam hora multa facta esset, accesserunt discipuli eius dicentes: “ Desertus est locus hic, et hora iam est multa; * dimitte illos, ut euntes in villas et vicos in circuitu emant sibi, quod manducent ”.
Frasa “sudah mulai malam” berarti sudah sore, masih cukup terang, gelap pelan-pelan menyergap. Senja. Para murid menyampaikan pikiran yang masuk akal. Mereka ada di tempat sepi, jauh dari mana-mana, tak ada jaminan makanan yang cukup untuk orang sebanyak itu.
Maka, para murid minta kepada Tuhan agar Tuhan menyuruh orang banyak pergi beli makanan. Ya, supaya malam itu orang banyak bisa makan, dan besok pagi pun mereka punya persediaan yang cukup. Tujuan para murid baik, masuk akal: mumpung dunia masih terang, segera saja orang-orang mencari perbekalan.
Catatan kecil, “suruhlah mereka pergi” bukan berarti para murid minta Tuhan mengusir orang banyak, melainkan menyuruh mereka pergi sebentar untuk beli makanan, lalu boleh kembali ke situ bertemu Tuhan Yesus lagi.
Syalom aleikhem. Mengawali Kurban Misa, setelah Tanda Salib, imam menyampaikan salam kepada umat. Salam tradisional adalah “Dominus vobiscum”, artinya ‘Tuhan bersamamu’ atau ‘Tuhan sertamu’.
Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no. 50 mencatat bahwa salam bertujuan untuk menunjukkan bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah umat. Menunjukkan dalam arti mengajak umat menyadari bahwa perayaan yang sedang berlangsung bukan perayaan biasa, melainkan perayaan yang dipimpin oleh Sang Kristus, Tuhan, Imam Agung.
Terhadap salam “Dominus vobiscum”, umat menjawab “et cum spiritu tuo”, artinya ‘dan bersama rohmu’ atau ‘dan sertamu juga’. Apa makna jawaban umat? Lagi-lagi PUMR nomor yang sama memberi penerangan bahwa jawaban memperlihatkan misteri Gereja yang sedang berkumpul.
Gereja yang berkumpul ingat akan sabda Kristus dalam Mat. 18:20: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Mengingat misteri yang agung ini, hayatilah salam dalam Misa dengan khusyuk.
Hampir lupa, salam duniawi seperti: “halo apa kabar” atau “selamat pagi” atau “hai jumpa lagi” dsb. tak mendapat tempat dalam liturgi kita karena justru akan “menurunkan” derajat liturgi dari misterinya yang luhur. Liturgi adalah “acara” ilahi, bukan acara manusiawi.
Hanya orang yang dengan serius merenungkan betapa beratnya salib
dapat memahami betapa seriusnya dosa. (St. Anselmus dari Canterbury)
Antifon Pembuka (Mzm 119:10-11)
Dengan segenap hati aku mencari Engkau, jangan biarkan daku menyimpang dari perintah-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, anugerahilah kami Roh kebijaksanaan dan
pengertian, agar kami memahami benar rencana-Mu tentang kami. Semoga
kami mengalami bagaimana Engkau bersabda kepada kami dalam diri Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:4-13)
"Salomo memohon hati yang bijaksana agar sanggup memerintah umat Allah."
Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban
sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban
bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan
menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah
Allah, “Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!” Lalu Salomo
berkata, “Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada
hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar
dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia
yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di
takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkau
telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku,
sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu
ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang
besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah
kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi
umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”
Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka
bersabdalah Allah kepada Salomo, “Oleh karena engkau telah meminta hal
yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa
musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan
sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu hati yang
penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang
pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seseorang
seperti engkau. Namun yang tidak kauminta pun akan Kuberikan kepadamu,
baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada
seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah
menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan
memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu
Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi,
supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu
banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak
sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat
yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan
mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah
datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului
Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak.
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus
mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus. Renungan Manusia kerap kali
tidak tahu apa yang diminta, seperti kalau Rasul Yakobus dan Yohanes
minta duduk di sisi kanan dan sisi kiri Yesus dalam kerajaan. Orang
dapat juga membuang-buang waktu dan menyia-nyiakan tenaga untuk hal yang
tidak direncanakan oleh Tuhan, dan ia akan menemukan kegagalan, atau
berhenti di jalan, seperti nabi Yunus, yang memilih jalan sendiri, dan
tidak mau melakukan kehendak Tuhan. Bapa yang diminta roti oleh anaknya
tidak akan memberi batu. Untuk orang yang hidup diserahi tugas berat
mohon kebijaksanaan berarti berlindung langsung pada Roh dan pengarahan
Tuhan.
Dengan kebijaksanaan diberikan
segalanya. Orang bijaksana tentu tahu tujuan yang benar, dan memilih
sarana yang tepat. Ia mengutamakan Tuhan serta rencana-Nya melebihi
segala: hidupnya diatur dan direncanakan terarah kepada rencana dan
kehendak Allah. Dengan demikian semua keberhasilan berdatangan, dan
orang senang menyatukan diri di bawah pimpinannya yang penuh hikmat dan
pengertian. (DGB/RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN
Antifon Komuni (Mrk 6:31)
Yesus berkata, "Marilah kita pergi ke tempat sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahat sejenak.
“Setelah kita menerima perintah untuk mencintai Tuhan, kita juga diberi kuasa untuk mencintai” (St. Basilius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:1)
Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus
takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
Doa Pembuka
Allah Bapa umat manusia, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang
Kauberikan. Semoga hati kami senantiasa memadahkan syukur dan bibir kami
memuji-muji nama-Mu sepanjang hidup kami. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud
dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya
seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak
domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan
mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban
dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang
Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud
merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk
bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena
“laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika
mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh
di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta
mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud
menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang
Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan
kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan
bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan
kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna.
Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar
suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala
dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan
menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta
yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Atau Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah
Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara
bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang
diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya,
yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15) Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah
dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat
ketabahannya. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya
memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah
bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu
bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain
lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang
dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu
Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang
Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di
penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya,
karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah
menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena
kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud
membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes
karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia
melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu
terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes –
pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar,
para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri
Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta
tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku
apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes
bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu,
sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis
dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena
sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau
menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya
mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes
di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya
kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika
murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil
mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Seorang pejabat atau bintang film tenar biasanya didampingi seorang atau lebih “body guard”. Karena jika berhadapan dengan para penjahat, mereka tidak bisa berkelahi, maka para “body guard”-lah yang berhadapan dengan para penjahat yang menyerang dia. Dan hampir bisa dipastikan, para “body guard” akan mengalahkan para penjahat itu.
Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki. Namun,
arti pendamping di sini kerapkali kita pahami sebagai orang nomor dua,
pribadi lemah dan tidak tahu apa-apa. Pemahaman ini diwariskan
turun-menurun dalam adat-istiadat, budaya, bahkan sampai kehidupan di
zaman modern ini. Sudah sejak awal kehidupan, manusia ditentukan bagi
dirinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki kuat,
kalau perempuan lemah dan tidak tahu apa-apa.
Jika kita membaca Injil hari ini (Mrk 6:14-29), Herodias, seorang
perempuan, juga menjadi pendamping seorang penguasa. Namun, kita lihat,
dia tidak seperti pendamping yang kita pahami yaitu seorang perempuan
yang lemah, tak berdaya dan tidak tahu apa-apa. Sebaliknya dia adalah
seorang perempuan yang sangat kuat. Dia membuat Herodes yang berkuasa
itu tak berdaya sama sekali menghadapi rencana jahatnya. Karena
Herodiaslah, seorang perempuan dan pendamping itu, maka Yohanes
Pembaptis mati dibunuh dengan cara yang sangat tragis.
Sudah saatnya kita membangun keluarga kita masing-masing dengan lebih
baik. Ada cara sederhana dan setiap orang bisa melakukannya, yang berani
mengubah cara berpikir alias bertobat. Tidak lagi menganggap perempuan,
pendamping, sebagai pribadi kelas dua, lemah dan tidak tahu apa-apa,
melainkan memandang perempuan atau istri sebagai kekuatan, penyejuk,
pencipta, kelembutan, keindahan dalam rumah tangga. (Rm. Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Ibr 13:8)
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya.
Seri Katekismus PURGATORIUM: PENYUCIAN AKHIR Bagian II
Syalom aleikhem. Seorang kudus yang dihormati baik di Gereja Barat maupun di Gereja Timur, Santo Yohanes Krisostomus, menyatakan ajaran mengenai mendoakan orang mati, sebagaimana dikutip Katekismus Gereja Katolik no. 1032: “Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya, bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati? Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.”
Seperti itulah iman Katolik mengenai mendoakan orang meninggal. Mengapa didoakan? Sebab, di antara orang-orang mati ada yang membutuhkan doa-doa kita. Siapa yang membutuhkan? Mereka umat beriman yang berada di purgatorium; mereka yang sudah jelas masuk surga, namun perlu mengalami penyucian akhir atas dosa-dosa yang “tak mendatangkan maut”.
Tak Mendatangkan Maut
Apa itu “dosa yang tak mendatangkan maut”? Bukankah semua dosa itu kejahatan, dan dengan demikian mendatangkan maut? Semua dosa adalah kejahatan, itu jelas, tapi ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal.
Adakah nas Alkitab yang menjadi dasarnya? Bacalah 1Yoh. 5:16-17: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”
Terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) memperjelas: “Kalau kalian melihat salah seorang sesama Kristen melakukan dosa yang tidak mengakibatkan orang itu kehilangan hidup sejati dan kekal, hendaklah kalian berdoa kepada Allah; dan Allah akan memberikan hidup itu kepadanya. …. Tetapi ada dosa yang mengakibatkan orang kehilangan hidup itu. Tentang hal itu saya tidak berkata bahwa kalian harus berdoa kepada Allah. Semua perbuatan yang salah adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mengakibatkan orang kehilangan hidup sejati dan kekal itu.”
Jelas ‘kan, ada dosa yang tak membuat orang kehilangan hidup kekal. Orang-orang di purgatorium adalah orang-orang yang melakukan dosa yang tak membuat mereka kehilangan hidup kekal di surga. Jadi, mereka diperkenankan masuk surga setelah dibersihkan dari noda kecil itu.
Terang-benderang ayat di atas: untuk dosa yang tak mendatangkan maut, doa kepada Allah sangat bisa diandalkan. Bukankah itu yang terjadi ketika kita mendoakan mereka yang di purgatorium. Karena itu, Gereja Katolik menganjurkan, selain doa, juga amal, indulgensi, karya penitensi bagi orang-orang mati.
Mari mundur ke masa silam, zaman Perjanjian Lama, Alkitab (2Mak. 12:45) mencatat praktik doa untuk orang yang telah meninggal. Jadi? “Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.” Alkitab Suci dan Tradisi Suci mengajarkannya dengan jelas.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1032
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati