Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Sabtu, 06 Maret 2021
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya. The Lord is kind and full of compassion, slow to anger,
abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all
his creatures.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah
Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi. Semoga terang-Mu membimbing kami
seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu,
kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di
tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan
Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami
tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir.
Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan
memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri,
yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih
setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam
tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan
kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah
kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim. Atau Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala
kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala
penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai
engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia
mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita,
atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus
untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini
kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang
bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik
kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan
itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual
seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah
dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu,
dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan
di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu
ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,
tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut
anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku
tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan
pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada
kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah
kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’ Maka mulailah
mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang.
Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan
nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali,
dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan
kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia
tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia
menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan
belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah
Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka
Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya
kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Tidaklah terlalu lancang untuk mengatakan bahwa setiap keluarga memiliki kambing hitam.
Itu belum tentu salah satu dari anak-anak itu. Bisa siapa saja dalam keluarga.
Dan itu tidak hanya terbatas pada keluarga. Ada kambing hitam di komunitas paroki, di perusahaan, di masyarakat dan di negara.
Kita bisa menyebut anak kedua dalam perumpamaan Injil hari ini sebagai "kambing hitam". Lagipula, atas apa yang telah dia lakukan pada ayahnya, dia memang pantas mendapatkan gelar yang terkenal itu.
Namun bagaimana ayah dalam perumpamaan Injil memperlakukan anak kedua tentu sangat jauh dari bagaimana kita memperlakukan "kambing hitam" dalam keluarga, perusahaan dan masyarakat kita.
Namun, bukankah kita juga akan mengakui bahwa kita adalah "kambing hitam" di mata Tuhan?
Dan bagaimana Tuhan akan memperlakukan kita? Nabi Mikha menaruhnya dengan indah pada bacaan pertama.
Masa Prapaskah adalah waktu untuk sadar dan mengakui keberdosaan kita dan mencari rekonsiliasi dengan Tuhan.
Dan Tuhan, seperti ayah dalam perumpamaan Injil, akan berkata: Anakku ini telah mati dan telah hidup kembali; dia tersesat dan ditemukan.
Antifon Komuni (Luk 15:32)
Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.
Jumat, 05 Maret 2021
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Hari Pantang) “Saudara-saudara,
pandanglah Allah yang merendahkan diri-Nya, dan pasrahkan hatimu di
hadapan-Nya! Rendahkanlah dirimu agar engkau diangkat-Nya! Jangan
menyembunyikan apa pun dari dirimu demi dirimu sendiri supaya Dia yang
memberikan diri-Nya secara total kepadamu boleh menerima engkau secara
total.” — St. Fransiskus Assisi
Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)
Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.
In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me
from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar
dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya
bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka
bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing
domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah
saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah
engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya
itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan
kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah
bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang
kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah
kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu
kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan
lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben
mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab
itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada
mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur
yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud
Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya
kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya,
mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya
itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur
itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika
mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang
Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam
dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut
barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya
itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan
darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi
janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging
kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika
saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam
sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua
puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan
menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang
mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi,
sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya.
Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta
kepunyaannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua
bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka
kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat
memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian
ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke
negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya
kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang
mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari
dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain,
lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama
seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada
mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para
penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia
adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik
kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur
itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang,
apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata
imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan
orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada
penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada
waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam
Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di
mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil
dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu,
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut
kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Perseteruan keluarga bukan hanya sesuatu yang kita lihat hanya di film dan sinetron.
Itu terjadi dalam kehidupan nyata. Kita membacanya di instagram, facebook, kita mendengarnya dari teman, bahkan mungkin terjadi pada kita.
Salah satu penyebab utama perselisihan keluarga ini adalah soal uang dan harta benda.
Soal uang dan harta benda, anak-anak membawa orang tua ke pengadilan dan sebaliknya. Soal uang dan properti, persaingan antar saudara bisa menjadi begitu buruk sehingga hubungan darah bisa menjadi seperti air kotor.
Itu telah terjadi sejak masa paling awal dalam kisah Kain dan Habel.
Itu terjadi antara Yusuf dan saudara-saudaranya seperti yang kita dengar pada bacaan pertama.
Jubah dengan lengan panjang itu adalah simbol kebaikan dan berkat.
Di balik jubah itu, saudara-saudara Yusuf muncul dengan pikiran jahat seperti pembunuhan, dan kemudian penjambretan dan perbudakan.
Juga karena uang dan properti, para penyewa dalam perumpamaan Injil hari ini melakukan kekerasan dan pembunuhan.
Mengerikan untuk mengetahui, dan bahkan menyadari, bahwa uang dan kepemilikan materi dapat mencengkeram kita sedemikian rupa sehingga kita bahkan dapat kehilangan rasa integritas dan moralitas kita.
Oleh karena itu, praktik pemberian derma pada masa Prapaskah memiliki tujuan untuk membantu kita melepaskan diri dari cengkeraman berpikiran uang dan kerasukan materialisme.
Aksi Puasa Pembangunan adalah sarana untuk membantu kita dalam latihan spiritual selama masa Prapaskah ini.
Mari kita lihat apakah kita bisa memberi dengan senang hati. Lagipula apapun yang kita miliki diberikan kepada kita dari atas, dan kita hanya penatalayan, bukan pemilik.. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (1Yoh 4:10)
Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima.
Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya
kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan
kami. Amin.
“Tuhan kita yang baru lahir mengubah kegelapanku menjadi terang
berlimpah-limpah. Dia yang lahir untuk mengambil bagian dalam kelemahan
kemanusiaanku, membawakanku kekuatan dan keberanian yang aku perlukan.
Ia mempersenjataiku sedemikian baiknya pada malam kudus itu, sehingga
aku tak pernah berpaling ke belakang. Kasih telah menemukan jalan masuk
ke dalam hatiku, memanggilku untuk melupakan diriku sendiri dan
melakukan apa saja yang dikehendaki dariku, dan sejak saat itu aku
merasa bahagia.” — St. Theresia Lisieux
Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)
Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
Doa Pembuka
Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami
kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan
giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus,
kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!
Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun,
di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon
yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang
daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang
tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik
daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil
perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku. atau Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan. Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan
siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup
angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan. Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15) Berbahagialah orang, yang setelah mendengar
firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah
dalam ketekunan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang
buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja
orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya.
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara
menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh
dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia
berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan
ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku,
ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu,
sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau
terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami
tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta
kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih
ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat
penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa
dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang
itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham
kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Injil hari ini berkisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Orang kaya ini hidup berkelimpahan. Setiap hari ia makan kenyang dan
hidup enak. Hal sebaliknya dialami Lazarus. Ia hidup amat berkekurangan.
Jangankan berpakaian bagus, untuk makan saja ia merasa kesulitan. Ia
hanya bisa berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, sambil menunggu
remah-remah makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Badannya pun
penuh dengan borok yang dijilati anjing. Sungguh situasi yang sangat
memprihatinkan!
Alkisah keduanya pun mati. Namun, mereka mengalami hal yang berbeda.
Lazarus duduk di pangkuan Abraham, sedangkan orang kaya itu harus
menderita sengsara di alam maut. Ketika melihat Lazarus di pangkuan
Abraham, orang kaya itu meminta kepada Abraham agar Lazarus mau
mencelupkan ujung jarinya ke dalam air untuk menyejukkan lidahnya. Tapi,
Abraham menolak. Orang kaya itu telah mendapatkan segala yang baik
dalam hidupnya di dunia, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Orang kaya
itu pun memperoleh ganjaran yang setimpal atas perbuatannya. Bahkan
permohonannya agar Lazarus mau memperingatkan kelima saudaranya yang
masih hidup di dunia, juga ditolak.
Paus Fransiskus dalam homilinya Kamis pagi, 12 Maret 2020 menggambarkan orang kaya dalam perumpamaan Yesus tersebut sebagai seseorang yang senang hati, bahagia, tanpa kekhawatiran. Pakaiannya mungkin dibuat oleh perancang busana terbaik pada zamannya. Ia mungkin harus minum obat untuk kolesterol tinggi karena jamuan makan yang diadakannya setiap hari. Hidupnya berjalan cukup baik.
Orang kaya itu tahu ada orang miskin yang hidup di ambang pintunya. Ia bahkan tahu namanya adalah Lazarus. Masalahnya yakni Lazarus “bukan persoalan”. Ia pikir itu sudah lumrah dan Lazarus dapat mengurus dirinya sendiri. Lalu keduanya meninggal. “Injil mengatakan bahwa Lazarus ‘dibawa ke surga dengan Abraham, ke pangkuan Abraham’. Mengenai orang kaya itu, Injil mengatakan ia ‘dikubur’. Titik”.
Paus Fransiskus terkesan dengan “jurang yang terbentang” di antara keduanya. “’Di antara kita ada jurang yang terbentang. Kita tidak dapat berkomunikasi. Kita tidak bisa pergi dari satu sisi ke sisi lain’. Jurang yang sama telah ada di antara orang kaya tersebut dan Lazarus saat mereka masih hidup”.
Paus Fransiskus menggambarkan drama orang kaya tersebut “sangat banyak diinformasikan”. Informasi itu “tidak pernah merasuki hatinya. Ia tidak tersentuh oleh drama yang dijalani orang lain”. Inilah drama kita juga. “Kita semua tahu karena kita sudah mendengarnya di televisi atau kita sudah membacanya di surat kabar: Berapa banyak anak-anak yang menderita kelaparan dewasa ini di dunia? Berapa banyak anak-anak yang tidak memiliki obat-obatan yang diperlukan? Berapa banyak anak-anak yang tidak bisa pergi ke sekolah. Kita mengatakan, ‘hal-hal yang buruk’ dan terus berlanjut .… Kita tahu hal-hal ini ada, tetapi itu tidak merasuki hati kita”.
Drama tersebut adalah drama yang cukup kita miliki informasinya tetapi kita tidak “merasakan kenyataan” yang dijalani orang lain. “Inilah jurang tersebut, jurang ketidakpedulian”, kata Paus Fransiskus. Ketidakpedulian ini bahkan merampas nama kita, seperti dalam kasus orang kaya, yang namanya tidak kita ketahui. Egoismelah, kata Paus Fransiskus, yang “membuat kita kehilangan jatidiri kita yang sesungguhnya, nama kita”. Hal ini mengarah pada “sebuah budaya kata sifat di mana nilaimu berada di dalam apa yang kamu miliki”. “Ketidakpedulian membawa kita ke titik kehilangan nama kita… Kita adalah ini atau itu. Kita adalah kata sifat”.
Melalui Injil hari ini kita diminta untuk peduli terhadap orang lain.
Sudah saatnya kita sadar bahwa banyak orang memerlukan uluran kasih
kita. Mari kita membangun sikap yang benar
terhadap harta kekayaan yang kita miliki. Dengan demikian, kita akan
mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Sang Bijaksana berkata, “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya” (Pengkotbah 5:19). Tuhan memberkati. **
“Uang
harus melayani, tidak menguasai. Saya mencintai setiap orang, baik kaya
maupun miskin, tetapi saya wajib atas nama Kristus untuk mengingatkan
semua orang bahwa yang kaya harus membantu, menghormati, dan
memperkembangkan yang miskin. Saya menyerukan kepada semua orang akan
solidaritas kemurahan hati ” (EG art. 58).
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1)
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang"
(Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan
menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus
satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm
5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja
mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak
ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan
ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy
853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)
Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu
daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!
Doa Pembuka
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah
kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak
menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh
Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan
terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang
bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan
firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan
memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan
dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan
kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku
telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya
amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap
aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah
kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang
setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari
segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud
mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah
Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan
musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke
Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka
akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga
Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta
anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta
sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu,
“Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam
Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di
sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka
kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang
akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah
bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin
menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama
seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. Renungan
Salah satu devosi yang terkenal selama masa Prapaskah adalah Jalan Salib.
Panduan Jalan Salib dikeluarkan selama masa ini (dan mungkin dibersihkan dan dibersihkan) dan digunakan pada hari Jumat masa Prapaskah.
Itu memberi gagasan bahwa hanya selama masa Prapaskah kita melakukan Jalan Salib. Dan itu juga berarti bahwa Jalan Salib dapat dan harus menjadi praktek devosional bahkan di luar masa Prapaskah.
Dan memang demikian, karena Jalan Salib adalah jalan hidup dan jalan hidup bagi kita yang adalah murid Yesus.
Jika ada masa Prapaskah yang mengingatkan kita untuk memiliki devosi yang diperbarui pada Jalan Salib sehingga dalam mengikuti Yesus, kita akan memahami bahwa kita mengikuti Dia di Jalan Salib.
Dan itulah realitas kehidupan kita sebagai murid Yesus. Kita harus menghadapi salib kita dan memikul salib kita dan mengikuti Yesus.
Dan tentu saja itu bisa menyakitkan dan menakutkan, seperti yang terjadi dalam pengalaman Yeremia pada bacaan pertama. Bahkan dia harus bertanya mengapa kejahatan dikembalikan untuk kebaikan, dan bahwa dia bahkan berdoa untuk musuh-musuhnya.
Tentu saja, menjadi murid Yesus tidak berarti duduk dengan nyaman di kiri dan kanan-Nya. Artinya seperti Yesus, kita tidak meminta untuk dilayani tetapi untuk melayani dan memberikan hidup kita kepada Yesus untuk tebusan banyak orang.
Semoga Jalan Salib membantu kita memahami apa artinya itu.. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 20:28)
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.
“Orang yang lemah-lembut ialah orang yang tahu bagaimana bersabar
terhadap sesama dan terhadap dirinya sendiri.” (St. Yohanes dari Salib)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 13 (12):4-5)
Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
Give light to my eyes lest I fall asleep in death, lest my enemy say: I have overcome him.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamulia, kami mohon lindungilah Gereja-Mu senantiasa. Tanpa
Engkau segala usaha manusia akan gagal. Luputkanlah kami dari segala
yang jahat dan bantulah kami mencapai kebahagiaan abadi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah
pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah,
bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari
depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.
Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak
yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah
kita berperkara! Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan
mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini.
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh
pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu
senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari
rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut
perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan
mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira
Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin
beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku;
dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan
murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah
menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu
yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka
mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi
mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka
lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu,
dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun
bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu,
yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan
barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan
Perasaan bersalah bisa sangat membebani seseorang dan bahkan bisa perlahan-lahan menekan kehidupan orang tersebut.
Terlebih lagi ketika perasaan bersalah ini sering diperburuk oleh orang lain yang terus mengungkapkan rasa bersalah tersebut.
Aneh namun tidak terlalu aneh bahwa orang cenderung bersukacita dan bersukacita atas kesalahan dan kesalahan orang lain.
Yang mungkin membuat kita mengingat ungkapan lucu namun jujur ini: Ketika saya melakukan hal yang benar, tidak ada yang ingat. Tetapi ketika saya melakukan hal yang salah, tidak ada yang lupa.
Itu berasal dari kecenderungan untuk membuat diri sendiri terlihat besar dengan membuat orang lain terlihat kecil.
Namun dalam hidup, kita harus mengakui bahwa kita membuat kesalahan pada satu hal atau hal lain.
Dan ketika kita melakukan sesuatu yang salah, kita tidak membutuhkan pengingat. Pengingat hanya membuat rasa bersalah semakin berat.
Yang kita butuhkan adalah kasih sayang dan pengampunan.
Pada bacaan pertama, Tuhan memberi kita pengingat. Itu adalah pengingat bukan akan dosa-dosa kita, tetapi tentang belas kasihan dan pengampunan-Nya ketika Dia berkata: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."
Yesus datang untuk melepaskan beban rasa bersalah dan malu kita dengan belas kasihan dan pengampunan-Nya.
Dengan kuasa kasih-Nya, Yesus membebaskan kita. Mari kita pada gilirannya juga melepaskan dan membebaskan orang lain dari rasa bersalah dan malu mereka. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mzm 9:2-3)
Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau
bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya
Mahatinggi,
I will recount all your wonders. I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High.
Doa Malam
Allah Bapa yang Mahaagung, semoga hati kami selalu terbuka terhadap
segala yang tertulis tentang Dikau. Berilah kami semangat, bukan untuk
mendengarkan saja, melainkan untuk benar-benar menghayati Sabda-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
“Rahmat dan pengampunan adalah kurnia Putra Tunggal, Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (Mzm 26 (25):11-12)
Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat
Redeem me, O Lord, and have mercy on me. My foot stands on level ground; I will bless the Lord in the assembly.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk
menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa
agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10)
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian
dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang
pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku
fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan
peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang
telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada
pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat
negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada
hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap
orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri
ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad
kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami,
dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap
Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan,
walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara
Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah
diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya
rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan
kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk
mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur
kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian
bagi-Mu turun temurun.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati,
sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka
kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu
pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan
kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang
dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran
yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa manusia tidak pernah membuat kesalahan buruk dan melakukan sesuatu yang sangat salah.
Jadi berbuat salah adalah manusiawi, tapi kesalahan terbesar yang bisa dilakukan manusia mana pun adalah tidak meminta maaf.
Jadi, setiap kali kita membuat kesalahan buruk atau melakukan sesuatu yang benar-benar salah, kita harus mengakuinya dan tindakan selanjutnya adalah meminta maaf dan menebusnya.
Itu adalah doa Daniel pada bacaan pertama saat dia memohon kepada Tuhan untuk bangsanya. Dia mengaku bahwa mereka telah berdosa, melakukan kesalahan, bertindak jahat dan mengkhianati perintah Tuhan.
Jadi berbuat salah itu manusiawi, tapi mengampuni itu ilahi. Dan Tuhan mengampuni umat-Nya, berulang kali, atas dosa yang berulang dari umat-Nya.
Ya, Tuhan akan selalu mengampuni kita saat kita berbuat dosa dan berbuat salah. Dan tentu saja kita harus bertobat dan menebus dosa-dosa kita.
Kita melakukan itu dengan melakukan penebusan dosa dan melakukan penebusan atas dosa-dosa kita
Tetapi apa yang Tuhan benar-benar inginkan dari kita adalah juga mengampuni orang lain seperti Dia telah mengampuni kita.
Itu ada di dalam Doa Bapa Kami. Tuhan mengampuni kita dan pada gilirannya kita harus mengampuni mereka yang melakukan kesalahan pada kita.
Pengampunanlah yang akan memutus lingkaran setan dosa. Memang mengampuni itu ilahi, dan dalam pengampunan itulah kekuatan dosa dipatahkan dan penyembuhan dapat dimulai. Antifon Komuni (Luk 6:36) Tuhan bersabda: Hendaknya kamu berbelas kasih sebagaimana Bapamu di surga. Be merciful, as your Father is merciful, says the Lord
Doa Malam
Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami
melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan
berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami. Amin.
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)
Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahamulia, Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa
Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu
mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan
misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-2.9a.10-13.15-18)
"Kurban Bapa Abraham, leluhur kita."
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah
berfirman kepada Abraham, “Abraham.” Abraham menyahut, “Ya Tuhan.”
Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah
ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Maka sampailah
mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu
mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut
Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan bunuh anak itu, dan
jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah,
dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan
dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua
kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, katanya,
“Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan – Karena
engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau
berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan
menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di
bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 855
Ref. Bawalah kurbanmu bagi Tuhan sembahlah Dia dalam istana yang kudus.
Ayat. (Mzm 116:(5-6.)10.(12-14)15.16-17.18-19; Ul:9)
1. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim. Orang bersahaja dijaga-Nya, dan yang hina-dina diselamatkan-Nya.
2. Apa balas budiku kepada Tuhan atas anugerah-Nya bagiku? Piala keselamatan akan kuangkat, dan nama Tuhan akan kuserukan.
3. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Kukurbankan pada-Mu kurban pujian, dan nama-Mu akan kuserukan.
4. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Di
dalam pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:31b-34)
"Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri."
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan
kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi
menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak
menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah
yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan
mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah
wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah
kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Markus 9:6)
Dari dalam awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)
"Inilah Anak-Ku terkasih."
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita
sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan
bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan
pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia
ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada
mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu
Petrus berkata kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab tidak
tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka
datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara,
“Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong,
waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun
bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari
gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada
siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit
dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan
di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang
mati”.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pada bacaan pertama hari ini, kita sepertinya tidak mendengar tentang bagaimana perasaan Abraham ketika Tuhan berkata kepadanya, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah
ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Hal berikutnya yang kita dengar adalah bahwa mereka tiba di tempat itu, dan Abraham mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk membunuh putranya.
Abraham adalah orang yang beriman, tetapi dia pasti memiliki perasaan juga. Dialah yang tawar-menawar dengan Tuhan ketika dia mencoba menyelamatkan kota Sodom dan Gomora. Dan sekarang dia harus mengorbankan putranya sendiri! Bagaimana perasaannya tentang itu? Tapi ketaatannya cepat.
Kita akan menduga bahwa dia akan terkejut dan bingung dan marah. Dia mungkin akan bertanya pada dirinya sendiri, "Kenapa?" dan "Bagaimana bisa?" Dan di sepanjang jalan menuju gunung, dia mungkin akan tergoda untuk kembali dan melupakan Tuhan dari hidupnya secara total.
Dan bahkan saat kita mendengarkan, kita akan bertanya-tanya mengapa Tuhan membuat pengorbanan yang begitu menuntut. Lebih dari pengorbanan yang menuntut, itu adalah pengorbanan manusia.
Terlepas dari perasaan dan emosi, Abraham tahu bahwa Tuhanlah yang memanggilnya untuk beriman. Dalam iman dan dengan iman, dia patuh. Tetapi ketika Abraham mengambil pisau untuk membunuh putranya, dia dihentikan oleh seorang malaikat.
Jadi, dalam menghentikan Abraham dari membunuh putranya, Tuhan pada dasarnya menghentikan pengorbanan manusia. Dan pada dasarnya, Tuhan menyatakan bahwa satu-satunya pengorbanan yang Dia inginkan adalah ketaatan.
Tetapi bagi kita, ketaatan pada kehendak Tuhan sering kali tunduk pada perasaan kita dan kita mempertanyakan apakah itu layak atau tidak.
Tetapi ketika ketaatan kepada Tuhan bertentangan dengan apa yang kita anggap baik untuk kita, maka kita harus bertanya apakah kita benar-benar mencintai Tuhan. Abraham mencintai putranya. Tapi bagaimana dengan cintanya pada Tuhan?
Sebuah cerita berlanjut bahwa seorang raja mengumpulkan para menterinya dan memberikan kepada kepala menteri sebuah mutiara yang bercahaya dan bertanya kepadanya berapa nilainya. Menteri menjawab bahwa itu lebih berharga daripada emas yang bisa dibawa oleh seratus karavan.
Kemudian raja meminta menteri untuk mengambil palu dan menghancurkannya. Menteri menjawab bahwa dia tidak akan berani melakukan hal seperti itu.
Satu demi satu, raja bertanya kepada para menteri seberapa berharganya mutiara itu dan masing-masing akan menaikkan nilainya lebih tinggi dari yang lain. Tetapi ketika diperintahkan untuk menghancurkannya, tidak satupun dari mereka akan melakukannya.
Kemudian hamba raja yang setia datang dan raja bertanya kepadanya seberapa berharganya mutiara itu dan dia menjawab bahwa itu lebih berharga daripada yang dapat dia bayangkan.
Kemudian raja memerintahkan pembantunya untuk menghancurkan mutiaranya. Tanpa ragu, pelayan itu mengambil palu itu dan menghancurkannya menjadi beberapa bagian.
Para menteri terkejut dan berteriak pada pelayan itu dan bertanya mengapa dia melakukannya. Pelayan itu menjawab, “Apa yang raja katakan bernilai lebih dari mutiara apapun. Aku mematuhi dan menghormati raja, dan bukan batu berwarna. "
Dengan itu, para menteri menyadari posisi mereka yang sebenarnya dengan raja dan apa yang raja pikirkan tentang kepatuhan mereka.
Yesus adalah Putra Terkasih Bapa. Namun, Dia belajar ketaatan melalui penderitaan-Nya dan Dia menjadi sumber keselamatan kekal bagi semua yang menaati-Nya (Ibrani 5: 8-9).
Tuhan tidak menuntut Yesus untuk menumpahkan darah-Nya di kayu salib sebagai pengorbanan. Itu adalah dosa umat manusia yang menuntut darah-Nya.
Namun, dalam menumpahkan darah-Nya, Yesus menyelamatkan kita sekali dan untuk selamanya dari dosa-dosa kita, sehingga tidak ada lagi penumpahan darah, tidak ada lagi pembalasan, tidak ada pembayaran kembali, tidak ada lagi mata-demi-mata, gigi. -untuk-gigi.
Yesus taat bahkan sampai mati di kayu salib, sehingga kita juga bisa menaati Tuhan.
Ketaatan kepada Tuhan akan selalu menghasilkan manfaat yang jauh melebihi konsekuensi dari ketidaktaatan. Tapi iman dan ketaatan harus didahulukan supaya Tuhan bisa menjawab doa kita. Kita patuh bukan karena kita buta, kita patuh karena kita bisa melihat.
Kehebatan seseorang biasanya ditegaskan melalui tindakan ketaatan sederhana, seperti Abraham. Dimana iman adalah akarnya, ketaatan adalah buahnya.
Dalam Transfigurasi, suara dari surga berkata,"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia"
Marilah kita mendengarkan Yesus, marilah kita mengikuti ketaatan-Nya kepada Tuhan, karena ketaatan kepada Tuhan adalah jalan menuju kehidupan yang benar-benar ingin kita jalani. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mat 17:5)
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati