Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Seri Katekismus BAPA & KRISTUS DALAM LITURGI Syalom aleikhem. Seluruh karya Allah adalah berkat, dari awal mula hingga akhir zaman. Berkat-berkat ilahi tampak dalam peristiwa-peristiwa yang menyelamatkan sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Lama (PL). Aneka perayaan dalam PL mengingatkan umat akan berkat-berkat ilahi.
Bapa: Asal & Tujuan
Dalam liturgi Gereja, berkat Allah dinyatakan dan diberikan secara sempurna: Allah Bapa diakui dan disembah sebagai asal dan tujuan segala berkat. Simpelnya, dalam liturgi, umat mengakui bahwa Allah adalah Sang Bapa dan menyembah-Nya. Selanjutnya, dalam liturgi pula, Allah memberi umat-Nya berkat-berkat, lalu oleh umat, berkat-berkat itu dipersembahkan kembali kepada Allah.
Di satu pihak, Gereja bersyukur kepada Bapa atas segala karunia-Nya; di lain pihak, Gereja mempersembahkan anugerah-anugerah kepada Bapa. Apa-apa yang telah diterima lebih dulu dari Bapa, disyukuri, lalu dipersembahkan kembali kepada-Nya agar berdaya guna dalam hidup umat.
Berkat berasal dari Bapa, dan dikembalikan kepada Bapa, namun demi kepentingan umat manusia. Itulah yang terjadi dalam liturgi.
Karya Kristus
Pada jaman now, Sang Kristus bertindak melalui sakramen-sakramen yang Beliau tetapkan sebagai sarana untuk membagi-bagikan rahmat-Nya. Mudahnya, “alat” yang dibuat oleh Kristus untuk memberikan rahmat-Nya bagi umat manusia adalah sakramen-sakramen. Melalui tanda-tanda jasmaniah: perkataan dan perbuatan, rahmat Kristus dicurahkan bagi kita.
Misteri Paskah Kristus telah terjadi pada masa lampau, kira-kira dua ribu tahun lalu. Apakah itu usang dan tinggal jadi memori saja? Tidak. Misteri Paskah dihadirkan kembali dalam setiap liturgi. Gampangnya, Tubuh Kristus yang sama yang diberikan kepada Para Rasul dua ribu tahun lalu juga diberikan kepada kita kini.
Mengapa bisa? Sebab, Kristus telah memberikan Roh Kudus kepada Para Rasul, dan dengan itu, Beliau memberi mereka wewenang pengudusan. Selanjutnya, wewenang pengudusan diserahkan oleh Para Rasul kepada para pengganti rasul. Ini disebut suksesi apostolik (penerusan kerasulan).
Simpelnya, wewenang melaksanakan sakramen-sakramen dimiliki oleh Kristus, lalu diberikan kepada Para Rasul, lalu diberikan kepada para pengganti rasul… terus… hingga akhir zaman. Penyerahan wewenang dilakukan melalui Sakramen Tahbisan. Maka, ada kaitan sangat erat antara Sakramen Tahbisan dan kehidupan liturgi Gereja. Hanya dengan adanya Sakramen Tahbisan, kelangsungan liturgi Gereja terjamin sampai akhir masa.
Jadi, liturgi adalah karya Kristus yang pada zaman ini dipercayakan (dilaksanakan) oleh umat-Nya yang ditetapkan melalui Tahbisan Suci. Untuk melaksanakan karya sebesar itu, terutama karya liturgis, Kristus senantiasa mendampingi Gereja-Nya. Beliau hadir dalam Kurban Misa: dalam diri pelayan (imam) dan terutama dalam dua rupa Ekaristi (Hosti & Anggur Suci).
Sederhananya, yang memimpin setiap Misa adalah Kristus, yang membaptis setiap umat juga Beliau, yang bersabda pun Beliau, dsb.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1076-1090
Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya.” (St. Maksimus) Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)
Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau
menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu
terhadapku.
O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your
salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.
Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami
agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup
melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan
maupun dengan perbuatan.Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
“Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.”
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel,
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu,
kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau
harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau
mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut
balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Akulah
Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala
penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai
engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa
kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita
dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan
sayang kepada orang-orang yang bertakwa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)
“Kamu adalah tempat kediaman Allah.”
Saudara-saudara, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu adalah Bait
Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu. Jika ada orang yang
membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab Bait
Allah adalah kudus, dan kamulah Bait Allah itu. Janganlah ada orang yang
menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia sungguh
berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab
ada tertulis, “Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya.” Dan di
tempat lain tertulis, “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang
berhikmat. Sungguh, semuanya sia-sia belaka.” Karena itu, janganlah ada
yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah
milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup maupun
mati, baik waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Semuanya itu
kepunyaanmu. Tetapi kamu adalah milik Kristus, dan Kristus adalah milik
Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)
“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu
telah mendengar bahwa dulu ada ungkapan: Mata ganti mata, gigi ganti
gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu,
berikanlah juga pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa
mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia
sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan
menolak orang yang mau meninjam sesuatu dari padamu’. Kamu telah
mendengar firman, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’.
Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.’ Karena dengan demikian kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit
bagi orang yang jahat dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun
diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak
benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan
orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga
sempurna adanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
Renungan
Seluruh bacaan hari ini
sungguh-sungguh memberikan kekuatan kepada kita sebagai pengikut Yesus.
Alasannya, karena kita kudus seperti yang dikatakan dalam bacaan I,
"Kuduslah kamu!" Kemudian predikat itu semakin diteguhkan lagi dalam
bacaan kedua yang mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah yang berarti
setiap Kristiani adalah tempat Tuhan tinggal. Menjadi ciri khas bahwa di
mana Tuhan tinggal, tempat itu adalah kudus. Kita adalah tempat tinggal
Tuhan, itulah alasannya kita disebut kudus.
Untuk menjadi tempat tinggal-Nya,
langkah pertama yang perlu ditempuh adalah pengudusan diri. Persiapan
pembaptisan baik itu bagi mereka yang dibaptis dewasa maupun sejak bayi
adalah peristiwa yang menentukan tempat kudus tersebut. Kemudian berkat
baptisan itu, kita dikuduskan dan menjadi tempat Dia tinggal. Berkat
penerimaan Sakramen-sakramen lainnya sesuai dengan disposisi
masing-masing, menjadikan kita lebih layak untuk kediaman Tuhan yang
adalah kudus.
Dengan penjelasan inilah kita bisa
memahami seorang Kristiani disebut kudus dan Bait Allah, dan kata-kata
ini diberikan Allah sendiri kepada umat Israel dan dengan sendirinya
juga kepada kita Israel baru. Sehubungan dengan itu, Rasul Paulus
menambahkan bahwa Roh Allah diam di dalam diri orang Kristiani, karena
kekudusan yang dimilikinya. Inilah kualitas hidup yang dimiliki pengikut
Kristus yang mengambil bagian pada kekudusan ilahi.
Keadaan hidup seperti itu membedakan
cara hidup seorang Kristiani dari yang bukan. Allah yang membiarkan
keilahian-Nya dihampiri oleh pengikut-Nya, memiliki ciri khas dalam
hidup. Tidak membenci saudara adalah salah satu ciri yang dilaksanakan.
Menegur sesama adalah cara kedua yang perlu, walau seringkali dianggap
tidak mengenakkan dan tidak sopan. Ciri berikutnya adalah kasih kepada
sesama dalam arti tidak menaruh dendam, tidak menuntut balas dan tidak
mendatangkan dosa.
Permintaan seperti ini sudah biasa di
kalangan masyarakat dan sudah menjadi prinsip umum dalam kehidupan
sosial, sehingga seakan tidak lagi menunjukkan kekhasan yang lebih
menonjol sebagai pengikut Kristus. Bahkan, kelompok preman, geng motor,
koruptor dan pedagang kaki lima yang akhir-akhir ini disoroti di negara
kita, juga memiliki ciri hidup seperti yang sudah dikatakan. Lalu apa
keunggulan Kristiani yang disebut kudus oleh Tuhan Allah dan Rasul
Paulus?
Injil Matius mengatakan bahwa
membalas keahatan dengan kejahatan adalah bukan ciri Kristiani. Yesus
Kristus dengan ekstrim memberikan contoh konkret yang diambil dari
kehidupan sehari-hari. Jika ada orang menampar, tidak perlu membalas
dengan tamparan. Inilah ciri Kristiani yang dikuduskan Tuhan.
Untuk menunjukkan kualitas hidup yang
lebih tinggi, Yesus kemudian menambahkan sikap yang lebih ekstrim
dengan mencintai musuh dan bahkan berdoa baginya. Bagaimana mungkin saya
bisa mencintai orang yang membakar gereja? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai orang yang membunuh saudara saya? Bagaimana mungkin saya bisa
mencintai dan bahkan berdoa bagi mereka yang mengejek, menghina dan
mencemooh saya?
Inilah kriteria utama "kekudusan
kita". Tidak bisa dilupakan bahwa banyak orang bisa mencapai pada taraf
mencintai dan mendoakan musuh. Salah satu contohnya adalah Beato
Isidorus Bakanja, seorang Kristiani dari Kongo, Afrika. Ia mati karena
disiksa oleh penjajah. Sebelum meninggal, ia diminta oleh bapa rohaninya
agar ia mengampuni orang yang menyiksanya. Dengan tegas ia mengatakan,
"Tentu saja saya mengampuninya (orang yang menyiksanya); bahkan kalau
saya nanti masuk surga, saya akan berdoa baginya!" Inilah sikap
Kristiani sejati! Inilah sikap kekudusan yang diharapkan Tuhan dari para
pengikut-Nya. (RUAH)
Antifon Komuni
Aku mau bersyukur kepada Tuhan
dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang
ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur
bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.
I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)
Atau
Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.
Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27)
Mrk. 6:51-52 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, * sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Et ascendit ad illos in navem, et cessavit ventus. Et valde nimis intra se stupebant; * non enim intellexerant de panibus, sed erat cor illorum obcaecatum.
Syalom aleikhem. Begitu Tuhan Yesus naik ke perahu, angin yang tadinya mendorong-dorong perahu berhenti menerpa. Mati angin. Keadaan itu membuat para murid terheran-heran. Baru saja Sang Guru berjalan di atas air tanpa tenggelam, sekarang angin sakal terdiam tanpa daya.
Ungkapan “tercengang dan bingung” menyiratkan keadaan bagai orang hilang akal alias linglung, tak sadar akan apa yang terjadi, tak benar-benar paham. Para murid tak tahu harus bicara dan berbuat apa karena tak mampu memahami sepenuhnya apa yang disaksikan baru saja. Terkandung rasa takut dan kagum sekaligus pada mereka.
Apa arti degil? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) membantu: ‘tidak mau menuruti nasihat orang; keras kepala; kepala batu’. Dalam hal ini, arti kepala batu ini yang cocok. Dalam bahasa Yunani, frasa yang diterjemahkan “hati mereka tetap degil” berbunyi ‘jantung mereka masih dikeraskan’. Ini kiasan menggambarkan ketakpahaman. Para murid masih tak paham siapa sejatinya Yesus dari Nazaret.
Mukjizat roti bagi 5.000 orang lebih, berjalan di atas air, redanya angin sakal tak membuat para murid mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah. Hati mereka tetap saja tertutup, pikiran mereka masih saja tumpul.
Mrk. 6:53-55 Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. * Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. * Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.
Et cum transfretassent in terram, pervenerunt Gennesaret et applicuerunt. * Cumque egressi essent de navi, continuo cognoverunt eum * et percurrentes universam regionem illam coeperunt in grabatis eos, qui se male habebant, circumferre, ubi audiebant eum esse.
Tempat pendaratan berbeda dari tujuan awal, Betsaida. Kini mereka berlabuh di Genesaret. Tampaknya angin sakal membuat arah perahu meleset. Genesaret itu kampung di barat daya Kapernaum. Namanya menjadi nama alias Danau Galilea. Tersurat pada ayat 54, penduduk Genesaret sudah mengenal Tuhan Yesus. Dan, kejadian seperti yang sudah-sudah berulang. Di mana ada Tuhan Yesus, di situ orang datang. Lihat penggambarannya pada ayat 56 di bawah.
Mrk. 6:56 Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Et quocumque introibat in vicos aut in civitates vel in villas, in plateis ponebant infirmos; et deprecabantur eum, ut vel fimbriam vestimenti eius tangerent; et, quotquot tangebant eum, salvi fiebant.
Sabtu, 22 Februari 2020
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
“Dari seluruh dunia hanya seorang, yaitu Petrus telah dipilih untuk
mengetuai panggilan para bangsa, semua rasul dan para Bapa Gereja” (St.
Leo Agung)
Antifon Pembuka (Luk 22:32)
Tuhan bersabda kepada Simon Petrus, "Aku sudah berdoa bagimu, hai Simon
supaya imanmu jangan luntur dan supaya engkau setelah bertobat
meneguhkan saudara-saudaramu."
The Lord says to Simon Peter: I have prayed for you that your faith may
not fail, and, once you have turned back, strengthen your brothers.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mendirikan Gereja-Mu di atas wadas,
dan mendasari iman kami dengan pengakuan iman para rasul. Kami mohon,
selamatkanlah kami dan jangan sampai Gereja-Mu digoncangkan oleh
kekuatan apa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)
"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu."
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai teman penatua dan saksi
penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang
akan dinyatakan kelak, aku menasihati para penatua di antara kamu:
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi
kawanan domba itu. Maka, apabila Gembala Agung datang, kamu akan
menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2,4, PS 849/646
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di
rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan
yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut
akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu,
itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku
selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan
senantiasa. Bait Pengantar Injil, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya
kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab
mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa
katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah
engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu
kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan
Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan
Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U.Terpujilah Kristus. Renungan
Banyak orang ingin menjadi orang nomor satu. Mereka ingin menjadi
pemimpin dan menduduki takhta kekuasaan tertinggi. Mereka ingin menjadi
tuan, bukan menjadi hamba. Mereka ingin dilayani, bukan melayani. Karena
itu, tidaklah heran bila hingga zaman ini banyak orang saling berebut
takhta kekuasaan.
Lalu siapakah orang nomor satu menurut Yesus? Mereka adalah orang yang
menjadi besar dengan cara menjadi kecil. Orang yang mau menjadi
terkemuka dengan cara mau melayani sesamanya. Lewat Sabda-Nya hari ini,
Yesus mau membantu kita untuk memahami tugas pelayanan Petrus sebagai
pemimpin Gereja, Paus Pertama.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Gereja merayakan
masa kepemimpinan Rasul Petrus. Apa yang membedakan antara takhta yang
diduduki oleh Rasul Petrus dan takhta yang banyak diperebutkan oleh
banyak orang pada zaman ini? Perbedaannya ialah Petrus memperoleh takhta
kepemimpinan sebagai anugerah, pemberian Tuhan semata.
Tuhan memberikan anugerah ini karena pengakuan imannya kepada Yesus
bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Itulah
sebabnya, kepadanya dinyatakan secara resmi dan agung oleh Yesus, bahwa
namanya adalah Petrus atau batu karang; dan di atas batu karang inilah
Yesus mau mendirikan Gereja-Nya dan mempercayakan kunci Kerajaan Surga
kepadanya (ay. 18-19).
Sebagai pemimpin Gereja, Rasul Petrus telah memberikan keteladanan
bagaimana menjadi seorang pemimpin. Ia telah memperlihatkan dirinya
sebagai seorang pemimpin yang rendah hati. Ia memimpin jemaatnya dengan
tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, melainkan dengan sukarela
mengabdikan dirinya seturut kehendak Allah (1Ptr 5:1-4).
Kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri Petrus tidak menghalangi
dia untuk semakin kuat dalam iman. Keterbukaan kepada kehendak Allah
telah menyingkapkan pintu kasih dan rahmat Allah kepadanya. Pintu kasih
dan rahmat itu mengantar dia untuk mengenal apa yang menjadi kehendak
Allah pada dirinya.
Semoga kita bisa menjadi orang nomor satu di hadapan Yesus, seperti
Rasul Petrus. Semoga kerelaan hati, dan pengabdian diri Rasul Petrus
menjadi inspirasi bagi kita dalam menghayati iman dan melayani sesama.(Rm. Harsantyoko, O.Carm/Cafe Rohani)
Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16,18)
Petrus berkata kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Dan Yesus menjawab: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku.
Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And
Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.
Syalom aleikhem. Tahukah anda, apakah yang dimaksud “Ekaristi”? Kata “Ekaristi” itu transliterasi (‘penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain’) eukharistia (Yunani) yang berarti ‘mengucap syukur’ kepada Allah. Dalam Ekaristi, ringkasnya, kita bersyukur kepada Allah karena kita telah diberi Putra-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Alasan bersyukur yang utama dan pertama dalam Ekaristi adalah “karena Tuhan Yesus”.
Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem. Dalam bahasa Ibrani, nama kota itu bermakna ‘rumah roti’. Kalau Betlehem rumah roti, maka Tuhan Yesus adalah roti sebagaimana disabdakan-Nya dalam Yoh. 6:51: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Nas itu sejalan dengan bagian tengah doa Bapa Kami yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: “Berilah kami rezeki pada hari ini.” Terjemahan ini agak mengaburkan istilah roti di sana. Terjemahan Latin berbunyi: “Panem nostrum quotidianum da nobis hodie” yang harafiahnya: ‘Berilah kami roti pada hari ini’.
Bagian sentral Bapa Kami menyebut jelas “roti”. Apa yang dimaksud sesungguhnya? Itulah yang difirmankan dalam Yoh. 6:51 di atas. Roti itu Sang Kristus, alasan utama bersyukur dalam Ekaristi.
Jumat, 21 Februari 2020
Hari Biasa Pekan VI
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Doa Pembuka Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26)
"Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan."
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia
beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu
menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak
mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di
antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas,
dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan
tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika
iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati.
Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada
perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu
baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka
gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa
iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa
kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman
bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian
genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah,
maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena
itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia
dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan
segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang
benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang
selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam
gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan
segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan
dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b)
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)
"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya."
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan
berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus
menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan
menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya
sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena
perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini,
maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang
kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata
Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara
orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat
kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia adalah
cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak
dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita
yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk
pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang
sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan
kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah
menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.
St. Ambrosius berkata: kesombongan telah mengubah malaikat menjadi
setan; kerendahan hati menghantar orang biasa menjadi orang kudus, santo
atau santa. Kesombongan mendorong kita untuk melawan Perintah Allah;
kerendahan hati mendesak kita untuk mengikuti kehendakNya. Orang sombong
ingin dipuji; orang rendah hati berusaha menyembunyikan kebaikan yang
dilakukan.”
Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu
pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman
iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk
membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat
dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan,
tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak
berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain.
Antifon Komuni (Markus 8:36)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?"
Murid
Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus
mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya;
Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan
mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu
saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14).
Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan:
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816)
Seri Katekismus ARTI LITURGI
Syalom aleikhem.
Kita masuk Katekismus Gereja Katolik (KGK) Bagian II: “Perayaan Misteri Kristen”.
Dalam iman Gereja Kristen yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik (dikenal dengan nama singkat “Gereja Katolik”), sebagaimana tertera dalam kredonya, Allah yang esa adalah Allah Tritunggal Mahakudus. Allah mengawali karya agung di tengah umat Perjanjian Lama, lalu membentuk umat Perjanjian Baru (Gereja). Karya agung Allah dipuncaki oleh Kristus dengan Paskah-Nya: sengsara-wafat, kebangkitan, dan kenaikan ke surga.
Peristiwa-peristiwa itu disebut dengan istilah “misteri Paskah”. Gereja merayakan misteri Paskah di dalam liturgi. Untuk apa? KGK no. 1068 menerangkan: (1) umat hidup dari misteri Paskah, (2) umat memberi kesaksian tentangnya kepada dunia. Ringkasnya, liturgi dirayakan untuk “memberi makan umat Allah” supaya “umat dapat bersaksi di dunia”.
Di dalam liturgi pula, misteri Paskah dirayakan dan diwartakan. Dirayakan, sebab misteri itu penting sekali bagi keselamatan dunia. Diwartakan, sebab misteri itu harus dikenal oleh dunia, terutama oleh umat Allah Perjanjian Baru. Arti Liturgi
Kata “liturgi” dalam sejarah awalnya adalah kata sehari-hari. Kata itu berarti ‘karya publik’, dapat disejajarkan dalam bahasa kita: ‘kerja bakti’; juga berarti ‘pelayanan dari rakyat dan untuk rakyat’. Lalu, kata itu diambil alih oleh iman Kristen untuk menandai bahwa umat ikut ambil bagian dalam “karya Allah”. Akhirnya, secara khusus, liturgi digunakan untuk menyebut “perayaan ibadat”, meski juga mencakup “pewartaan” dan “pelayanan kasih”.
Dengan demikian, liturgi digunakan untuk menyebut: (1) penyembahan, (2) pewartaan, (3) pelayanan kasih. Pertama-tama liturgi adalah karya Kristus sebagai imam, nabi, dan raja; jadi bukan karya umat manusia.
Di dalam liturgi, umat manusia dikuduskan oleh Kristus Sang Imam. Pengudusan dilakukan dengan tanda-tanda jasmaniah: mencakup gerak, benda, dsb. Contoh: Hosti Suci diubah oleh Roh Kudus menjadi Tubuh Kristus karena doa imam dengan gerak tertentu dan ada hosti sebagai benda yang dikonsekrasikan. Liturgi: Puncak dan Sumber
Liturgi tak mencakup seluruh kehidupan Gereja Katolik. Ada segi lain yang mendahului adanya liturgi, yaitu penginjilan, iman, dan pertobatan. Orang harus mengenal Injil lebih dulu, baru beriman dan bertobat menuju hidup baru dalam Roh Kudus.
Meski tak mencakup seluruh segi kehidupan Gereja, liturgi itu puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja dan menjadi sumbernya. Puncak, karena segala kegiatan Gereja pada akhirnya bermuara pada liturgi, dipersembahkan dalam liturgi. Sumber, karena segala kegiatan Gereja pada gilirannya menimba kekuatan dari liturgi.
** Ringkasan atas Katekismus Gereja Katolik No. 1066-1075
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati