Minggu, 29 Agustus 2021
Hari Minggu Biasa XXII
"Perayaan Ekaristi dalam Kurban Misa sungguh merupakan sumber dan punya tujuan penghormatan yang diberikan kepada Ekaristi di luar Misa. Selain itu, hosti kudus disimpan sesudah Misa terutama supaya anggota umat yang tidak dapat menghadiri Misa, terutama mereka yang sakit dan yang lanjut usia, oleh Komuni suci ini dapat dipersatukan dengan Kristus dan dengan Kurban-Nya yang dipersembahkan dalam Misa". Disamping itu, dengan penyimpanan hosti kudus itu, dibuka kesempatan untuk bersembah sujud kepada Sakramen seagung ini dan mempersembahkan kepada-Nya hormat yang wajib diberikan kepada Allah. Oleh karena itu, bentuk-bentuk sembah sujud yang bukan hanya bersifat pribadi tetapi juga umum dan komuniter, seperti telah ditetapkan atau direstui oleh Gereja sendiri, harus ditunjang dengan sungguh-sungguh. --- (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 129)
Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)
Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang
hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you
are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.
Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine
suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik.
Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman
kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan
memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1-2.6-8)
"Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan."
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya,
“Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan
kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup, dan memasuki serta
menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek
moyangmu. Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu, dan
janganlah kamu menguranginya; dengan demikian kamu berpegang pada
perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. Lakukanlah itu
dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal
budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini
mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang
bijaksana dan berakal budi! Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai
allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap
kali kita berseru kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai
ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum yang
kubentangkan kepadamu pada hari ini?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, ¾, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak
menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela
kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi
menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima
suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak
akan goyah selama-lamanya.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:17-18.21b-22.27)
"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman."
Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap pemberian yang baik dan setiap
anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala
terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran. Atas
kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran,
supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara
semua ciptaan-Nya. Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam
dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kamu menjadi
pelaku firman, dan bukan hanya pendengar! Sebab jika tidak demikian,
kamu menipu diri sendiri. Ibadah sejati dan tak bercela di hadapan
Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh
dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yak 1:18)
Atas kehendak-Nya sendiri, Allah menjadikan kita oleh firman kebenaran,
supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Inilah Injil Suci menurut Markus (7:1-8.14-15.21-23)
"Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari
Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus
makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab
orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan
tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat
istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak
makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain
lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan
perkakas tembaga. Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat
itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat
istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”
Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai
orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat
manusia.” Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka,
“Dengarkanlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke
dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari
seseorang, itulah yang menajiskan dia! Sebab dari dalam hati orang
timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam
dan menajiskan orang.”Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Dalam Injil, tampaknya ada beberapa argumen tentang kepala dan tangan. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang memiliki kepala penuh dengan pengetahuan tentang Hukum dan tradisi keagamaan, mempertanyakan Yesus mengapa murid-murid-Nya tidak menghormati tradisi para tua-tua dan makan makanan mereka dengan tangan yang najis, yaitu tangan yang dibasuh.
Tetapi Yesus memindahkan pertanyaan tentang keadaan tangan ke keadaan hati, seperti yang Dia kutip dari perikop nabi Yesaya: “Bangsa ini memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat
manusia.”
Sebenarnya Yesus sedang memberi tahu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bahwa mereka mungkin pandai dalam hal Hukum dan tradisi.
Tapi bagaimana dengan hati mereka dan bagaimana dengan ibadah yang mereka persembahkan kepada Tuhan?
Di dunia ini, baik dalam bidang pendidikan atau bisnis, ini tentang seberapa pintar kita dan seberapa pintar kita. Ini semua tentang kepala.
Tetapi Yesus mengalihkan perhatian kita ke hati kita. Apakah hati kita bersama Tuhan, ataukah jauh dari Tuhan? Jadi ini bukan hanya tentang tangan yang bersih; ini tentang hati yang bersih.
Yesus memberi tahu kita hal-hal apa yang bersembunyi di dalam hati kita: segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam
dan menajiskan orang
Ya, semua hal jahat ini berasal dari dalam dan membuat hati kita menjadi najis.
Kita memiliki setidaknya satu atau lebih dari dosa-dosa itu. Yesus meminta kita untuk menyentuh tangan-Nya dan memberikannya kepada-Nya. Dia datang untuk menghapus kesalahan kita dan untuk membawa penyakit kita.
Yesus datang untuk menyucikan kita, untuk menyembuhkan kita dan untuk membuat hati kita seperti hati-Nya. Marilah kita melihat Hati-Nya dan marilah kita memohon kepada-Nya untuk membersihkan hati kita, untuk menyembuhkan hati kita dari dosa, sehingga kita dapat mempersembahkan kepada Allah suatu kurban yang murni dan layak. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Mzm 71:16-18)
Domine, memorabor iustitiæ tuæ solius: Deus, docuisti me a iuventute
mea, et usque in senectam et senium, Deus, ne derelinquas me.