Hari Biasa Pekan VII
“Dalam rahim Maria, jiwa harus dilahirkan kembali seturut rupa Yesus Kristus.” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mzm 19:15)
Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami dengan hikmat-Mu agar dalam cara hidup kami bersama dengan orang lain tidak mementingkan diri sendiri, iri hati dan memegahkan diri. Sebaliknya, dengan penuh kasih kami menyatakan kebenaran yang berbuah dalam hidup rukun dan damai. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:13-18)
Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, allleluya. Alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Suci menurut Markus (9:14-29)
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Renungan
Ketika kita masih muda, mungkin ada beberapa orang yang kita kagumi, atau panutan dalam hidup kita.
Tetapi ketika kita mencapai kedewasaan dan melanjutkan tahun-tahun kita, kita kembali pada apa yang telah kita pelajari dari pengalaman dan kita mengukir kebijaksanaan yang diperoleh selama bertahun-tahun.
Namun seberapa banyak dari hikmat itu adalah hikmat manusia belaka, dan seberapa banyak dari hikmat itu adalah hikmat ilahi?
Bacaan pertama menyatakan bahwa orang yang benar-benar bijaksana akan menunjukkannya dengan kehidupan yang baik dan dengan kerendahan hati dalam tindakan mereka.
Namun kebijaksanaan manusia yang berbelit-belit dan bengkok akan ditunjukkan dalam kepahitan kecemburuan, ambisi mementingkan diri sendiri dan menutupi kebenaran.
St Yakobus melanjutkan dengan mengatakan bahwa yang demikian itu bukanlah kebijaksanaan yang turun dari atas melainkan hanya bersifat duniawi, hewani, dan jahat.
Memang kita harus berdoa dan merenungkan apa yang menjadi prinsip dan motivasi kita dalam hidup, apa yang kita yakini dan apa yang kita amalkan.
Ya, kita perlu berdoa karena seperti yang Yesus katakan dalam Injil, kejahatan hanya dapat diusir dengan doa, terutama jika itu adalah kejahatan di dalam.
Semoga Tuhan mendengarkan doa kita, membersihkan kita dari segala kejahatan, sehingga dengan kebijaksanaan dari atas hidup kita akan menjadi murni, dan kita akan menghasilkan buah cinta dan kedamaian, kasih sayang dan kebaikan.
Doa Malam
Credit: PaulCalbar/istock.com |