| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 21 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VII

 

Senin, 21 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VII

“Dalam rahim Maria, jiwa harus dilahirkan kembali seturut rupa Yesus Kristus.”  (St. Maksimilianus Maria Kolbe)

Antifon Pembuka (Mzm 19:15)
 
Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami dengan hikmat-Mu agar dalam cara hidup kami bersama dengan orang lain tidak mementingkan diri sendiri, iri hati dan memegahkan diri. Sebaliknya, dengan penuh kasih kami menyatakan kebenaran yang berbuah dalam hidup rukun dan damai. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:13-18)
 
"Jika kalian puas dalam hati, janganlah membanggakan diri." 
    
Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, allleluya. Alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
        
Inilah Injil Suci menurut Markus (9:14-29)
    
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini." 
   
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan

 
Ketika kita masih muda, mungkin ada beberapa orang yang kita kagumi, atau panutan dalam hidup kita.

Tetapi ketika kita mencapai kedewasaan dan melanjutkan tahun-tahun kita, kita kembali pada apa yang telah kita pelajari dari pengalaman dan kita mengukir kebijaksanaan yang diperoleh selama bertahun-tahun.

Namun seberapa banyak dari hikmat itu adalah hikmat manusia belaka, dan seberapa banyak dari hikmat itu adalah hikmat ilahi?

Bacaan pertama menyatakan bahwa orang yang benar-benar bijaksana akan menunjukkannya dengan kehidupan yang baik dan dengan kerendahan hati dalam tindakan mereka.

Namun kebijaksanaan manusia yang berbelit-belit dan bengkok akan ditunjukkan dalam kepahitan kecemburuan, ambisi mementingkan diri sendiri dan menutupi kebenaran.

St Yakobus melanjutkan dengan mengatakan bahwa yang demikian itu bukanlah kebijaksanaan yang turun dari atas melainkan hanya bersifat duniawi, hewani, dan jahat.

Memang kita harus berdoa dan merenungkan apa yang menjadi prinsip dan motivasi kita dalam hidup, apa yang kita yakini dan apa yang kita amalkan.

Ya, kita perlu berdoa karena seperti yang Yesus katakan dalam Injil, kejahatan hanya dapat diusir dengan doa, terutama jika itu adalah kejahatan di dalam.

Semoga Tuhan mendengarkan doa kita, membersihkan kita dari segala kejahatan, sehingga dengan kebijaksanaan dari atas hidup kita akan menjadi murni, dan kita akan menghasilkan buah cinta dan kedamaian, kasih sayang dan kebaikan.
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id klik di sini

Doa Malam
 
Allah Bapa Mahakudus, singkirkanlah segala kuasa kejahatan dari dunia ini dan nyalakanlah api daya kehidupan yang telah disulut oleh Yesus Putra-Mu demi keselamatan semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
   
   
 
RENUNGAN PAGI

Minggu, 20 Februari 2022 Hari Minggu Biasa VII

Minggu, 20 Februari 2022
Hari Minggu Biasa VII

"Orang yang mencintai Tuhan, tentu juga mencintai sesamanya. Orang semacam itu tidak menimbun uang bagi dirinya sendiri." (St. Maksimus)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 12:6)

Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

O Lord, I trust in your merciful love. My heart will rejoice in your salvation. I will sing to the Lord who has been bountiful with me.

Domine, in tua misericordia speravi: exsultavit cor meum in salutari tuo: cantabo Domino, qui bona tribuit mihi.

Doa Pagi

Ya Allah, yang penuh belas kasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengasih. sebagaimana Engkau sendiri telah mengasihi kami melalui Yesus Kristus, Putra-Mu yang rela mengprbankan diri-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,  Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (26:2.7-9.12-13.22-23)

"Tuhan menyerahkan engkau ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah."

Pada waktu itu, berkemaslah Saul dan turun ke Padang Gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun itu. Pada suatu malam ketika Saul dan para pengiringnya sedang tidur, datanglah Daud dan Abisai ke tengah' mereka. Dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahandengat1 tombaknya terpancang di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat berbaring sekelilingnya. Lalu berkatalah Abisai,‘ ‘Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuh;…“ Oleh sebab itu, izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini. Sekali tikam saja sudah cukup, tidak usah dia kutancapkan dua kali. ” Tetapi kata Daud kepada Abisai, "Jangan memusnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan dan bebas dari hukuman?” Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi raja dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur; Tuhan telah membuat mereka tidur lelap. Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara dia dan mereka. Lalu Daud berseru kepada Raja Saul, “Inilah tombak Tuanku Raja! Baiklah salah seorang dari para pengiring Tuanku menyeberang untuk mengambilnya. Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab pada hari ini Tuhan menyerahkan Tuanku ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikan-Nya!”
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya, seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:45-49)

"Seperti kita kini mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula klta akan mengenakan rupa dari yang surgawi."

Saudara-saudara, seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan. Yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah. melamkan yang alamiah; barulah kemudian datang yang rohaniah; manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia yang alamiah, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Sesudah ayat, alleluya dilagukan dua kali.

Inilah Injil Suci menurut Lukas (6:27-38)

"Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya."

Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini? Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta' kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Sebagaimana kamu kehendaki orang berbuat kepadamu, demikian pula hendaknya kamu berbuat kepada mereka. Kalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Kalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah jasamu? Orang- orang berdosa pun berbuat demikian. Dan kalau kamu memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan; maka ganjaranmu akan besar, dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kamu akan diampuni. Berilah, maka kamu akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan tumpah keluar, akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai akan diukurkan pula kepadamu."
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)



Renungan

Dikatakan bahwa semua pria adalah sama. Namun pada kenyataannya itu mungkin hanya anggapan.

Karena dalam realitas dunia ini, selalu ada semacam disparitas.

Sama seperti ada terang dan gelap, begitu pula yang kaya dan yang miskin, yang kuat dan yang lemah, yang sombong dan yang rendah hati, yang cepat dan yang lambat.

Dalam disparitas seperti ini, mau tidak mau akan muncul pengganggu. Penindas adalah seseorang yang berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang menurutnya rentan dan tidak dapat melawannya.

Diakui bahwa intimidasi terjadi di sekolah, di tempat kerja, dan di mana pun kita dapat memikirkannya.

Dan karena media sosial, intimidasi tidak hanya terbatas pada lokasi fisik. Karena sekarang ada cyber bullying, dan pelaku bullying dapat menyiksa korbannya hampir sepanjang waktu, 24/7.

Tapi apa yang membuat seseorang menjadi pengganggu dan mengapa dia tidak berhenti menjadi pengganggu?
 
Disparitas dalam masyarakat akan menggoda yang lebih kuat untuk memamerkan kekuatannya pada yang lebih lemah, mungkin hanya untuk menyombongkan diri kepada orang lain, atau hanya untuk pamer.

Alasan lain bisa seperti apa yang terjadi pada raja Saul dalam bacaan pertama. Sebagai raja, dia iri pada Daud karena lebih populer daripada dia, dan kita juga mengingat keberanian dan kemenangan Daud dalam pertempuran antara Daud dan Goliat.

Jadi kecemburuan mengubah Saul menjadi pengganggu, dan bahkan menjadi pembunuh, saat ia mengambil 3000 orang yang dipilih sendiri untuk memburu Daud dan teman-temannya.

Itu adalah perburuan besar-besaran dan Daud tidak akan memiliki kesempatan, jika bukan karena kepercayaannya kepada Tuhan.

Daud percaya kepada Tuhan dan berlindung kepada Tuhan sebagai pelindung dan penyelamatnya.

Dan disinilah kita bisa belajar dari Daud, yang tidak hanya diganggu oleh Saul, tapi nyawanya terancam.

Dalam menghadapi penindasan dan penganiayaan, Tuhan adalah satu-satunya pertolongan dan perlindungan kita dan pelindung kita. Tidak ada gunanya mencoba melawan pengganggu atau melawan penganiaya yang bermusuhan. Kita tidak bisa menang dan kita mungkin terluka parah.

Dan seperti yang diceritakan oleh bacaan pertama, Daud, dengan perlindungan Tuhan, menghindari upaya Saul untuk menangkapnya. Tapi kemudian suatu malam meja-meja itu dibalik.

Daud mendapati dirinya berdiri di atas Saul yang sedang tidur dan sebuah tombak sudah dekat. Saul adalah bebek yang duduk (dan bebek yang sedang tidur). Hanya satu tusukan tombak ke jantung Saul dan itu akan menjadi balas dendam termanis bagi Daud.

Tapi balas dendam yang manis hanyalah sebuah gagasan. Bisakah balas dendam menjadi manis? Dikatakan bahwa jika Anda ingin membalas dendam, maka pertama-tama Anda perlu menggali dua kuburan – satu untuk musuh Anda, dan satu lagi untuk diri Anda sendiri.

Dalam setiap tindakan balas dendam, setidaknya dua nyawa akan hilang, baik secara harfiah maupun kiasan. Jadi balas dendam tidak akan pernah bisa manis. Faktanya, balas dendam selalu pahit dan pahit.

Jadi dalam bacaan pertama, Daud ingin memberi tahu kita semua ini. Mengambil nyawa Saul mungkin mudah tetapi konsekuensinya akan berat.

Jadi singkatnya, jika Tuhan menyelamatkan nyawa Daud dari Saul, maka Daud harus menyelamatkan nyawa Saul. Yang diburu tidak bisa berubah menjadi pemburu.

Dalam Injil, Yesus memberi kita ajaran tentang bagaimana kita harus memperlakukan musuh kita.

Ketika kita memikirkan musuh kita, yang terlintas di benak kita adalah mereka yang menggertak kita, mereka yang melakukan hal-hal buruk kepada kita, mereka yang menganiaya kita tanpa alasan. Dan untuk beberapa alasan, kita tidak bisa kembali, kita tidak bisa membalas.

Dan kebencian, kemarahan, kepahitan dan kebencian mulai menumpuk di dalam diri kita. Tetapi seperti halnya bagi Daud, demikian pula bagi kita. Suatu hari, kita akan berdiri di atas musuh tidur kita, dan semua kemarahan, dendam, kepahitan dan kebencian akan membuat kita ingin mengambil tombak itu dan menusukkannya jauh ke dalam hati musuh kita. Tapi apakah itu balas dendam yang manis?

Ajaran Yesus ini, “
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka.” adalah ajaran yang sangat sulit untuk diikuti.

Namun, ajaran yang sulit itu datang dengan janji dari Tuhan, bahwa Dia akan menjadi tempat perlindungan dan pelindung kita, Dia akan menyelamatkan kita dari orang-orang yang menggertak kita, yang membenci kita, yang mengutuk kita.

Ya, Tuhan akan menyelamatkan kita sama seperti Dia menyelamatkan Daud. Janganlah kita mengambil tombak itu dan menusukkannya ke jantung musuh yang sedang tidur. Jangan sampai kita menjadi pemburu dan penganiaya dan kehilangan perlindungan Tuhan atas kita.

Marilah kita mengikuti ajaran Yesus dan membiarkan Yesus berperang bagi kita, sehingga berkat-berkat-Nya dengan takaran yang penuh, yang ditekan, yang digoncangkan dan yang tumpah ruah akan dicurahkan ke dalam hati kita.
. [RENUNGAN PAGI]

Renungan lainnya dapat dibaca di lumenchristi.id pada tautan ini
 
Antifon Komuni

Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku. Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib. Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau. Aku bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.

I will recount all your wonders, I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High. (Mzm 9:2-3)

Atau

Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.

Lord, I have come to believe that you are the Christ, the Son of the living God, who is coming into this world. (Yoh 11:27) 
 
 

Sabtu, 19 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VI

 

Sabtu, 19 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VI
     
"Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan." (Amsal 15:2)

Antifon Pembuka (Mzm 12:7)


Janji Tuhan adalah janji murni bagaikan perak yang teruji, yang dimurnikan tujuh kali dalam api.


Doa Pagi
 
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan.Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:1-10)


Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Engkau, ya Tuhan, akan menjaga kami.
Ayat. (Mzm 12:2-3.4-5.7-8)

1. Tolonglah, ya Tuhan, sebab sudah habislah orang saleh, telah lenyaplah orang-orang setia dari antara anak-anak manusia. Orang berkata dusta satu kepada yang lain, dengan bibir manis dan hati bercabang mereka berbicara.
2. Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis dan memotong lidah yang berbicara sombong, milik orang yang berkata, "Dengan lidah kami, kami menang! Bibir kamilah topangan kami! Siapakah dapat menguasai kami?
3. Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, yang tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan. Engkau, ya Tuhan, akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 9:6)
Langit terbuka dan terdengarlah suara Bapa. "Inilah Anak-Ku terkasih; dengarkanlah Dia" Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (9:2-13)


Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di sini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun di situ kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? Tetapi Aku berkata kepadamu, memang Elia sudah datang, dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka sesuai dengan yang tertulis tentang dia."

Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus) 
 
Renungan

Untuk mengatakan bahwa elektronik digital atau teknologi komputer sangat rumit atau canggih, mungkin sebenarnya tidak demikian.

Karena pada dasarnya hanya ada dua status - status atau sinyal ON atau OFF; itu adalah 1 atau 0.

Tetapi dengan berbagai kombinasi satu dan nol, yang dihasilkan adalah sistem elektronik digital yang sangat kompleks dan canggih.

Dengan cara yang sama, untuk mengatakan bahwa kita manusia adalah ras yang sangat kompleks dan canggih, mungkin sebenarnya tidak demikian.

Namun, kita memiliki kemampuan untuk memperumit dan membingungkan hidup kita dan kehidupan orang lain di sekitar kita hanya dengan satu bagian kecil dan bahkan tersembunyi dari tubuh kita.

Bagian tubuh itu ditunjukkan dalam bacaan pertama dari Surat Rasul Yakobus.

Lidah kita, meskipun kecil dan tersembunyi dari pandangan, dapat membuat atau menghancurkan hubungan, dapat menyembuhkan atau menyakiti, dapat memberkati atau mengutuk, dapat menciptakan atau menghancurkan.

Kita tahu kekuatan lidah kita yang luar biasa; atau setidaknya kita tahu kekuatan lidah orang lain.

Tetapi untuk menjinakkan lidah kita untuk berbuat baik, kita harus memiliki transformasi organ lain - hati.

Semoga Transfigurasi Yesus yang mulia juga mengubah hati kita. Semoga lidah kita selalu memberitakan kebaikan-Nya.
 
 "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21)
 
Pembaca setia, untuk renungan lebih panjang dapat dibaca pada tautan ini . Terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id. Tuhan memberkati.
 

Karya: blueringmedia / ISTOCK.com

Renungan Pagi

Jumat, 18 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VI

 

Jumat, 18 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VI
 
“Aku tidak mau mengabdi Tuhan setengah-setengah” (St. Petrus Damianus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahakuasa, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu kepada kami. Bantulah kami untuk mewujudkan iman dengan makin mengasihi sesama. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     
    
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26) 
 
"Sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan." 
  
Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas, dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan dikenang selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Yoh 15:15b) 
Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (8:34-9:1)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawa demi Aku dan Injil, akan menyelamatkan nyawanya." 
  
Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan

  
Sesekali kita dihadapkan pada dilema karena harus menolak seseorang yang datang untuk meminjam uang.

Apalagi setelah mendengar cerita sedih mengharukan, kita tidak yakin apakah kita bisa cukup keras hati untuk menolak orang tersebut.

Namun dari pengalaman kita tahu bahwa lebih sering daripada tidak, kita tidak akan melihat uang kita lagi, tetapi itu tidak berarti kita tidak akan melihat orang itu lagi. Sebagaimana yang terjadi pada keluarga kami, adik dari orangtua kami meminjam ke orangtua saya, dan teman-temannya, kemudian berjalan puluhan tahun, ia terus meminjam uang, hingga utangnya makin banyak tanpa ada itikad untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya. 
         
Jadi pertanyaannya tetap - Untuk meminjamkan atau tidak?

Namun saat kita mendengarkan bacaan pertama, St Yakobus memberi kita arahan spiritual yang sangat praktis dan tegas sehubungan dengan masalah ini.

Dia berkata bahwa jika kita melihat seseorang membutuhkan pakaian dan tidak memiliki cukup makanan untuk hidup, maka iman kita harus mendorong kita untuk memberi mereka kebutuhan hidup yang sederhana itu.

Iman kita harus terlihat dalam perbuatan baik kita dan perbuatan baik kita harus untuk kebaikan orang lain dan tidak merusak mereka dengan menuruti "tuntutan" mereka.

Seperti yang Yesus katakan dalam Injil, jika kita ingin menjadi murid-Nya, kita harus meninggalkan diri kita sendiri dan kita juga harus membantu orang lain untuk meninggalkan diri mereka sendiri dan berpaling kepada Yesus untuk meminta bantuan.

Seperti yang dikatakan Santo Petrus dalam Kisah Para Rasul 3:6 ”Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”"

Yesus adalah apa yang harus kita miliki, karena Yesus adalah apa yang hanya bisa kita berikan kepada orang lain.
   
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu/saudara/i yang terus mengunjungi web kami. Kami juga menyediakan renungan lainnya dapat dibaca di lumenchristi.id klik disini . Renungan di Lumenchristi.id untuk keesokan harinya paling lambat diposting pukul 22.00 WIB pada hari sebelumnya.
 
Antifon Komuni (Markus 8:36)
 
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?" 
 
 
"Apakah gunanya uang di tangan orang bebal untuk membeli hikmat, sedang ia tidak berakal budi? Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Orang yang tidak berakal budi ialah dia yang membuat persetujuan, yang menjadi penanggung bagi sesamanya. Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran. Orang yang serong hatinya tidak akan mendapat bahagia, orang yang memutar-mutar lidahnya akan jatuh ke dalam celaka." (Amsal 17:16-20)
 
  
   
RENUNGAN PAGI

Kamis, 17 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VI

 

Kamis, 17 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VI
   
“Hendaklah lidahmu hanya mengatakan apa yang benar, dan hendaklah hukum Allah selalu ada di dalam hatimu” (St. Ambrosius)
  

Antifon Pembuka (Kej 9:9.11.13)
  
Aku mengadakan perjanjian dengan kalian dan keturunanmu. Sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan air bah, dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. Busur-Ku akan Kutempatkan di awan sebagai tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
  
Doa Pagi
   

Allah Bapa Yang Mahabaik, kami bersyukur atas perlindungan dan berkat-Mu. Semoga kami berani menolong orang-orang yang terpinggirkan, sebagai tanda bahwa Engkau masih berkarya di tengah kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.      
    
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:1-9)
   

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)

1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandangan-Mu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
          
Inilah Injil Suci menurut Markus (8:27-33)


Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Para murid menjawab, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Yesus bertanya lagi kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka Petrus menjawab, “Engkaulah Mesias!” Dan Yesus melarang mereka dengan keras, supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

Renungan
   
Gereja menunggu dengan harapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali.

Namun kita juga tahu bahwa Kristus hadir di antara kita di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya.

Tapi secara konkret, bagaimana kita tahu itu?

Bacaan pertama hari ini memberi kita situasi konkret di mana kita harus menilai sendiri tentang siapa kita melihat Kristus.

Dalam bacaan pertama, St. Yakobus memperingatkan kita agar tidak menggunakan dua standar yang berbeda untuk orang-orang dan dengan berbuat demikian kita telah mengubah diri kita menjadi hakim yang korup.

Kita cenderung mengelompokkan orang menjadi kaya dan miskin, dan kita cenderung memihak yang kaya dan mengabaikan yang miskin.

Namun di dalam siapa Kristus hadir? Di mana Dia dalam daging dan darah?

St Yakobus melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka yang miskin menurut dunialah yang dipilih Allah, menjadi kaya dalam iman dan menjadi pewaris kerajaan yang dijanjikan-Nya kepada mereka yang mengasihi-Nya.   
   
Dan dia juga memiliki sesuatu yang mengejutkan untuk dikatakan tentang orang kaya, yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri apakah itu benar.
  
Jadi tidak terlalu mengejutkan bahwa Yesus menegur Petrus dan berkata kepadanya -

“Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
   
Kristus hadir dalam diri orang miskin maupun mereka yang berpikir menurut jalan Allah.

Semoga kita selalu tahu apa jalan Tuhan dan berjalan di jalan itu.
 
  
Bacaan renungan lainnya di lumenchristi.id klik disini
  
  
 
Antifon Komuni (Mrk 8:31)
 
Putra Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak para tua-tua, imam kepala, dan ahli Taurat, lalu dibunuh, tetapi bangkit sesudah tiga hari. 
 
 
RENUNGAN PAGI

Rabu, 16 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VI

Rabu, 16 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VI
  
“Manusia itu seumpama piala! Di dalamnya Tuhan mempersatukan diri-Nya sebagai Pencipta dengan makhluk sebagai ciptaan” (St. Prokopius dari Gaza)
 
Antifon Pembuka (Mzm 15:1)
  
Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan, melewati bulan-bulan yang hampa menghitung malam-malam yang menyesakkan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.     
     
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:19-27)
   
Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah akan hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak dibenarkan oleh Allah. Maka buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kalian menjadi pelaksana sabda, dan bukan hanya pendengar. Sebab jika tidak demikian, kalian menipu diri sendiri. Sebab jika orang hanya mendengar sabda saja dan tidak melakukannya, ia itu seumpama orang yang sedang mengamat-amati mukanya dalam cermin. Sesudah memandangi dirinya sesaat, ia lalu pergi, dan segera lupalah ia bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melaksanakannya, ia akan berbahagia karena perbuatannya. Kalau ada orang yang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, dan sia-sialah ibadahnya. Ibadah sejati dan tak tercela di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.

Inilah Injil Suci menurut Markus (8:22-26)

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan
 
Salah satu momen yang paling menjengkelkan dalam sehari adalah ketika seseorang bangun di pagi hari dengan suara keras jam alarm dan lampu yang terang dan dengan teriakan untuk bangun dan mandi.

Hal seperti itu biasanya terjadi di pelatihan dasar militer atau di kamp kepemimpinan.

Setelah tidur malam yang nyenyak, kita ingin bangun secara bertahap dan membiasakan diri dengan lingkungan di lingkungan yang mudah dan tenang. Itu akan menjadi cara yang sangat bagus untuk memulai hari.

Dalam Injil, mungkin tampak aneh bahwa Yesus melakukan dua upaya untuk menyembuhkan orang buta itu.

Tetapi mungkin tidak terlalu aneh jika kita mengerti bahwa Yesus ingin menyembuhkan kebutaan pria itu secara bertahap.

Setelah menghabiskan seluruh hidupnya dalam kegelapan, pria itu sekarang dapat melihat segalanya, tetapi cahaya terang mungkin terlalu banyak untuk matanya atau bahkan pikirannya untuk ditahan.

Jadi dalam contoh ini, perikop Injil menggambarkan kelembutan dan pengertian Yesus dalam menyembuhkan orang buta.

Demikian pula, Yesus tidak mengharapkan kita untuk mengubah cara kita secara instan. Juga perubahan bertahap akan menjadi perubahan yang lebih permanen.

Bacaan pertama memberitahu kita untuk cepat mendengar tetapi lambat berbicara dan lambat membangkitkan amarah karena amarah manusia tidak dibenarkan oleh Allah.
  
Seringkali kita membiarkan naluri kita mengatur hidup kita dan mau tidak mau itu juga menggelapkan dunia kita.

Menjadi cepat untuk mendengarkan dan lambat untuk berbicara dan bahkan lebih lambat untuk membangkitkan emosi kita membutuhkan kontrol dan disiplin.

Dengan izin Allah kita bisa melakukannya. Seperti yang dikatakan oleh bacaan pertama - Maka, buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. 
 
Tersedia renungan lainnya yang berkaitan dengan bacaan-bacaan liturgi hari ini, dapat dibaca pada tautan ini 
 
Credit: freedom007/istock.com
 
     
RENUNGAN PAGI

 

Selasa, 15 Februari 2022 Hari Biasa Pekan VI

 

Selasa, 15 Februari 2022
Hari Biasa Pekan VI


“Kasih adalah cahaya — dan pada akhirnya, satu-satunya cahaya — yang selalu dapat menerangi dunia yang semakin redup dan memberi kita keberanian yang dibutuhkan untuk terus hidup dan bekerja. Kasih itu mungkin, dan kita dapat mempraktekkannya karena kita diciptakan menurut gambar Allah.” — Benediktus XVI  

Antifon Pembuka (Mzm 95:12-13a)

Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
  
Doa Pagi


Allah Bapa kami sumber iman kepercayaan, kami telah menerima sabda penuh kebenaran, ialah Yesus, Putra Manusia. Semoga sabda itu membuka mata hati dan budi kami dalam pergaulan kami dengan Dikau. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    

  
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:12-18)
  
"Allah tidak mencobai siapa pun."

Saudara-saudara terkasih, berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. Apabila tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada setiap orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Pencobaan ini datang dari Allah." Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh sabda kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
 
Ref. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan. 
Ayat. (Mzm 94:12-13a.14-15.18-19)
1. Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam Taurat-Mu hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
2. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
3. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyah! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku. Apabila keprihatinanku makin bertambah, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.     
 
  
 Inilah Injil Suci menurut Markus (8:14-21)
 
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, "Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti". Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul". Lalu kata Yesus kepada mereka, "Masihkah kalian belum mengerti?"

Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)

Renungan
  
    Kadang-kadang kita akan mengatakan bahwa godaan datang dari iblis - iblis menggoda saya untuk melakukannya - dan kita menyalahkan godaan kita pada iblis.

Di lain waktu, kita juga akan mengatakan bahwa Tuhan sedang menguji kita.

Kelihatannya aneh, tetapi apakah kita mengatakan hal yang sama?

Kita mungkin menyalahkan iblis dan kita mungkin juga menyalahkan Tuhan tetapi bacaan pertama memberi tahu kita bahwa setiap orang yang dicobai tertarik dan tergoda oleh keinginannya sendiri yang salah.

Yang menarik kita dan membuat kita memiliki keinginan yang salah tidak lain adalah orang-orang di sekitar kita dan hal-hal yang kita lihat di sekitar kita.

Mungkin seksual atau mungkin materi, tetapi ketika kita melihatnya cukup lama maka kita akan menyerah pada godaan dan jatuh ke dalam dosa.

Dalam Injil, Yesus memberi tahu murid-murid-Nya untuk tetap membuka mata, dan waspada terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.

Kita juga perlu menjaga apa yang dilihat mata kita.

Jika kita tidak melihat siapa yang ada di atas kita, maka segera kita akan menyerah pada apa yang ada di sekitar kita.

Baca renungan lainnya pada website lumenchristi.id (klik disini)
 
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan anda untuk renunganpagi.id/lumenchristi.id baik melalui doa maupun donasi. 

 
Antifon Komuni (Mzm 94:14)

Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya. Ia takkan menolak milik pusaka-Nya.

Doa Malam

Ya Tuhan dan Allahku, aku hidup oleh Roti Kehidupan yang diberikan dalam santapan lewat Ekaristi. Semoga hidupku mampu menjadi roti yang siap dibagi-bagi demi kemuliaan nama-Mu dan demi kebaikan orang-orang yang mengasihi-Mu. Amin.
Karya: Stanislava Karagyozova/istock.com
 
RENUNGAN PAGI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy