Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Kamis, 20 September 2020
Hari Biasa Pekan XXIV
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa
dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa
haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang
berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa
domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung
Fulton Sheen
Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk
mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan
kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi
berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
Saudara-saudara,
aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu
dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri.
Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya
sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia menjadi
percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena
dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan
pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci;
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua
belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua
rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti
kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling
hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah
menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi
sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras
daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia
Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah
kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831 Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia! Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28) 1.
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!” 2. Tangan
kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan
keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan
menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan! 3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.
Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya, alleluya, alleluya Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
Pada
suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus
datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada
seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar
bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia
membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri
di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air
matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus
dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang
mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia
ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang
menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang
berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang
hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” “Ada dua
orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang
lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup
membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara
mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang
mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul
pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata
kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu,
namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita
ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, Ia tiada
henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepalaku dengan
minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku
berkata kepadamu, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena Ia
telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit
pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu
telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam
hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus
berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah
dengan selamat!”
Inilah Injil Tuhan kita! U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Adakah hari ini Anda melakukan dosa dan kesalahan? Adakah hati
orang-orang yang dekat dengan Anda merasa tertusuk oleh perbuatan atau
kata-kata Anda yang tidak menyenangkan?
Ketika Nelson Mandela
memegang jabatan sebagai presiden Afrika Selatan, ia menunjuk sebuah
komisi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan tindak kekejaman
selama berlangsungnya politik apartheid. Setiap pejabat kulit putih
yang dengan sukarela menemui pendakwa dan mengakui kesalahannya, tidak
akan dihukum.
Suatu hari, seorang wanita dipertemukan secara
langsung dengan pejabat yang telah secara brutal membunuh anak laki-laki
satu-satunya dan suami yang sangat dikasihi. Ketika ditanya apa yang
ingin ia lakukan terhadap pejabat itu, ia menjawab, “Meskipun saya tidak
memiliki keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.”
Kemudian
ia meminta pejabat itu untuk mengunjunginya secara teratur, supaya
wanita itu bisa memperlakukannya dengan penuh kasih. “Saya ingin
memeluknya supaya ia tahu bahwa pengampunan saya itu nyata,” kata wanita
itu.
Ketika wanita itu menuju tempat saksi, pejabat itu merasa
sangat malu dan menyesal sampai ia pingsan. Kepedihan yang ditunjukkan
wanita itu bukanlah balas dendam yang penuh dosa, melainkan api
pemurnian cinta. Api itu dikaruniakan Tuhan yang dapat memunculkan
penyesalan dan perdamaian. Kasih itu memberi dan mengampuni.
Sahabat,
dunia akan menjadi lebih damai di kala kita saling memberi kebaikan.
Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan hanyalah menimbulkan kematian
bagi hidup. Kita saksikan kejahatan Presiden Moamar Kadhafi yang dibalas
dengan kejahatan Amerika dan sekutunya hanyalah menghasilkan kematian.
Banyak rakyat tak berdosa yang mesti mengakhiri hidupnya dengan sia-sia.
Kisah
perempuan pengampun tadi memberi kita inspirasi untuk terus-menerus
memperjuangkan kehidupan. Caranya adalah dengan menumbuhkan pengampunan
yang mendalam di dalam hatinya. Ia telah kehilangan segala-galanya. Ia
tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena itu, ia berani
mengampuni pembunuh suami dan anaknya. Ia ingin menyalurkan kasih yang
telah ia perolah dari Tuhan kepada sesamanya.
Dalam hidup
sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Hal ini
terjadi karena kita manusia lemah. Kita adalah manusia yang terbatas.
Kita boleh saja berjanji untuk tidak melakukan lagi dosa dan kesalahan.
Namun kita tetap saja jatuh ke dalam dosa dan kesalahan.
Karena
itu, yang kita butuhkan adalah pengampunan. Yang kita butuhkan adalah
hati yang penuh belas kasihan mau menerima kita kembali. Kalau kita
menuntut atau mengharapkan pengampunan dari orang lain, mengapa kita
merasa sulit untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Mengapa
kita enggan untuk menerima permohonan maaf dari sesama kita?
