| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 15 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 15 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
 
“Barangsiapa meninggalkan saudara yang memerlukan bantuannya, sesungguhnya dia itu tunduk dan mengamalkan hukum setan!” (Beato Ishak dari Stella)
 
Antifon Pembuka Mzm 81:10.11a
 
Janganlah ada di antaramu allah lain, dan jangan menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu!

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur atas penyelenggaraan hidup kami. Bimbinglah kami agar dapat beribadat dalam kebenaran dan mengalami Yesus sebagai kebenaran hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Raja Yerobeam merusak iman Israel, dan menggantikannya dengan penyembahan berhala. Dengan menggunakan kekuasaannya, dia menahbiskan imam-imam penyembah berhala. Kemarahan Tuhan Allah Israel memuncak: Seluruh keluarga Yerobeam harus dimusnahkan dari muka bumi. Sungguh, mengerikan!

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (12:26-32; 13:33-34)
 
"Raja Yerobeam membuat dua anak lembu emas."
   
Setelah menjadi raja, berkatalah Yerobeam dalam hatinya, “Kini mungkin kerajaan ini kembali kepada keluarga Daud. Jika bangsa itu tetap pergi mempersembahkan kurban sembelihan di rumah Tuhan di Yerusalem, maka pastilah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda.” Sesudah menimbang-nimbang, raja membuat dua anak lembu jantan dari emas. Lalu ia berkata kepada mereka, “Sudah cukup kamu pergi ke Yerusalem! Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa. Sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Yerobeam membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengurbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan raja sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel: ia mempersembahkan kurban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengurbanan yang telah diangkatnya. Raja Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengurbanan. Siapa saja yang mau ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengurbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106:6-7a.19-22)
1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah

Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti. Dialah sumber rezeki. Bahkan nantinya Yesus akan menjadi “rezeki” itu sendiri dalam Ekaristi. Makanan adalah soal hidup. Maka dengan mukjizat ini, Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah pemelihara kehidupan manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:1-10)
 
"Mereka semua makan sampai kenyang."
 
Sekali peristiwa sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Berapa roti yang ada padamu?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Yesus mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan. Dan mereka memberikannya kepada orang banyak. Mereka mempunyai juga beberapa ikan. Sesudah mengucap berkat atasnya, Yesus menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang. Akhirnya Yesus segera naik ke perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

  
Yesus sungguh peduli terhadap semua orang yang mengikuti-Nya. Dalam kisah mukjizat perbanyakan roti ini, para murid – dan bukan Tuhan Yesus yang membagikan roti (makanan) kepada orang banyak. Semua makan sampai kenyang. Kisah mukjizat ini mengingatkan kita untuk menjadi pembagi kasih kebaikan Tuhan kepada sesama kita yang membutuhkan bantuan. Bagaimana semangat berbagi ini kita hayati dalam keseharian?
  
Antifon Komuni (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan saja dari makanan, tetapi juga dari setiap sabda Allah. 
 
    
 
Doa Malam
  
Yesus, berilah kami hati seperti Hati-Mu, yaitu hati yang berbelas kasih terhadap sesama yang menderita, berkekurangan, sendirian dan kesepian; yang sakit, dan kelaparan. Semoga kami mau tergerak untuk mengulurkan tangan kami dengan tulus. Amin.
  

RUAH

Seri Liturgi: BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian II)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 328

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian II

Syalom aleikhem.
Amat baik kita belajar berdoa menggunakan rumus tradisional yang telah dikenal berabad-abad dalam Gereja Katolik; salah satunya: arah doa dengan penutupnya harus sinkron. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi no. 50, arah doa dibedakan tiga: (1) kepada Bapa, (2) kepada Putra, (3) kepada Bapa dengan menyebut Putra.

Di sini kita belajar no. 1 dan 2 saja. Penutup untuk doa no. 1 (kepada Bapa): “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa”.

Penutup untuk doa no. 2 (kepada Putra): “Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.”

Ingatlah, rumus penutup doa mesti sinkron dengan arah doa. Per definitionem malah sulit; dengan contoh, mudah. Perhatikan! Contoh untuk no. 1: “Ya Bapa, … (isi doa). Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu….” Contoh untuk no. 2: “Ya Tuhan Yesus Kristus, … (isi doa). Sebab Engkaulah Tuhan….”

Sinkron ‘kan awal dan akhir. Doa paling tulus mengalir dari hati. Namun, hati yang diterangi akal budi (in casu: pengetahuan mengenai rumus doa) menyempurnakan penyembahan. Oh ya, masih ada lanjutan corat-coret ini.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

Jumat, 14 Februari 2020 Peringatan Wajib St. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup

“Berilah umat Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya, dan kumpulkanlah semua anggotanya dalam kesatuan” (St. Sirilus)

Antifon Pembuka

Mereka adalah orang suci, sahabat-sahabat Allah. Mereka masyhur karena memaklumkan kebenaran ilahi.

These are holy men who became friends of God, glorious heralds of divine truth.

Doa Pembuka

Ya Allah, lewat dua bersaudara, Santo Sirilus dan Metodius, Engkau telah menerangi bangsa-bangsa Slavia. Bantulah kami memahami ajaran-Mu dan sempurnakanlah kami menjadi umat yang sehati dalam pengakuan iman yang benar dan pujian yang tulus. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
       
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:29-32.12:19)
 
"Israel memberontak terhadap keluarga Daud."

Pada waktu itu Yerobeam, seorang pegawai Raja Salomo, keluar dari Yerusalem. Di tengah jalan ia bertemu dengan Nabi Ahia, orang Silo, yang berselubung kain baru. Hanya mereka berdua yang ada di padang. Ahia memegang kain baru yang ada di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; Ia berkata kepada Yerobeam, “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih dari segala suku Israel.” Demikianlah orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan Allahmu, dengarkanlah Aku.
Ayat. (Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15)

1. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
2. Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
3. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b) 
Ya Allah, bukalah hati kami, agar kami memperhatikan sabda Anak-Mu.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:31-37)
 
"Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata”’ artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”anya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Secara spontan kita peduli akan orang sakit dan cacat, mau membantu supaya orang itu jadi sehat. Kita pun mengandalkan seorang dokter. Dalam lnjil amat sering kita baca, bahwa ada orang saklt atau cacat diantar kepada Tuhan Yesus. Katanya: Dia pandai menyembuhkan orang yang menderita penyakit apapun. Dengan latar belakang itu, sekelompok orang mengantar seorang yang bisu-tuli kepada Yesus, memohon (menurut kita baca daIam Injil tadi) supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. 
 
Kita heran: orang mau menentukan cara apa yang harus Yesus pakai untuk menyembuhkan orang. Seakan-akan saya mengatakan kepada dokter: “Bapa dokter, mohon diberi pil ini atau itu; dokter, mohon beri suntikan dst...” Sekarang orang menyuruh Yesus untuk cuma meletakkan tangan-Nya atas si cacat itu... Apakah semudah itu saja? Apakah Yesus menyembuhkan orang dengan hanya sekadar '“blm-sala-bim”? Ternyata bukan demikian. Yesus bersama si bisu-tuli itu memisahkan diri dari semua orang itu, sehingga mereka sendirian. Mengapa begitu? Barangkali demi konsentrasi yang Yesus butuhkan. Penginjil Markus lalu menyebut dua hal kecil, namun ternyata penting. Pertama, Yesus menengadah ke langit: rupanya memohon bantuan khusus dari Bapa surgawi. Kedua, Yesus menarik nafas, seperti kita lakukan jika menghadapi suatu usaha fisik yang berat, misalnya mengangkat sekarung beras.
 

Antifon Komuni (Bdk. Mrk 16:20)

Para murid berangkat dan memberitakan Injil, dan Tuhan turut bekerja, membenarkan firman melalui tanda-tanda yang menyertainya.

The disciples went forth and preached the Gospel, while the Lord worked with them, confirming the word through accompanying signs.
 
Doa Malam

Tuhan, Engkau membuat segalanya menjadi baik adanya. Terima kasih atas segala rahmat-Mu yang selalu menolong aku dalam mengatasi segala kesulitan hidup ini. Tuhan, Engkau telah membuka mata hatiku. Terima kasih dan berkatilah istirahatku malam ini. Amin.
 
   
 
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN 2020

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:41-44


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 326

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:41-44

Mrk. 6:41
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.

Et acceptis quinque panibus et duobus piscibus, intuens in caelum benedixit et fregit panes et dabat discipulis suis, ut ponerent ante eos; et duos pisces divisit omnibus.

Syalom aleikhem.
Kalimat ayat ini panjang, mari urai pelan-pelan. Tindakan pertama Tuhan Yesus adalah mengambil lima roti dan dua ikan. Artinya, kedua jenis makanan diambil bersamaan. Boleh jadi, satu tangan memegang wadah berisi roti dan tangan lain memegang wadah berisi ikan. Tangan kanan roti, imajinasikan, tangan kiri ikan.

Dalam keadaan mengangkat keduanya, Tuhan menengadah ke langit. Ini jelas sikap doa. Kata yang diterjemahkan langit dapat juga diterjemahkan surga. Maka, terjemahan dapat menjadi “memandang ke surga”. Posisi surga/langit diasosiasikan di atas. Paham zaman kuno seperti itu, juga sampai sekarang. Tuhan memandang ke arah surga, tempat kedudukan Allah.

Dalam keadaan memegang kedua makanan seraya memadang ke atas, Tuhan mengucap berkat. Frasa ini diterjemahkan dari satu kata dalam bahasa Yunani yang bermakna harafiah ‘berkata (hal) baik’; bandingkan dengan Latinnya benedixit yang dibentuk dari dua kata: bene (‘baik’) dan dicere (‘berkata’).

Catatan tambahan: Kata berkat dalam bahasa Latin adalah benedictio yang seakar dengan benedixit tadi. Jadi, berkat ada hubungannya dengan berkata baik. Memberkati artinya mengatakan hal baik kepada sesuatu atau seseorang. Menjadi berkat pertama-tama mengatakan hal baik. Hoax jelas bukan hal baik, juga mulut kotor penuh caci-maki, apalagi gosip picisan. Cobalah renungkan.

Anak kalimat berikutnya menyatakan bahwa Tuhan memecah-mecahkan roti. Bisa jadi, ikan diletakkan lebih dulu, kemudian Tuhan berfokus pada roti. Memecah berarti membelah atau menyobek alias menjadikan sesuatu terbagi-bagi. Sobekan-sobekan roti diberikan Tuhan kepada para murid, lalu diteruskan kepada orang banyak yang telah duduk dalam kelompok-kelompok.

Ikan-ikan pun dibagikan dan diteruskan dengan cara yang sama. Di situ terjadi mujizat. Roti yang disobek-sobek seakan-akan tak habis-habis; disobek, “tumbuh” lagi. Demikian juga ikan, dipotong-potong tapi tak habis-habis. Aya deui, ada lagi dan lagi dan lagi... lagi….

Mrk. 6:42-44
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. * Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. * Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Et manducaverunt omnes et saturati sunt; * et sustulerunt fragmenta duodecim cophinos plenos, et de piscibus. * Et erant, qui manducaverunt panes, quinque milia virorum.

Ketiga ayat cukup jelas. Setelah semua orang makan kenyang, roti dan ikan yang tak termakan dikumpulkan. Siapa mereka? Laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Artinya, total jenderal 5.000 orang lebih.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Kamis, 13 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Kamis, 13 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V
  
 Dengan meneladan Kristus, orang itu menjadi sama seperti Kristus, menurut ukuran yang diberikan kepadanya. (St. Agustinus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 106:4)

Ingatlah akan daku demi kemurahan-Mu terhadap umat. Perhatikan daku demi keselamatan dari pada-Mu, ya Tuhan.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Maharahim, kami mohon ampun bila kami sampai melanggar perjanjianMu. Semoga kami lalu Kaubangkitkan dan Kaujadikan manusia baru berkat sabda Yesus, Putra-Mu terkasih, Dialah Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (11:4-13)

"Salomo tidak berpegang pada perjanjian Tuhan maka kerajaannya dikoyakkan."

Ketika Raja Salomo menjadi tua, isteri-isterinya mencondongkan hatinya kepada dewa-dewa, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Ashtoret, dewi orang Sion, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon. Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengurbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikianlah dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan kurban ukupan dan kurban sembelihan kepada dewa-dewa mereka. Maka Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari Tuhan, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya supaya jangan mengikuti dewa-dewa lain. Akan tetapi ia tidak berpegang pada apa yang diperintahkan Tuhan. Lalu bersabdalah Tuhan kepada Salomo, “Oleh karena engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan mengoyakkan kerajaanmu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya saja, demi Daud ayahmu, Aku belum mau melaksanakannya selama engkau masih hidup. Dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian tidak seluruh kerajaan akan Kurenggut daripadanya. Satu suku akan Kuberikan kepada anakmu demi hamba-Ku Daud dan demi Yerusalem yang telah Kupilih.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Ayat. (Mzm 106: 3-4.35-36.37.40)
1. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan aku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat, perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu.
2. Mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka.
3. Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yak 1:21) 
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu. 
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:24-30)

 
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu: “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenesia adalah kisah perjumpaan dengan bangsa asing. Yesus mengetes (mencobai) iman perempuan itu dengan menempatkan diri-Nya sebagai utusan Allah untuk bangsa Yahudi. Cerita ini sejajar dengan cerita dalam Injil Matius (15:21-28). Dalam Injil Matius dengan tegas Yesus berkata, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 15:24). Cobaan iman itu dilalui dengan baik oleh perempuan itu: anjing juga makan dari remah-remah roti tuannya. Perempuan itu memperlihatkan imannya yang sejati. Iman adalah kepercayaan yang teguh bahwa Yesus adalah Juruselamat yang dapat melakukan apa saja atas hidup kita. 
 
 Iman perempuan Siro-Fenesia itu berdampak positif. Anak menjadi sembuh. Berulangkali terbaca dalam Kitab Suci bahwa Yesus selalu mementingkan iman orang sebelum Ia melakukan sesuatu atas diri orang itu. Mari kita meniru iman perempuan itu agar Yesus pun dapat melakukan sesuatu atas hidup kita tatkala kita memintanya. 
 
Antifon Komuni (Mzm 7:28)
 
Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.  
  
RENUNGAN HARIAN MUTIARA IMAN  / MM

Seri Liturgi BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian I)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 325

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian I

Syalom aleikhem.
Kalau sudah urusan berdoa spontan, orang Katolik sering ciut nyali. Lidah kelu, kata-kata seret, susunan kalimat berantakan, dsb. Takut orang Katolik berdoa spontan di depan orang lain seiman. Mungkin rendah hati, haha. Namun, boleh jadi karena tak punya kerangka pikir bagaimana berdoa.

Juga soal menutup doa. Kadang terjadi doa lancar, kemudian tiba-tiba terhenti karena si pendoa kebingungan bagaimana menutup doa dengan manis. Tak jarang si pendoa hening tak hanya sejenak pada akhir doa, lalu tergopoh-gopoh bilang amin atas doanya sendiri, dan doa dianggap selesai dengan Tanda Salib yang terengah-engah pula.

Penutup doa yang manis sebenarnya anda dengar setiap hari, atau setiap pekan bagi yang ikut Misa Minggu. Kita dapat belajar dari doa-doa imam, terutama Collecta (Doa Pembuka), mengenai cara menutup doa.

Pedoman Umum Misale Romawi no. 54 memberi tahu kita mengenai penutup panjang atau penutup trinitaris sebuah doa. Begini:  Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa.

Itulah penutup doa pada Collecta. Ketika kita berdoa dengan mengarah kepada Allah Bapa, penutup cantik itu bisa digunakan. Ah terlalu panjang! Baiklah, pekan depan saya ajarkan versi singkat.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Rabu, 12 Februari 2020 Hari Biasa Pekan V

Rabu, 12 Februari 2020
Hari Biasa Pekan V

“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci.” (St. Bonaventura)


Antifon pembuka (Mzm 37:30)


Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran.


Doa Pembuka


Allah Bapa Yang Mahabijaksana, himpunlah kami bersatu dengan Putra-Mu dan yakinkanlah kami, bahwa kebijaksanaan-Mulah yang akan menyelamatkan dunia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Orang yang benar-benar dipenuhi Tuhan tentu mengagumkan. Pada zaman Salomo, kesejahteraan rakyat dianggap sebagai pertanda bahwa Tuhan hadir dan raja bukan hanya tersohor karena kekayaannya tetapi juga karena kebijaksanaannya.


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (10:1-10)
   
"Ratu Syeba melihat segala hikmat Salomo."

Pada suatu ketika, ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama Tuhan. Maka datanglah ia hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala apa yang ada dalam hatinya kepada Salomo. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya dan cara duduk pegawai-pegawainya. Cara pelayan-pelayan melayani dan berpakaian; minumannya, dan kurban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja, “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu! Tetapi aku tidak percaya akan perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku. Dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah para isterimu! Berbahagialah para pegawaimu, yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadaku sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena Tuhan mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Mulut orang benar menuturkan hikmat.
Ayat. (Mzm 37:5-6.30-31.39-40)

1. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah pada-Nya, maka Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan menampilkan hakmu seperti siang.
2. Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.
3. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik; Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 17:17ba)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Apa yang masuk dari luar tidak menaiskan, tetapi apa yang keluar dari dalam hati manusia, itu yang menajiskan. Misalnya, pikiran jahat, keserakahan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Hati adalah pusat kekayaan rohani manusia yang harus terus diolah.
   
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:14-23)

"Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku, dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban!” dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal. Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Ratu dari Syeba datang dan menyaksikan sendiri hikmat dan kebijaksanaan Raja Salomo. Salomo sendiri dengan bijak menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh sang ratu. Akhirnya, ratu mengakui bahwa segala hikmat kebijaksanaan Salomo itu bersumber dari Allah sendiri. Sedangkan Yesus mengungkapkan bahwa hikmat kebijaksanaan itu bersumber dari dalam, dari hati yang baik dan tulus ikhlas. Itulah hati yang selalu membiarkan Tuhan sendiri yang menuntun dan membimbing. Dan takut akan Allah adalah awal hikmat kebijaksanaan. Bersediakah kita untuk belajar takut akan Allah dalam hidup ini?


Antifon Komuni (Mzm 37:5)
 
Serahkanlah nasibmu kepada Tuhan! Percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak. 
 
    
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau menghendaki agar aku membina diri dengan mengolah hati dan budi dalam menghadapi kenyataan hidup yang tidak luput dari semangat bersaing dan mencari kepuasan diri sendiri. Tuhan, ampunilah aku, karena aku tidak luput dari semangat anak-anak dunia, bersaing demi kepuasan diri semata. Amin.
 
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy