| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 07 Februari 2022 Hari Biasa Pekan V

 

Senin, 07 Februari 2022
Hari Biasa Pekan V

Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651; lih. Katekismus Gereja Katolik 1374)


Antifon Pembuka (Mzm 132:7)

Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.

Doa Pagi'


Allah Bapa Mahabaik, Engkau agung melebihi segala sesuatu, sebab Engkau setia akan janj-Mu. Kami mohon, semoga kami mengimani benar yang datang dalam nama Tuhan, ialah Yesus Kristus, Mesias, saksi belas kasih-Mu. Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (8:1-7.9-13)
    
   
"Imam-imam membawa tabut perjanjian ke tempat mahakudus dan datanglah awan memenuhi rumah Tuhan."
   
Setelah Rumah Allah selesai dibangun, Raja Salomo memerintahkan para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin keluarga Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari kota Daud, yaitu Sion. Maka pada hari raya di bulan Etanim, yakni bulan ketujuh, berkumpullah di hadapan Raja Salomo semua orang Israel. Setelah semua tua-tua Israel datang, imam-imam mengangkat tabut itu. Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan serta segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; Semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. Sedang Raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri bersama-sama dengan dia di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan itu ke tempatnya, yakni di ruang belakang rumah itu, di tempat mahakudus, tepat di bawah sayab kerub-kerub. Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungan dari atas. Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh batu yang diletakkan Musa ke dalamnya di gunung Horeb, yakni loh-loh batu bertuliskan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan orang-orang Israel pada waktu perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, turunlah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga oleh karena awan itu, imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu. Pada waktu itu berkatalah Salomo, “Tuhan telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu.
Ayat. (Mzm 132:6-7.8-10)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapatinya di padang Yaar. “Mari kita pergi ke tempat kediaman-Nya, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya.”
2. Bangunlah, ya Tuhan, dan pergilah ke tempat peristirahatan-Mu, Engkau serta tabut kekuasaan-Mu! Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus mewartakan Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (6:53-56)
 
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
  
Pada suatu hari Yesus dan murud-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, - ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, - orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus) 
  
Renungan

Kata "theophany" mengacu pada penampakan sosok Ilahi pada manusia .

Kata teofani telah memperoleh penggunaan khusus untuk orang Kristen sehubungan dengan Alkitab.

Ini mengacu pada manifestasi Tuhan kepada manusia, tanda yang masuk akal dimana kehadiran Tuhan diungkapkan.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar bahwa awan memenuhi Bait Tuhan, dan karena awan itu, para imam tidak dapat lagi melakukan tugas mereka: kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Suci Tuhan.

Bagi raja Salomo dan rakyatnya, itu adalah manifestasi yang tidak salah lagi dari kehadiran Tuhan. Tuhan memang hadir di Bait Allah dan di antara umat-Nya.

Bagi kita yang datang untuk Misa, dan beberapa dari kita bahkan datang untuk Misa harian, betapa kita berharap ada semacam manifestasi ilahi atau tanda yang masuk akal untuk meningkatkan dan menggerakkan iman kita.

Lebih jauh lagi, monoton dan rutinitas perlahan-lahan bisa mengikis penghormatan dan kedatangan Misa bisa menjadi kebiasaan dan ritualistik.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa Kehadiran Nyata ada di altar, dan dalam Perjamuan Kudus kita memakan Tubuh Kristus dan Kehadiran Nyata hidup di dalam diri kita.

Oleh karena itu, di dalam kita dan melalui kitalah Yesus akan membuat kehadiran-Nya terasa; kita harus menjadi "teofani" Tuhan.

Sama seperti orang-orang ingin menyentuh Yesus dan mereka yang sakit disembuhkan, kita juga harus melanjutkan pekerjaan penyembuhan Yesus.

Marilah kita berdoa agar kita benar-benar bersatu dengan Yesus selalu, dan semoga orang lain melihat dalam diri kita manifestasi kehadiran Yesus.
. (RENUNGAN PAGI)
 
  
Foto oleh Jonathan Díaz dari Pexels



Antifon Komuni (Mrk 6:56)

Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh.

Minggu, 06 Februari 2022 Hari Minggu Biasa V

 

Minggu, 06 Februari 2022
Hari Minggu Biasa V
  
“Beberapa di antaramu berkata, aku ingin melihat wajah-Nya, jubah-Nya, alas kaki-Nya. Ketahuilah bahwa kamu sudah melihat-Nya, bahkan menyantap-Nya. Ia mempersembahkan diri-Nya bagimu, supaya kamu bukan hanya dimungkinkan untuk dapat melihatnya, namun juga menjadi santapanmu, dan menyatu dalam dirimu.” — St. Yohanes Krisostomus

  
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.

 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster. 
   
Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, semua saja yang mengalami dekat dengan Dikau, menyatakan bahwa Engkau kudus dan bahwa alam semesta ini penuh dengan kemuliaan-Mu. Kami mohon, agar mereka yang Kaupanggil untuk berkarya demi nama-Mu, tetap percaya penuh akan sabda-Mu dan bangga karena menjadi murid-murid-Mu.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                     
     
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-2a.3-8)
 
"Inilah aku, utuslah aku!"

Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
atau Di hadapan para dewata, aku hendak bermazmur bagi-Mu, ya Tuhan. 
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 15:1-11 (Singkat: 15:3-8.11)
 
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
 
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, PS 954
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:19)
Marilah, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (5:1-11)
 
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
  
Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
 
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, pada hari Minggu ini, pesan dari bacaan Kitab Suci seperti yang kita dengar dari perikop Kitab Suci hari ini, kita melihat betapa banyak dari mereka yang dipanggil Tuhan, merasa bahwa mereka tidak layak dipanggil oleh Tuhan, merasa bahwa karena mereka telah melakukan dosa di hadapan Tuhan, mereka tidak akan dianggap bersih dan cukup layak untuk menjadi orang-orang yang melaluinya Tuhan akan melakukan banyak pekerjaan-Nya yang menakjubkan di antara orang-orang. Dalam Perjanjian Lama, kita mendengar ini dalam panggilan nabi Yesaya sebagai nabi, dan kemudian dalam Injil dalam panggilan para Rasul.

Tetapi justru karena alasan inilah Tuhan telah memanggil dan memilih orang-orang yang Dia anggap layak untuk menjadi hamba dan utusan-Nya, saksi dan pahlawan di antara orang-orang. Alih-alih menyombongkan kekuatan dan kebesaran mereka, kemampuan dan bakat mereka, mereka dengan rendah hati mengakui ketidaksempurnaan mereka, sifat rusak mereka karena dosa, dan kelemahan diri mereka, sebagai manusia biasa di tengah Yang Kudus dari Allah, Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat.

Inilah sebabnya mengapa Tuhan memilih mereka, meskipun mereka berdosa dan tidak sempurna, karena mereka bersedia mengakui fakta itu dengan rendah hati, dan tidak menempatkan keinginan dan ego mereka sendiri di atas komitmen dan keinginan mereka untuk mengasihi Tuhan, Allah mereka. Dan itulah sebabnya para rasul, para nabi zaman dahulu, dan banyak hamba dan utusan Tuhan yang setia lainnya mampu memberikan seluruh hidup mereka dalam komitmen pada pekerjaan Tuhan, terlepas dari tantangan yang harus mereka hadapi sepanjang hidup mereka dan masing-masing.
 
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajar dari perahu Simon. Yesus berpaling kepada Simon dan memberi tahu dia tentang di mana harus menurunkan jala. Simon dan yang lainnya telah memancing sepanjang malam dan tidak menangkap apa pun. Simon protes, mengklaim bahwa upaya seperti itu akan sia-sia. Simon akhirnya mematuhi Yesus dan menurunkan jala ke air yang lebih dalam seperti yang diarahkan. Perhatikan di sini bahwa Petrus menyebut Yesus dengan gelar “tuan”. Dia sudah mengakui Yesus sebagai orang yang berkuasa. Mereka menangkap begitu banyak ikan sehingga jala mulai robek; Kehadiran Yesus telah menciptakan kelimpahan dari kelangkaan, seperti yang terjadi pada pesta perkawinan di Kana, yang kita dengar dalam Misa Minggu Biasa II yang lalu.
 
Dua rekan Simon juga disebut sebagai saksi dari peristiwa yang digambarkan dalam Injil hari ini: putra Zebedeus, Yakobus dan Yohanes. Namun kata-kata Yesus ditujukan hanya kepada Simon. Yesus memberi Simon pekerjaan baru, mengatakan kepadanya bahwa dia akan menjadi nelayan yang berbeda. Dia tidak akan lagi menangkap ikan; sebaliknya dia akan menjala orang. Dengan kata-kata ini, kita mendengar awal dari peran kepemimpinan yang akan dimiliki Petrus dalam komunitas para murid. Petrus dipilih untuk peran ini. Tugasnya adalah membawa orang lain kepada Yesus. Dia sudah melakukannya; Injil memberitahu kita bahwa semua nelayan bersama Petrus juga meninggalkan jala mereka dan mengikuti Yesus.

Kita terus berbicara tentang kepemimpinan dan pengaruh Petrus di Gereja hari ini ketika kita menyebut paus sebagai “penerus Petrus.” Kita berpartisipasi dalam misi Gereja ketika kita membawa orang kepada Kristus melalui teladan dan pengaruh positif dari kehidupan kita.
 
Saudara-saudari terkasih, untuk mengikuti Tuhan, kita harus belajar untuk memercayai Dia dengan segenap hati kita dan dengan segenap usaha kita. Dan ini seringkali menuntut kita untuk memiliki kerendahan hati dan kesediaan untuk mendengarkan, memiliki pikiran terbuka yang siap menerima Sabda-Nya dan mendengarkan kehendak-Nya bagi kita. Jika tidak, kita akan dengan mudah digoyahkan oleh godaan dan kekhawatiran duniawi, seperti yang telah ditunjukkan oleh para nabi palsu, orang Farisi, dan ahli Taurat kepada kita, dalam penolakan mereka untuk mendengarkan Tuhan karena kesombongan, ego, dan keserakahan mereka sendiri di hati mereka.
 
 Kemudian, kita juga membutuhkan komitmen, karena banyak pekerjaan dan misi yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita menuntut kita untuk menaruh hati dan pikiran kita kepada mereka, mencurahkan seluruh usaha dan kemampuan kita untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. melakukan. Dan sering kali, seperti yang Tuhan Yesus katakan kepada para Rasul, ketika mereka sedang menjala ikan di danau, bahwa mereka perlu 'dimasukkan ke tempat yang dalam', dan ini berarti bahwa diperlukan lebih banyak usaha bagi kita untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai hamba Tuhan. Seorang nelayan yang tidak dapat menemukan ikan lagi untuk ditangkap di perairan dekat pantai perlu melangkah lebih jauh untuk menangkap lebih banyak ikan di perairan yang lebih dalam. Dan karenanya, seringkali kita perlu menantang diri kita sendiri di luar kebiasaan untuk melakukan pekerjaan baik Tuhan. 
 
 Kita sering berpikir bahwa kita tidak layak dan tidak mampu melakukan perbuatan seperti itu, atau bahwa tantangan yang harus kita hadapi terlalu besar untuk diatasi. Kemudian kita perlu ingat bahwa Tuhan tidak memanggil yang sempurna dan mereka yang menganggap diri mereka hebat dan perkasa untuk melakukan kehendak-Nya. Dia menyebut orang-orang yang tidak sempurna dan berdosa, banyak dari mereka miskin, tidak berpendidikan, kurang ajar dan juga ambisius, penuh dengan kejahatan dan ketidaklayakan.
 
   Saudara dan saudari dalam Kristus, marilah kita semua menghadap Tuhan dengan iman, dan mengasihi Dia dengan kesetiaan yang lebih besar dan belajar untuk berkomitmen lebih sepenuh hati mulai sekarang, bahwa setiap kata dan tindakan kita, semua yang kita katakan dan lakukan, akan menjadi demi kemuliaan dan kehormatan Allah yang lebih besar, dan bukan untuk diri kita sendiri dan keinginan serta ambisi kita yang egois. Semoga Tuhan menjadi pembimbing kita, dan semoga Dia menguatkan kita semua dalam iman kita, mulai sekarang, dan selamanya. Amin.

  
 
Lisensi foto: CC0 
 
Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.
   

Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. -- Yoh 12:46

RENUNGAN PAGI

Sabtu, 05 Februari 2022 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Sabtu, 05 Februari 2022
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir
  
Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi panggilan Allah secara positif, mengandalkan Ia dan melaksanakan perkataan-Nya. (Paus Benediktus XVI, Pesan untuk WYD 26)
 
Antifon Pembuka

Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.

Doa Pagi

Ya Tuhan, Santa Agata, perawan dan martir, senantiasa menyenangkan hati-Mu karena berani mempertahankan kemurnian dan rela mati demi iman. Kami mohon, berikanlah belas kasih-Mu kepada kami berkat doa-doanya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                          
     
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:4-13)
   
"Salomo memohon hati yang bijaksana agar sanggup memerintah umat Allah."
    
Pada suatu hari Raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan kurban sebab di situlah bukit pengurbanan yang paling besar; seribu kurban bakaran ia persembahkan di atas mezbah itu. Di Gibeon itu Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Bersabdalah Allah, “Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!” Lalu Salomo berkata, “Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau! Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. Sekarang, ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka bersabdalah Allah kepada Salomo, “Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh, Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seseorang seperti engkau. Namun yang tidak kauminta pun akan Kuberikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di kalangan raja-raja.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:9-14)
1. Bagaimana kaum muda mempertahankan hidupnya tanpa cela? Dengan mengamalkan firman-Mu.
2. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, jangan biarkan aku menyimpang dari perintah-Mu.
3. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
4. Terpujilah Engkau, ya Tuhan; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
5. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
6. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (6:30-34)
  
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
    
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah menahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 

Renungan
  
 
Kita tahu bahwa hidup adalah proses belajar terus menerus.

Proses pembelajaran ini diwujudkan dalam pencarian pengetahuan yang dapat dicapai melalui pendidikan, membaca dan penelitian.

Karena itu, kita sering diukur dengan kualitas pengetahuan kita, terutama dalam hal persyaratan pekerjaan.

Padahal pengetahuan tidak berdiri sendiri.

Pengetahuan berjalan seiring dengan kebijaksanaan, dan keduanya saling melengkapi.

Sederhananya, pengetahuan adalah mengetahui jawabannya, kebijaksanaan memberi kehidupan pada jawabannya.

Dalam bacaan pertama, ketika Raja Salomo meminta hikmat dari Tuhan, bukan karena dia tidak tahu bagaimana memerintah. Dia telah berpengalaman menjadi penasihat bersamanya.

Sebaliknya dia meminta Tuhan untuk menjadikannya raja yang baik, seorang raja yang tahu apa yang Tuhan inginkan dan untuk melaksanakannya.

Kita membutuhkan kebijaksanaan untuk melihat apa yang penting dan perlu karena kita bisa terlalu asyik dengan kesibukan kita dan terlalu fokus pada pencapaian.

Dalam Injil, bahkan Yesus harus memberi tahu para rasul-Nya, yang baru saja kembali dari misi yang berhasil dan merasa gembira, untuk pergi ke tempat yang sepi dan beristirahat dan tentu saja untuk berdoa.

Dalam pengertian rohani, kita membutuhkan hikmat untuk mengenal Tuhan untuk siapa kita bekerja daripada hanya melakukan pekerjaan Tuhan.

Kebijaksanaan juga diperlukan untuk pengenalan diri dan untuk mendapatkan gambaran yang baik tentang diri kita sendiri.   (RENUNGAN PAGI)
 
  
Credit: Anna Bochinska/istock.com

Jumat, 04 Februari 2022 Hari Biasa Pekan IV

 

Jumat, 04 Februari 2022
Hari Biasa Pekan IV

“Setelah kita menerima perintah untuk mencintai Tuhan, kita juga diberi kuasa untuk mencintai” (St. Basilius Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 27:1)

Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.

Doa Pagi

Allah Bapa umat manusia, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang Kauberikan. Semoga hati kami senantiasa memadahkan syukur dan bibir kami memuji-muji nama-Mu sepanjang hidup kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                          
   
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (47:2-11)
    
  
"Dengan segenap hati Daud memuji-muji Tuhan dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta."
    
Seperti lemak disendirikan untuk kurban penghapus dosa, demikianlah Daud dipungut dari orang-orang Israel. Singa dipermainkan olehnya seolah-olah kambing jantan saja, dan beruang seakan-akan hanyalah anak domba. Bukankah di masa mudanya ia membunuh seorang raksasa dan mengambil nista dari bangsanya dengan melemparkan batu dari pengumban dan mencampakkan kecongkakan Goliat? Karena berseru kepada Tuhan Yang Mahatinggi, yang memberikan kekuatan kepada tangan kanannya, maka Daud merebahkan orang yang gagah dalam pertempuran, sedangkan tanduk bangsanya ia tinggikan. Itulah sebabnya ia disanjung-sanjung karena “laksaan” dan dipuji-puji karena berkat-berkat dari Tuhan, ketika mahkota mulia dipersembahkan kepadanya. Sebab ia membasmi segala musuh di sekelilingnya, dan meniadakan orang-orang Filistin, lawannya, serta mematahkan tanduk mereka hingga hari ini. Dalam segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata sanjungan kepada Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap hati, dan mengungkapkan kasihnya kepada Sang Pencipta. Di depan mezbah ditaruhnya kecapi, dengan bunyinya ia memperindah lagu dan kidung. Ia memberikan kemeriahan kepada segala perayaan, dan hari-hari raya diaturnya secara sempurna. Maka orang memuji-muji Nama Tuhan yang kudus, dan mulai pagi-pagi benar suara orang bertalu-talu di tempat kudus-Nya. Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 
         

Mazmur Tanggapan
Ref. Muliakanlah Allah, penyelamatku.
Ayat. (Mzm 18:31.47.50.51)
1. Jalan Allah itu sempurna, janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
2. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku dan mulialah Allah Penyelamatku! Maka aku akan menyanyikan syukur bagi-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.
3. Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yakni Daud dan anak cucunya, untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya. Alleluya. 
  
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:14-29)
  
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
    
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mndengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)



Renungan


Penting untuk dicatat bagaimana satu orang dapat sepenuhnya mengubah karakter suatu negara dan rakyatnya.

Itu bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk, tetapi tidak dapat disangkal bahwa orang-orang entah bagaimana akan mengambil wajah dan pikiran pemimpin.

Itulah seberapa kuat pengaruh pemimpin terhadap negara dan rakyatnya.

Bagi Israel di zaman Alkitab, Raja Daud dianggap sebagai raja teladan karena dialah yang membawa Israel ke zaman keemasannya.

Bacaan pertama sebenarnya adalah pidato tentang Raja Daud dan memuji dia atas prestasi dan kontribusinya bagi negara.

Namun eulogi itu tidak mengabaikan apa yang Tuhan lakukan bagi Daud. Dikatakan begini:

Tuhan mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya. Tuhan menjanjikan kerajaan yang lestari, dan menganugerahkan kepadanya takhta yang mulia di Israel!
  
Jadi dalam Raja Daud, kita melihat seorang pemimpin yang memiliki keseimbangan yang baik antara kualitas spiritual dan sekuler.

Tetapi bagi Raja Herodes, kita melihat seorang pemimpin yang telah kehilangan aspek spiritual dari hidupnya dan karena dia sangat senang dengan seorang gadis penari, dia rela mengeksekusi orang suci.

Meskipun demikian, dia sangat tertekan karena dia tahu dia sedang membunuh orang suci.

Demikianlah dampak dan pengaruh Yohanes Pembaptis terhadap Raja Herodes maupun bagi orang Israel.

Raja Daud dan Yohanes Pembaptis mungkin tidak mengetahuinya saat itu, tetapi pengaruh-pengaruh mereka sangat dalam dan luas terhadap orang-orang.

Bagi kita, kita juga harus menyadari bahwa kehidupan Kristen kita memiliki efek yang tidak terlihat pada orang lain.

Semoga hidup kita memberikan dampak dan pengaruh bagi orang lain sehingga mereka akan mengenal Tuhan yang kita percayai.
. (RENUNGAN PAGI)
Antifon Komuni (Ibr 13:8) 
 
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya.  
  
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang mendukung karya pelayanan ini baik dalam bentuk doa maupun donasi untuk Renungan Pagi & Lumen Christi.
 

Kamis, 03 Februari 2022 Hari Biasa Pekan IV

Kamis, 03 Februari 2022
Hari Biasa Pekan IV 
Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir
 
“Di tengah gelombang dahsyat samudra kehidupan yang mengamuk, di kiri dan kanan diterjang angin ribut... hanya satu yang aku sayangi, hanya satu hartaku, satu hiburan yang membuatku lupa akan deritaku; itulah terang dari Tritunggal Mahakudus.” — St. Gregorius dari Nazianzus

      

Doa Pagi
       
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, Engkau menghendaki kami untuk mengikuti Putra-Mu agar dapat bergaul akrab dengan Dikau. Semoga Putra-Mu memperat pula persaudaraan kami serta meneguhkan kerukunan dan cinta kasih kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (2:1-4.10-12)

"Aku akan mengakhiri perjalananku yang fana ini. Kuatkanlah hatimu, dan berlakulah kesatria."

Saat kematian Daud sudah mendekat. Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya: “Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah ksatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel .” Kemudian Daud mendapat istirahat bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
Ayat. (1Tawarikh 29:10.11ab.11d-12a.12bcd; R:12b)

1. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel , dari sediakala sampai selama-lamanya.
2. Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi.
3. Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan. Engkaulah yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
4. Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.
     

Inilah Injil Suci menurut Markus (6:7-13)
  
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
    
 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
  
Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi rasa sakit karena perpisahan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kebahagiaan bertemu kembali.

Tetapi jika pertemuan dapat diatur dan diantisipasi, perpisahan mungkin bersifat permanen.

Dalam bacaan pertama, saat kehidupan Daud  hampir berakhir, dia mengucapkan kata-kata perpisahan untuk putranya, Salomo.

Daud mendesak Salomo untuk setia kepada Tuhan Allah dan mengikuti jalan-Nya dan menaati hukum dan perintah dan ketetapan-Nya seperti yang tertulis dalam Hukum Musa.
  
Dalam Injil, Yesus memberikan instruksi-Nya kepada murid-murid-Nya sebelum mengutus mereka dalam misi untuk memberitakan pertobatan.

Murid-murid-Nya mungkin bertanya-tanya tentang tidak membawa apa-apa untuk perjalanan dan hanya diberi otoritas Yesus.

Tetapi mereka berangkat untuk mengkhotbahkan pertobatan dan mereka mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Dan ketika mereka bertemu dengan Yesus lagi, mereka akan memiliki kesaksian yang luar biasa tentang betapa berkuasanya otoritas Yesus.

Yesus memiliki misi untuk kita masing-masing. Marilah kita berdoa agar kita mengetahui apa misi itu, memiliki iman dan keberanian untuk memulai misi itu dan mencapainya.

Kemudian ketika kita kembali dan bertemu dengan Yesus lagi, kita akan takjub betapa banyak yang dapat kita capai hanya dengan otoritas-Nya saja.
(RENUNGAN PAGI)
 

Antifon Komuni (Yoh 15:13)

Tiada cinta kasih yang lebih besar daripada cinta kasih orang yang menyerahkan nyawa demi sahabatnya.
 
Doa Malam

Tuhan Yesus, kami bersykur atas anugerah kesehatan yang baik serta peristiwa hidup yang boleh kami alami hari ini. Sertailah kami dalam tidur malam ini agar esok dapat bangun dengan segar kembali. Amin. 
 

Privacy Policy


Kebijakan Privasi

Privasi Anda sebagai pengunjung renunganpagi.id adalah hal yang sangat penting bagi kami. Inilah keterangan mengenai informasi apa saja yang kami terima dan kami kumpulkan pada saat Anda mengunjungi renunganpagi.id dan bagaimana kami menyimpan serta menjaga informasi tersebut.

 

Informasi yang Kami Kumpulkan

Seperti kebanyakan situs lain, kami mengumpulkan dan menggunakan data yang terdapat pada file log. Informasi yang terdapat pada file log termasuk alamat IP (Internet Protocol) Anda, ISP (Internet Service Provider), browser yang Anda gunakan, waktu pada saat Anda berkunjung dan halaman mana saja yang Anda buka selama berkunjung di renunganpagi.id

 

Tentang cookies

Seperti situs web lainnya, renunganpagi.id menggunakan ‘cookie’. Cookie digunakan untuk menyimpan informasi seperti preferensi pengunjung dan halaman yang diakses atau dikunjungi pengunjung pada situs web ini. Informasi tersebut kami gunakan untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna dengan menyesuaikan konten halaman web kami.

renunganpagi.id juga menggunakan iklan dari pihak ketiga untuk mendukung situs kami. Beberapa penayang iklan ini mungkin menggunakan cookies ketika menampilkan iklan di situs kami, yang juga mengirimkan kepada pemasang iklan (seperti Google Adsense yang diterapkan pada web ini) informasi seperti alamat IP (Internet Protocol) Anda, ISP (Internet Servide Provider), browser internet yang Anda gunakan dan sebagainya.

Hal ini biasanya digunakan untuk tujuan penargetan iklan berdasarkan lokasi (seperti menampilkan iklan properti) atau menampilkan iklan yang sesuai berdasarkan situs-situs yang telah Anda kunjungi (seperti menampilkan iklan gawai bagi Anda yang kerap mengunjungi situs-situs gawai, misalnya).

Anda dapat memilih untuk mendisable cookies melalui setelan pada browser Anda. Namun demikian, hal ini dapat mempengaruhi pengalaman Anda dalam berinteraksi dengan situs kami sebagaimana juga dengan situs lainnya. 

Tautan Eksternal

Website ini dapat memuat tautan ke situs lainnya. Mohon disadari bahwa Renungan Pagi tidak bertanggung jawab untuk praktek privasi dari situs lainnya. Renungan Pagi sangat menganjurkan kepada para pengguna website Renungan Pagi untuk membaca pernyataan privasi dari setiap situs yang mengumpulkan informasi pribadi. Pernyataan privasi pada website ini hanya berlaku sepenuhnya untuk informasi yang dikumpulkan oleh website ini saja.

Persetujuan

Dengan menggunakan situs web kami, Anda dengan ini menyetujui Kebijakan Privasi kami dan menyetujui syarat dan ketentuannya.

Rabu, 02 Februari 2022 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

 

Rabu, 02 Februari 2022
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

“Hanya dalam kebenaran-lah kasih bersinar terang, hanya dalam kebenaran kasih dapat dihidupi secara otentik. Kebenaran adalah terang yang memberi makna dan nilai kepada kasih.“ – Paus Benediktus XVI, Ensiklik Caritas in Veritate

PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
(Pemberkatan lilin dan perarakan tersedia dalam dua cara, dengan perarakan atau perarakan masuk meriah, selengkapnya lihat Buku Misa Minggu dan Hari Raya)


Antifon

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.

Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya, alleluya.

Behold, our Lord will come with power, to enlighten the eyes of his servants, alleluia.

    
Pengantar
 
Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat. Di Roma pesta ini dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal sebagai "Misa Terang". Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai "Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria". 
 
Pada hari ini kita memperingati peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung. Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa". Secara tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"
   
Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.

Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.

Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius.
(Mzm 48:10-11, 2)
    
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
   
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
    
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.  
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)
   
"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
    
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
         
Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
    
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."
    
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” – Paus Benediktus XVI

Renungan
   
    Pengungkapan masa depan akan selalu menarik perhatian atau keingintahuan.

Jika seseorang memberi tahu kita bahwa dia tahu tentang masa depan kita, kita pasti akan tertarik dan ingin tahu.

Padahal di saat yang sama, pengetahuan tentang masa depan kita juga akan membuat kita gelisah dan tegang.

Dalam bagian Injil hari ini, kita mendengar tentang wahyu yang diumumkan oleh Simeon.

Bagi Simeon, dia adalah orang yang diberkati karena kedamaian yang dia rindukan sekarang menjadi miliknya.

Namun bagi Maria dan Yusuf, mungkin justru sebaliknya, dan itu di luar pemahaman mereka.

Simeon mengungkapkan Yesus sebagai terang, tidak hanya untuk orang Yahudi, tetapi untuk seluruh dunia.

Dan Dia akan membuat dan menghancurkan banyak dari umat-Nya sendiri.

Tidak menghibur mengetahui bahwa bayi dalam pelukan mereka menjadi pertanda yang ditentang oleh mereka yang tidak menginginkan wahyu ini.

Pewahyuan tentang siapa Yesus, juga merupakan pewahyuan tentang siapa kita.

Kita harus menjadi terang yang akan menerangi orang lain, namun kita juga menjadi tanda yang akan ditentang oleh orang lain.

Kita dipanggil untuk memancarkan terang Kristus, meskipun dunia mungkin lebih suka hidup dalam kegelapan.

Untuk itulah kita dipanggil, itulah masa depan kita, dan diberkatilah kita ketika kita terus fokus dan berjalan dalam terang.
 
Untuk Simeon dan Ana, mereka telah menunggu lama, dan akhirnya harapan mereka terpenuhi.

Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus di Bait Allah, janji  Allah untuk mengirimkan Juru Selamat terpenuhi dan Perjanjian disahkan dengan mempersembahkan Yesus di Bait Suci.

Ya, Tuhan telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya dan berkat serta penyalaan lilin dan prosesi itu melambangkan bahwa terang keselamatan sudah menyinari Gereja dan dunia.

Ya, terang keselamatan bersinar namun kita masih menunggu.

Kita menunggu terang Roh Kudus untuk mendorong kita dan menuntun kita untuk menggenapi pekerjaan keselamatan Tuhan dalam hidup kita.

Seperti Maria dan Yusuf, Simeon dan Ana, marilah kita menunggu Tuhan dalam doa, dan menyalakan lilin kita, dan bersiap untuk melakukan kehendak-Nya ketika Dia memanggil. (Renungan Pagi)

Antifon Komuni (Luk 2:30-31)
 
Mataku telah melihat keselamatan-Mu yang Kausediakan bagi segala bangsa.

Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529 
 
 

 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy