Minggu, 23 Oktober 2022
Hari Minggu Biasa XXX (Hari Minggu Misi)
"..... Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti
kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari
meja Tubuh Kristus Bdk. DV 21." (Katekismus Gereja Katolik, 103)
Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa dan kekal, tambahkanlah iman, harapan, dan kasih
kami. Ajarilah kami mencintai apa yang Engkau perintahkan agar layak
menerima apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)
"Doa orang miskin menembusi awan."
Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara
orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan
yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang
mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan
sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke a wan. Doa
orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai
tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya,
sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan
menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu
ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang
yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk
melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu
berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia
lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan
orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya
dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan,
dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan
dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara
iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan
hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang
pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan
ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan
menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan
sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan
demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari
setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk
ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya!
Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Inilah Injil Suci menurut Lukas (18:9-14)
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."
Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang
yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain,
“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang
Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan
berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu,
karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok,
bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai
ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari
segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh,
bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri
dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata
kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri
akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Orang
sombong senantiasa memamerkan kemana-mana apa yang telah ia kerjakan
atau capai dalam kehidupan ini, misalnya: gelar, kedudukan, kekayaan,
pangkat dst.. Yang sering melakukan hal ini pada umumnya adalah para
pemimpin, direktur, manajer, dst.., padahal kesuksesan usaha atau peran
mereka tak pernah lepas dari jasa dan kinerja sekian banyak orang yang
membantunya seperti para pegawai, buruh atau bawahan.
Dalam Injil, Yesus menceritakan perumpamaan tentang dua orang yang pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Yang satu adalah seorang Farisi dan yang lainnya adalah seorang pemungut cukai. Doa orang Farisi itu lebih seperti tinjauan tentang keadaan hidupnya dan perbuatan baiknya.
Dia seperti siswa “A” dan mendapat nilai tertinggi untuk berdoa, berpuasa, membayar persepuluhan, dan untuk mematuhi perintah-perintah.
Jadi orang Farisi itu melakukannya dengan cukup baik. Tapi hanya menurut dirinya sendiri. Kita bertanya-tanya siapa yang dia puji, Tuhan atau dirinya sendiri. Dan kita tahu apa yang dikatakan tentang pujian diri.
Doa
adalah hal yang sangat mendasar di dalam hidup Kristiani. Setiap orang
yang percaya kepada Kristus, pasti berdoa, baik itu secara pribadi
maupun bersama-sama di keluarga, komunitas, lingkungan, gereja dan di
berbagai tempat lainnya. Salah
satu tokoh dalam Injil hari ini, yaitu pemungut cukai, memberikan
pembelajaran cara berdoa yang sesungguhnya kepada kita. Menurut orang
Yahudi, mungkin juga saat ini di Indonesia, pekerjaan ini adalah sumber
dosa, karena kecenderungan untuk penyelewengan sangat besar. Oleh sebab
itu, pemilik pekerjaan tersebut selalu dianggap pendosa berat. Akan
tetapi, pemungut cukai yang diceritakan oleh Yesus di dalam Injil ini
menepis prasangka umum tersebut. Justru ia malah diunggulkan oleh Yesus
di dalam doanya, karena ia dengan rendah hati melihat kedosaannya
walaupun mungkin ia tidak berdosa, karena orang yang memiliki hidup
baik, selalu menyadari dirinya sebagai pendosa, sehingga ia selalu
dengan penyesalan dan kerendahan hati datang di hadapan Tuhan,
Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajak kita untuk meninjau kembali kehidupan doa kita dan hasil doa kita.
Tuhan mencintai orang berdosa yang rendah hati, dan Tuhan berbelas kasih kepada mereka yang gagal dalam hidup, mereka yang putus asa dan putus asa. Tuhan datang kepada mereka yang membutuhkan-Nya. Sebagai orang beriman, kita
dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya, yaitu
menyembuhkan mereka yang sakit, menolong yang menderita, tersingkir dan
terbuang, mengampuni yang berdosa dan bersalah. Dengan kata lain kita
dipanggil untuk mendatangi dan menyelematkan bagian dunia atau para
penghuni dunia yang sakit, berdosa dan menderita. Maka sekiranya kita
hanya mampu menyembuhkan atau mengampuni satu orang yang sakit atau
berdosa, bergembiralah dan bersyukurlah. Jika masing-masing dari kita
menyembuhkan atau mengampuni satu orang saja sungguh menggembirakan,
karena berarti kita saling mengampuni dan menyembuhkan. (RENUNGAN PAGI)
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas donasi bapak/ibu/saudara/i yang telah dikirimkan kepada kami, donasi anda berguna untuk pengembangan situs ini.
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 20:6)
Kami akan bersorak-sorai karena karya penyelamatan-Mu. Kami akan bergembira dalam nama Allah kita.
We will ring out our joy at your saving help and exult in the name of our God.
Atau (Bdk. Ef 5:2)
Kristus telah mengasihi kita dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan yang harum bagi Allah.
Christ loved us and gave himself up for us, as a fragrant offering to God.
Atau: Lætabimur in salutari tuo: et in nomine Domini Dei nostri magnificabimur.
Mohon
pengampunan adalah bentuk pertama dari doa permohonan. Itu ditemukan
misalnya dalam doa pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang
berdosa ini" (Luk 18:13). Doa itu merupakan prasyarat untuk doa yang
baik dan jujur. Kerendahan hati yang penuh kepercayaan, menempatkan
kembali kita dalam terang persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus
Kristus, dan dengan demikian dalam persekutuan antara kita manusiaBdk. 1
Yoh 1:7-2:2.. Lalu, "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya
dari-Nya" (1 Yoh 3:22). Doa mohon pengampunan harus mendahului perayaan
Ekaristi dan doa pribadi. (Katekismus Gereja Katolik, 2631)