| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 14 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXVIII

 

Rabu, 14 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXVIII
    
Kata "liturgi" pada mulanya berarti "karya publik", "pelayanan dari rakyat dan untuk rakyat". Dalam tradisi Kristen, kata itu berarti bahwa Umat Allah mengambil bagian dalam "karya Allah" Bdk. Yoh 17:4.. Melalui liturgi, Kristus Penebus dan Imam Agung kita, melanjutkan karya penebusan-Nya di dalam Gereja-Nya, bersama dia dan oleh dia. (Katekismus Gereja Katolik, 1609) 
   

Antifon Pembuka (Mzm 1:2)

Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat Tuhan, dan yang merenungkannya siang malam.
 
Doa Pembuka
  
Allah Bapa kami di surga, bukalah bagi kami kitab-kitab, agar dapat mempelajari apa yang dapat menenteramkan hati. Semoga Yesus, Putra-Mu membawa kesembuhan dan keselamatan bagi kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (5:18-25)
          
 
"Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."
      
Saudara-saudara, kalau kalian membiarkan diri dibimbing oleh Roh, kalian tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, pemujaan berhala, sihir, percekcokan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Mengenai semuanya itu kalian kuperingatkan, seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Sebaliknya hasil Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau. Yang mengikuti Engkau, ya Tuhan, hidup dalam cahaya
Ayat. (Mzm 1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
  
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
   
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
   
Sekali peristiwa Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan sejenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Yesus berkata lagi, "Celakalah kalain juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
 
Bacaan pertama memberitahu kita bahwa jika kita dipimpin oleh Roh, maka kita akan mengalami
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri.
 
Dan tentunya kita menginginkan hadiah itu. Tetapi kita juga harus menjangkau Roh untuk dipimpin oleh Roh.

Tetapi kita juga tahu bahwa hati kita memiliki "mata" untuk mengetahui ke mana Roh menuntun kita dan apa yang diinginkan Roh dari kita.

Dan bacaan pertama juga memberitahu kita bahwa untuk menjangkau dan dipimpin oleh Roh, maka kita harus menyalibkan semua nafsu dan keinginan yang memanjakan diri.

Secara tegas Santo Paulus membedakan antara buah Roh dan daging. Bagi umat Galatia yang baru didirikan oleh Santo Paulus ini, pembedaan yang tajam seperti itu dibutuhkan agar segalanya menjadi jelas. Hal ini merupakan bimbingan praktis yang baik, karena disertai oleh kehendak untuk memotivasi umat Galatia, agar melakukannya. Hidup menurut Roh adalah jalan keselamatan.


Antifon Komuni (Yoh 14:6)

Aku ini jalan, kebenaran dan hidup. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa kecuali lewat Aku.
 
 
HS/Inspirasi Batin 2016

Selasa, 13 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXVIII

 

Selasa, 13 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXVIII
   
“Orang yang memegang kekuasaan harus bekerja lebih keras daripada yang lain dan lebih rendah hati daripada mereka yang di bawahnya.” (St. Gregorius dari Nyssa)
   

Antifon Pembuka (Mzm 119:41)
   
Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan karya-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.

Doa Pembuka


Ya Allah, dalam diri Putra-Mu kami selalu mengalami betapa besar cinta-Mu kepada kami. Kami mohon, jiwailah kami dengan roh cinta kasih-Mu agar kami dapat mencintai Engkau dan sesama secara nyata, baik dalam pikiran, perkataan, maupun tindakan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
   
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:31b-5:6)        
      
"Sunat tidak berarti sama sekali; yang berarti hanyalah iman yang bekerja melalui cinta kasih."
        
Saudara-saudara, kita bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu, ‘Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kalian lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia! Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:41.43-45.47.48)
1. Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
3. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
4. Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
5. Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
6. Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12) 
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.         
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
      
"Berikanlah sedekah dan semuanya menjadi bersih."
       
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

      

Budaya yang berbeda menggunakan alat makan atau peralatan makan yang berbeda untuk makan dan menyajikan makanan. Peralatannya juga mungkin berbeda dalam bentuk dan ukuran serta bahan.

Jadi biasanya, makanan Barat dimakan dengan garpu, sendok dan pisau dan makanan China dimakan dengan sumpit dan mangkuk.

Tetapi bahkan jika kita mencoba makan steak dengan sumpit, itu mungkin tidak terlalu ramah, tetapi tetap bisa dilakukan.

Karena pada akhirnya, yang harus dimakan adalah makanan dan bukan yang kita gunakan untuk memakannya. Peralatan makan atau peralatan makan  tidak terlalu penting dalam hubungannya dengan makanan.

Dalam Injil, orang Farisi terkejut bahwa Yesus tidak cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, dan jelas orang Farisi itu menunjukkan ketidaksetujuannya, dan Yesus memperhatikannya.

Tetapi Yesus menggunakan kesempatan ini untuk mengajar tentang pengamatan dan adat istiadat agama. Jika pengamatan agama dan adat istiadat tidak menyucikan dan menguduskan, maka kita hanya peduli tentang eksternal.

Dan Yesus juga memberi tahu kita ini:
"berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
  
Yesus menyoroti tindakan sedekah, yang bila dilakukan karena kasih, memiliki kekuatan untuk memurnikan hati kita.

Seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, yang penting adalah iman yang membuat kekuatannya terasa melalui kasih.

Biarlah sedekah kita dilakukan karena kasih kepada Tuhan dan sesama, dan hati kita juga akan dibersihkan.
 
Antifon Komuni (Rm 1:7)
 
Barangsiapa menaruh cinta kasih kepada-Ku, tentu mematuhi sabda-Ku, dan akan disayangi Bapa-Ku, dan akan Kami datangi.
 
RENUNGAN PAGI

Senin, 12 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXVIII

 

Senin, 12 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXVIII
        
Selalu ada orang yang berkata kepada saya: 'Apalah bahayanya menikmati diri sendiri sebentar saja? Toh saya tidak berbuat jahat kepada orang lain; saya tidak mau menjadi religius atau menjadi kaum religius! Kalau saya tidak pergi ke pesta-pesta, pasti saya akan hidup seperti mayat!' Sahabatku yang baik, engkau sangat salah. Entah kamu menjadi religius atau kamu akan masuk neraka. Apakah orang yang religius itu? Tidak lain dari orang yang memenuhi tanggung jawabnya sebagai orang Kristiani."—St. Yohanes Maria Vianney
  
Antifon Pembuka (Gal 5:1)
 
Kristus telah memerdekakan kita supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan lagi di bawah perhambaan.
 
Doa Pembuka

 
Allah Bapa kami, sumber pengharapan, berilah kiranya kami tanda kehidupan dalam diri Yesus Putra Manusia. Semoga hidup dan wafat-nya membangkitkan hidup baru penuh kekuatan dan harapan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:22-24.26-27.31-5:1)
        
   
"Kita ini bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita merdeka."
      
Saudara-saudara, ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua orang anak, seorang dari wanita yang menjadi hambanya dan seorang dari wanita yang merdeka. Tetapi anak dari wanita yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging, dan anak dari wanita yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua wanita itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari Gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, yaitu Hagar. Tetapi yang lain adalah Yerusalem surgawi, yaitu wanita yang merdeka, ibu kita. Karena ada tertulis, "Bersukacitalah, hai wanita mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai wanita yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab wanita yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai anak lebih banyak daripada yang bersuami." Karena itu, Saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak dari wanita hamba melainkan anak-anak dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan tunduk lagi di bawah perhambaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab) 
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:29-32)
    
"Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus."
    
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Salomo! Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Yunus!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
     

Renungan

   

Sebagai manusia, kita menginginkan kemerdekaan dan kebebasan. Bahkan sebagai bayi, kita ingin mengambil langkah pertama kita sendiri menuju arah yang kita inginkan.

Dan dengan itu kita ingin merasakan kebebasan yang kami peroleh dari kemerdekaan kita.

Namun jika kemerdekaan dan kebebasan dipahami dengan cara yang menyimpang, maka akan menghasilkan tindakan yang menyesatkan.

Karena dengan kemerdekaan dan kebebasan datang tanggung jawab dan akuntabilitas yang lebih besar. Tidak akan ada orang yang bertempur untuk Anda dan Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas kesalahan yang Anda lakukan.

Ya, harga kemerdekaan dan kebebasan adalah kewaspadaan dan kewaspadaan yang konstan jika kita tersesat dan akhirnya melakukan sesuatu yang gila.

Bacaan pertama mengatakan bahwa ketika Kristus membebaskan kita, Dia bermaksud agar kita tetap bebas. Bacaan itu juga mendorong kita untuk berdiri teguh dan tidak tunduk lagi pada kuk perbudakan.

Tetap bebas berarti bagi kita untuk tetap di dalam Kristus dan menjadi milik-Nya dan berkomitmen kepada-Nya.

Tanpa Kristus, kita tidak dapat melakukan apa-apa dan kita juga akan berakhir sebagai bukan apa-apa.

Kita telah melihat cukup banyak tanda untuk memberi tahu kami bahwa orang yang ingin menempuh jalan mereka tanpa Tuhan tidak akan dapat menemukan kedamaian dan kegembiraan dengan mudah. 
 
Rasul Paulus mendorong umat untuk berbuat baik, agar membungkam kepicikan fanatisme yang bodoh. Kemerdekaan sejati ada di dalam Allah. Jadi orang yang menyalahgunakan kemerdekaan masuk ke dalam kejahatan. Hakikat manusia bukan sebagai hamba kejahatan, melainkan hamba Tuhan. (RENUNGAN PAGI)
   
Antifon Komuni (Rm 1:7)

Tuhan menyayangi kalian dan memanggil kalian menjadi umat-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kalian.

Keajaiban dikaitkan dengan doa-doa Carlo Acutis

 

Staf CNA, 10 Okt 2020 / 10:15 MT (CNA) .-

Beatifikasi Carlo Acutis berlangsung 10 Oktober setelah mukjizat dikaitkan dengan doanya dan anugerah Tuhan. Di Brazil, seorang anak laki-laki bernama Mattheus disembuhkan dari cacat lahir serius yang disebut pankreas annular setelah dia dan ibunya meminta Acutis untuk berdoa untuk kesembuhannya.

Mattheus lahir pada tahun 2009 dengan kondisi serius yang menyebabkan dia kesulitan makan dan sakit perut yang parah. Dia tidak bisa menyimpan makanan di perutnya, dan terus-menerus muntah.

Pada saat Mattheus hampir berusia empat tahun, beratnya hanya 20 pon, dan hidup dengan minuman vitamin dan protein, salah satu dari sedikit hal yang dapat ditoleransi oleh tubuhnya. Dia tidak diharapkan untuk hidup lama.

Beatifikasi Carlo Acutis: Milenial pertama yang dinyatakan Diberkati

 

Gambar Carlo Acutis diresmikan pada Misa beatifikasinya di Assisi, Italia 10 Oktober 2020. Kredit: Daniel Ibanez / CNA.


Oleh Courtney Mares

Assisi, Italia, 10 Okt 2020/09.46 MT (CNA) .-

Dengan beatifikasi Carlo Acutis di Assisi pada hari Sabtu, Gereja Katolik sekarang memiliki "Beato" pertama yang mencintai Super Mario dan Pokémon, tetapi tidak sebanyak dia mencintai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi.

“Untuk selalu bersatu dengan Yesus, inilah program hidup saya,” tulis Carlo Acutis pada usia tujuh tahun.

Ahli komputer muda Italia, yang meninggal karena leukemia pada usia 15 tahun mempersembahkan penderitaannya untuk paus dan Gereja, dibeatifikasi pada 10 Oktober dalam Misa di Basilika Santo Fransiskus dari Assisi.

Lahir pada tahun 1991, Acutis adalah milenial pertama yang dibeatifikasi oleh Gereja Katolik. Remaja yang memiliki bakat untuk pemrograman komputer sekarang selangkah lagi dari kanonisasi.

Minggu, 11 Oktober 2020 Hari Minggu Biasa XXVIII

 

Minggu, 11 Oktober 2020
Hari Minggu Biasa XXVIII
  
Sekali orang telah menerima damai Kristus, ia akan mudah menyelamatkan jiwanya dan mengusahakan keutamaan. (St. Sirilus dari Aleksandria)

  
Antifon Pembuka (Mzm 130:3-4)
   
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.

If you, O Lord, should mark iniquities, Lord, who could stand? But with you is found forgiveness, O God of Israel.

Si iniquitates observaveris Domine, Domine quis sustinebit? quia apud te propitiatio est, Deus Israel.
 
Doa Pembuka
   
Ya Allah, Engkau telah mengundang kami untuk ikut serta dalam perjamuan kudus-Mu, baik yang di dunia ini maupun kelak di surga. Semoga kami menanggapi undangan-Mu itu dengan gembira seraya mempersiapkan diri agar pantas menerima anugerah-Mu yang agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
  
Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)
                   
"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."
                  
Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tua yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (4:12-14.19-20)
       
"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
       
Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
      
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
        
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

      


Rekan-rekan yang budiman!
Dalam Mat 22:1-14 yang dibacakan sebagai Injil Minggu Biasa ke 28 tahun A ini disampaikan perumpamaan mengenai siapa yang akhirnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan bagaimana mereka bisa sampai ke sana. Beginilah ceritanya. Ada orang-orang yang sebenarnya sejak awal sudah beruntung karena "diundang ke perjamuan" tapi mereka malah meremehkan ajakan ini. Karena itu keberuntungan yang sebenarnya dapat mereka nikmati jadi beralih kepada orang-orang lain yang tadinya tidak masuk hitungan. Apa artinya semua ini bagi kehidupan kini?

VERSI MATIUS DAN LUKAS

Selain dalam Mat 22:1-14, perumpamaan tentang undangan yang menolak datang itu didapati juga dalam Luk 14:15-24. (Untuk penjelasan versi Lukas, lihat _Langkahnya...Langkahku!_ [Kanisius, Yogyakarta 2005], hlm. 155-156.) Namun ada tiga hal yang khas pada versi Matius yang tidak dijumpai dalam versi Lukas.

1. Dalam Injil Matius, undangannya ialah ke perjamuan makan siang (Yunani "ariston", Latin "prandium") bagi pesta nikah seorang anak raja. Lukas menyebutnya perjamuan makan malam (Yunani "deipnon", Latin "coena") yang besar yang sudah disanggupi para undangan. Seperti kebiasaan kita, pada zaman itu perhelatan meriah memang biasanya diadakan pada malam hari. Lebih relaks, lebih membangun suasana. Kesempatan seperti itu tidak diadakan siang hari kecuali peristiwanya amat penting dan resmi seperti halnya pesta nikah. Inilah yang lebih ditonjolkan Matius. Perjamuan dalam pesta nikah lebih resmi daripada perjamuan untuk membangun keakraban. Hadirin diajak ikut menjadi saksi peristiwa itu. Apalagi pesta nikah anak raja.

2. Dalam perumpamaan Matius, sang raja sampai dua kali mengundang. Yang kedua kalinya bahkan ada nada memohon. Tetapi orang-orang yang diundang tetap tidak mau datang. Begitulah digarisbawahi dalam Injil Matius penolakan yang makin keras. Ada yang tak peduli, ada yang meremehkan undangan, malah menyiksa dan membunuh suruhan raja. Ini sama dengan memutuskan hubungan. Lukas lain. Ia lebih menekankan dalih para undangan yang sudah bersedia datang ketika diundang tapi kini ingkar.

3. Matius dan Lukas sama-sama mengatakan bahwa akhirnya orang-orang lain yang tadinya tidak diundang kini didatangkan ke perjamuan. Tetapi Matius masih menceritakan bahwa sang raja mendapati orang yang datang tanpa pakaian pesta. Orang itu kemudian tidak diperbolehkan ikut pesta dan dikeluarkan. Lukas tidak menyinggung adanya orang yang tak pantas ikut perjamuan malam. Tetapi ia meneruskan perumpamaan itu dengan menyampaikan pengajaran Yesus mengenai perlunya komitmen utuh dalam mengikutinya.

Matius berbicara kepada umat yang berasal dari lingkungan Yahudi. Bagi mereka "perjamuan nikah" dan datang dengan "pakaian pesta" memiliki arti yang khusus yang tidak segera ditangkap oleh orang dari kalangan lebih luas seperti halnya umat Lukas. Marilah kita lihat dari dekat kedua gambaran yang dipakai Matius.

PERJAMUAN NIKAH


Disebutkan "Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya". Bagi pembaca Matius, "perjamuan nikah" membangkitkan gagasan yang lebih dari pada sekedar hadir dalam resepsi, melainkan mengikuti upacara religius dan berbagi hikmatnya. Dalam kesempatan seperti itu dulu kerap didendangkan lagu-lagu kasih antara mempelai lelaki dan mempelai perempuan. Lagu-lagu itu sering bernada erotik, tapi sekaligus juga amat religius. Salah satu bentuk yang paling dikenal dan sudah menjadi bagian Kitab Suci ialah Kidung Agung. Kedua mempelai saling memuji keelokan masing-masing (Kid 1:9:2:7), saling mengungkapkan rasa rindu terhadap satu sama lain (Kid 3:1-5; 5:2-8), saling mengungkapkan nikmatnya ada berduaan (Kid 7:6-8:4). Di dalam kidung-kidung itu kasih antara kedua mempelai tampil sebagai tempat kehadiran yang ilahi tanpa perlu mengatakannya. KehadiranNya memanusia dalam ujud yang paling bisa dirasakan. Bagi orang Yahudi, ikut serta dalam upacara dan perjamuan nikah dalam arti ini dapat mendekatkan orang pada kemanusiaan dan keilahian sekaligus. Karena itu juga penolakan ikut serta perjamuan lebih daripada sekedar tidak menghadiri pesta.

Menolak ajakan untuk menyaksikan pesta nikah juga membuat pesta menjadi sepi dan hambar. Panggilan pertama tidak dipenuhi. Raja yang sebetulnya penuh wibawa kemudian bersikap menghimbau. Ia merendah. Satu kali tidak digubris, ia berusaha lagi. Malah seakan-akan memohon belas kasihan para undangan: jangan biarkan pesta jadi rusak, hidangan sudah siap, lembu dan ternak piaraan sendiri telah dipotong. Tetapi yang diundang semakin meninggikan diri, dan menjadi takabur, dan akhirnya malah membunuh pesuruh sang raja. Mereka tidak mau diganggu lagi. Mereka memutus hubungan. Terlihat betapa kerasnya penolakan terhadap ajakan untuk ikut serta dalam kesempatan yang sebenarnya bakal membuat siapa saja yang ikut semakin utuh hidupnya, semakin memasuki Kerajaan Surga!

Mereka yang menolak kehilangan dua hal. Pertama rusaklah hubungan dengan raja yang bisa melindungi mereka. Kedua mereka kehilangan kesempatan ikut pesta nikah yang meriah yang memiliki arti khusus tadi. Jadi mereka semakin menjauhkan diri dari kesempatan yang bakal membuat hidup mereka berarti. Mereka menjauh dari Kerajaan Surga. Inilah yang hendak ditunjukkan dalam perumpamaan ini.

ORANG-ORANG DI PERSIMPANGAN JALAN

Karena perjamuan nikah telah tersedia tapi yang diundang tak layak datang, maka raja menyuruh hamba-hambanya ke persimpangan jalan, membawa orang-orang yang mereka temui di sana, siapa saja, ke perjamuan nikah tadi. Tak pilih bulu siapa saja didatangkan. Dan pesta itu diselamatkan oleh kehadiran mereka-mereka ini.

Yang dimaksud dengan persimpangan jalan ialah lapangan tempat orang biasanya berkumpul dengan macam-macam maksud: istirahat, menunggu kesempatan kerja, melewatkan waktu, berjualan, membeli. Apa saja. Kegiatan sehari-hari yang bermacam-ragam. Orang-orang yang di situ dengan macam-macam keadaan itulah yang diminta datang ke perjamuan nikah. Di persimpangan jalan...hidup itulah disampaikan ajakannya.

Bagaimana membacanya dengan cara yang lebih cocok bagi zaman ini? Perumpamaan tadi mulai dengan "Kerajaan Surga seumpama.." Jadi dimaksud membantu agar orang menyadari bagaimana cara Yang Mahakuasa mengajak siapa saja ikut masuk ke dalam kehidupan-Nya, ke dalam keakraban dengan-Nya. Dengan mengajak orang ikut serta dalam kegembiraan pesta nikah anaknya, sang raja tadi ingin berbagi kegembiraan. Bahkan boleh dikatakan, kegembiraannya itu baru menjadi nyata bila ikut dirasakan orang lain. Ia berusaha mendatangkan orang-orang untuk ikut. Bahkan ia memohon agar mereka datang. Tetapi permohonan ini dihadapi dengan sikap keras hati dan penolakan. Tidak mau mengambil bagian dalam kehidupan yang sebenarnya tidak dapat sebarangan dibagikan. Penolakan ini makin memisahkan dan menjauhkan mereka satu sama lain. Juga membuat sang raja putus asa dan merasa pestanya bakal rusak. Tetapi ia tidak menyerah. Pestanya itu kemudian dibuka bagi siapa saja yang tadinya tidak termasuk hitungan.

Kerap dijelaskan bahwa para undangan yang menolak datang itu ialah orang Yahudi dan mereka yang didatangkan dari jalanan itu ialah pengikut Yesus. Yang pertama kehilangan Kerajaan Surga, yang kedua memperolehnya. Para hamba yang disuruh mengundang ialah nabi-nabi dan kemudian yang diperlakukan dengan buruk ialah para rasul. Tafsir alegori ini memang sudah ada sejak lama. Dan bahkan sudah mulai pada zaman Injil sendiri ditulis. Namun demikian masih ada keleluasaan untuk memahami perumpamaan ini sebagai perumpamaan untuk membaca kehidupan orang zaman ini, untuk mengartikan pengalaman hidup.

PAKAIAN PESTA


Pesta nikah itu terlaksana justru karena hadirnya orang-orang jalanan tadi. Kerajaan Surga semakin menjadi kenyataan karena dimasuki, dihuni, dikembangkan. Kepada pembaca diberikan ajakan yang amat kuat. Ayo ikut membuat kehidupan yang nyata ini semakin menjadi ujud dari Kerajaan Surga. Bisakah dibalik sehingga dikatakan agar Kerajaan Surga menjadi bagian dari kehidupan nyata? Orang tergoda mengatakan ya, tapi kiranya tidak pas bila begitu. Seolah-olah kerajaan itu sudah ada dan jadi dan tinggal dimasuki, seperti menaiki kereta yang akan jalan. Yang lebih cocok, tiap orang diminta menemukan wujud Kerajaan Surga baginya. Bahan mentahnya: kehidupan sehari-harinya, kehidupannya di persimpangan jalan. Tapi untuk ke sana orang perlu memakai pakaian pesta.

Dalam alam pikiran Semit, pakaian memberi bentuk kepada orang yang memakainya sehingga dapat dikenali. Tidak mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta. Orang baru dapat dikatakan datang ikut perjamuan pesta bila memang mau menghadiri pesta itu, bukan untuk urusan lain. Datang tanpa pakaian yang cocok berarti tidak membiarkan diri dikenal sebagai yang datang untuk itu. Komitmen setengah-setengah ini kurang dapat menjadikan hidup orang menjadi bagian dari hidup dalam Kerajaan Surga. Kebalikannya, datang dengan mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa maksud atau tujuan lain. Yang bersangkutan akan dikenali sebagai orang yang hidupnya sedang berubah dari yang ada di persimpangan jalan menjadi dia yang hidup dalam perjamuan yang makin memanusiakan dan makin mendekatkan ke keilahian.

Salam hangat,
A. Gianto
 
Antifon Komuni (bdk. Mzm 34:11)
   
Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatu pun.

The rich suffer want and go hungry, but those who seek the Lord lack no blessing.

atau (1Yoh 3:2)

Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

When the Lord appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.

Sabtu, 10 Oktober 2020 Hari Biasa Pekan XXVII

 

Sabtu, 10 Oktober 2020
Hari Biasa Pekan XXVII

“Berhati-hatilah dalam banyak berbicara, sebab banyak bicara mengenyahkan dari jiwa pemikiran-pemikiran kudus dan persatuan dengan Allah." (St. Dorotheus)


Antifon Pembuka (Gal 3:26)

Kalian semua adalah putra dan putri Allah berkat iman dalam Kristus Yesus. Karena kalian yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenal Kristus.


Doa Pembuka


Allah Bapa kami di surga, Engkau memanggil kami menjadi putra dan putri-Mu seturut citra Putra-Mu terkasih. Baptislah kami dengan Roh-Mu dan ajarilah kami mengimani bahwa cinta kasihlah yang menjadi hukum tertinggi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
          
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (3:22-29)
    
   
"Kalian adalah anak-anak berkat iman."
     
Saudara-saudara, menurut Kitab Suci segala sesuatu terkurung di bawah kekuasaan dosa, supaya berkat iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang, kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat dan dikurung sampai iman itu dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang. Karena itu kita tidak lagi berada dibawah pengawasan penuntun. Sebab kalian adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kalian semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kalian semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kalian milik Kristus, maka kalian juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan selalu ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28) 
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
   
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
       
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
   
Dalam Misa maupun dalam devosi, selalu ada himne pujian. Himne ini dinyanyikan untuk memuji dan berterima kasih kepada Tuhan dan biasanya dinyanyikan dengan perasaan dan emosi. Juga himne yang dinamis dan emosional lebih disukai untuk menarik emosi orang-orang dan juga untuk mendapatkan tanggapan yang lebih kuat dari mereka. Tetapi di mana emosi dan perasaan memudar, di situlah tindakan nyata dimulai.

Nyanyian pujian kita juga harus diterjemahkan menjadi tindakan cinta untuk Tuhan dan sesama. Itulah sebabnya dalam menanggapi seruan pujian, Yesus menenangkan emosi untuk fokus melakukan kehendak Tuhan.

Saat kita mempersembahkan Misa ini untuk menghormati Bunda Maria, marilah kita mengingat bahwa dia mendengar Firman Tuhan, merenungkannya dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Semoga kita yang menghormatinya juga belajar darinya dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.  
   
Doa Malam

Yesus, Engkau bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan memeliharanya." Karena itu, kami mohon, tambahkanlah semangatku untuk bertekun dalam mendengarkan dan memelihara sabda-Mu agar aku menjadi orang yang berbahagia dalam mengikuti Engkau, Sang Sabda yang telah menjadi manusia, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
     
 
 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy