| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 19 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Rabu, 19 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
  
“Manusia itu seumpama piala! Di dalamnya Tuhan mempersatukan diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan” (St. Prokopius dari Gaza)
 
Antifon Pembuka (Mzm 15:1)
  
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
 
Doa Pembuka
 
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan, melewati bulan-bulan yang hampa menghitung malam-malam yang menyesakkan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:19-27)
   
Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah akan hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak dibenarkan oleh Allah. Maka buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kalian menjadi pelaksana sabda, dan bukan hanya pendengar. Sebab jika tidak demikian, kalian menipu diri sendiri. Sebab jika orang hanya mendengar sabda saja dan tidak melakukannya, ia itu seumpama orang yang sedang mengamat-amati mukanya dalam cermin. Sesudah memandangi dirinya sesaat, ia lalu pergi, dan segera lupalah ia bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melaksanakannya, ia akan berbahagia karena perbuatannya. Kalau ada orang yang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, dan sia-sialah ibadahnya. Ibadah sejati dan tak tercela di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ketika tiba di Betsaida, Yesus diminta menyembuhkan orang buta. Ada beberapa hal yang menarik untuk kita renungkan bersama: Pertama, Yesus membawa orang buta itu ke luar kampung. Mengapa harus di luar kampung? Adakah peraturan yang melarangnya? Apakah pada saat itu hari Sabat, sehingga apa yang dikerjakan nanti tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain? Kedua, Yesus meludahi mata orang itu terlebih dahulu, lalu meletakkan tangan-Nya. Apakah ludah Yesus lebih mempunyai kekuatan daripada sabda-Nya? Ketiga, Yesus juga menanyai orang itu, "Sudahkah kaulihat sesuatu." Apakah Dia tidak mampu menyelami penglihatan mata orang buta itu, sehingga harus menanyainya? Keempat, Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu untuk kedua kalinya, dan barulah orang itu dapat melihat dengan baik. Kelima, Yesus menyuruh dia langsung pulang ke rumahnya dan melarangnya masuk kembali ke kampung. Ada apa dengan kampung itu?

Hanya pertanyaan mengapa dan mengapa, yang bisa kita ajukan dalam mendengarkan Injil yang dibacakan pada Misa Kudus hari ini. Karena memang ada banyak hal yang menarik, bila kita membacanya secara teliti. Keberanian kita bertanya akan memungkinkan kita menjadi pelaksana sabda, dan bukan pendengar yang menipu diri, sebagaimana dikatakan Yakobus dalam suratnya (1:22). Aneka pertanyaan dalam membaca Kitab Suci memungkinkan setiap orang untuk memasuki peristiwa hidup di mana sabda itu disampaikan; tidak hanya ketika dia membacanya, tetapi juga dalam aneka kegiatan dia mencoba mencocokkan pesan Sabda yang telah didengarnya.

Yesus sengaja menggunakan teknik-teknik ritual, dan tidak memakai cara yang dikenakan-Nya kepada Bartimeus dengan pengucapan sepotong kalimat singkat (Mrk 10:52). Yesus ingin menegaskan bahwa kita tidak bisa memaksakan kemauan kita kepada Tuhan sang Empunya kehidupan. Kemampuan kita dalam berdoa hanya sebatas memohon dan memohon yang berakar dari keinginan hati, tak ada hak dan kuasa kita untuk melanjutkannya dengan memaksa Allah supaya segera mengeksekusi permohonan kita. Kita hanya memohon; kapan dan bagaimana Allah mengabulkannya, kita serahkan kembali kepada-Nya. Keberserahan diri meletakkan semua permohonan kita pada kehendak Tuhan menenangkan jiwa dalam berharap kepada-Nya. 
 
 
     
Cafe Rohani

Seri Liturgi: BAGAIMANA MENUTUP DOA? (Bagian III – Habis)


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 331

Seri Liturgi
BAGAIMANA MENUTUP DOA?
Bagian III – Habis

Syalom aleikhem.
Menutup doa dalam doa spontan bersama orang lain memang bebas rumusannya. Tiada aturan ketat mengikat bagaimana orang Katolik harus menutup doanya. Namun, sayang kalau rumus penutup doa dicomot begitu saja dari udara. Akibat pengaruh “luar”, ada rumusan tertentu yang jadi populer pada umat Katolik, padahal rumusan itu tak terlalu Katolik. Apa salah? Tidak, tentu saja.

Soalnya bukan salah atau tidak, melainkan lex credendi lex orandi yang kalau disimpelkan bermakna ‘apa yang kita imani itulah yang kita ucapkan dalam doa’. Jadi? Mari berdoa secara Katolik karena iman kita iman Katolik.

Hal pertama yang penting diingat: penutup doa harus selaras dengan arah doa. Arah doa kepada Sang Bapa beda cara menutupnya dengan arah doa kepada Sang Putra. Bagian I & II membahas versi panjang.

Kini model singkatnya. Kalau arah doa kepada Allah Bapa (“Ya Allah Bapa kami, …”), penutup singkatnya: “Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.” Untuk arah doa kepada Allah Putra (“Ya Tuhan Yesus, …”), ini penutup singkatnya: “Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami.”

So? Mudah dan bersahaja ‘kan. Hapalkan cara singkat, dan gunakan tiap kali berdoa. Hanya dua rumusan saja. Tak sulit. Ingat lagi ini: lex credendi lex orandi, ‘yang diimani itu yang diucapkan dalam doa’.

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Selasa, 18 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 18 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI


Ya Tuhan, berilah umat, Gereja-Mu bertambah besar jumlahnya dan kumpulkan semua anggotanya dalam kesatuan --- St Sirilus.
  

Antifon Pembuka (Mzm 95:12-13a)

Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
  
Doa Pembuka


Allah Bapa kami sumber iman kepercayaan, kami telah menerima sabda penuh kebenaran, ialah Yesus, Putra Manusia. Semoga sabda itu membuka mata hati dan budi kami dalam pergaulan kami dengan Dikau.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Manusia memang pandai melempar kesalahan kepada orang lain, bahkan kepada Tuhan sendiri. Akan tetapi, Tuhan tidak memberi godaan kepada siapa pun, yang baik-baik saja yang diberikan-Nya.


Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:12-18)
  
"Allah tidak mencobai siapa pun."

Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Pencobaan ini datang dari Allah." Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
 
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan.Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.18-19)
1. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.


Tugas Yesus memang tidak mudah. Orang Farisi tidak percaya. Para murid juga sulit memahami, sehingga Yesus mengecam para murid karena mudah lupa dan tidak mengeri apa yang Dia katakan dan perbuat selama ini.
   
 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
 
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan
   
Di dalam penderitaan, orang bisa belajar bersabar menanggung segala sesuatu. Dalam pengalaman salib, orang belajar beriman bahwa Yesuslah kekuatan hidup ini. Apabila kita tahan uji dalam cobaan hidup, kita akan memiliki mahkota kehidupan. Para murid ditegur oleh Yesus karena mereka tidak belajar percaya dalam pergumulan hidup. Mereka belum mampu mengerti dan memahami pengajaran Yesus. Kita diundang untuk memiliki hati yang terbuka untuk memahami hidup dan kata-kata-Nya. Karena apa yang dikatakan dan dilakukan-Nya mengungkapkan kuasa kehadiran Allah yang menyelamatkan.

 
Antifon Komuni (Mzm 94:14)

Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya. Ia takkan menolak milik pusaka-Nya.

Doa Malam

Ya Tuhan dan Allahku, aku hidup oleh Roti Kehidupan yang diberikan dalam santapan lewat Ekaristi. Semoga hidupku mampu menjadi roti yang siap dibagi-bagi demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebaikan orang-orang yang mengasihi-Mu. Amin.

Selama Masa Prapaskah altar tidak dihias dengan bunga, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV),hari raya dan pesta yang terjadi pada masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 305)

 
RUAH

Seri Katekismus: SURGA BARU BUMI BARU


KATKIT (Katekese Sedikit) No. 330

Seri Katekismus
SURGA BARU BUMI BARU

Syalom aleikhem.
Apa yang terjadi sesudah Pengadilan Terakhir (Pengadilan Umum)? Melalui Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1042, Gereja mengajar: “Semua orang yang benar, yang dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.”

Dua hal disampaikan di sana. Pertama, manusia benar berada dalam kebahagiaan abadi. Kedua, alam diperbarui secara sempurna.

Bagaimana pembaruan itu? Alkitab tak menjawab gamblang bagaimana akan terjadinya, melainkan memakai gambaran, seperti: “langit yang baru dan bumi yang baru” (2Ptr. 3:13), “semuanya baru” (Why. 21:5), “yang lama itu sudah berlalu” (Why. 21:4). Serba tak jelas bagaimana pembaruan itu terjadi, namun jelas akan terjadi.

KGK memberi tahu kita bahwa ketika pembaruan itu telah terjadi, Allah akan mempunyai tempat tinggal di antara manusia. Ini berarti Allah sungguh bersama-sama dengan manusia dalam arti harafiah, namun tentu saja di luar jangkauan pikiran kita sekarang, sebab – kita telah paham – badan kita kelak pun tubuh rohani yang tak lagi terikat hukum alami dunia sekarang. Jadi, perkataan “Allah tinggal di antara manusia” belum dapat dipahami sepenuhnya. Serba gambaran.

Alam semesta yang tampak (dunia material) juga ditentukan untuk diperbarui. Tradisi Suci yang disampaikan Santo Ireneus dalam kitab berjudul Adversus Haereses  berbunyi: “dunia… dikembalikan kepada keadaannya yang semula.” Keadaan semula itu keadaan pada awal penciptaan ketika belum ada dosa, ketika manusia dengan manusia lain serta dengan alam masih harmoni.

Tradisi Suci memberitahukan petunjuk bahwa dunia material tak akan hilang begitu saja, melainkan diperbarui. Namun, KGK pun bersahaja mengakui bahwa “[kita] tidak tahu pula bagaimana alam semesta akan diubah”. Hanya disebut bahwa dunia yang kita kenal ini, yang telah rusak akibat dosa ini akan berlalu.

Apa makna “berlalu”? Yang jelas, bukan musnah begitu saja, sebab menurut KGK no. 1048, “Allah menyiapkan tempat tinggal baru dan bumi yang baru… yang kebahagiaannya akan memenuhi dan melampaui segala kerinduan… hati manusia.” Seperti apa “wujud konkret” bumi yang baru itu? Tak tahulah aku. Yang pasti, akan ada.

Peduli pada Dunia Kini

Kalau akan ada “bumi yang baru”, kita tak usah pedulikan “bumi yang lama”! Untuk apa? Bukankah Allah sudah menyiapkan yang sempurna untuk kita? Biar saja lenyap bumi yang ini!

Berhadapan dengan pandangan itu, Gereja Katolik berpendapat lain, demikian sebagaimana tercantum di KGK no. 1049: “Janganlah karena mendambakan dunia baru, orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk mengolah dunia ini.”

Gereja mengajarkan, kita justru harus makin peduli untuk merawat dan mengolah dunia kini agar semakin baik sehingga dapat “memberi suatu bayangan tentang zaman baru”; artinya, semakin mengarah kepada kesempurnaan, bukan kehancuran – sebab, akhir zaman pun bukan kehancuran, melainkan kesempurnaan (tepatnya: penyempurnaan).

** Uraian atas Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1042-1050

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring

Senin, 17 Februari 2020 Hari Biasa Pekan VI

Senin, 17 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI


“Engkau merasa cemas dan sedih karena Komuni-komunimu terasa hampa dan kering. Pada waktu engkau menyambut Sakramen Mahakudus: Apakah engkau mencari dirimu sendiri atau mencari Yesus? Jika engkau mencari dirimu sendiri, memang ada alasan untuk bersedih hati. Akan tetapi, bila engkau mencari Kristus – sebagaimana mestinya – masihkah engkau menginginkan suatu tanda yang lebih menyakinkan daripada salib untuk mengetahui bahwa engkau telah menemukannya?” — St. Josemaria Escriva

  
Antifon Pembuka (Mzm 119:76) 


Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.


Doa Pembuka
  
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, semoga kami mengimani Engkau, agar dapat berdoa dan Kaudengarkan, baik pada saat suka maupun duka, senang maupun sedih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)
   
"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."

Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76)

1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
   
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
 
Bacaan Injil hari ini amat singkat, tetapi penuh dengan makna. Bacaan ini diambil dari Injil Markus yang secara keseluruhan menekankan sulitnya orang untuk bisa percaya Kepada Yesus. Orang banyak sering kali tidak mampu memahami ajaran-ajaran Yesus. Para murid-Nya pun demikian juga (8:17; 9:32), bahkan keluarga Yesus sendiri pernah mengira Dia itu sudah tidak waras (3:21). Orang Yahudi sebagai bangsa terpilih sulit Percaya kepada Yesus. Diwakili oleh orang-orang Farisi, mereka menuntut suatu tanda dari surga, agar mereka bisa percaya kepada-Nya. Namun, dengan tegas, Yesus menolak tuntutan mereka. Sudah banyak tanda yang dilakukan Yesus di tengah mereka: pengusiran roh-roh jahat, penyembuhan orang lumpuh, bahkan pembangkitan orang mati. Tanda-tanda tersebut seharusnya lebih dari cukup untuk mendorong mereka percaya kepada Yesus. Sayang sekali, nyatanya tidak demikian! Oleh karena itu, Yesus “mengeluh dalam hati-Nya,” artinya hatinya amat prihatin dan sedih, karena orang' orang Yahudi tidak percaya dan masih menuntut suatu tanda dari surga.

Allah sering memberi manusia tanda-tanda, agar manusia bisa percaya kepadaNya; Akan tetapi, sesungguhnya manusia tidak boleh menuntut suatu tanda sebab iman tidak boleh didasarkan pada tanda yang dituntut manusia kepada Allah. Iman yang berdasarkan tanda bukanlah iman yang sempurna. Dalam Injil Yohanes, Yesus menegur pegawai istana yang datang kepada-Nya untuk memohon kesembuhan bagi anaknya, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya” (Yoh. 4:48). Yesus juga menegur Rasul Tomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya” (Yoh. 20:29). Memang tanda bisa berguna bagi tumbuhnya iman, akan tetapi iman yang ideal berarti percaya meskipun tidak melihat, seperti kata St. Paulus, ”Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” Kita hidup lebih dari 2.000 tahun sesudah Yesus. Kita tid ak melihat Dia secara langsung. Namun, kita percaya kepada-Nya berdasarkan kesaksian para rasul-Nya dan para pengganti mereka. Semoga berlakulah pada diri kita apa yang dikatakan Yesus kepada Tomas, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). (Mgr. H. Pidyarto, O.Carm/INSPIRASI BATIN 2020)
  
Antifon Komuni (Mzm 119:76)

Kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburan-Ku. Sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

 
    
 
 

Minggu, 16 Februari 2020 Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 16 Februari 2020
Hari Minggu Biasa VI

"Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Saudara Fransiskus kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan Roh-Nya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus."  (Paus Yohanes Paulus II, Pesan Radio untuk Vigili Fransiskan di St. Petrus dan Assisi, 3 Oktober 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)
   

Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
  
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.

Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.

Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.

   
Doa Pembuka

Ya Allah, Engkau telah bersabda bahwa Engkau akan tinggal dalam hati yang lurus dan murni. Semoga dengan pertolongan rahmat-Mu kami hidup menurut Sabda-Mu agar kami panta menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (15:15-20)
   
      
"Tuhan tidak memerintahkan siapapun untuk berdosa."
  
Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia; apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya. Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 1-2.4-5.17-18.33-34; R:1b)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
 
  

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2:6-10)
  
"Sejak dahulu kala Allah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita."
  
Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang; bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sejak sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Semua itu telah dinyatakan Allah kepada kita berkat Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
 
  

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-37)
  
"Dahulu dikatakan demikian; tetapi Aku mengatakan kepadamu begini."
   
Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya’. Tetapi Aku berkata kepadamu, Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, atau pun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakana: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan



Apa jadinya jika dunia ini tanpa hukum? Dunia ini akan mengalami kekacauan dan anarki serta ketidakteraturan. Apa jadinya jika sebagai warga negara kita tidak menghormati hukum negara? Dan sekarang mari kita bayangkan, apajadinyajika kita sebagai pribadi beriman tidak setia pada ajaran Tuhan? Kita pasti akan mengalami kekacauan dalam hidup. Kita tidak akan memiliki ketenangan batin. Dalam bacaan pertama, Kitab Sirakh menegaskan bahwa kesetiaan pada hukum Tuhan adalah pilihan hidup. Bahkan kita berhadapan dengan pilihan: hidup dan mati, baik dan jahat. Kita harus memilih salah satu: “Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya.”

Tuhan memberi kita kebebasan, tetapi kebebasan ini tidak mutlak karena Dia ingin kita bersikap bijaksana dalam membuat pilihan. Jika kita memilih untuk “hidup dan menjadi baik ” dengan dasar bahwa Tuhanlah yang memimpin kita menuju hidup yang baik, maka kita pun akan mengikuti dan menghidupi keinginan Tuhan.

Injil hari memperlihatkan kepada kita apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan dalam hidup ini. Yesus memberi kita ajaran tentang: hidup yang jujur dan benar dalam menjalani hidup keagamaan (Matius 5:20); kemarahan (Matius 5:21-26), ajaran tentang perzinaan (Matius 5:27-30); dan ajaran tentang perceraian (Matius 5:31-32). Apa jadinya jika kita mengikuti dan menghidupi ajaran Tuhan? Jika kita mengikuti semua ajaran ini, maka kita akan merasa damai bersama orang lain; kesetiaan dalam hidup pernikahan akan diperjuangkan terus-menerus meskipun banyak tantangannya, dll. Tuhan Yesus memberikan hukum-hukum ini agar menjadi mercusuar kita ketika kita terus berlayar di dunia ini. Mercusuar itu akan membantu peijalanan hidup kita. Dengan demikian, kita mengikuti perintah dan hukum Tuhan bukan karena takut. Kita mengikutinya karena kita mengasihi Yesus yang adalah roh di balik hukum-hukum-Nya. Karena itu, jika kita mengikuti-Nya, kita akan memiliki kedamaian dalam hidup dan akan merasa lebih dekat dengan Yesus di dunia ini dan di surga nanti. (DS/INSPIRASI BATIN 2020)
   
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.

They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.

Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio. 

Seri Alkitab INJIL MARKUS 6:45-47

KATKIT (Katekese Sedikit) No. 329

Seri Alkitab
INJIL MARKUS 6:45-47

Mrk. 6:45
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

Et statim coegit discipulos suos ascendere navem, ut praecederent trans fretum ad Bethsaidam, dum ipse dimitteret populum.

Syalom aleikhem.
Ungkapan “sesudah itu… segera” menyiratkan peristiwa berlangsung persis setelah mujizat roti. Terbukti, masih ada di sana orang banyak yang lalu disuruh pulang. Agak jelas bahwa setelah orang banyak kenyang, Tuhan Yesus menyuruh mereka pulang, lalu Beliau dan para murid beracara sendiri.

Kata “memerintahkan” diterjemahkan dari kata bahasa Yunani yang maknanya ‘memaksa; mendesak’. Apa artinya? Para murid ingin bersama-sama dengan Tuhan, mereka enggan pergi sebetulnya. Namun, Tuhan mendesak mereka supaya berangkat lebih dulu dan meninggalkan Tuhan. Tujuan jelas: Betsaida.

Dapat kita gambarkan, terjadi pembicaraan antara Tuhan dan para murid. Tuhan menyuruh mereka berangkat dahulu, dan para murid – tentulah – keberatan karena memikirkan nanti Tuhan naik apa dan bersama siapa. Tuhan menjawab supaya para murid tak risau. “Kita ketemu di Betsaida,” kata Beliau.

Betsaida itu kota di sisi timur laut Danau Galilea. Kalau dikatakan Betsaida adalah seberang, di manakah Tuhan dan para murid saat itu? Data terdekat ada pada ayat 32 yang menyatakan mereka ada di tempat sunyi. Manakah itu? Tak jelas. Mungkin Tiberias, bukan di dalam kota, melainkan di padang sekitarnya. Tiberias dan Betsaida itu berseberangan letak. Bolehlah kau tilik di peta.

Mrk. 6:46
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.

Et cum dimisisset eos, abiit in montem orare.

Orang banyak pergi, murid-murid berlayar, Tuhan kini sendirian. Seorang diri Beliau naik bukit. Tujuan-Nya? Berdoa. Bukit apakah? Tak jelas. Di dekat situ memang ada gunung tinggi, Tabor namanya. Yang pasti, beliau tak ke gunung, melainkan ke bukit. Jadi, bukan Tabor. Tampaknya itu salah satu bukit kecil dari perbukitan yang ada di sekitar danau.

Mrk. 6:47
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.

Et cum sero factum esset, erat navis in medio mari, et ipse solus in terra.

Waktu kejadian mujizat roti saja sudah senja, hampir malam. Belum lagi durasi makan orang banyak dan kepergian mereka dan para murid. Mungkin sekarang tengah malam, dan perahu para murid sudah di tengah danau. Ayat menyebut Tuhan sendirian di darat.

Darat yang dimaksud adalah bukit tempat Beliau berdoa. Apakah Beliau masih berdoa? Tampaknya demikian. Ayat ini – juga beberapa ayat lain senada – memberi kita data yang jelas Tuhan Yesus sesekali menyendiri untuk berdoa, mengasingkan diri dari kerumunan orang.

Renungan: Anda punya waktu berpisah sementara dari “kerumunan orang” (medsos)?

Rev. D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Katekis Daring a

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy