Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Mrk. 6:37 Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”
Respondens autem ait illis: “ Date illis vos manducare ”. Et dicunt ei: “ Euntes emamus denariis ducentis panes et dabimus eis manducare? ”.
Syalom aleikhem. Jawaban Tuhan Yesus kepada para murid mengagetkan. Tuhan ingin para murid memberi makan orang sebanyak itu, alih-alih menyuruh orang-orang pergi beli makanan. Jumlah orang belum diketahui. Ayat 44 menyebut 5.000 ribu orang laki-laki; para perempuan dan anak yang pastinya juga ada di sana tak terhitung.
Pertanyaan retoris para murid adalah ungkapan keheranan atau ketakpercayaan terhadap perkataan Tuhan. Dengan pertanyaan itu, mereka mengungkapkan ketakmengertian. Bagaimana caranya orang sebanyak itu diberi makan sekaligus?
Dinar adalah uang Kekaisaran Romawi yang nilainya sama dengan upah kerja buruh seharian. Sekarang ini, upah sehari yang pantas, taruh, 100 ribu rupiah, bisa lebih. Dengan asumsi ini, 200 dinar setara 20 juta rupiah.
Nominal yang disebut oleh para murid bukan angka sebenarnya, melainkan angan-angan. Artinya, dengan ungkapan itu, para murid mau berkata: “Serius lo? Perlu banyak uang untuk memberi makan orang sebanyak ini.” Lagipula, apa ada warung menjual makanan untuk manusia sejumlah itu? Bagi para murid, perkataan Tuhan tadi suatu kemustahilan.
Roti, pada masa itu, adalah makanan pokok bagi orang Yahudi seperti nasi bagi masyarakat Indonesia. Roti yang dimaksud bukan sekadar jajanan pengganjal alias kudapan ringan.
Mrk. 6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
Et dicit eis: “ Quot panes habetis? Ite, videte ”. Et cum cognovissent, dicunt: “ Quinque et duos pisces ”.
Tuhan menanggapi keheranan para murid dengan bertanya apakah mereka punya roti. Mereka menjawab bahwa punya lima roti. Disampaikan info tambahan: dua ikan juga ada. Tuhan tak bertanya mengenai ikan, namun para murid memberitahukan adanya ikan.
Mrk. 6:39-40 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. * Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang
Et praecepit illis, ut accumbere facerent omnes secundum contubernia super viride fenum. * Et discubuerunt secundum areas per centenos et per quinquagenos.
Kedua ayat cukup jelas. Perintah Tuhan supaya orang-orang duduk di rumput segera ditaati. Kini semua orang sudah duduk dalam kelompok-kelompok.
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di
tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada
diam di kemah-kemah orang fasik. -- Mzm 84:11
Antifon Pembuka (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, ya Tuhan, yang memuji-muji Engkau tanpa henti!
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamulia, semoga kami Kaupenuhi kebijaksanaan, bila
mendengarkan sabda Yesus Putra-Mu. Semoga kata dan karya kami
memancarkan kedamaian yang membahagiakan dunia. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:22-23.27-30)
"Engkau telah bersabda, "Nama-Ku akan tinggal di sana." Dengarkanlah permohonan umat-Mu Israel."
Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah
Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel. Ia menadahkan tangannya ke
langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti
Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah. Engkau memelihara
perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap
hatinya hidup di hadapan-Mu. Benarkah Allah hendak diam di atas bumi?
Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak
dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini! Karena itu
berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku,
dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari
ini! Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap
tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’.
Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah
permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat
ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau
mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3.4.5.10.11)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat
sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada
mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau
tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah
orang yang Kauurapi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di
tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada
diam di kemah-kemah orang fasik. Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:36a.29b)
Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
"Kamu akan mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari
Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus
makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab
orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan
tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada
adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga
tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak
warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi
dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi
adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan
najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,
hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka
beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat
manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara
adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu
dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’.
Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa
yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah
digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu
membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau
ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi
adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang
kamu lakukan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Dalam hidup bersama dimana pun senantiasa ada tata tertib atau aturan
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh mereka yang tergabung dalam
hidup bersama tersebut, entah itu di tingkat RT, desa, kelurahan,
kecamatan, kabupaten dst.. dan juga di lingkungan hidup beragama. Di
masing-masing suku dan bangsa sering juga masih hidup dengan kuat
tradisi sebagai peninggalan nenek moyang atau leluhur, yang pada umumnya
juga sangat berpengaruh dalam buku atau bangsa tersebut. Sebagai contoh
misalnya dalam hal penentuan hari dan jam pernikahan. Namun juga dalam
hal kebiasaan hidup yang lain juga masih marak, misalnya di beberapa
suku masih berlaku aturan `hutang nyawa harus membayar ganti rugi dengan
nyawa', antara lain di Indonesia hal ini kiranya masih berlaku di
lingkungan suku-suku di pedalamanan Papua. Sabda hari ini mengingatkan
kita semua, umat beriman, agar dalam cara hidup dan cara bertindak
dimana pun senantiasa lebih mengutamakan kehendak dan perintah Allah
daripada adat-istiadat manusia. Maka dengan ini kami mengajak dan
mengingatkan kita semua: hendaknya dalam dan dengan semangat iman kita
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai orang yang percaya
kepada Yesus Kristus kami harapkan kita lebih setia terhadap sabda dan
ajaran-Nya daripada aneka nasihat, saran dan petunjuk manusia. Secara
umum kami ingatkan; hendaknya dalam dan semangat cinta kasih kita
melaksanakan aneka tatanan dan aturan, karena hemat saya tatatan dan
aturan dibuat berdasarkan cintakasih demi cintakasih. "Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya
TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di
hadapan-Mu pada hari ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini,
siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal
di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini” (1Raj 8:28-29).
Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, umat beragama atau beriman
untuk senantiasa “berpaling kepada Tuhan” dalam cara hidup dan cara
bertindak dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan sadari serta hayati
bahwa Tuhan telah menciptakan kita serta senantiasa menyertai perjalanan
hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Penyertaan-Nya
antara lain dapat kita temukan dalam aneka perhatian, sapaan dan
sentuhan saudara-saudari kita sebagai perwujudan kasih mereka kepada
kita. Maka hendaknya senantiasa memiliki sikap terbuka terhadap
saudara-saudari kita; dengan rendah hati menerima perhatian, sapaan dan
sentuhan mereka, serta kemudian kita tanggapi dengan penuh syukur dan
terima kasih. Kita juga diharapkan tidak pernah melupakan doa-doa harian
seraya menghaturkan pujian, syukur dan terima kasih maupun
permohonan-permohonan kepada Tuhan. “Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini”.
Dimana pun dan kapan pun kita dapat berdoa sesuai dengan kesempatan dan
kemungkinan serta kebutuhan kita masing-masing, tidak hanya berdoa di
tempat-tempat doa saja. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang
akan dan sedang melakukan perjalanan atau bepergian, hendaknya tidak
lupa berdoa mohon perlindungan dan pendampingan Tuhan dalam perjalanan
sehingga selamat sampai di tujuan. Dengan berdoa sebelum bepergian
berarti anda sekaligus akan dimotivasi untuk berhati-hati selama di
perjalanan. Berjalan dan bepergianlah dalam dan bersama Tuhan agar anda
selamat sampai tujuan atau sasaran. (arsip renungan Rm. Ign. Sumarya, SJ)
Antifon Komuni (Mzm 84:11)
Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.
Syalom aleikhem. Sementara orang Katolik berpendapat bahwa pengakuan dosa dalam Sakramen Perdamaian tak diperlukan sebab tiap kali kita merayakan Misa sudah ada absolusi pada Pernyataan Tobat. Benarkah kita tak perlu menerima Sakramen Rekonsiliasi dan absolusi dalam Perayaan Ekaristi mencukupi? Apakah absolusi itu sama dengan absolusi dalam Sakramen Tobat?
Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no. 51 menerangkan: “… seluruh umat menyatakan tobat dengan rumus pengakuan umum. Sesudah itu, imam memberikan absolusi. Tetapi, absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam Sakramen Tobat.”
Jelas ‘kan, absolusi dalam Kurban Misa beda dengan absolusi dalam Sakramen Tobat. Ringkasnya, bedanya: absolusi dalam Sakramen Tobat melimpahkan kuasa pengampunan untuk dosa-dosa besar, sedang absolusi dalam Ekaristi memberikan pengampunan untuk dosa-dosa kecil.
Gereja Katolik mengajarkan ada beda antara dosa besar (berat) dan dosa kecil (ringan), lihat saja Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.1852-1864. Dosa berat ialah dosa yang mempunyai materi berat (KGK no. 1857). Apa yang merupakan materi berat itu dijelaskan oleh Sepuluh Perintah (KGK no. 1858).
Absolusi dalam Misa menghapus dosa ringan saja. Selesaikan urusan dosa berat dalam Sakramen Tobat, jangan terlewat.
Senin 10 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Skolastika, Perawan
Aku berpaling kepada Allahku, dan Ia mendengarkan doaku. (St. Skolastika)
Antifon Pembuka (Mzm 15:5-6)
Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku.
Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, semoga berkat teladan Santa Skolastika, yang kami peringati
hari ini, kami sanggup mengabdi Engkau dengan kasih yang tulus dan
berbahagia menikmati karunia kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para
tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga
Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut
perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di
bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo
semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam
mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan
serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu
diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan
segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri
bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing
domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya.
Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya,
yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah
sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di
atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta
kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa
selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung
Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan
dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah
Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan
memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak
tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan
memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah
menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam
kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat
Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah
mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya,
dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau
serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran,
dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud,
hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan
berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera
mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan
mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana
saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke
kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit
di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya
menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi
sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Daya tarik pribadi Yesus membuat banyak orang mencari-Nya. Banyak orang mendapatkan `pelabuhan' atas penderitaannya dalam diri Yesus. Beban kehidupan yang kadang tak tertanggungkan, mereka bawa ke hadapan Yesus. Hal ini merupakan bagian dari pewahyuan diri-Nya bagi pergulatan hidup manusia, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang lelah dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." Yesus hadir di tengah-tengah dunia dan menjadikan semuanya baik kembali. Semua yang sakit dan menderita mendapatkan kembali kesehatan mereka. Dia menjadikan dunia seperti suasana penciptaan awal. Kehadiran Yesus membawa kebaikan dalam dunia yang buruk.
Santa Skolastika yang kita peringati hari ini adalah adik kandung Santo Benediktus, pendiri Ordo Benediktin dan Abbas termasyur biara Monte Kasino. Semenjak mudanya Skolastika bercita-cita menjadi seorang biarawati agar lebih total menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam doa dan tapa. Setelah menjadi seorang biarawati mengikuti jejak kakaknya, ia pun mendirikan sebuah biara tersendiri yang berdekatan dengan biara Monte Kasino. Banyak wanita lain yang mengikuti Skolastika dan tinggal di biara itu.
Kedua kakak beradik itu tetap saling mengunjungi dan meneguhkan. Skolastika mengunjungi Benediktus kakaknya untuk mendapatkan bimbingan rohani baik demi kemajuan hidup rohaninya sendiri maupun kemajuan hidup rohani suster-susternya. Benediktus pun mengunjungi Skolastika dan suster-susternya untuk memberi bimbingan rohani.
Menjelang ajalnya, Skolastika membujuk Benediktus kakaknya yang kebetulan datang pada saat itu agar menemani dia sambil menceritakan kehidupan orang-orang kudus yang sudah meninggal dunia. Tak lama kemudian, Skolastika meninggal dunia di hadapan kakaknya sendiri. Jenazahnya di kuburkan di Monte Kasino dalam kubur yang telah disiapkan oleh Benediktus.
Menyaksikan kesedihan para biarawan dan biarawati, Benediktus berkata: Janganlah menangis dan sedih! Yesus telah memanggil Skolastika dari tengah-tengah kita supaya ia menjadi pembantu dan pelindung bagi kita yang masih mengembara di dunia ini. Skolastika meninggal dunia pada tahun 543. (renunganpagi/imankatolik.or.id)
Antifon Komuni
Sungguh Aku berkata kepadamu,
kalian telah meninggalkan semuanya dan mengikuti Aku, kalian akan
menerima ganjaran seratus kali lipat dan hidup abadi.
Syalom aleikhem. Ada sementara orang berpendapat neraka itu tak ada sebab adanya neraka bertentangan dengan belas kasih ilahi dan ajaran bahwa Allah adalah kasih. Menurut mereka, kalau Allah mahakasih, tak mungkin ada neraka, suatu hukuman abadi. Apa benar neraka tak ada? Mari pelajari ajaran Gereja yang sejati.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1035 dengan jelas menyatakan “ada neraka” dan “neraka berlangsung selama-lamanya”. Dua pokok kebenaran disebut: (1) neraka itu ada; (2) neraka itu kekal. Ajaran Gereja Katolik menyatakan, jiwa orang yang mati dalam keadaan dosa berat, langsung masuk neraka sesudah kematiannya, dan jiwa itu abadi di sana dalam siksa abadi alias – ini istilah – “api abadi”.
Apa yang membuat orang masuk neraka? KGK menyebutnya jelas: “mati dalam keadaan dosa berat”. Catat dua hal ini: (1) mati; (2) dosa berat. Gabungan keduanya membuat orang masuk neraka. Apa dosa berat saja tak membuat orang masuk neraka? Kalau dosa berat itu disesali dan si pelaku mohon ampun kepada Allah, tentulah kalau lalu ia mati, ia tak masuk neraka. Ingat baik-baik, mati dalam keadaan dosa berat adalah yang melemparkan orang ke neraka.
Mati dalam dosa berat berarti berpisah secara abadi dengan Allah. Dosa berat itu mematikan, artinya dosa berat membuat aliran hidup ilahi terhenti; orang terputus hubungannya dengan Allah, sumber hidup. Gambarkan, ibarat ada lampu pijar, dosa berat artinya kabel dari lampu yang menancap di stop kontak dicabut; matilah seketika lampu itu. Dosa berat ibarat “mencabut colokan dari aliran hidup ilahi”.
Gambaran Neraka
Paham kita mengenai neraka perlu diluruskan. Neraka bukan wujud “balas dendam ilahi” kepada manusia. Jangan dibayangkan Allah dengan sengaja mencipta tempat laknat khusus untuk orang-orang jahat yang melawan-Nya, lalu pada akhir zaman Allah marah kepada orang-orang itu dan balas dendam kepada mereka: “Modar kalian, Kumasukkan ke sini!” Hei, bukan! Salah gambaran itu.
Gambaran yang tepat: orang tak mau bersama dengan Allah. Dosa berat kepada Allah, terwujud dalam dosa berat kepada diri dan sesama, membuat orang terputus hubungannya dengan Allah. Jadi, dosa berat adalah “bunuh diri”, orang memutuskan sendiri aliran hidup ilahi kepada dirinya.
Kalau dalam keadaan dosa berat itu seseorang mati tanpa menyesali dosanya dan mohon ampun kepada Allah, maka ia mati dalam keadaan terpisah dari Allah. Orang itu berada dalam keadaan “pengucilan diri” dari persatuan dengan Allah. Gamblangnya, orang itu memilih sendiri untuk “tidak (lagi) bersama Allah”.
Paham tentang neraka harus bertolak dari gambaran itu, dan begitu pulalah Gereja Katolik mengajarkan. KGK no. 1033 mencatat terus terang bahwa neraka adalah “keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus”. Gereja mengajarkan bahwa neraka bukan azab atau kutukan atau balas dendam ilahi, melainkan hasil tindakan manusia yang tak mau (lagi) bersama Allah.
** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1033-1035
“Tuhan Yesus Kristus, Guru yang baik, aku bersyukur, sebab aku telah
Kauberi kekuatan untuk mengatasi siksaan algojo." (St. Agata)
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)
Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster.
Doa Pembuka
Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena
hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka
jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (58:7-10)
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau
membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu
orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat
orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak
menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah
terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan
segera. Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi
pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan
menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini
Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan
tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila
engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, dan
memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam
gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 112:4-5.6-7.8a.9; Ul: 4a)
1. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gelap Ia
pengasih dan penyayang serta berlaku adil. Orang baik menaruh
belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan
semestinya.
2. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia
tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan pada
Tuhan.
3. Hatinya teguh, ia tidak takut, ia murah hati, orang miskin diberinya
derma. Kebajikan tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam
kemuliaan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan
kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian
Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa
pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku
pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar.
Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata
hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada
kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan. Barangsiapa mengikuti Aku, ia mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
"Kamu adalah garam dunia."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak
orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik,
dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan Dalam khotbah-Nya,
Yesus selalu mengangkat kehidupan sehari-hari. Kali ini Ia menggunakan
garam dan terang. Pengajaran-Nya sangat singkat, tetapi memiliki makna
yang sangat luas.
Pengajaran pertama, mengenai garam yang diambil
dari dunia dapur dan makanan. Hampir semua makanan yang kita konsumsi
setiap hari, terlebih-lebih lauk-pauk, mengandung unsur garam untuk
menambah rasa nikmat akan makanan tersebut. Bahkan makanan yang
dikonservasi pun, secara legal harus mengindikasikan unsur-unsur yang
terkandung dalam kemasan itu, termasuk garam. Sebelum penemuan bahan
pengawet, garam adalah unsur yang sangat penting untuk menyimpan makanan
agar bisa bertahan lebih lama. Contoh paling konkret adalah ikan asin
yang digemari banyak orang, bisa bertahan lama karena garam, bukan
karena bahan pengawet formalin.
Pengajaran kedua mengenai terang.
Jelasnya mengenai pelita yang selalu ditempatkan di tempat yang lebih
tinggi agar bisa menjalankan fungsinya sebagai penerang. Pengajaran ini
pun diambil dari kehidupan kita yang tidak pernah terpisahkan dari
terang. Kecuali kalau kita tidur, barangkali terang tidak dibutuhkan. Di
luar itu, terang pasti dibutuhkan manusia dengan berbagai fungsinya.
Jika
kita memperhatikan cara Yesus menyampaikan pengajaran, maka seringkali
ditemukan bahwa peristiwa hidup sehari-hari selalu digunakan dalam
pengajaran. Inilah salah satu ciri khas Yesus sehingga apa yang
diajarkan selalu mengena bagi pendengar-Nya.
Hari ini Yesus
mengatakan bahwa kita adalah garam dan terang dunia yang berarti kita
diajak-Nya untuk berbuat sesuatu yang baik di tempat kita hidup; baik
itu di lingkungan, bertetangga, tempat kerja dan di mana saja kita
berada. Bacaan pertama, kitab Nabi Yesaya, memberikan kepada kita cara
menjadi garam dan terang dunia, yaitu dengan peduli akan orang lapar,
miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ditegaskan bahwa dengan berbuat
demikian, terang orang tersebut merekah di dalam dirinya dan garam
dalam dirinya memberikan penyedap kepada orang lain.
Membantu
orang lain dalam kesusahan adalah salah satu bentuk menjadi garam dan
terang, bukan malah mencibirkan dan bahkan mengejek. Di kota-kota,
kemiskinan mungkin berkurang, tetapi orang banyak membutuhkan bantuan
dalam perjalanan hidup agar tidak stres dan merasa sendirian atau
kesepian. Umat beriman dipanggil untuk menjadi terang dan garam bagi
sesama, bukan malah memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari mereka
yang sering sekali terjadi.
Ada banyak cara bisa kita tempuh
untuk menjadi garam dan terang dunia. Tergantung situasi kita dan
keadaan sosial yang kita hadapi, termasuk juga kreativitas. Namun, yang
jelas Yesus mengajak kita semua agar berbuat sesuatu untuk perwujudan
garam dan terang. Kitab Nabi Yesaya memberikan semangat kepada kita
sebagai garam dan terang dengan berkata, "Kebenaran akan menuntunmu dan
kemuliaan Tuhan menjiwaimu."
Antifon Komuni (Mat 5:4.6)
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka
akan dipuaskan.
Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are
those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their
fill.
Mrk. 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Et exiens vidit multam turbam et misertus est super eos, quia erant sicut oves non habentes pastorem, et coepit docere illos multa.
Syalom aleikhem. Orang banyak yang berjalan kaki tiba lebih dulu di tempat Tuhan Yesus dan para murid-Nya mendarat. Oleh sebab itu, saat Tuhan turun dari perahu, sudah ada orang banyak di situ.
Ungkapan panjang dalam terjemahan “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” berasal dari satu kata kerja bahasa Yunani yang secara harafiah berbunyi “isi perut bergejolak”, suatu keadaan yang tak nyaman, rasa nyeri yang meliputi. Itulah keadaan diri Tuhan yang disebut tergerak hati-Nya. Melihat orang banyak menunggu-nunggu-Nya dan menumpukan harapan pada-Nya, hati Tuhan “nyeri”. Timbul belas kasih.
Frasa “seperti domba yang tidak mempunyai gembala” itu kiasan untuk menyebut orang-orang yang tak punya pelindung atau pemimpin. Malanglah nasib domba tanpa gembala: kebutuhan tak tercukupi, keselamatan tak terjaga, arah tak menentu, dsb. Kiasan ini umum dalam Perjanjian Lama.
Begitu mendarat, Tuhan mengajar orang banyak itu. Padahal, tujuan-Nya semula adalah menyingkir dari orang banyak supaya Beliau dan para murid-Nya dapat istirahat sejenak dan makan. Namun, apa terjadi? Belum sempat istirahat apalagi makan, orang banyak sudah menanti. Belas kasih-Nya mengalahkan segalanya, termasuk lelah dan lapar. Dalam kondisi lelah dan lapar, Tuhan melayani orang banyak. Itulah belas kasih.
Mrk. 6:35-36 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. * Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Et cum iam hora multa facta esset, accesserunt discipuli eius dicentes: “ Desertus est locus hic, et hora iam est multa; * dimitte illos, ut euntes in villas et vicos in circuitu emant sibi, quod manducent ”.
Frasa “sudah mulai malam” berarti sudah sore, masih cukup terang, gelap pelan-pelan menyergap. Senja. Para murid menyampaikan pikiran yang masuk akal. Mereka ada di tempat sepi, jauh dari mana-mana, tak ada jaminan makanan yang cukup untuk orang sebanyak itu.
Maka, para murid minta kepada Tuhan agar Tuhan menyuruh orang banyak pergi beli makanan. Ya, supaya malam itu orang banyak bisa makan, dan besok pagi pun mereka punya persediaan yang cukup. Tujuan para murid baik, masuk akal: mumpung dunia masih terang, segera saja orang-orang mencari perbekalan.
Catatan kecil, “suruhlah mereka pergi” bukan berarti para murid minta Tuhan mengusir orang banyak, melainkan menyuruh mereka pergi sebentar untuk beli makanan, lalu boleh kembali ke situ bertemu Tuhan Yesus lagi.
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati