|
CC0 |
Minggu, 10 Oktober 2021
Hari Minggu Biasa XXVIII
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan aku juga
untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti berjalan
di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa
mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk
melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan
iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan
sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang
palsu. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 130:3-4)
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi, Engkau suka mengampuni, ya Allah Israel.
If you, O Lord, should mark iniquities, Lord, who could stand? But with you is found forgiveness, O God of Israel.
Si iniquitates observaveris Domine, Domine quis sustinebit? quia apud te propitiatio est, Deus Israel.
Mzm. De profundis clamavi ad te Domine: Domine exaudi vocem meam.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, Engkau telah mencintai kami dengan kasih
yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa belajar dan berusaha
untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta
kekayaan yang akan binasa. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (7:7-11)
"Dibandingkan dengan roh kebijaksanaan, kekayaan kuanggap bukan apa-apa."
Aku berdoa, dan aku pun diberi pengertian, aku bermohon, dan roh
kebijaksanaan pun datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan daripada
tongkat kerajaan dan takhta; dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap
bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan
dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya,
dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Kebijaksanaan kukasihi
lebih daripada kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki
dia daripada cahaya, sebab kemilaunya tak kunjung henti. Namun demikian
besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan yang
tak terpemanai ada di tangannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = fis, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
atau Kenyangkanlah kami dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai
Ayat. (Mzm 90:12-13.14-15.16-17)
1. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan sayangilah
hamba-hamba-Mu!
2. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami
bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Buatlah sukacita kami
seimbang dengan dukacita di masa lalu, seimbang dengan tahun-tahun kami
mengalami celaka.
3. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak-anak
mereka menyaksikan semarak-Mu. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas
bumi! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami,
teguhkanlah!
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (4:12-13)
"Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."
Saudara-saudara, firman Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam dari pada
pedang bermata dua mana pun! Firman itu menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum! Firman itu sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk
pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungjawaban.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do= f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Inilah Injil Suci menurut Markus (10:17-30) (Singkat: 10:17-27)
"Juallah apa yang kaumiliki, lalu ikutlah Aku!"
(Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka
datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di
hadapan-Nya ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya, "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau
tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan
mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu!" Kata orang itu kepada
Yesus, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi
Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya,
"Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki,
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan beroleh
harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku." Mendengar
perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di
sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, "Alangkah sukarnya orang yang
beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid tercengang mendengar
perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, "Anak-anak-Ku,
alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta
melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah." Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain,
"Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang
mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan
demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!")
Lalu berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala
sesuatu dan mengikut Engkau!" Maka Yesus menjawab, "Sungguh, Aku
berkata kepadamu, barangsiapa, karena Aku dan karena Injil, meninggalkan
rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada
masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah,
saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan
menerima hidup yang kekal."Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
.
Renungan
Setiap kali kata “kebebasan” disebutkan, banyak ide kebebasan akan mulai muncul.
- Masyarakat menginginkan kebebasan dari pandemi covid-19.
- Tahanan menginginkan kebebasan dari penjara
- Remaja menginginkan kebebasan dari orang tuanya
Ada lebih dari cukup contoh yang mengatakan hal yang sama, yaitu, orang menginginkan kebebasan dari batasan, atau kebebasan tanpa batasan.
Tapi bisakah benar-benar ada kebebasan tanpa batasan? Dan bisakah benar-benar ada kebebasan dari pembatasan?
Mungkin ada kebebasan berbicara, tetapi bisakah kita mengatakan apa pun yang kita suka? Faktanya, kebebasan berbicara dapat mengungkapkan siapa yang bodoh dan siapa yang bijaksana.
Orang modern suka menganggap kebebasan sebagai ketiadaan sama sekali batasan.
Tapi mari kita pikirkan seekor ikan. Ikan menyerap oksigen dari air, bukan dari udara.
Jika ikan ingin “dibebaskan” dari air, dan pergi ke darat untuk menjelajahi kebebasan di sana, maka ia pasti tidak akan bisa hidup. Ini akan mati.
Jadi kebebasan bukanlah tidak adanya batasan, tetapi untuk memahami batasan yang tepat, batasan yang membantu kita untuk tumbuh dan menjadi orang yang menyenangkan.
Di satu sisi, dapat dikatakan bahwa orang kaya dalam Injil sedang mencari kebebasan dan sukacita hidup.
Dia berlari ke arah Yesus (yang menunjukkan betapa sungguh-sungguhnya dia) dan berlutut di hadapan-Nya dan bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk
memperoleh hidup yang kekal?"
Kehidupan kekal dapat dipahami dalam banyak cara, tetapi terutama itu adalah kehidupan damai dan sukacita, jenis kehidupan yang bahkan dapat kita jalani di bumi ini, sehingga kita dapat mencicipi apa itu kehidupan kekal.
Orang kaya itu berkata kepada Yesus bahwa dia telah melakukan apa pun yang dia bisa, tetapi dia masih belum puas. Yesus memandangnya dengan mantap dan mengasihinya. Dan kemudian Dia memberinya arahan ini: untuk menjual semua yang dia miliki dan memberikan uangnya kepada orang miskin.
Yesus menjanjikannya harta abadi di surga, dan kemudian dia akan memiliki kebebasan untuk mengikuti Dia.
Tetapi pada saat ini, wajah pria itu jatuh dan dia pergi dengan sedih karena dia adalah orang yang sangat kaya. Dia ingin berbuat lebih banyak, tetapi dia tidak bisa hidup dengan lebih sedikit. Kekayaannya yang besar juga merupakan batasannya yang besar.
Kita mungkin tidak memiliki kekayaan yang besar, tetapi kita pasti memiliki harta. Lebih dari sekedar harta benda, kita memiliki ambisi kita, obsesi kita, dorongan kita, keinginan kita.
Ini bisa menjadi batasan kita dan jika kita bisa memahami ini, dan mengendalikannya, maka kita akan memiliki kebebasan untuk menjalani kehidupan yang menyenangkan dan damai.
Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk memberi kita kebijaksanaan untuk mengetahui apa itu kebebasan sejati. [RENUNGAN PAGI]
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 34:11)
Orang-orang kaya akan kekurangan dan kelaparan, tetapi mereka yang mencari Tuhan takkan kekurangan sesuatu pun.
The rich suffer want and go hungry, but those who seek the Lord lack no blessing.
Atau (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When the Lord appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.