| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 19 September 2022 Hari Biasa Pekan XXV

Senin, 19 September 2022
Hari Biasa Pekan XXV
   
Semua kerugian yang masuk ke dunia berasal dari ketidaktahuannya akan kebenaran-kebenaran Kitab Suci secara jelas dan benar. (St. Teresa dari Yesus)
 
Antifon Pembuka (Ams 3:27)

Janganlah menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Doa Pagi
     
   Allah Bapa kami di surga, semoga sabda-Mu memancarkan cahaya dalam kegelapan, penderitaan, perselisihan dan perperangan, agar kami selalu bergembira di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
   
Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)
  
"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."
   
Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
   
Inilah Injil Suci menurut Lukas (8:16-18)
 
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)
  
Renungan
 
Apa yang dikatakan gambar terang dan pelita kepada kita tentang Kerajaan Allah? Lampu di dunia kuno memiliki fungsi vital, seperti yang mereka lakukan saat ini. Lampu memungkinkan orang untuk melihat dan bekerja dalam kegelapan dan menghindari tersandung. Orang Yahudi juga memahami "cahaya" sebagai ekspresi keindahan batin, kebenaran, dan kebaikan Tuhan. Dalam terang-Nya kita melihat terang (Mazmur 36:9). Firman-Nya adalah pelita yang menuntun langkah kita (Mazmur 119:105).

Terang Tuhan membebaskan kita dari kebutaan dosa agar kita bisa berjalan dalam kebenaran dan kebaikan. Kasih karunia Tuhan tidak hanya menerangi kegelapan dalam hidup kita, tetapi juga memenuhi kita dengan terang rohani, sukacita, dan kedamaian. Yesus menggunakan gambar pelita untuk menggambarkan bagaimana murid-murid-Nya harus hidup dalam terang kebenaran dan kasih-Nya. Sama seperti cahaya alami menerangi kegelapan dan memungkinkan seseorang untuk melihat secara visual, demikian juga terang Kristus bersinar di dalam hati orang-orang percaya dan memampukan kita untuk melihat realitas surgawi dari Kerajaan Allah. Faktanya, misi kita adalah menjadi pembawa terang Kristus sehingga orang lain dapat melihat kebenaran Injil - kabar baik Yesus Kristus - dan dibebaskan dari kebutaan dosa, ketidaktahuan, dan penipuan.
  
Yesus menyatakan bahwa tidak ada yang dapat disembunyikan atau dirahasiakan (lihat Lukas 8:17). Kita dapat mencoba menyembunyikan sesuatu dari orang lain, dari diri kita sendiri, dan dari Tuhan. Betapa menggoda untuk menutup mata kita dari akibat perbuatan dosa dan kebiasaan buruk kita, bahkan ketika kita tahu apa akibatnya. Dan betapa menggoda untuk menyembunyikannya dari orang lain dan bahkan dari Tuhan. Namun, bagaimanapun, segala sesuatu diketahui oleh Tuhan yang melihat semuanya. Ada kebebasan dan sukacita yang besar bagi mereka yang hidup dalam terang Allah dan yang mencari kebenaran-Nya. Mereka yang mendengarkan Tuhan dan memperhatikan suara-Nya akan menerima lebih banyak dari-Nya - limpahan hikmat, bimbingan, kedamaian, dan berkat. Tahukah Anda sukacita dan kebebasan hidup dalam terang Tuhan?

"Tuhan Yesus, Engkau membimbing aku dengan terang kebenaran-Mu yang menyelamatkan. Isilah hati dan pikiranku dengan terang dan kebenaran-Mu dan bebaskan aku dari kebutaan dosa dan penipuan sehingga aku dapat melihat jalan-jalan-Mu dengan jelas dan memahami kehendak-Mu bagi hidupku. Semoga aku memancarkan terang dan kebenaran-Mu dalam kata dan perbuatan kepada orang-orang di sekitarku." Amin.
 

Doa untuk Warga yang Dalam Kesulitan

Kalau yang mengalami kesulitan bukan pendoa sendiri, "kami" diganti dengan "mereka".

     Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Engkau menghendaki umat-Mu bahagia. Tetapi seringkali kami tidak sadar bahwa kebagiaan harus diraih lewat perjuangan berat, bahkan kadang-kadang lewat penderitaan. Yesus sendiri telah menjadi teladan bagi kami: Melalui sengsara dan wafat Ia mencapai kebahagian dan kejayaan.
     Bapa, pandanglah kami yang sedang mengalami kesulitan. Berilah kami ketabahan. Semoga kami mampu mempersatukan kesusahan kami dengan sengsara Yesus sendiri, sehingga kemudian kami boleh juga ikut ambil bagian dalam kebahagiaan-Nya.
     Semoga kami tabah seperti Ayub: ketika mengalami cobaan hebat ia tetap percaya dan berharap kepada-Mu. Semoga Yesus, yang telah meredakan angin ribut di danau, kini Kauutus pula untuk meredakan badai yang melanda kami, agar kami boleh kembali menikmati hdup yang tenang penuh kedamaian. demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
Sumber : Puji Syukur nomer 179
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 
Antifon Komuni (Mat 5:16)
 
Hendaknya cahaya-Mu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapamu di surga. 

Credit: kvkirillov/istock.com
 


 
 
 
   (RENUNGAN PAGI)

 

Perumpamaan tentang bendahara tidak jujur

 Homili Paus Benediktus XVI 
St. Clement Square, Minggu 23 September 2007

St Lukas Penginjil, yang terlebih peduli dibandingkan yang lain dalam menunjukkan kasih Yesus kepada kaum miskin, menawarkan kepada kita berbagai gagasan sebagai refleksi mengenai bahaya kelekatan berlebihan kepada uang, kepada barang-barang dan kepada segala yang menghalangi kita mengamalkan secara penuh panggilan kita untuk mengasihi Allah dan sesama. Juga pada hari ini, melalui suatu perumpamaan yang membangkitkan dalam diri kita suatu keterkejutan sebab berbicara mengenai seorang bendahara yang tidak jujur yang dipuji (bdk Lukas 16:1-13). Suatu pengamatan yang lebih seksama menyingkapkan bahwa di sini Tuhan menyampaikan suatu pengajaran yang serius dan sangat berguna bagi kita. Sebagaimana biasa, Tuhan mengambil inspirasi dari peristiwa kehidupan sehari-hari: Ia bercerita mengenai seorang bendahara yang di saat hendak dipecat karena ketidakjujurannya dalam mengurus milik tuannya dan yang, demi menjamin masa depannya sendiri, dengan licik menyusun rencana bersama orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Tak diragukan lagi dia tidak jujur, namun cerdik: Injil tidak menghadirkannya kepada kita sebagai seorang teladan untuk diteladani ketidakjujurannya, melainkan sebagai contoh untuk diteladani muslihatnya dalam menyiasati masa depan. Perumpamaan ini, sesungguhnya, diakhiri dengan perkataan berikut: "Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik" (Lukas 16:8).

Akan tetapi apakah yang hendak disampaikan Yesus kepada kita dengan perumpamaan ini? Dan dengan akhirnya yang mengejutkan? Penginjil melanjutkan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur dengan serangkaian nasehat dan petuah singkat mengenai hubungan yang harus kita miliki dengan uang dan barang-barang duniawi. Ayat-ayat tersebut merupakan suatu undangan terhadap pilihan yang mengisyaratkan suatu keputusan radikal, suatu konflik batin yang terus-menerus. Hidup sungguh selalu merupakan suatu pilihan: antara jujur dan tidak jujur, antara setia dan tidak setia, antara cinta diri dan cinta sesama, antara baik dan jahat. Akhir dari perikop Injil ini tajam dan pasti:

"Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain" (Lukas 16:13). Pada akhirnya, Yesus mengatakan, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Lukas 16:13). Mamon adalah suatu istilah Phoenician yang membuat orang berpikir mengenai jaminan ekonomi dan keberhasilan dalam usaha; kita dapat mengatakan bahwa kekayaan ditunjukkan sebagai berhala dengan mana segala sesuatu dikorbankan demi mendapatkan kesuksesan materi diri sendiri; dengan demikian keberhasilan ekonomi ini menjadi berhala orang. Oleh sebab itu, adalah penting untuk membuat suatu keputusan penting antara Allah dan mamon, adalah penting untuk memilih antara alasan keuntungan sebagai kriteria utama tindakan kita, dan alasan berbagi dan solidaritas. Jika alasan keuntungan yang menang, ia akan memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin, juga meningkatkan eksploitasi yang merusak planet ini. Di lain pihak, jika alasan berbagi dan solidaritas yang menang, ada kemungkinan untuk memperbaiki dan mengarahkannya pada perkembangan yang adil demi kebaikan bersama. Pada dasarnya, adalah masalah memilih antara egois dan kasih, antara keadilan dan ketidakjujuran dan akhirnya, antara Allah dan setan. Apabila mengasihi Kristus dan sesama tidak dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting dan polesan belaka, melainkan, sebagai tujuan sejati dan dasar dari seluruh keberadaan kita, maka adalah penting untuk mengetahui bagaimana menentukan pilihan-pilihan dasar, untuk siap membuat penyangkalan-penyangkalan radikal, jika perlu bahkan hingga ke tahap kemartiran. Hari ini, seperti kemarin, hidup Kristiani menuntut keberanian untuk melawan arus, untuk mengasihi seperti Yesus, yang bahkan sebegitu jauh hingga mengurbankan Diri-Nya Sendiri di salib.

Jadi, dapat kita katakan, dengan mengatakan kembali salah satu pemikiran St Agustinus, bahwa melalui kekayaan duniawi kita harus mendapatkan bagi diri kita sendiri kekayaan yang sejati dan abadi itu: sungguh, jika ada orang-orang yang siap untuk mengambil segala bentuk cara ketidakjujuran demi menjamin keadaan jasmani mereka sendiri yang senantiasa tak terduga, betapa terlebih lagi kita umat Kristiani harus peduli untuk mempersiapkan kebahagiaan kekal kita dengan barang-barang dari dunia ini (bdk. Risalat, 359, 10). Sekarang, satu-satunya cara untuk menghantarkan bakat-bakat dan kecakapan pribadi kita serta kekayaan yang kita miliki pada tujuan akhir kekekalan adalah dengan membagikannya pada sesama, dengan demikian menunjukkan bahwa kita adalah bendahara-bendahara yang baik dari apa yang Allah percayakan kepada kita. Yesus bersabda: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar" (Lukas 16:10).




Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan“dikutip dari YESAYA: yesaya.indocell.net”


Minggu, 18 September 2022 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 18 September 2022
Hari Minggu Biasa XXV
  
Wanita adalah "daging dari dagingnya" Bdk. Kej 2:23., artinya: ia adalah partner sederajat dan sangat dekat. Ia diberikan oleh Allah kepadanya sebagai penolong Bdk. Kej 2:18.20. dan dengan demikian mewakili Allah, pada-Nya kita beroleh pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Bahwa ini berarti 'kesatuan hidup mereka berdua yang tidak dapat diceraikan, ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan bahwa "sejak awal" adalah rencana Allah bahwa "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:6). (Selengkapnya lih. Katekismus Gereja Katolik, 1605)
   
  
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.


I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum. 

      
Doa Pagi

Ya Allah, segala ketetapan Hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
  
Bacaan dari Kitab Amos (8:4-7)
    
"Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang."
     
Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua.” Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.     
 
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823.
Ref. Pujilah Tuhan, yang mengangkat orang miskin.
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 113:1-2.4-6.7-8; Ul: 1a.7b)

1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 2:1-8)
  
"Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan."
 
Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara diri sebagai tebusan bagi semua orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu, aku ingin agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.


Inilah Injil Suci menurut Lukas (16:10-13) - singkat
 
"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)


Renungan


Kita semua memiliki kebiasaan, dan masing-masing dari kita memiliki kebiasaan khas kita sendiri. Beberapa kebiasaan memiliki beberapa fitur umum sementara beberapa bisa sangat unik.
     
Beberapa orang perlu tidur sedini mungkin pada pukul 9 malam, sementara yang lain dapat tetap terjaga hingga larut malam. Beberapa harus sarapan di pagi hari, sementara yang lain akan menggabungkan sarapan dan makan siang. Dan beberapa kebiasaan disebut baik, sedangkan kebiasaan lainnya disebut buruk. Tapi apakah itu kebiasaan baik atau kebiasaan buruk, sebagian besar kebiasaan kita terbentuk ketika kita masih muda dan mereka tetap bersama kita.

Jadi dari kecil, kita diajari hal-hal seperti: jangan bicara dengan mulut penuh, kerjakan pekerjaan rumah, berdiri tegak, jangan gigit kuku, sisir rambut. Ini adalah kebiasaan baik kuno. Dan seiring dengan itu ada kebiasaan yang membantu dalam pembentukan karakter dan moral, seperti, jujur, tidak curang, tidak berbohong.
  
Dalam menceritakan perumpamaan, Yesus menggunakan poin ini untuk menarik perhatian dan keingintahuan kita, dan dengan melakukan itu Dia juga membuat kita berpikir.

Pertama, kebiasaan buruk seperti ketidakjujuran dan kecurangan dan kebohongan tidak terjadi dalam semalam. Mereka biasanya mulai sebagai kebiasaan buruk kecil tetapi jika tidak digigit sejak awal, maka mereka tumbuh lebih besar dan lebih besar dan dapat memiliki efek yang menghancurkan.

Itulah pelajaran moral yang jelas dari perumpamaan Injil, dan dalam bacaan pertama kebiasaan buruk menjadi masalah serius karena yang membutuhkan diinjak-injak dan yang miskin ditindas.

Ya, kebiasaan buruk memberi makan jurang keserakahan dan keegoisan yang tak berdasar. Hasilnya jelas, ada ketidakadilan dan itu menyebabkan orang yang tidak bersalah menderita.

Begitu banyak tentang kebiasaan buruk yang berbahaya. Lalu bagaimana dengan kebiasaan baik? Dan di sini Yesus sampai pada intinya ketika Dia berkata:
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu?"
 
Kejujuran dan integritas bukan hanya kebiasaan baik, tetapi juga nilai-nilai berharga yang membangun kepercayaan di antara orang-orang. Dan lebih dari itu, kejujuran dan integritas menunjukkan iman kita kepada Tuhan dan bahwa Dia adalah prioritas utama dalam hidup kita, dan bahwa Dia di atas dan di atas segalanya.

Tetapi kebiasaan dan nilai-nilai yang baik tidak mungkin terjadi tanpa doa. Karena ketika kita datang ke hadapan Tuhan, kita tidak bisa berdoa memohon berkat dan masih bermain-main dengan kebiasaan buruk. Tuhan telah mempercayakan kepada kita kekuatan doa dan kita harus menggunakannya dengan setia dan khusyuk agar kebaikan mengalahkan kejahatan. Marilah kita juga menggunakan doa dengan setia dan khusyuk agar ada kedamaian di dunia ini dan ada keselamatan di akhirat.
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini 

Perumpamaan tentang bendahara tidak jujur 

Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)

Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.

You have laid down your precepts to be carefully kept; may my ways be firm in keeping your statutes.
  
   
Credit:HuyNguyenSG /istock.com 
  
 

 
 
RENUNGAN PAGI

 

Orang Kudus hari ini: 17 September 2022 St Robertus Bellarminus dan St Hildegardis dari Bingen

Hari ini Gereja memperingati St. Robertus Bellarminus dan St. Hildegardis dari Bingen yang teladan dan imannya dapat menjadi inspirasi kita tentang bagaimana kita harus menjalani hidup kita sendiri, kita harus memberikan waktu untuk memperhatikan teladan dan tindakan mereka dalam hidup. St Robertus Bellarminus dan St Hildegardis dari Bingen adalah dua hamba Tuhan yang hebat yang harus menjadi panutan kita dalam hidup, agar kita dapat tumbuh semakin kuat dalam iman dan semakin dekat dengan Tuhan. Keduanya telah melayani Gereja dan umat Allah dalam berbagai cara, dan dalam kekudusan dan dedikasi pribadi mereka, mereka telah berbuat banyak untuk membawa umat Allah semakin dekat dengan Tuhan dan Juruselamat mereka.

St Robertus Bellarminus adalah seorang Kardinal Jesuit dari Gereja Roma Suci, yang dipuji atas usahanya yang intens dalam mendukung dan menerapkan reformasi Konsili Ekumenis Trente di tengah-tengah masa besar perubahan dalam Gereja dan masyarakat selama periode Kontra-Reformasi. Dia sangat terlibat dalam pembaruan teologi dan pendidikan Katolik, karena dia terlibat selama bertahun-tahun dalam pengajaran teologi di Kolese Roma, yang sekarang dikenal sebagai Universitas Kepausan Gregorian, mempengaruhi banyak seminaris yang akan menjadi imam dan pemimpin masa depan Gereja, mengesankan banyak orang dengan pemahaman intelektualnya yang mendalam tentang teologi dan Kitab Suci, serta kebijaksanaannya yang agung.

St Robertus Bellarminus diangkat sebagai Rektor Kolese Roma yang disebutkan di atas, dan kemudian sebagai Uskup dan akhirnya Kardinal Gereja. Dia dipercaya oleh Paus dengan tugas untuk membantu reformasi Gereja, dan dia juga banyak menulis banyak karya dan buku yang berkaitan dengan teologi dan ajaran Katolik. Dia juga membela iman yang benar melawan banyak bid'ah, kepalsuan, dan kekuatan lain yang menentang Gereja pada waktu itu. Melalui upaya dan komitmennya yang tak henti-hentinya kepada Tuhan, St. Robertus Bellarminus menunjukkan kepada kita apa artinya benar-benar berdedikasi sebagai orang Katolik.

Sementara itu, St. Hildegardis dari Bingen adalah seorang kepala biara Benediktin Jerman yang terkenal sebagai seorang mistikus dan penulis besar, dan yang kontribusinya kepada Gereja baik di komunitas lokalnya maupun di Gereja Universal yang lebih besar sangat besar. St Hildegardis dari Bingen dikaitkan dengan banyak tulisan dalam berbagai topik dan aspek, baik mengenai ajaran Gereja dan bahkan di luar, dan mengabdikan hidupnya untuk Tuhan dan komunitasnya. Dia menulis secara ekstensif tentang masalah teologi, serta kedokteran, dan juga dikaitkan dengan pengembangan monofoni dalam musik Gereja pada masanya. Untuk semua upaya dan kerja keras ini, dan untuk semua kontribusi yang telah dia lakukan, dia baru-baru ini dikanonisasi sepuluh tahun yang lalu oleh Paus Benediktus XVI, dan kemudian diangkat ke posisi Doktor Gereja oleh Paus Fransiskus, Paus kita saat ini. Inilah doa yang dipanjatkan Paus Benediktus XVI dalam salah satu Audiensi Umum. "Marilah kita selalu memohon Roh Kudus, sehingga Ia dapat mengilhami dalam Gereja para wanita suci dan pemberani, seperti St Hildegardis dari Bingen, yang, mengembangkan karunia yang telah mereka terima dari Tuhan, memberikan kontribusi khusus dan berharga mereka sendiri untuk pengembangan spiritual komunitas kita dan Gereja di zaman kita."

Saudara dan saudari dalam Kristus, marilah kita semua terinspirasi oleh teladan yang ditunjukkan oleh St. Robertus Bellarminus dan St. Hildegardis dari Bingen, agar kita sendiri juga dapat menjadi teladan dan teladan yang baik bagi orang lain di sekitar kita, dalam iman dan dalam bagaimana kita menjalani hidup kita. Marilah kita semua menjadi saksi Tuhan yang sejati dan mewartakan kebenaran dan kasih-Nya, Kabar Baik-Nya dan semua kasih karunia-Nya kepada semua bangsa melalui hidup dan tindakan kita sendiri setiap hari. Semoga Tuhan memberkati kita selalu dan semoga Dia terus membimbing kita dalam semua tindakan kita, dalam setiap upaya dan perbuatan kita. Amin.


Courtesy of Fairfield University Art Museum


Wolfgang Sauber | CC BY-SA 4.0

Sabtu, 17 September 2022 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 17 September 2022
Hari Biasa Pekan XXIV
   
“Sakramen Mahakudus adalah Kristus yang tersamar. Orang-orang miskin dan sakit adalah Kristus yang terlihat.” — St. Gerardus Majella

     

Antifon Pembuka (1Kor 15:49)
  
Seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
    

Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber segapa pembaruan, perkenankanlah kami menyerupai Sang Manusia baru yang telah Kauutus mendatangi kami. Kami mohon agar dapat mendiami dunia seperti rumah-Mu.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.  
     
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)
    
   
"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
     
Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15) 
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
      
Inilah Injil Suci menurut Lukas (8:4-15)
   
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
    
Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

  
Renungan
   
 Tidaklah mudah untuk mengilustrasikan ajaran Injil dengan menggunakan cerita atau contoh.

Ada kalanya pengajaran Injil sangat jelas tetapi untuk menemukan contoh atau cerita untuk mengilustrasikannya membutuhkan waktu dan refleksi.

Perumpamaan tentang penabur dan benih memang merupakan cerita yang luar biasa dengan pesan ilahi.

Ini adalah kisah di mana kita diundang tidak hanya untuk mendengarkannya tetapi juga untuk menemukan diri kita menjadi bagian darinya.

Ini bukan cerita yang bisa kita dengarkan dan pergi tanpa tantangan, tidak berubah dan tidak tergerak oleh apa yang kita dengar.

Meskipun kita mungkin bukan dari latar belakang pertanian, namun kita masih bisa memahami apa arti perumpamaan itu bagi kita.

Karena setiap kali kita membaca Alkitab atau mendengar kitab suci dibacakan dan dibagikan, Firman itu ditaburkan di dalam hati kita.

Seberapa banyak Firman Tuhan akan berakar di hati kita dan menghasilkan buah dalam hidup kita tergantung pada seberapa dalam kita ingin merenungkan perumpamaan Injil yang baru saja kita dengar.

Ketika kita mampu merefleksikan kebenaran dalam perumpamaan tersebut, maka kita juga akan melihat kebenaran tentang diri kita sendiri dan juga keadaan hati kita.

Tetapi kebenaran mendasar adalah ini: Sama seperti Tuhan peduli tentang apa yang terjadi dengan Firman-Nya, Dia lebih peduli tentang kita yang mendengar Firman-Nya.
 
    
Antifon Komuni (Luk 8:15)
  
Yang jatuh di tanah baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.        

Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
    

Doa Malam
 
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

 
 



RENUNGAN PAGI

 

Orang Kudus hari ini: 16 September 2022 St. Kornelius, Paus dan Siprianus, Uskup dan Martir

  Saudara-saudari terkasih, hari ini Gereja memperingati Paus St. Cornelius dan St. Siprianus. Paus St. Cornelius adalah Uskup Roma dan Paus, pemimpin Gereja Universal pada saat terjadi penganiayaan hebat terhadap Gereja dan semua orang Kristen oleh negara Romawi. Pada waktu itu, baik Paus St. Cornelius maupun St. Siprianus, Uskup Kartago, adalah orang-orang sezaman yang tidak hanya menghadapi tantangan dari penganiayaan oleh pemerintah Romawi pada kawanan mereka dan diri mereka sendiri, tetapi juga perpecahan yang disebabkan oleh kaum Novatianis. atau bidat Novatian.

Saat itu, ada ketidaksepakatan dan perselisihan di dalam Gereja karena ada yang seperti Novatian yang menolak untuk menerima orang-orang Kristen yang murtad dan semua orang yang telah mengambil bagian dalam pengorbanan dan upacara pagan, dan mereka yang menyukai Paus St. Cornelius dan St. Siprianus yang mendukung rekonsiliasi orang-orang Kristen yang murtad itu. Novatianus dan para pendukungnya berargumen bahwa begitu orang-orang Kristen itu murtad, mengkhianati dan meninggalkan Tuhan, tidak ada jalan kembali bagi mereka, sementara Paus St. Cornelius dan St. Siprianus memperjuangkan penyebab rekonsiliasi orang-orang Kristen yang murtad itu, mengingatkan umat beriman akan kemurahan dan belas kasihan Allah yang selalu melimpah bagi umat-Nya.

  Pada akhirnya, Paus St. Cornelius dan St. Siprianus berhasil mengatasi rintangan dan menyatukan Gereja di belakang jalan yang benar yang mereka perjuangkan, menolak kepercayaan partai Novatian sebagai bid'ah, dan mengucilkan Novatian setelah ia menolak untuk mengubah pandangan dan idenya. Semua karya besar lainnya yang telah dilakukan kedua orang kudus ini terus membantu Gereja dan umat Allah dalam berbagai cara lain, dan pada akhirnya, masing-masing dari mereka menjadi martir oleh penganiayaan Romawi yang intens terhadap Gereja yang disebutkan sebelumnya, dan keberanian mereka untuk tetap setia sampai akhir merupakan sumber inspirasi besar bagi umat Allah yang setia.

 Marilah kita semua ingat untuk membawa kasih Allah ke dalam komunitas kita, mengingat bagaimana Tuhan sendiri telah mengasihi kita semua dan membawa terang dan harapan-Nya ke tengah-tengah kita ketika Dia datang kepada kita, melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, yang oleh-Nya penderitaan, kematian dan kebangkitan, kita telah dijadikan bagian dalam warisan kehidupan kekal dan kemuliaan yang akan menjadi milik kita jika kita tetap setia kepada-Nya. Semoga Tuhan selalu bersama kita, dan semoga Dia terus menguatkan kita dalam iman kita kepada-Nya dan membantu kita untuk terus mengasihi Dia, sekarang dan di setiap saat dalam hidup kita. Amin.

 

Fr Lawrence, OP / cc

 

Jumat, 16 September 2022 Peringatan Wajib. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

Jumat, 16 September 2022
Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup dan Martir
     
Inilah pertahanan rohani dan senjata ilahi, yang menjadi pelindung bagi kita: berpuasa, berjaga-jaga dan berdoa. (St. Siprianus)

     

Antifon Pembuka   

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.

       
Doa Pagi

  
Allah Bapa, Gembala kami, Engkau telah memberi umat-Mu pemimpin setia dan martir perkasa, yaitu Santo Kornelius dan Siprianus. Semoga berkat doa mereka kami tetap teguh, kuat dalam iman dan ulet dalam memajukan kesatuan di dalam Gereja. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12-20)
    
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."
           
Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pewartaan kami, dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi andaikata demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
3. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Inilah Injil Suci menurut Lukas (8:1-3)
   
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
    
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus)

 
Renungan
 
 
Melakukan pekerjaan sukarela adalah masalah pilihan. Kita dapat memilih untuk melakukannya atau kita dapat memilih untuk tidak melakukannya.

Dan jika kita memilih untuk melakukan pekerjaan sukarela, maka kita akan melihat apakah itu sesuai dengan ketersediaan dan kesesuaian kita.

Dengan kata lain, kita biasanya melakukan pekerjaan sukarela sesuai dengan apa yang kita pilih untuk dilakukan, dan biasanya itu sesuai keinginan kita.

Dalam Injil, kita mendengar sekelompok orang mengikuti Yesus dalam misi-Nya untuk memberitakan dan mewartakan Kabar Baik.

Itu seperti kumpulan beraneka ragam orang dari berbagai status dalam masyarakat. Selain duabelas rasul, ada juga beberapa perempuan yang telah disembuhkan dari roh jahat dan penyakit, seperti Maria Magdalena dan Susanna.

Lebih dari sekadar menjadi sukarelawan, mereka menyediakan untuk kelompok dari sumber daya mereka sendiri. Mereka tidak memilih untuk memberi karena kenyamanan mereka sendiri tetapi sesuai dengan apa yang dibutuhkan kelompok.

Bagi para perempuan ini, mereka memiliki keyakinan tentang siapa Yesus dan misi-Nya. Mereka telah mengalaminya sendiri dan itu menuntun pada keyakinan mereka.
  
Bagi mereka untuk melayani dan bersaksi kepada Tuhan adalah pilihan dan keyakinan. Semoga kita juga memiliki keyakinan untuk membuat pilihan yang sama  
(RENUNGAN PAGI) 
 
Baca renungan lainnya di lumenchristi.id silakan klik tautan ini
  
 
Antifon Komuni (Luk 22:28-30)
 
Tuhan bersabda, "Kalian tetap bertahan dalam kesusahan. Kerajaan-Ku tersedia bagi kalian dan kalian akan makan minum bersama-Ku." 

 

Credit: PaoloGaetano/istock.com
   

... ...


 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy