Minggu, 01 November 2020
Hari Raya Semua Orang Kudus
“…Para
pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan
mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan
dalam Tuhan Yesus, dan dalam Baptis iman sungguh-sungguh dijadikan
anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi
suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan
mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. Oleh
rasul mereka dinasehati, supaya hidup “sebagaimana layak bagi
orang-orang kudus” (Ef 5:3); supaya “sebagai kaum pilihan Allah, sebagai
orang-orang Kudus yang tercinta, mengenakan sikap belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12);
dan supaya menghasilkan buah-buah Roh yang membawa kepada kesucian (lih.
Gal 5:22; Rom 6:22). Akan tetapi karena dalam banyak hal kita semua
bersalah (lih. Yak 3:2), kita terus-menerus membutuhkan belas kasihan
Allah dan wajib berdoa setiap hari: “Dan ampunilah kesalahan kami” (Mat
6:12). Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani,
bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai
kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih…” (Konstitusi
Dogmatis tentang Gereja, 40)
Antifon Pembuka
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta
untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat
pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum
omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor
of all the Saints, at whose festival the Angels rejoice and praise the
Son of God
Pada Misa Hari Raya Semua Orang Kudus ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami
kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya
kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para
kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu.
Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami
dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan
berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan
berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari
terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia
berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi
dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon
sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan
aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh
empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan
bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba,
memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang
duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri
mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling
takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah
sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur,
hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya!
Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"
Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata
kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di
dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan
menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri
di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah
palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,
penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang
mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang
kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita,
sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih,
sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita
kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus
menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan
melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang
menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia
yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki
lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu
Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah
orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati,
karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah
orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan
dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan
bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Tidak ada keraguan bahwa setiap orang ingin bahagia dalam hidup. Meskipun kita tahu bahwa ada kebahagiaan abadi di surga, namun kita juga mengharapkan kebahagiaan dalam hidup ini.
Jadi ketika kita ditanya apakah kita bahagia dengan hidup, itu akan tergantung pada bagaimana perasaan kita pada saat itu.
Jadi kebahagiaan, dalam pengertian umum, bisa berarti beruntung, disukai oleh keberuntungan, berada dalam keadaan yang menguntungkan, sejahtera, peristiwa berjalan dengan baik.
Hari ini ketika Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus, kita melihat para Orang Kudus merayakan kebahagiaan kekal di surga.
Dijelaskan dalam web katolisitas.org pada artikel "Aku percaya akan Persekutuan Para Kudus" sebagai berikut: Dalam persekutuan para kudus, maka yang menjadi fokusnya adalah Kristus, karena Kristuslah yang menjadi kepala Tubuh Kristus dan kasih Kristus yang menyatukan seluruh anggota Gereja, baik yang masih mengembara di dunia ini, yang sedang dimurnikan di dalam Api Penyucian dan yang telah berjaya di Sorga (lih. KGK 954). Gereja yang satu mempunyai tiga status namun saling berhubungan, karena tidak ada yang dapat memisahkan kita semua dari kasih Kristus, entah penderitaan dan juga kematian (lih. Rom 8:38-39), sebab Gereja sebagai satu Tubuh Kristus, tidak terpisahkan dari Kepala-Nya yaitu Kristus (lih. Ef 4:16). Maka Gereja yang telah berada di Sorga dapat mengambil bagian dalam pengantaraan Kristus, dengan mendoakan Gereja yang berada di Api Penyucian dan Gereja yang masih berziarah di dunia agar dapat mencapai Sorga. Gereja yang di Api Penyucian dapat menerima dukungan doa-doa dari Gereja di dunia dan di Sorga. Dan Gereja di dunia ini dapat saling membantu -antara anggota-anggotanya, mendoakan Gereja yang masih berada di Api Penyucian dan juga memohon dukungan doa dari Gereja yang telah berjaya di Sorga. Katekismus Gereja Katolik menuliskannya sebagai berikut:
KGK 954 Tiga status Gereja. “Hingga saatnya Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua malaikat, dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut dihancurkan, ada di antara para murid-Nya, yang masih mengembara di dunia, dan ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian, ada pula yang menikmati kemuliaan sambil memandang ‘dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana ada-Nya'” (LG 49).
“Tetapi kita semua, kendati pada taraf dan dengan cara yang berbeda, saling berhubungan dalam cinta kasih yang sama terhadap Allah dan sesama, dan melambungkan madah pujian yang sama ke hadirat Allah kita. Sebab semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya, berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia” (LG 49).
KGK 955 “Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani” (LG 49).
KGK 956 Doa syafaat para kudus. “Sebab karena para penghuni surga bersatu lebih erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya; mereka menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang dilaksanakan oleh Gereja di dunia; dan dengan pelbagai cara mereka membawa sumbangan bagi penyempurnaan pembangunannya. Sebab mereka, yang telah ditampung di tanah air dan menetap pada Tuhan, karena Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa, sambil mempersembahkan pahala-pahala, yang telah mereka peroleh di dunia, melalui Pengantara tunggal antara Allah dan manusia yakni: Kristus Yesus. Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu oleh perhatian mereka sebagai saudara” (LG 49). “Jangan menangis, sesudah saya mati saya akan lebih berguna bagi kamu dan akan menyokong kamu secara lebih baik daripada selama saya hidup” (Dominikus, dalam sakratul maut kepada sama saudara seserikat; bdk. Jordan dari Sachsen, lib. 93). “Saya akan mengisi kehidupan saya di surga dengan melakukan yang baik di dunia” (Teresia dari Kanak-kanak Yesus, verba).
Bagi orang-orang kudus, tidak ada berkat yang terselubung. Semuanya adalah berkat. Dan karena semuanya adalah berkat, mereka sudah mengalami kebahagiaan di bumi dan pada saat yang sama mereka merindukan kebahagiaan kekal di surga, dan kebahagiaan kekal itu adalah melihat Tuhan muka dengan muka dan berada di hadirat-Nya selamanya.
Itu adalah berkat tertinggi bagi para orang kudus. Karena mereka melihat diri mereka sebagai anak-anak Tuhan, dan mereka percaya bahwa Yesus menjanjikan berkat kepada mereka ketika mereka hidup dengan ajaran-Nya, mereka mewarisi berkat-berkat kekal mereka.
Yesus juga menjanjikan kita berkat yang sama. Tuhan telah memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dan Dia melimpahkan berkat-Nya kepada kita bahkan dalam hidup ini.
Marilah kita melihat setiap pengalaman, peristiwa, situasi, keadaan sebagai berkah, marilah kita bersyukur kepada Tuhan, dan kita akan bahagia dalam hidup ini dan juga di kehidupan selanjutnya. [RENUNGAN PAGI]
Kekudusan
berawal dari hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan dengan motif
kasih yang besar kepada Tuhan, karena “perbuatan kasih adalah jalan
utama yang memimpin kita kepada Tuhan.” (St. Teresia dari Kanak-kanak
Yesus)
Antifon Komuni (Mat 5:8-10)
Berbahagialah orang yang suci hatinya sebab mereka akan memandang Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai sebab mereka akan disebut
anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Blessed are the clean of heart, for they shall see God. Blessed are the
peacemakers, for they shall be called children of God. Blessed are they
who are persecuted for the sake of righteousness, for theirs is the
Kingdom of Heaven.
Beati mundo corde, quoniam ipsi Deum videbunt: beati pacifici, quoniam
filii Dei vocabuntur: beati qui persecutionem patiuntur propter
iustitiam, quoniam ipsorum est regnum caelorum.