Selasa, 01 Desember 2020
Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Martir Indonesia
“Berbahagialah penjara, yang mengantar para hamba Allah menuju surga.” (St. Siprianus)
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar
gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur orang yang remuk redam.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang
mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Dionisius dan
Redemptus. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah
dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang
lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama
dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (11:1-10)
"Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk
yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada
padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh
pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan
Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau
menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia kan menghakimi
orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan
keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan
menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan
nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang
dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat
pada pinggang. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan
macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa
akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan
sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi
akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan
mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan
berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Mu yang kudus.
Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut
yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan
berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh
suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Ul: 7)
1. Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera
berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut
sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia
kan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong;
ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan
menyelamatkan nyawa orang papa.
4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal
selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan
namanya, dan menyebut dia berbahagia.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:21-24)
"Yesus bergembira dalam Roh Kudus."
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku
bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu
siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang
oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.” Sesudah itu berpalinglah Yesus
kepada murid-murid-Nya dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat
apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak nabi dan raja
ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin
mendengar apa yang kalian dengar, namun tidak mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Pierre Berthelot - demikian nama Santo Dionisius - lahir di kota
Honfleur, Prancis pada tanggal 12 Desember 1600. Ayahnya Berthelot dan
Ibunya Fleurie Morin adalah bangsawan Prancis yang harum namanya. Semua
adiknya: Franscois, Jean, Andre, Geoffin dan Louis menjadi pelaut
seperti ayahnya. Sang ayah adalah seorang dokter dan nakoda kapal.
Pierre sendiri semenjak kecil (12 tahun) telah mengikuti ayahnya
mengarungi lautan luas; dan ketika berusia 19 tahun ia sudah menjadi
seorang pelaut ulung. Selain darah pelaut, ia juga mewarisi dari ayahnya
hidup keagamaan yang kuat, yang tercermin di dalam kerendahan hatinya,
kekuatan imannya, kemurnian dan kesediaan berkorban. Ia kemudian
memasuki dinas perusahaan dagang Prancis. Dalam rangka tugas dagang, ia
berlayar sampai ke Banten, Indonesia. Tetapi kapalnya dibakar oleh
saudagar-saudagar Belanda dari kongsi dagang VOC. Berkat pengalamannya
mengarungi lautan, ia sangat pandai menggambar peta laut dan memberikan
petunjuk jalan.
Pierre kemudian bekerja pada angkatan laut Portugis di Goa, India. Namun
ia senantiasa tidak puas dengan pekerjaannya itu. Ada keresahan yang
senantiasa mengusik hatinya. Ia selalu merenungkan dan mencari arti
hidup yang lebih mendalam. Ketika itu ia sudah berusia 35 tahun. Akan
tetapi usia tidak menghalangi dorongan hatinya untuk hidup membiara. Ia
diterima di biara Karmel. Namanya diubah menjadi Dionisius a Nativitate.
Sekalipun ia sudah menjalani hidup membiara, namun ia masih beberapa
kali menyumbangkan keahliannya kepada pemerintah, baik dengan menggambar
peta maupun dengan mengangkat senjata membuyarkan blokade di Goa yang
dilancarkan oleh armada Belanda (1636).
Di
biara Karmel itulah, ia bertemu dengan Redemptus a Cruce, seorang
bruder yang bertugas sebagai penjaga pintu biara dan koster, penerima
tamu dan pengajar anak-anak. Redemptus lahir di Paredes, Portugal pada
tahun 1598 dari sebuah keluarga tani yang miskin namun saleh dan taat
agama. Orangtuanya memberinya nama Thomas Rodriguez da Cunha. Semenjak
usia muda, ia masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India.
Ia kemudian menarik diri dari dinas ketentaraan karena ingin menjadi
biarawan untuk mengabdikan dirinya pada tugas-tugas keagamaan. Ia
diterima sebagai bruder di biara Karmel.
Suatu ketika Raja Muda di Goa bermaksud mengirim utusan ke Aceh,
Indonesia, yang baru saja berganti sultan dari Sultan Iskandar Muda ke
Sultan Iskandar Thani. Ia ingin menjalin hubungan persahabatan karena
hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Sebagai seorang
bekas pelaut yang sudah pernah datang ke Banten, Dionisius ditunjuk
sebagai almosenir, juru bahasa dan pandu laut. Oleh karena itu tahbisan
imamatnya dipercepat. Dionisius ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1637
oleh Mgr. Alfonso Mendez. Bruder Redemptus dengan izinan atasannya ikut
serta dalam perjalanan dinas itu sebagai pembantu.
Pastor tentara Dionisius bersama rombongannya berangkat ke Aceh pada
tanggal 25 September 1638 dengan tiga buah kapal: satu kapal dagang dan
dua kapal perang. Penumpang kapal itu ialah: Don Fransisco de Sosa
(seorang bangsawan Portugis), Pater Dionisius, Bruder Redemptus, Don
Ludovico dan Soza, dua orang Fransiskan Rekolek, seorang pribumi dan 60
orang lainnya. Mereka berlabuh di Ole-Ole (kini: Kotaraja) dan disambut
dengan ramah.
Tetapi keramahan orang Aceh ternyata hanya merupakan tipu muslihat saja.
Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan
menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang hanya untuk
meng-katolik-kan bangsa Aceh yang sudah memeluk agama Islam. Mereka
semua segera ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal
imannya. Selama sebulan mereka meringkuk di dalam penjara dalam keadaan
yang sangat menyedihkan. Beberapa orang dari antara mereka meninggalkan
imannya. Dionisius dan Redemptus terus meneguhkan iman
saudara-saudaranya dan memberi mereka hiburan. Akhirnya di pesisir
pantai tentara sultan mengumumkan bahwa mereka dihukum bukan karena
berkebangsaan Portugis melainkan beriman KatoIik. Maklumat sultan ini
diterjemahkan oleh Dionisius kepada teman-temannya. Sebelum menyerahkan
nyawa ke tangan para algojo, mereka semua berdoa dan Pater Dionisius
mengambil salib dan memperlihatkan kepada mereka supaya jangan mundur,
melainkan bersedia mengorbankan nyawa demi Kristus Yang Tersalib dan
yang telah menebus dosa dunia, dosa mereka. Dionisius memohon ampun
kepada Tuhan dan memberikan absolusi terakhir kepada mereka satu per
satu. Segera tentara menyeret Dionisius dan mulailah pembantaian massal.
Sepeninggal teman-temannya, Pater Dionisius masih bersaksi tentang
Kristus dengan penuh semangat. Kotbahnya itu justru semakin menambah
kebencian rakyat Aceh terhadapnya. Algojo-algojo semakin beringas untuk
segera menamatkan riwayat Dionisius. Namun langkah mereka terhenti di
hadapan Dionisius. Dengan sekuat tenaga mereka menghunuskan kelewang dan
tombak akan tetapi seolah-olah ada kekuatan yang menahan, sehingga
tidak ada yang berani. Segera kepala algojo mengirim utusan kepada
sultan agar menambah bala bantuan. Dionisus berdoa kepada Tuhan agar
niatnya menjadi martir dikabulkan. Dan permintaan itu akhirnya
dikabulkan Tuhan. Dionisius menyerahkan diri kepada algojo-algojo itu.
Seorang algojo - orang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan
disambarkan keras-keras mengenai kepala Dionisius, disusul dengan
kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.
Kemartiran Dionisius dengan kawan-kawannya disahkan Tuhan: mayat mereka
selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur. Menurut
saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena
setiap kali dibuang - ke laut dan tengah hutan - senantiasa kembali
lagi ke tempat ia dibunuh. Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan
di Pulau Dien ('pulau buangan'). Kemudian dipindahkan ke Goa, India.
Martir-martir itu dibunuh pada tanggal 29 Nopember 1638. Bersama
Redemptus, Dionisius digelarkan 'beato' pada tahun 1900.
Semua yang ada pada manusia dikenakan pada Yesus, Putra Allah, kecuali dosa. (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Komuni (Yoh 12:24-25)
Biji gandum yang tidak ditanam dan mati, akan tetap tinggal sebiji. Tetapi jika mati, akan berbuah banyak sekali.
imankatolik.or.id