Orang
beriman mesti selalu punya hati yang berbelas kasih. Orang beriman
mesti selalu menimba kasih Tuhan yang senantiasa mengalir dalam
hidupnya. Untuk itu, kita mesti selalu membuka hati kita bagi rahmat
Tuhan. Dengan demikian, kita mampu mengampuni sesama yang melakukan dosa
dan kesalahan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Doa Malam
Yesus yang penuh kasih, Engkau telah mengampuni wanita yang terkenal
sebagai orang berdosa. Ampunilah juga dosa-dosa kami agar esok hari kami
dapat memulai hari yang baru dengan penuh berkat. Engkaulah Tuhan dan
pegangan hidup kami. Amin.
Rabu, 16 September 2020 Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus-Martir dan Siprianus, Uskup-Martir Inilah pertahanan rohani dan senjata ilahi, yang menjadi pelindung bagi kita: berpuasa, berjaga-jaga dan berdoa. (St. Siprianus)
Antifon Pembuka
Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus.
Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria
selamanya.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Gembala kami, Engkau telah
memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo
Kornelius dan Siprianus. Semoga berkat doa mereka kami tetap teguh, kuat
dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
Saudara-saudara,
berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku
menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat
berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak
mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang
gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu
segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku
memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak
ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu.
Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang
sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas
kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya
akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung
segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa
roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita
tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang
sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak,
aku berbicara seperti kanak-kanak, mereka seperti kanak-kanak, dan
berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi
dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita
melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari
muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti
aku akan mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal.
Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang
terbesar di antaranya ialah kasih! Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik-Nya. Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.12.22) 1.
Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan
gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah
kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai. 2. Sebab firman Tuhan itu
benar, segala sesuatu dikerjakan-nya dengan kesetiaan. Ia senang pada
keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya. 3.
Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih
Allah menjadi milik pusaka-Nya! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya
menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu. Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya, alleluya Ayat: Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)
Sekali
peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan
Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak
yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu,
tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian
tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak
makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan
setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian
berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai
dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang
menerimanya.” Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Kita tahu betapa mudahnya memotong cabang dari pohon dengan kapak yang tajam, namun kita juga tahu bahwa tidak mungkin untuk memasang kembali cabang tersebut kembali ke pohon. Ketika kekuasaan dan kekuatan disalahgunakan dan disalahgunakan, maka konsekuensinya menyerang dan merusak.
Karenanya kita tahu bahwa lebih mudah untuk merusak daripada memperbaiki; lebih mudah untuk menyakiti daripada menyembuhkan; lebih mudah membenci daripada mencintai. Ya, lebih mudah untuk memecahbelah dan menghancurkan daripada bersatu dan berdamai, dan dengan kekuatan fisik dan kekuatan militer, perpecahan dan penghancuran menjadi jauh lebih mudah. Namun kekuatan dan kekuatan yang sebenarnya terletak pada cinta dan dalam pekerjaannya menyatukan dan mendamaikan dan menyembuhkan.
Dalam bacaan pertama, Santo Paulus mengungkapkan kekuatan cinta dengan cara yang sederhana dan tenang seperti kesabaran dan kebaikan, kejujuran dan ketekunan, percaya dan berharap, dan juga tidak cemburu atau sombong atau sombong atau kasar atau egois. Ya, dengan cinta kita juga dapat mengenali orang-orang yang penuh kasih yang berbicara dan hidup dalam kebenaran, meskipun dunia mungkin mengejek atau mengesampingkan mereka.
Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, dunia ini "seperti anak-anak yang berteriak satu sama lain ketika mereka duduk di pasar" dan mencemooh kesederhanaan dan kerendahan hati cinta. Sebagai orang beriman, kita ingin hidup dalam kerendahan hati. Orang yang rendah hati itu mampu membuka diri bagi kehadiran Tuhan di dalam dirinya. Orang yang rendah hati itu membiarkan Tuhan terlibat dalam setiap persoalan hidupnya. Karena itu, lebih bijaksana kita memiliki sikap rendah hati dan berserah diri kepada Tuhan. Hati yang sombong dan keras membantu hanya menambah masalah dalam hidup kita. Hati yang keras itu akhirnya menghancurkan hidup kita sendiri. Semoga kita selalu memilih jalan iman, harapan dan kasih di dalam Yesus, Tuhan kita yang penuh kasih. Tuhan memberkati. Antifon Komuni (1Kor 13:13)
Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan, dan cinta kasih. Namun, yang terbesar diantaranya ialah cinta kasih.
Doa Malam
Allah
yang murah hati, kami bersyukur atas kurnia cinta kasih-Mu.
Lindungilah kami malam ini, agar esok hari kami dapat bangun dengan
gembira hati dan semangat yang baru. Amin.
Selasa, 15 September 2020 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena
kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St.
Bernardus Abas)
Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)
Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya
banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan.
Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.” Simeon
said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of
many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a
sword will pierce.
Pengantar
Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon,
tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang
diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini
ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu
akan ditembus pedang."
Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai
martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang
lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat
mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih.
Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang
menghormati dia!(St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib,
Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut
serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat
manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan
kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena
kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah,
Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah
diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok
keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu
kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan
untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku;
oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap
aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu
kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang
setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah
Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan
musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang
takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang
yang berlindung pada-Mu!
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639 -fakultatif-
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat
bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia
bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya.
Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.
Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.
Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!
Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.
Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?
Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?
Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.
Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.
Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.
Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.
Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.
Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.
Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.
Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.
Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.
Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.
Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.
Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.
Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.
Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus
dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus
melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah
Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada
murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu
Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Atau:
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka
amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon
memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya
Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang
Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan
suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran
hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
SP. Maria Berdukacita adalah salah satu gelar yang lebih menonjol dari Bunda Maria. Ada banyak gelar yang disematkan ke pada sosok Bunda Yesus ini. Bunda yang Termurni, Bunda yang Patut Dicintai, Bunda Penebus, Bunda Segala Bangsa, Bunda Segala Kemenangan, Perawan yang Murah Hati, Perawan yang Setia, Cermin Kekudusan, Takhta Kebijaksanaan, Bejana Rohani, Bunda Keselamatan Orang Sakit, Bunda Pertolongan Umat Kristen, Ratu Para Malaikat, Tabernakel Pertama, dan Ratu Samudra Pasifik. Ini hanya sebagian deretan gelar yang dilekatkan kepada pribadi Maria. Jika disebutkan semua, ada 17 gelar yang dimiliki Maria. Gelar-gelar itu memiliki latar belakang beragam, yang muncul dari pengalaman perjumpaan iman umat Allah bersama Maria. Gelar ini jelas merujuk pada saat-saat duka dan duka yang mendalam dalam kehidupan Maria.
Di antara devosi kepada SP. Maria Berdukacita adalah meditasi dan refleksi Tujuh Duka SP. Maria.
Berikut ini adalah Tujuh Duka Maria: 1. Nubuat Simeon. (Lukas 2: 34-35) 2. Perjalanan ke Mesir. (Matius 2:13) 3. Kehilangan Yesus di Bait Suci. (Lukas 2: 43-45) 4. Maria bertemu Yesus dalam Perjalanan ke Kalvari (Jalan Salib) 5. Yesus wafat di Kayu Salib. (Yohanes 19:25) 6. Maria menerima Tubuh Yesus dalam pelukannya. (Matius 27: 57-59) 7. Tubuh Yesus Ditempatkan di makam. (Yohanes 19: 40-42)
Tak perlu dikatakan bahwa bahkan Bunda Yesus pun tidak luput dari penderitaan dan kesedihan. Namun penderitaan dan kesedihan Maria sangat erat bersatu dengan penderitaan dan kesedihan Yesus seperti yang dapat kita lihat dalam Tujuh Duka Maria.
Penderitaan dan kesedihan Maria juga membuatnya bersatu dengan kita dalam penderitaan dan kesedihan kita sendiri dalam hidup. Tuhan tidak membebaskan Maria dari kesedihan dan penderitaan, sama seperti Dia tidak menyelamatkan Yesus dari kematian di kayu salib.
Tetapi seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, Yesus berserah diri dengan rendah hati kepada Tuhan yang menyelamatkan Dia dari kematian, demikian pula Maria juga tunduk dengan rendah hati kepada Tuhan meskipun pedang kesedihan menembus hatinya.
Maria percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkannya dari kesedihan dan penderitaannya. Semoga kita mempersatukan diri kita dengan Maria dan percaya seperti itu. Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)
Bersukacitalah ketika
kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.
Doa Malam
Tuhan Yesus, sukaduka dalam hidup yang kualami selama ini sejatinya tak
sebanding dengan penderitaan-Mu maupun Bunda-Mu, Maria. Melalui
pengalaman salib, semoga aku mampu bangkit untuk menjalani hidup ini
dengan sukacita, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
“Kalau
Yesus tidak dipaku, aliran hidup abadi tidak akan memancar dari
sisi-Nya: darah dan air, pembasuhan dunia” (St. Andreas dari Kreta)
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
Kita
harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan,
kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
Pengantar
Pada
abad ke V, sehari setelah penahbisan Gereja Makam Kudus (13
September), kayu Salb Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem.
Perayaan ini melahirkan Pesta Penemuan Salib Suci. Menurut Santo
Ambrosius, Uskup Milan (+397), kayu salib Yesus ditemukan kembali oleh
Ratu Helena, ibu Kaisar Konstantinus. Kemudian salib itu dibagi-bagi
menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar
gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Mulanya perayaan
ini diperingati sebagai hari raya hanya dalam Ritus Timur. Pada abad
VII perayaan ini diterima dalam Ritus Latin dan sekarang disebut Pesta
Pemuliaan Salib Suci.
Doa Pembuka
Ya
Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi
keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri
salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
BACAAN PERTAMA
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
Ketika
umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut
Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan
hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa,
“Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di
padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami
telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular
tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari
orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa
dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan
dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini
dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah
Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap
hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah
tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga
itu, tetaplah ia hidup. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830 Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu
kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal,
aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala. 2. Ketika Allah
membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan
mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu ,
bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. 3. Tetapi mulut
mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi
Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada
perjanjian-Nya. 4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni
kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan
amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
BACAAN KEDUA
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara,
Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia
telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu
salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan
menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta
di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui,
“Yesus Kristus adalah Tuhan.” Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
"Anak manusia harus ditinggikan."
Dalam
percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun
yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga,
yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang
gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.” Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Pada Pesta Salib
Suci hari ini kasula merah dipakai. Warna ini juga digunakan pada hari
Jumat Agung, memperingati Sengsara dan wafat Kristus kayu salib. Kristus
dipakukan di kayu salib. Jika semuanya berakhir di sana, maka kejahatan
akan menang karena Tuhan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan
Putra-Nya dari kejahatan. Melalui Kebangkitan, salib maut kini menjadi
salib kemenangan atas dosa dan maut. Ya, Salib yang suci dan berharga
sekarang diangkat tinggi-tinggi untuk Gereja dan untuk dilihat seluruh
dunia. Karena di kayu Salib ada hidup dan kasih, pengampunan dan
penyembuhan, penebusan dan keselamatan. Kita harus berlutut di hadapan
Salib Suci dan menghormati-Nya karena itu melindungi kita dan kekuatan
jahat dan kegelapan bersembunyi dan lari di hadapan-Nya.
Injil Yohanes membandingkan ular
tembaga dengan Yesus Anak Allah yang turun ke dunia untuk mewartakan
hidup kekal. Dalam hidup-Nya, Yesus mewartakan dan menawarkan "hidup
kekal" itu melalui tanda-tanda yang tidak mudah dimengerti oleh orang
lain. Banyak kali kata-kata Yesus menjadi sumber pertikaian di kalangan
orang-orang Yahudi yang mendengar-Nya. Berulangkali Ia mengatakan bahwa
Ia berasal dari Bapa (Allah), Ia menyebut Allah sebagai Bapa-Nya dan
Diri-Nya sebagai Anak dan bahwa Ia datang membawa hidup kekal,
barangsiapa yang percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup kekal. Santo
Yohanes menegaskan seperti orang Israel memandang ular tembaga lalu
hidup, barangsiapa memandang kepada Dia yang diutus Bapa, akan
memperoleh hidup kekal dengan melakukan kehendak Allah. Walaupun Yesus
sudah berulangkali mengajar dan membuat tanda-tanda heran namun banyak
orang masih tidak percaya. Di atas kayu salib, Yesus menghancurkan penderitaan dengan
penderitaan-Nya, mengalahkan kematian dengan kematian-Nya. Berkat salib,
Yesus menyelamatkan seluruh umat manusia. Tanpa salib, tidak ada
keselamatan.
Doa Malam
Ya Yesus, bantulah kami
untuk menjadi orang yang mampu bersyukur atas apapun yang kami alami dan menemukan
hikmahnya atas segala pengalaman hidup agar kami semakin bijak. Dengan demikian
kami pun makin bijak dan dewasa serta berkenan di hati-Mu. Amin.
Para kudus mencintai salib dan menemukan dalam salib, kekuatan dan penghiburan(St Yohanes Maria Vianney)
Minggu, 13 September 2020 Hari Minggu Biasa XXIV
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap
merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan
Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak
mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada
alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia
mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang
sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya
menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka
lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan
pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian
dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484
Antifon Pembuka (Lih. Sir 36:15-16)
Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar
terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan
umat-Mu Israel.
Da pacem, Domine, sustinentibus te, ut prophetæ tui fideles inveniantur: exaudi preces servi, et plebis tuæ Israel. Mzm. Lætatus sum in his quæ dicta sunt mihi: in domum Domini ibimus.
Give peace, O Lord, to those who wait for you, that your prophets be
found true. Hear the prayers of your servant, and of your people Israel.
Doa Pembuka
Ya
Allah, Pencipta dan Penguasa segala sesuatu, perkenankanlah kami
merasakan kekuatan belas kasih-Mu. Bantulah agar kami mengabdi Engkau
dengan segenap hati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (27:30-28:9)
"Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa."
Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah
yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan.
Tuhan dengan saksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan
sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa.
Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia
menyimpan amarah kepada sesama manusia? Bolehkah ia mohon ampun atas
dosa-dosanya, kalau ia sendiri tidak menaruh belas kasihan terhadap
seorang manusia yang sama dengannya? Dia hanya daging belaka, namun
menaruh dendam kesumat; siapa gerangan akan mengampuni dosa-dosanya?
Ingatlah akan akhir hidup, dan hentikanlah permusuhan. Ingatlah akan
kebusukan serta maut, dan hendaklah setia kepada segala perintah.
Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama manusia.
Hendaklah kamu ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu
ampunilah kesalahan sesama. Jauhilah pertikaian, maka engkau mengurangkan
jumlah dosa, sebab orang yang panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian.
Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat, dan
melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823 Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim. Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8) 1.
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala
kebaikan-Nya. 2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan
menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang
kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. 3. Tidak
terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau
membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. 4. Setinggi langit dari
bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang
takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah
pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (14:7-9)
"Entah hidup entah mati, kita tetap milik Tuhan."
Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk
dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya
sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup bagi Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati bagi Tuhan. Jadi entah hidup entah mati, kita tetap
milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali,
supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang mati maupun atas
orang-orang hidup. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, PS 957 Ref. Alleluya, alleluya Ayat. (Yoh 13:34, 2/4) Perintah baru Kuberikan kepadamu: Hendaklah kamu saling mencintai seperti Aku cinta padamu. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21-35)
"Ampunilah saudaramu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."
Sekali
peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa
kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap
aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali
tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang
hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Ketika ia mulai
mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang
berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu
melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak
isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Maka sujudlah
hamba itu menyembah Dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan
kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba
itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi
ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain, yang
berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya
itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon
kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia
menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan
segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih,
lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Maka raja itu
menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba
yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya
kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia
kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila
kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Renungan
Tidak gampang mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengapa? Karena orang merasa gengsinya direndahkan.
Seorang bapak berseteru sekian puluh tahun dengan tetangganya. Suatu
saat bapak itu semakin tua, sakit-sakitan dan hampir meninggal. Tanpa
pikir panjang, sang istri mengambil inisiatif untuk mendamaikan suaminya
dengan tetangganya.
Namun ia tidak berani langsung berbicara kepada suami dan tetangganya.
Ia menghubungi seorang ulama yang tinggal di seberang rumahnya. Ia
berkata, "Tolong, bapak, suami saya hampir meninggal. Sudilah bapak
datang mendoakan dan mendamaikannya dengan tetangga sebelah."
Ulama itu datang dan membujuk suami ibu itu untuk berdamai dengan
tetangganya. Namun, tampaknya usaha tersebut akan berakhir sia-sia.
Akhirnya muncul gagasan ulama itu untuk mempertemukan keduanya.
Tetangga itu pun datang. Tidak malu atau merasa gengsi, ia mengulurkan
tangannya. Dengan penuh kerendahan hati, ia berkata, "Maafkan saya, Pak,
mari berdamai. Lupakan apa yang telah berlalu.”
Luka batin ternyata tidak begitu mudah untuk diobati. Bahkan dengan
sebuah perdamaian dan permohonan maaf dari hati yang dalam. Kisah di
atas menunjukkan hal ini. Orang mau mengampuni, tetapi dengan syarat
yang berat. Bukankah ini yang mesti dihindari oleh orang beriman?
Bukankah orang beriman itu mesti memaafkan dan mengampuni sesama dengan
segenap hati?
Dalam Injil, Yesus menceritakan
sebuah perumpamaan yang dapat kita mengerti dengan segera, terutama jika
kita telah meminjamkan uang kepada orang lain dan mereka tidak
mengembalikannya kepada kita.
Dalam perumpamaan itu raja
merasa kasihan pada hamba itu dan menghapus hutang yang sangat besar
itu. Tetapi kenyataannya bagi kita adalah sangat sulit untuk menghapus
hutang, apalagi jika jumlahnya besar. Ini seperti pisau yang menancap di
hati kita.
Tetapi perumpamaan Injil menggunakan perumpamaan
tentang hutang moneter untuk menunjukkan hutang rohani. Ketika orang
lain melakukan kesalahan kepada kita, betapa rela kita untuk memaafkan,
terutama ketika mereka tampaknya tidak pantas mendapatkannya.
Ketika
orang berhutang uang kepada kita dan mereka tidak membayar, atau ketika
mereka tidak mau membayar, itu menyakitkan. Dan kapan pun kita
memikirkannya, pisau kebencian dan kemarahan berputar di hati kita dan
menjadi semakin sulit untuk memaafkan mereka.
Tetapi ketika orang
lain melakukan kesalahan pada kita, itu bisa lebih menyakitkan karena
pisau berputar-putar di hati kita membuat lubang besar di hati kita dan
semua kebaikan dan kasih sayang terkuras habis.
Antagonisnya bisa jadi orang tua yang
kasar, pasangan yang tidak setia, saudara kandung yang licik, kolega
yang suka menusuk dari belakang, atau bahkan umat paroki yang suka
bergosip.
Tetapi bacaan pertama
mengingatkan kita akan hal ini: Kemarahan dan kemarahan, ini adalah
hal-hal yang kotor, dan keduanya ditemukan pada orang berdosa. Maafkan
tetangga Anda atas luka yang dia lakukan terhadap Anda, dan ketika Anda
berdoa, dosa-dosa Anda akan diampuni. Bacaan pertama memiliki ajaran
yang mendalam ini: Ingat hal-hal terakhir dan berhenti membenci, ingat
kehancuran dan kematian, dan hiduplah menurut perintah Tuhan. Ingatlah
perintah-perintah-Nya, dan jangan memikul niat buruk sesama Anda; ingat
perjanjian Yang Mahatinggi, dan mengabaikan pelanggaran.
Ya,
marilah kita mengingat bahwa Injil adalah tentang pengampunan. Sama
seperti Yesus mengampuni musuh-Nya, kita juga harus mengampuni orang
lain. Sama seperti Yesus mengampuni, dosa kita juga diampuni. Dan saat
kita mengingat hal-hal terakhir, marilah kita berhenti membenci dan
mulai memaafkan. Dan saat kita mengampuni mereka yang melakukan
pelanggaran terhadap kita, Tuhan juga akan mengampuni kesalahan kita. Tuhan
memberkati. **(RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mzm 36:8)
Betapa berhaga kasih setia-Mu, ya Allah! Kiranya anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
How precious is your mercy, O God! The children of men seek shelter in the shadow of your wings.
Atau (Bdk. 1Kor 10:16)
Piala syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur adalah persekutuan dengan
Darah Kristus; roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan
Tubuh Tuhan.
The chalice of blessing that we bless is a communion in the Blood of
Christ; and the bread that we break is a sharing in the Body of Christ.
Atau (Mat 16:24)
Qui vult venire post me, abneget semetipsum: et tollat crucem suam, et sequator me.
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Sabtu, 12 September 2020 Hari Biasa Pekan XXIII
“Janganlah mencintai dunia atau barang-barang duniawi, sebab dunia ini akan segera berlalu” (St. Nikolaus dari Tolentino)
Antifon Pembuka (1Kor 10:17)
Karena roti hanya satu, maka kita
biarpun banyak, menjadi satu tubuh, sebab kita semua mengambil bagian
pada roti yang satu itu.
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda
cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam
diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang
tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 10:14-22a)
"Kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu."
Saudara-saudaraku terkasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara
kepada kalian, sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah
sendiri apa yang kukatakan. Bukankah piala syukur yang kita syukuri
merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita
bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu
hanya satu, maka kita ini sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, karena
kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah
bangsa Israel yang alami: Bukankah mereka yang makan apa yang
dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apa yang
kumaksudkan? Apakah daging persembahan berhala itu mempunyai arti?
Ataukah berhala itu sendiri mempunyai arti? Bukan! Yang kumaksudkan
ialah: apa yang mereka persembahkan itu dipersembahkan kepada roh-roh
jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, kalian bersekutu dengan
roh-roh jahat. Kalian tidak dapat minum dari piala Tuhan dan sekaligus
juga dari piala roh-roh jahat. Kalian tidak dapat mengambil bagian dalam
perjamuan Tuhan dan sekaligus juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau
maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856 Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
atau Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan,
2. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan
nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh
umat-Nya, Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Orang yang mengasihi Aku akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:43-49)
"Mengapa kalian berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' padahal kalian tidak melakukan apa yang Kukatakan?"
Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon
baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pula pohon
tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari
buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari
duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Tetapi orang
jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang
jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati. Mengapa kalian
berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ padahal kalian tidak melakukan apa
yang Kukatakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan
sabda-Ku serta melakukannya, - Aku menyatakan dengan siapa ia dapat
disamakan: - Dia itu sama dengan orang yang mendirikan rumah. Ia
menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang
air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan,
karena dibangun dengan kokoh. Sebaliknya barangsiapa mendengar sabda-Ku
dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di
atas tanah tanpa dasar. Ketika dilanda banjir, rumah itu segera roboh,
dan hebatlah kerusakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Jika kita berpatokan pada pepatah bahwa apa yang kita makan adalah apa adanya, maka kita pasti akan berhati-hati dengan apa yang masuk ke mulut kita atau apa yang kita konsumsi. Demikian pula, jika apa yang kita baca adalah apa adanya, maka kita juga perlu selektif dalam membaca. Karena jika apa yang kita makan berpengaruh pada kita secara fisik, maka apa yang kita baca juga berpengaruh pada kita secara rohani. Dan buah yang kita hasilkan, baik dalam tindakan kita, atau dalam kata-kata atau pikiran kita, adalah cerminan dari siapa kita secara fisik dan spiritual. Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, Sebab setiap pohon dikenal dari
buahnya. Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik
Antifon Komuni (Luk 6:47)
Setiap orang yang datang kepada-Ku,
mendengarkan sabda-Ku dan melakukannya, seperti orang yang mendirikan
rumah, menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu.
Doa Malam
Terima kasih, ya Tuhan Yesus, atas
berkat-Mu hari ini. Utuslah malaikat-malaikat-Mu untuk menjaga kami
malam ini dan dilindungi dari segala yang jahat atas gangguan yang
menakutkan. Amin.
Bagaimana Kitab Suci seharusnya dibaca? Kitab Suci harus dibaca dan
ditafsirkan dengan bantuan Roh Kudus dan di bawah tuntunan Kuasa
Mengajar Gereja menurut kriteria: 1) harus dibaca dengan memperhatikan
isi dan kesatuan dari keseluruhan Kitab Suci, 2) harus dibaca dalam
Tradisi yang hidup dalam Gereja, 3) harus dibaca dengan memperhatikan
analogi iman, yaitu harmoni batin yang ada di antara kebenaran-kebenaran
iman itu sendiri. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 19)
Doa Pembuka
Ya Allah, dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah menaruh Sabda
cinta kasih-Mu. Kami mohon, buatlah Sabda-Mu itu berkembang subur dalam
diri kami agar kami semakin menyerupai Putra-Mu dalam cinta kasih yang
tulus kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22b-27)
"Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, untuk menyelamatkan mereka semua."
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk
memegahkan diri. Sebab bagiku itu suatu keharusan. Celakalah aku bila
aku tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut
kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah
tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah
upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa
upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba
dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat
mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu
ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. Tidak
tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut
berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena
itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang
yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam
segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang
fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu
aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan
saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm. 84:3.4-5-6.8.12)
1. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung
layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada
mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus
memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam
Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
4. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
5. Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia
berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak
melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan
menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata
saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak
kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari
mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan Dalam kutipan bacaan Injil di atas,
Yesus menggunakan kata balok dan selumbar. Balok adalah potongan kayu
yang bisa terlihat dengan jelas. Sedangkan selumbar adalah suatu benda
kecil yang bisa masuk ke dalam mata manusia.
Jika selumbar itu masuk ke
dalam mati kita, tentu kita tidak bisa mengeluarkannya sendiri. Kita
membutuhkan orang lain untuk dapat mengeluarkannnya. Sebab kita sendiri
tidak dapat melihat selumbar itu. Sementara orang lain dapat melihat
dengan jelas posisi selumbar tersebut. Kedua kata ini dipakai oleh Yesus
untuk menggambarkan sifat manusia. Manusia sangat mudah melihat dosa
orang lain meskipun dosa orang itu cuma sekecil selumbar. Sebaliknya
manusia sangat sulit untuk melihat dosanya sendiri walaupun dosa itu
sebesar balok. Dan inilah kenyataan hidup yang sering kita alami.
Suatu hari seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada
suatu sudut jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang
untuk membimbingnya agar dapat melewati kesulitannya.
Orang pincang itu berkata, “Bagaimana saya dapat melakukannya, sebab saya tidak dapat berjalan sendiri.”
Orang
buta itu tidak percaya. Ia terus memaksa orang pincang itu untuk
menuntunnya pergi dari sudut itu. “Tuntunlah saya. Saya ingin
melanjutkan perjalanan saya,” kata orang buta itu.
Orang pincang
itu meyakinkan orang buta itu, “Saya hanya dapat melakukannya, kalau
engkau menggendong saya. Saya dapat mengingatkan engkau tentang segala
sesuatu di jalan. Mataku menjadi matamu. Kakimu menjadi kakiku.”
Orang buta itu tercengang, “Ah, jadi engkau sungguh-sungguh tidak punya kaki?”
Orang pincang itu menjawab, “Saya sangat membutuhkan kakimu untuk pergi dari sudut ini!”
Jawab orang buta itu, “Oh, dengan senang hati. Mari kita saling melayani.”
Beberapa
saat kemudian orang pincang itu naik ke bahu orang buta itu. Orang buta
itu mulai berjalan dengan senang hati. Ia tidak perlu cemas, karena
orang pincang itu dapat menunjukkan arah yang mesti mereka tempuh.
Banyak
hal dapat dilakukan oleh orang-orang yang mengalami senasib
sepenanggungan. Kebutuhan mereka sering kali sama. Yang biasa terjadi
dalam hidup sehari-hari adalah orang hanya mengandalkan kemampuan diri
sendiri. Orang merasa bahwa hanya dirinyalah yang dapat membantu dirinya
sendiri dalam kesulitan-kesulitan hidup. Padahal ada begitu banyak
orang yang siap membantu bila terjadi suatu kesulitan dalam hidup.
Kisah
di atas mengajak kita untuk menyadari keterbatasan kita sebagai
manusia. Manusia itu makhluk yang terbatas. Ia tidak bisa berbuat
apa-apa, kalau ia menyingkirkan orang lain dalam hidupnya.
Karena
itu, saling melayani dalam hidup ini menjadi sangat penting. Suami
mesti melayani istrinya yang membutuhkan bantuannya. Suami membutuhkan
bantuan istrinya. Anak-anak membutuhkan bantuan dari orangtuanya untuk
hidup lebih baik. Kita semua saling membutuhkan, sehingga kita mesti
saling melayani.
Setiap hari kita mengalami begitu baiknya sesama
terhadap kita. Ada yang membantu kita dengan membersihkan lantai yang
kotor. Ada yang membantu kita dengan menyediakan minuman. Ada yang
memberi kita seteguk air untuk melepaskan dahaga. Karena itu, mari kita
syukuri kebaikan-kebaikan itu. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah
menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya
untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat
di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan
Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada
para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan
para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama
Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus
harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu.
Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang
menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan
Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama
saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar
kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus.
Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam
diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena
boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang
salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami.
(Amin.)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati