| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 06 Oktober 2021 Hari Biasa Pekan XXVII

 

Rabu, 06 Oktober 2021
Hari Biasa Pekan XXVII


"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1). "Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja Katolik, 2761
 

  
Antifon Pembuka (Mzm 86:9-10)

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
     

Doa Pagi
 

  Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, Engkau selalu memperhatikan setiap orang, meski ia berdosa dan mengingkari Engkau. Kami bersyukur, karena demikian besar cinta dan belas kasih-Mu; dan kami mohon semoga kami bersedia berbuat baik.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      
   
Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
   
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
    
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (11:1-4)
   
"Tuhan, ajarlah kami berdoa."
    
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

   
CC0
Renungan

    

Kapan pun kita berpikir tentang Tuhan dan keadilan, kita mungkin memiliki gagasan tentang penghakiman dan hukuman ilahi ini.

Ketika kita melihat semua kejahatan yang terjadi di sekitar kita, kita akan langsung memikirkan kejahatan yang mempengaruhi kita secara pribadi, dan juga kejahatan yang menyebar luas seperti terorisme.

Kita mungkin ingin berpikir bahwa Tuhan suatu hari akan mengirimkan penghakiman-Nya atas para pelaku kejahatan itu dan mereka akan mendapatkan pembalasan mereka.

Begitulah mungkin pikiran Yunus ketika dia memulai misinya, dan diam-diam dia mengharapkan pembalasan ilahi atas musuh Israel yang paling dibenci, Asyur, orang-orang yang tinggal di Niniwe.

Namun ketika itu tidak terjadi, dia mulai merajuk dan dia mulai berbicara dengan sinis seperti yang kita dengar di bacaan pertama.

Kata-kata yang bagus, tetapi mungkin tidak demikian karena itu berasal dari Yunus yang marah yang ingin melihat orang-orang Niniwe dihukum.

Jadi sekarang, apa reaksi kita ketika Tuhan tampaknya tidak menghukum pelaku kejahatan, atau memberi mereka kesempatan lagi, atau ketika Dia tampak terlalu sabar dengan mereka.

Tetapi marilah kita ingat bahwa agar pertobatan sejati terjadi, harus ada belas kasih dan belas kasihan, yang akan menuntun pada rekonsiliasi.

Itulah keadilan Tuhan - Tuhan itu pengasih dan penyayang. Apa yang bisa Dia ampuni, Dia tidak akan menghukum.

Dan itulah yang kita minta dalam doa Bapa Kami, agar kita juga berbelas kasih dan berbelas kasih, dan kita mengampuni orang lain sama seperti Tuhan mengampuni kita.

 
RENUNGAN PAGI
   
  
Antifon Komuni (Lukas 11:4)
    
Bapa, ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.

Selasa, 05 Oktober 2021 Hari Biasa Pekan XXVII

 

Selasa, 05 Oktober 2021
Hari Biasa Pekan XXVII 
 
Kamu akan tetap selamat jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai dirimu dan jika kamu tidak memisahkan diri dari Yesus. (St. Ignatius dari Antiokhia)
   
Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Doa Pagi


Allah Bapa kami Yang Maharahim, Engkau menawari kami hidup dan keselamatan dan memanggil kami kembali bila tersesat. Bangunlah kembali hati dan semangat kami, bukalah mata kami terhadap kebutuhan zaman sekarang, singkirkanlah kejahatan dan penuhilah kami dengan kekuatan Roh-Mu yang membawa kebebasan.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  

Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
    
   
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."
    
Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8; Ul: 3)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:38-42)
  
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
  
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
  
  
Setiap kali kita diberi tugas untuk dikerjakan dan disuruh menyelesaikannya dengan segera dan cepat serta tergesa-gesa mengerjakannya, tentu kita akan merasa cemas dan stres juga.

Kita lebih suka diberi tahu "Luangkan waktu Anda" dan kita pikir itu akan menjadi penghiburan, jadi kita akan bersantai dan meluangkan waktu.

Jadi kita akan berpikir bahwa kita dapat mengambil waktu kita, dan bahwa kita memiliki banyak waktu, dan kemudian kita akan menunda-nunda dan menjadi puas diri.

Jadi sebenarnya, "mengambil waktu kita" mungkin tidak baik untuk kita dan mungkin tidak berhasil untuk kita.

Dalam bacaan pertama, penduduk Niniwe diberitahu bahwa hanya 40 hari lagi dan Niniwe akan dihancurkan.

Mereka bisa saja mengatakan "tunggu dan lihat" atau "masih punya waktu" tetapi itu akan menjadi bencana bagi mereka.

Ketika mereka mendengar pesan itu, mereka tidak membuang waktu untuk bertobat dan serius tentang hal itu, dari raja sampai ke makhluk yang paling rendah.

Dalam Injil, Maria memilih bagian yang lebih baik dari mendengarkan Firman Tuhan. Tetapi mendengarkan juga berarti bertindak berdasarkan apa yang telah kita dengar.
(RENUNGAN PAGI).
 

 
 
Antifon Komuni (Luk 10:42)
 
Marta, Marta, engkau gelisah dan cemas akan banyak hal. Padahal hanya satu yang penting. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang takkan diambil daripadanya.  

Senin, 04 Oktober 2021 Pesta St. Fransiskus dari Assisi

 

Senin, 04 Oktober 2021
Pesta St. Fransiskus dari Assisi
  
Yesus menghendaki agar kita diselamatkan dengan pengantaraan-Nya dan menerima Dia dengan hati yang murni dan tubuh yang suci. (St. Fransiskus dari Assisi)
    
Antifon Pembuka

Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.
 
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
  
atau (Gal 6:14)
  
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum. 
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.  
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
  
Doa Pembuka

Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
  
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)

Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MTL-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
 
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
 
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Suci menurut Matius (11:25-30)

Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)
  
atau 
 
Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-2; 2:1-2.11)
      
  
"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."
     
Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Yun 2:2,3,4,5,8)
1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:25-37)
   
"Siapakah sesamaku?"
    
Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

   
Renungan

      

"Inilah aturan kita," kata Fransiskus—sesederhana kelihatannya: "Hidup oleh Injil."
 
Dalam satu cerita terkenal, Fransiskus berkhotbah kepada ratusan burung tentang bersyukur kepada Tuhan atas pakaian mereka yang indah, atas kemandirian mereka, dan atas pemeliharaan Tuhan. Kisah itu menceritakan kepada kita bahwa burung-burung itu berdiri diam saat dia berjalan di antara mereka, hanya terbang ketika dia berkata mereka bisa pergi.
 
Fransiskus adalah orang yang bertindak. Kesederhanaan hidupnya meluas ke ide dan perbuatan. Jika ada cara yang sederhana, tidak peduli betapa mustahilnya tampaknya, Fransiskus akan mengambilnya.
 
Jadi, ketika Fransiskus menginginkan persetujuan untuk ordonya, dia langsung pergi ke Roma untuk menemui Paus Innosensius III. Anda dapat membayangkan apa yang dipikirkan paus ketika pengemis ini mendekatinya! Faktanya, dia mengusir Fransiskus.
 
Tidak diragukan lagi, St. Fransiskus memenuhi syarat untuk ditahbiskan sebagai imam, tetapi dia tidak pernah, merasa tidak layak untuk naik ke altar dan memanggil kuasa Tuhan untuk membawa mukjizat Ekaristi Kudus.
 
Sepanjang hidup Fransiskus dia sangat menghormati para imam. Dalam biografi Thomas dari Celano, tertulis bahwa Fransiskus sering mencium tangan para imam yang ditemuinya “dengan iman yang besar”, untuk menghormati pentahbisan khusus yang mereka terima di tangan mereka pada hari pentahbisan mereka.
 
Tercatat bahwa Fransiskus sering berkata, “Jika aku melihat seorang Malaikat dan seorang imam, saya akan menekuk lutut saya terlebih dahulu kepada imam dan kemudian kepada Malaikat itu.” Terlepas dari karakter moral mereka, Fransiskus menjunjung tinggi mereka karena dia tahu mereka dipisahkan oleh Tuhan untuk tujuan khusus.
   
Dalam banyak hal, kehidupan St. Fransiskus mencerminkan kehidupan Yesus Kristus. Keduanya adalah orang yang agak tidak penting yang berkeliaran di desa-desa kecil berkhotbah kepada siapa pun yang mau mendengarkan. Mereka tidak memiliki kekuatan politik dan tidak memimpin pasukan apa pun ke dalam pertempuran.
 
Cara tak terduga Santo Fransiskus mengubah dunia adalah melalui teladannya. Cara berpikir revolusionernya sangat sederhana sehingga siapa pun dapat melakukannya!
 
Yang perlu Anda lakukan adalah mengikuti Injil, hidup sederhana, dan menunjukkan kegembiraan Anda kepada dunia.
 
Ketika orang lain melihat keindahan kehidupan yang bersatu dengan Tuhan, mereka langsung tertarik padanya. Santo Fransiskus tidak pernah mengharapkan kelompok kecil saudara-saudaranya menjadi penting, namun hari ini, 800 tahun kemudian, mereka adalah salah satu ordo religius terbesar di dunia!
 
Fransiskus percaya bahwa kehidupan yang dijalani secara otentik, berakar pada Injil, memiliki kekuatan lebih dari raja atau penguasa dunia mana pun.
 
Apakah Anda ingin mengubah dunia? Jangan mencoba menjadi kuat menurut standar duniawi. Mulailah hanya dengan memulai dari diri Anda sendiri dan perlahan-lahan mempengaruhi orang-orang di lingkungan pengaruh Anda.
 
Injil diberitakan paling efektif, bukan oleh organisasi-organisasi kuat yang menjangkau setiap sudut dunia, tetapi oleh individu-individu yang menyebarkannya kepada orang lain.
 
Sebagaimana biarawan dari Assisi sering mendorong para pengikutnya: “Mulailah dengan melakukan apa yang perlu; kemudian lakukan apa yang mungkin; dan tiba-tiba kamu melakukan hal yang mustahil.”
 

(RENUNGAN PAGI)
 
 
 
 
Antifon Komuni (Mat 5:4)
  
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
  
Blessed are the poor in spirit, for theirs is the Kingdom of Heaven.
 
atau (Luk 12:42)
    
Fidélis servus et prudens, quem constítuit dóminus super famíliam suam: ut det illis in témpore trítici mensúram.

Minggu, 03 Oktober 2021 Hari Minggu Biasa XXVII

Minggu, 03 Oktober 2021
Hari Minggu Biasa XXVII
     

“Semua orang yang menolak untuk melakukan pengakuan dosa dan menerima Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus adalah buta, karena mereka tidak dapat melihat cahaya yang benar, Tuhan kita Yesus Kristus.” (St. Fransiskus dari Assisi, Surat untuk Semua Orang Beriman)
  
Antifon Pembuka (Bdk. Est 3:2-3)

Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan, dan tidak ada yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah Tuhan atas semesta alam.

Within your will, O Lord, all things are established, and there is none that can resist your will. For you have made all things, the heaven and the earth, and all that is held within the circle of heaven; you are the Lord of all.

In voluntate tua, Domine, universa sunt posita, et non est qui possit resistere voluntati tuæ: tu enim fecisti omnia, cælum et terram, et universa quæ cæli ambitu continentur: Dominus universorum tu es.


Doa Pagi


Allah Yang Mahakuasa dan kekal, kebaikan-Mu tiada tara, jauh melampaui segala yang kami mohon dan jauh melebihi jasa-jasa kami. Curahkanlah belas kasih-Mu atas kami, singkirkanlah segala yang menggelisahkan hati kami, dan tambahkanlah apa yang belum terungkap dalam doa-doa kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
    
Bacaan dari Kitab Kejadian (2:18-24)   
   
"Keduanya akan menjadi satu daging."
  
Beginilah firman Tuhan Allah, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja! Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Maka Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu, untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan. Tetapi bagi dirinya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika manusia itu tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil-Nya dari manusia itu, dibangunlah oleh Tuhan Allah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = fis, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Atau Kiranya Tuhan memberkati kita seumur hidup kita. 
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5.6)
1. Berbahagialah setiap orang yang bertakwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur subur, di dalam rumah-Mu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion; Boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
4. Boleh melihat keturunan anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:9-11)
 
“Kenakanlah manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah.”
 
Saudara-saudara, untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya Ia telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dan berkat kasih karunia Allah, Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang sesuai dengan keadaan Allah, Allah menjadikan segala sesuatu bagi diri-Nya, dan mengantar banyak orang kepada kemuliaan. Maka sudah sepatutnya Ia pun menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan. Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu. Itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2 PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (1Yoh 14:12)
Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Inilah Injil Suci menurut Markus (10:2-16) (Singkat: 10:2-12)
 
“Apa yang telah dipersatukan Allah janganlah diceraikan manusia.”
  
(Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Jawab mereka, “Musa memberi izin untuk menceraikan isterinya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah itu untukmu. Sebab pada awal dunia Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah tiba di rumah, para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya, lalu kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah, Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)



Renungan
  
Karya:Creative design 2017/istock.com


Pertama-tama izinkan saya mengakui betapa sulitnya menulis homili ini, bukan karena ajaran Gereja tentang Perkawinan dan Perceraian tidak jelas, tetapi karena begitu banyak yang dapat saya sampaikan. Tetapi juga, sulit untuk berbicara dengan ratusan orang yang semuanya memiliki perspektif yang berbeda. Beberapa dari Anda, terima kasih kepada Tuhan, telah menikah bertahun-tahun dan berkembang pesat. Beberapa dari Anda sudah menikah, tetapi baru saja bertahan. Beberapa bercerai, sementara yang lain benar-benar berjuang, dan bahkan mungkin di ambang perceraian. Beberapa dari Anda belum menikah, dan mungkin agak takut atau tidak yakin jika Anda ingin menikah. Beberapa dari Anda mungkin merenungkan panggilan hidup lajang, imamat, atau religius. Terlepas dari apakah Anda masih lajang, menikah, bercerai, janda, atau tidak pernah menikah, meskipun homili ini akan fokus pada perkawinan, saya akan mencoba dan sesuatu yang dapat bermanfaat di mana pun Anda berada.

Yesus menyatakan, “
Sebab pada awal dunia Allah menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.”. Mereka yang sudah menikah, Yesus sangat jelas dalam Injil hari ini bahwa Tuhan membuat perkawinan menjadi antara seorang pria dan seorang wanita dan tidak dapat dipisahkan - yang permanen, tidak dapat dibubarkan. Meskipun setiap Katolik dipanggil untuk menikah di Gereja, ajaran Kristus tentang kebenaran perkawinan bukan hanya untuk perkawinan Sakramental di Gereja, tetapi juga untuk pernikahan sipil alami- karena Yesus berkata, "sejak awal penciptaan" .  Meskipun setiap pernikahan dimaksudkan untuk seumur hidup, pada zaman Yesus dan juga hari ini, tidak setiap pernikahan terjadi sejak orang-orang Farisi dan murid-murid dalam Injil kita menyinggung fakta itu dan dikejutkan oleh ajaran tegas Yesus. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Musa mengizinkan perceraian karena kekerasan hati orang-orang, karena pada waktu itu, beberapa orang berpikir pernikahan adalah kontrak yang terlalu sulit untuk dipertahankan, tetapi pada awal penciptaan, tidak demikian. Tetapi perhatikan bahwa Yesus tidak memberikan konsesi apa pun, ia tidak melunakkan ajaran seperti yang dilakukan Musa, sebaliknya Yesus menetapkan kembali standar Allah untuk perkawinan. Dengarkan bagaimana Gereja mendefinisikan pernikahan sebagai, “Perjanjian perkawinan, yang dengannya seorang pria dan seorang wanita membentuk di antara mereka persekutuan seluruh hidup dan yang menurut kodratnya diatur untuk kebaikan pasangan dan prokreasi serta pendidikan. dari anak-anak”. Perhatikan bagaimana perkawinan dimaksudkan untuk kebaikan dan kesatuan pasangan serta prokreasi dan pendidikan anak-anak. Meskipun perceraian adalah hal biasa dalam budaya saat ini, Yesus menempatkan kita pada standar yang lebih tinggi - untuk mendahulukan kebaikan orang lain di atas kebaikan kita sendiri, untuk mencintai orang lain, bahkan jika kita tidak dicintai; dan kita diberikan kasih karunia Tuhan untuk tidak membiarkan hati kita menjadi keras, tetapi untuk memenuhi standar Tuhan untuk perkawinan.

Saat ini, Gereja Katolik adalah satu-satunya organisasi yang masih menjunjung tinggi ajaran Kristus. Ajaran Gereja tidak berubah, dan tidak akan, atau tidak dapat berubah, karena Kristus tidak mengubah atau melunakkan ajaran itu. Dan Gereja hanya dapat melindungi dan mengajarkan apa yang Kristus ajarkan dengan jelas demi kebaikan umat manusia. Nah, bagi mereka yang berpikir bahwa pembatalan Katolik sama dengan perceraian, sebenarnya tidak. Dekrit pembatalan berarti bahwa Gereja telah menyelidiki melalui kesaksian dan saksi-saksi bahwa setidaknya salah satu pihak tidak atau tidak dapat melangsungkan perrkawinan sebagaimana Allah telah membuat perkawinan, oleh karena itu dikatakan pembatalan. hubungan sebenarnya dari pasangan itu tidak diangkat ke apa yang Tuhan maksudkan dan definisikan sebagai sebuah perkawinan.

Sekarang izinkan saya mengatakan sesuatu yang mungkin bermanfaat bagi semua orang, menikah atau tidak. Dalam Injil kita, Yesus memberikan standar perkawinan,
“Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya, lalu kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”. Kita semua tahu tentang dampak buruk perzinahan fisik dalam perkawinan, tetapi apakah kita berpikir tentang perzinahan emosional? 
   
Namun, Gereja tahu bahwa meskipun semua perkawinan disebut tak terpisahkan, seumur hidup, beberapa orang mencari perceraian. Dengarkan paragraf 2386 Katekismus Gereja Katolik, “Mungkin sekali bahwa satu dari suami isteri menjadi korban tak bersalah dari perceraian yang diputuskan oleh hukum sipil. Dalam hal ini ia tidak melanggar perintah kesusilaan. Terdapat satu perbedaan besar antara suami atau isteri, yang telah berusaha dengan wajar supaya tetap setia kepada Sakramen Perkawinan dan ditinggalkan secara tidak adil, dan dia, yang oleh satu pelanggaran berat telah merusakkan perkawinan yang sah menurut hukum Gereja ”. Jadi biar saya perjelas- perceraian itu sendiri tidak menempatkan diri di luar Gereja, apakah Anda yang menginginkannya atau tidak, dan orang yang diceraikan masih bebas untuk menerima semua Sakramen, dimulai dengan Pengakuan. Namun, jika orang yang diceraikan memilih untuk menikah dengan orang lain, dengan asumsi mereka belum menerima pembatalan, maka mereka melakukan perzinahan di mata Gereja, seperti yang Yesus katakan, dan dengan demikian menempatkan diri mereka di luar persekutuan Gereja. Oleh karena itu, mereka yang bercerai dan menikah kembali, atau seorang Katolik yang tidak menikah di Gereja, didorong untuk tetap menjadi bagian dari keluarga paroki, tetapi tidak menerima Komuni Kudus sampai mereka dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi perkawinan mereka dan menempatkan diri kembali dalam persekutuan. dengan Tuhan.. Jika Anda sudah bercerai tanpa pembatalan, kehendak Tuhan bagi Anda adalah untuk tetap setia, dan menemukan kebahagiaan dan cinta Anda hanya di dalam Tuhan.    
 
  Akhirnya, kita semua harus mengingat panggilan pertama kita. Yaitu menjadi kudus dan berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan. Ini adalah dasar untuk panggilan perkawinan atau kehidupan religius. Jika kita tidak memiliki dasar itu, maka panggilan itu tidak akan berbuah dengan sendirinya. Mari kita saling membantu dengan panggilan kita masing-masing. Semoga Tuhan memberkati kita semua. [RENUNGAN PAGI]

Antifon Komuni (Rat 3:25)

Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

The Lord is good to those who hope in him, to the soul that seeks him.

Atau (Bdk. 1Kor 10:17)

Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Though many, we are one bread, one body, for we all partake of the one Bread and one Chalice.
   

Sabtu, 02 Oktober 2021 Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung

Sabtu, 02 Oktober 2021
Peringatan Wajib. Para Malaikat Pelindung
  
”Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan” (St. Basilius Agung)

Antifon Pembuka (Dan 3:38)

Pujilah Tuhan, hai segala malaikat-Nya. Bermadahlah, luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Doa Pagi

Allah Bapa, Pelindung dan Pembela kami, Engkau telah mengutus para malaikat-Mu untuk menjagai kami. Semoga mereka selalu melindungi dan membela kami sehingga kami berbahagia bersama mereka selamanya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
      
Bacaan dari Kitab Barukh (4:5-12.27-29)    
   
"Allah telah mengirimkan segala bencana ini kepadamu, dan Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita kepadamu. "
    
Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku yang menyandang nama Israel! Kalian telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Tuhan, maka kalian diserahkan kepada para lawan. Sebab kalian telah membuat murka Penciptamu dengan mempersembahkan kurban kepada setan, bukan kepada Allah. Kalian telah melupakan Pengasuhmu, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, ibu pengasuhmu telah kalian buat sedih. Melihat murka Allah mendatangi dirimu maka Yerusalem berkata, “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar.” Sebab aku melihat anak-anakku tertawan sebagaimana telah ditentukan oleh Yang Kekal bagi mereka. Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat mereka pergi dengan tangisan dan sedih hati. Janganlah seorang pun bersukaria atas diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah. Kuatkanlah hatimu, hai anak-anakku, berserulah kepada Allah, Dia yang mengirim bencana itu akan ingat kepadamu lagi. Seperti dahulu kamu selalu berangan-angan untuk menjauhkan diri dari Allah, demikian hendaklah kalian sekarang berbalik mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin. Memang Dialah yang telah mengirimkan bencana itu kepadamu, tetapi Dia pulalah yang akan mengirimkan sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan mendengarkan kaum miskin.
Ayat. (Mzm 69: 33-35.36-37)
1. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.
2. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
     
Inilah Injil Suci menurut Lukas (10:17-24)
 
"Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga."
  
Pada waktu itu ketujuhpuluh murid Yesus kembali dari perutusannya dengan bergembira dan berkata, “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberi kalian kuasa untuk menginjak-injak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian. Namun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada para murid dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Karena Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan

  
Author Nheyob (CC)


Saudara dan saudari terkasih dalam Kristus, hari ini kita merayakan Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung, yang adalah Malaikat yang diutus Tuhan untuk menyertai kita masing-masing, untuk melindungi dan membimbing, menunjukkan kepada kita jalan ke depan dalam hidup, dan untuk membela kita dalam pertempuran rohani yang terus-menerus dalam hidup melawan kekuatan jahat. Malaikat Pelindung adalah orang kepercayaan dekat kita, yang Tuhan tempatkan di hadapan kita, karena kasih-Nya yang besar bagi kita.

Tuhan sangat mencintai kita, dan tentu saja Dia tidak ingin kita direnggut dari-Nya oleh iblis dan semua sekutunya, para malaikat yang jatuh, iblis dan roh jahat, yang semuanya sedang menunggu kita secara aktif untuk jatuh ke dalam dosa dan oleh karena itu, ke tangan mereka. Mereka selalu mengelilingi kita, menggoda kita dengan berbagai godaan dunia, yang dimaksudkan untuk menjauhkan kita dari jalan menuju Tuhan.

Malaikat Pelindung yang diutus untuk menjaga dan melindungi kita adalah orang-orang yang selalu berada di garda terdepan dalam peperangan rohani yang terjadi setiap hari antara kekuatan Tuhan dan kekuatan Setan, suara Malaikat Pelindung kita yang mengingatkan kita untuk setia kepada Tuhan, untuk menjadi lurus dan benar dalam segala hal, melawan suara para penggoda, Setan dan sekutunya, mencoba untuk menggoda kita dan merayu kita untuk melakukan dosa di hadapan Tuhan.

Itulah mengapa kita harus benar-benar berterima kasih kepada Malaikat Pelindung kita, yang tanpa henti dan tanpa lelah menjaga di sisi kita, mengawasi setiap gerakan iblis dan semua roh jahat yang mencoba menyerang kita. Sayangnya, lebih sering daripada tidak, kita membiarkan diri kita diserang oleh iblis, digoyahkan oleh kebohongan dan kepalsuannya, oleh pencobaan yang dia berikan kepada kita, yang membawa kita ke dalam dosa dan karenanya terpisah dari kasih karunia Allah.

Meskipun demikian, Tuhan tidak pernah menyerah pada kita, sampai saat-saat terakhir dalam hidup kita. Melalui Malaikat Pelindung kita, dan dengan perantaraan mereka, dengan doa para Malaikat dan orang-orang kudus, Tuhan terus bekerja mencoba untuk menebus kita dan untuk mendapatkan kembali jiwa kita dari cengkeraman iblis dan semua mencoba untuk menyeret kita ke dalam kutukan abadi bersama-sama dengan mereka. Karena itu, kita perlu bekerja sama dengan menerima perpanjangan belas kasihan, cinta, dan pengampunan Tuhan dalam hidup kita.
 
Marilah kita semua berusaha untuk mengikuti jalan Tuhan mulai sekarang, dengan sepenuh hati menghadapkan diri kepada-Nya. Marilah kita semua tidak berbuat dosa lagi dan menolak godaan untuk berbuat dosa, dengan menutup semua gangguan iblis dan semua penggoda yang pernah hadir di tengah-tengah kita. Jika mereka terus menyerang kita, mari kita meminta perlindungan oleh Malaikat Pelindung kita sendiri, yang akan berdiri di sisi kita membela kita dari kekuatan jahat.
    
  
Antifon Komuni (Mzm 138 (137): 1)

Di hadapan para malaikat memuji-muji Engkau, Allahku.
 
In the presence of the Angels I will praise you, my God.

Tanya & Jawab:
 
Siapa para malaikat itu?
Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.
 
Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?

Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, 60-61)

     
Doa Malam

Tuhan Yesus, kami bersyukur atas rahmat pembaptisan sehingga kami mempunyai kesempatan menjadi anak-anak Allah. Buatlah kami mampu untuk terlibat dalam pengajaran, pewartaan dan saksi sebagai murid-murid-Mu. Engkaulah sumber kekuatan kami. Amin.


RENUNGAN PAGI

Jumat, 01 Oktober 2021 Pesta St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja, Pelindung Karya Misi

 

Jumat, 01 Oktober 2021
Pesta St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja, Pelindung Karya Misi (Jumat Pertama Dalam Bulan)

“Kegembiraan kita temukan tidak dalam hal-hal yang mengelilingi kita, melainkan dalam pusat jiwa.” (St. Teresia dari Lisieux)

Antifon Pembuka (bdk. Ul 32:10-12)

Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.

The Lord led her and taught her, and kept her as the apple of his eye. Like an eagle spreading its wings he took her up and bore her on his shoulders. The Lord alone was her guide.
 
  
Pada Misa hari ini ada Kemuliaan/Gloria  
   
Doa Pagi

Allah, Bapa kami, Engkau membuka Kerajaan-Mu bagi orang kecil dan rendah hati. Semoga dengan tabah kami menempuh jalan kecil Santa Teresia, dan semoga berkat doanya kemuliaan-Mu yang abadi Kaunyatakan kepada kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
        
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
     
"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."
        
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
atau

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
 
"Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih."
 
Saudara-saudara, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi atas apa yang benar. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambar yang samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih. Namun yang paling besar di antaranya adalah kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.
Ayat. (Mzm 119:66.71.75.91.125.130)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Memang baik bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
3. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil; dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
4. Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada, sebab segala sesuatu melayani Engkau.
5. Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.
6. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:25) 
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.  
    
Inilah Injil Suci menurut Matius (18:1-5)
 
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
 
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)



Renungan
   
Author Gabriel Sozzi (CC)


St Theresia dari Kanak-kanak Yesus adalah seorang biarawati Karmelit Prancis. Dia juga dikenal sebagai "Bunga Kecil Yesus".

Dia hidup selama paruh kedua abad ke-19 (1873-1897), kehidupan yang agak singkat hanya 24 tahun.

Namun singkatnya tahun tentunya dilengkapi dengan dampak besar hidupnya terhadap spiritualitas Gereja dan juga dalam kehidupan kekudusan.

Orientasi spiritualnya tentang kehidupan yang tersembunyi ditambah dengan kesederhanaan dan kerendahan hati membuatnya disayangi oleh banyak orang yang ingin menjalani kehidupan iman yang ingin melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.

Bagi St. Theresia, setiap tindakan kecil kasih seperti bunga kecil yang dipersembahkan kepada Yesus, oleh karena itu ia juga dikenal sebagai "Bunga Kecil Yesus".

Sikapnya yang kekanak-kanakan juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam bidang doa.

Dalam "Otobiografi St. Theresia Lisieux", dia mengatakan ada begitu banyak doa yang indah dan dia tidak mungkin mengucapkan semuanya dan tidak tahu harus memilih yang mana, jadi dia akan berperilaku seperti anak-anak yang tidak bisa membaca.

"Saya memberi tahu Tuhan dengan sangat sederhana apa yang saya inginkan dan Dia selalu mengerti". "Saya mengucapkan Bapa Kami atau Salam Maria ketika saya merasa begitu mandul secara rohani sehingga saya tidak dapat mengumpulkan satu pemikiran pun yang berharga. Kedua doa ini memenuhi saya dengan pengangkatan dan memberi makan dan memuaskan jiwa saya."

Begitulah kesederhanaan kekanak-kanakan Pelindung Misi ketika dia berdoa untuk misionaris meskipun dia belum pernah menginjakkan kaki di negeri asing.

Dari St Theresia kita belajar bahwa doa sederhana memang doa yang kuat. Namun doa sederhana juga harus membentuk kita untuk memiliki kesederhanaan dan kerendahan hati seperti anak kecil.

Dan seperti St. Theresia, kita harus seperti anak panah yang tetap tersembunyi dalam tabung panah Tuhan. Dan sama seperti Dia menggunakan St. Theresia untuk menggenapi rencana-Nya, marilah kita juga selalu siap untuk memenuhi kehendak Tuhan bagi kita.
  
  
Antifon Komuni (lih. Mat 18:3)

Tuhan bersabda, "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Thus says the Lord: Unless you turn and become like children, you will not enter the Kingdom of Heaven.
 
Doa Malam
 
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, atas segala rahmat yang Engkau nyatakan kepada kami seturut kehendak-Mu. Terlebih atas cinta-Mu yang melandasi hidup dan pelayanan kami sepanjang hari tadi. Semoga hidup kami menjadi saluran cinta kasih-Mu sebagaimana telah dilakukan oleh St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 
  
  EM / INSPIRASI BATIN

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy